KAJIAN METEOROLOGI KEJADIAN BANJIR BANDANG SAMBELIA TANGGAL 9 DAN 11 FEBRUARI 2017

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN METEOROLOGI DALAM KEJADIAN BANJIR BIMA TANGGAL 21 DAN 23 DESEMBER 2016

ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI SAMBELIA LOMBOK TIMUR TANGGAL 08 FEBRUARI 2017

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI STASIUN METEOROLOGI BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

ANALISIS CUACA EKSTREM LOMBOK NTB HUJAN LEBAT (CH mm) DI LOMBOK TENGAH 15 SEPTEMBER 2016

ANALISIS CUACA EKSTREM NTB HUJAN LEBAT DI LOMBOK TIMUR TANGGAL 17 JANUARI 2017

KAJIAN IKLIM PADA BENCANA BANJIR BANDANG SAMBELIA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, 20 JANUARI 2014

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

TINJAUAN SECARA METEOROLOGI TERKAIT BENCANA BANJIR BANDANG SIBOLANGIT TANGGAL 15 MEI 2016

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

ANALISIS KLIMATOLOGIS CURAH HUJAN EKSTREM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR TANGGAL NOVEMBER 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

ANALISIS KEJADIAN BANJIR BANDANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA EKSTRIM TERKAIT KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN BANJIR DI PULAU BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA - BELITUNG TANGGAL 11 MARET 2018

ANALISA CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KEC. SUMBAWA DAN LABUHAN BADAS WILAYAH KABUPATEN SUMBAWA (29 JANUARI 2017)

ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN ES DI DUSUN SORIUTU KECAMATAN MANGGALEWA KABUPATEN DOMPU ( TANGGAL 14 NOVEMBER 2016 )

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DAN LONGSOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KELURAHAN WOLOMARANG, KECAMATAN ALOK, WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (7 JANUARI 2017)

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KAB. KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT DI KOTA PONTIANAK DAN KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 15 FEBRUARI 2017

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI DESA BONAN DOLOK, KABUPATEN SAMOSIR TANGGAL 7 MARET 2018

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

IDENTIFIKASI KEJADIAN BANJIR BANDANG KECAMATAN TANGSE KABUPATEN PIDIE, TANGGAL 26 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN BIMA DAN KOTA BIMA TANGGAL DESEMBER 2016

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

Analisis Hujan Lebat pada tanggal 7 Mei 2016 di Pekanbaru

ANALISIS KONDISI CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI PEMALANG TANGGAL 01 JUNI Stasiun Meteorologi Nabire

ANALISIS CUACA EKSTREM DI KOTA JAMBI DAN KAB MUARA JAMBI TANGGAL 24 FEBRUARI 2016

ANALISIS KONDISI CUACA DI WILAYAH GALELA, HALMAHERA UTARA TANGGAL 11 FEBRUARI 2018

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TANGGAL JUNI 2017

ANALISIS KEJADIAN HUJAN LEBAT TANGGAL 02 NOVEMBER 2017 DI MEDAN DAN SEKITARNYA

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

IDENTIFIKASI KEJADIAN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN RADAR CUACA DOPPLER C-BAND DI LOMBOK

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH ACEH PIDIE PROPINSI ACEH, TANGGAL 01 JANUARI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CURAH HUJAN DASARIAN III MEI 2017 DI PROVINSI NTB

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI PRAMBON SIDOARJO TANGGAL 02 APRIL 2018

STASIUN METEOROLOGI KLAS I SERANG

ANALISIS BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI SEKITAR BEDUGUL (BULELENG) DAN KINTAMANI (BANGLI) TANGGAL 9 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI KENDARI

ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI RANTEPAO TANA TORAJA TANGGAL 16 MARET Stasiun Meteorologi Nabire

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT TANGGAL 15 MARET 2017 BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

IDENTIFIKASI CUACA TERKAIT KEJADIAN LONGSOR DI WILAYAH ACEH BESAR TANGGAL 9 SEPTEMBER

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (16 DESEMBER 2016)

ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTRIM DI SUMATERA BARAT MENGAKIBATKAN BANJIR DAN GENANGAN AIR DI KOTA PADANG TANGGAL 16 JUNI 2016

ANALISIS KEJADIAN ANGIN KENCANG DAN HUJAN LEBAT DI KAB. MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT TANGGAL 09 AGUSTUS 2017

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN LEBAT DAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH PETANG BADUNG TANGGAL 30 NOPEMBER 2016

ANALISIS CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN SAPE ( TANGGAL 02 JANUARI 2017 )

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (15 FEBRUARI 2018)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DAN SUMBAWA TANGGAL 6-10 FEBRUARI 2017

ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DAN GENANGAN AIR DI KECAMATAN TALAMAU, PASAMAN BARAT TANGGAL 26 NOVEMBER 2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

ANALISIS KLIMATOLOGI KEJADIAN HUJAN EKSTRIM YANG BERDAMPAK BENCANA DI BALI TANGGAL 1-11 FEBRUARI 2017

LAPORAN ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM, 02 MEI 2015

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

PMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Nabire

ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN PUTING BELIUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 14 MARET Stasiun Meteorologi Nabire

ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI TANGGAL 14 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

Transkripsi:

KAJIAN METEOROLOGI KEJADIAN BANJIR BANDANG SAMBELIA TANGGAL 9 DAN 11 FEBRUARI 2017 Joko Raharjo 1, Kadek Setiya Wati 2, Anggi Dewita 3, Petrus Sina Dey Dala 4, Maria Carine P.A.D.V., 5 Ari Wibianto 6, Yudhit Adiyatma 7 1,2,3,4,5,6,7 Prakirawan Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Lombok email : stamet_selaparang@yahoo.com I. PENDAHULUAN Nusa Tenggara Barat memiliki tingkat kerentanan terhadap potensi bencana akibat faktor hidrometeorologi yang cukup tinggi. Samudera Hindia dan Laut Flores yang mengapit wilayah ini turut mempengaruhi cuaca dan iklim di NTB. Kondisi topografi NTB yang berbukit-bukit sekaligus dekat dengan laut menjadikan faktor lokal memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan cuaca. Setiap kali memasuki musim hujan, NTB harus segera siaga dalam menghadapi bencana akibat faktor meteorologi. Fenomena hujan lebat dan angin kencang yang dapat memicu bencana banjir dan tanah longsor sehingga kerugian harta benda tidak dapat dihindari. Hujan dengan intensitas lebat, durasi hujan yang cukup lama serta distribusi curah hujan yang tidak merata berpotensi menyebabkan banjir dan longsor di suatu tempat. Disebutkan dalam PERKA KBMKG No.009 Tahun 2010, bahwa cuaca ekstrem adalah kondisi cuaca yang tidak lazim sehingga menimbulkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Oleh karena itu, hujan lebat dengan jumlah curah hujan 50 mm/hari atau 20 mm/jam yang berpotensi menimbulkan kerugian baik jiwa maupun harta, masuk dalam ketegori cuaca ekstrem. Berdasarkan laporan dari BNPB NTB telah terjadi banjir bandang yang melanda wilayah Lombok Timur hingga dua kali dalam kurun waktu tiga hari yaitu tanggal 9 Februari dan 11 Februari 2017. Banjir diakibatkan oleh hujan lebat yang turun dalam periode relatif lama pada tanggal 8 Februari pukul 23.00 WITA dan tanggal 11 Februari pukul 00.00 WITA. Peristiwa ini menyebabkan 8 desa termasuk di Kecamatan Sembalun dan Kecamatan Sambelia tersapu banjir sehingga ribuan warga terpaksa mengungsi dan terisolir. Evakuasi diarahkan menuju pasar Sambelia, masjid terdekat, kantor desa, dan kantor camat. Banjir bandang juga telah menutup akses jalan dan menghanyutkan jembatan sehinnga proses evakuasi dan penyaluran bantuan terkendala. Pasokan air bersih sulit didapat karena banjir telah memutus saluran pipa PDAM.

Daerah Sambelia merupakan salah satu daerah rawan bencana, dimana hampir setiap tahun banjir terjadi di wilayah ini. Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian 1 bulan Februari 2017, curah hujan terukur di Sambelia merupakan yang tertinggi di provinsi NTB dengan nilai tercatat 797 mm/dasarian. Sementara itu, daerah terdampak banjir lainnya yaitu daerah Sembalun yang berada tepat di kaki gunung Rinjani, juga memiliki curah hujan tahunan yang cukup tinggi terutama di musim hujan. Berdasarkan analisis curah hujan pada dasarian II bulan Februari 2017, curah hujan terukur di Sembalun merupakan yang tertinggi di provinsi NTB dengan nilai tercatat 251 mm/dasarian. Data curah hujan dari pos pengamatan Sambelia pada tanggal 9 Februari 2017 curah hujan terukur adalah 166 mm/hari. Sementara pada tanggal 11 Februari 2017 curah hujan terukur di Sambelia adalah sebesar 87.6 mm/hari. Banjir bandang yang terjadi di Lombok Timur merupakan salah satu kejadian yang mendapat perhatian khusus karena terjadi dalam jarak waktu yang sangat singkat. Diperlukan analisis cuaca secara lengkap untuk mengetahui kondisi atmosfer secara umum dalam periode tersebut. Dalam pembentukkan cuaca, ada banyak proses yang terjadi didalamnya dan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut. Analisis lengkap dilakukan dengan menganalisis data-data reanalisis model cuaca numerik berupa peta synoptik seperti data suhu muka laut, data kelembapan udara, data pola pergerakan angin, dan data medan tekanan. Sebagai verifikator dilakukan analisis citra inderaja seperti satelit cuaca dan citra radar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. II. DATA DAN METODE Dalam penelitian ini mencakup lokasi penelitian, data penelitian, dan metodelogi, dimana pada metodelogi mencakup pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis hasil pengolahan data. II.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil studi kasus pada saat kejadian hujan lebat di Lombok Timur tanggal 8 dan 10 Februari 2017 dengan koordinat wilayah penelitian pada peta adalah 8.39 LS dan 116.71 BT. Letak Desa Sembalun berbatasan langsung dengan Gunung Rinjani dan terletak diketinggian 1163 mdpl. Sementara itu, Desa Sambelia berada di sisi timur Sembalun dan terletak di ketinggian 107 mdpl.

II.2 Data Penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data analisis SST dan anomali serta Madden Julian Oscillation (MJO) 2. Data analisis medan tekanan, analisis medan angin, dan analisis kelembaban udara. 3. Data satelit himawari-8 dan radar cuaca Lombok tanggal 8 dan 10 Februari 2017. II.3 Metode Penelitian Metode penelitian ini bersifat deskriptif. Langkah yang dilakukan adalah menganalisis kondisi global dengan menggunakan data analisis suhu muka laut dan anomali suhu muka laut serta posisi fenomena MJO. Setelah melakukan analisis kondisi skala global, dilanjutkan dengan melakukan analisis skala regional dengan menggunakan data analisis medan tekanan, analisis medan angin, dan kelembaban udara. Untuk mengetahui kondisi lokal digunakan citra satelit dan time series suhu puncak awan pada saat kejadian dari satelit Himawari-8 serta interpretasi data radar cuaca. Dari analisis tersebut akan disimpulkan faktor cuaca penyebab hujan lebat di Kabupaten Lombok Timur pada pada tanggal 8 dan 10 Februari 2017. III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN III.1 SKALA GLOBAL 1. Suhu Muka Laut dan Anomali Berdasarkan gambar 3.1 terlihat bahwa kondisi Suhu Muka Laut (SML) di wilayah perairan Indonesia umumnya dan khususnya perairan sekitar NTB memiliki nilai Suhu Muka Laut yang hampir sama dari tanggal 08 Februari 2017 sampai dengan 11 Februari2017 yaitu berkisar antara 27 29⁰C. Nilai anomali suhu muka laut di wilayah perairan sekitar NTB sebesar (-1.5)⁰C hingga 0⁰C terhadap normalnya. Suhu muka laut pada kisaran tersebut dalam kategori lebih dingin dari normalnya. Kondisi suhu muka laut yang mendingin mengakibatkan kurangnya pasokan uap air diwilayah NTB dan sekitarnya.

Gambar 1. Suhu Muka Laut dan Anomali Suhu Muka laut Pada Tanggal 8 11 2. Madden Julian Oscillation (MJO) Februari 2017 (Sumber: NOAA, 2017) Gambar 2. Diagram Fase Pergerakan MJO Tanggal 4-12 Januari 2017 (BOM, 2017) Terdapat 8 fase pergerakan MJO, dimana MJO terpantau aktif di wilayah Indonesia jika berada pada fase 4 dan 5 (maritime continent). Garis merah menandakan pergerakan untuk bulan Desember 2016, garis hijau menandakan pergerakan untuk bulan Januari 2017, dan garis biru menandakan pergerakan untuk

bulan Februari 2017. Pada tanggal 8 11 Februari 2017 posisi MJO berada pada fase 8 yang menunjukkan bahwa kondisi MJO tidak aktif diwilayah Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan pertumbuhan awan yang terjadi akibat dari fenomena MJO kurang signifikan atau kurang berkontribusi pada proses pertumbuhan awan di Indonesia. III.2 ANALISIS SKALA REGIONAL 1. Analisis Medan Tekanan Gambar 3. Analisis MSLP Tanggal 8 Februari 2017 Jam 00.00 UTC Gambar 4. Analisis MSLP Tanggal 10 Februari 2017 Jam 00.00 UTC Analisis MSLP tanggal 8 Februari 2017 (gambar 3) menunjukkan adanya pusat tekanan rendah di perairan Barat Laut Australia dengan nilai tekanan pusatnya mencapai 984 hpa. Sementara itu, analisis MSLP tanggal 10 Februari 2017 (gambar

4) menunjukkan pusat bahwa pusat tekanan rendah tersebut bergerak semakin ke Selatan hinga mencapai perairan Barat Australia dengan nilai tekanan pada pusatnya mencapai 994 hpa. Palung tekanan rendah terbentuk memanjang di Samudera Hindia sebelah Selatan Pulau Jawa ke arah Tenggara hingga daratan Australia bagian Barat (994 hpa), Australia bagian Utara (1004 hpa), sampai perairan Timur Australia (995 hpa). 2. Analisis Medan Angin Gambar 5. Analisis MSLP Tanggal 8 Februari 2017 Jam 12.00 UTC Gambar 6. Analisis MSLP 10 Februari 2017 Jam 12.00 UTC Berdasarkan analisis medan angin gradient tanggal 8 dan 10 Februari 2017 menunjukkan pola yang mirip, dimana terlihat adanya konfluense yang terbentuk memanjang di Samudera Hindia sebelah Selatan Jawa, Bali hingga NTB. Konfluense merupakan daerah pertemuan angin sehingga adanya daerah pertemuan angin tersebut

menyebabkan massa udara yang mengandung uap air juga ikut mengumpul dan potensi pertumbuhan awan pun meningkat. 3. Kelembaban Relatif (RH) Tanggal 8 februari 2017, lapisan 850 hpa Tanggal 10 februari 2017, lapisan 850 hpa Tanggal 8 februari 2017, lapisan 700 Hpa Tanggal 10 februari 2017, lapisan 700 Hpa Tanggal 8 februari 2017, lapisan 500 hpa Tanggal 10 februari 2017, lapisan 500 hpa Gambar 7. Kondisi Kelembaban Udara tanggal 8 dan 10 Februari 2017

Berdasarkan data analisis kelembaban relatif pada tanggal 8 dan 10 Februari 2017 pukul 20.00 UTC terlihat pada lapisan 850 hpa dan 700 hpa nilai RH berkisar antara 90-100%. Sementara itu, di lapisan 500 hpa nilainya berkisar antara 90-100% pada tanggal 8 Februari 2017 dan 60-70% pada tanggal 10 Februari 2017. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara memiliki potensi uap air basah yang sangat banyak untuk menjadi awan-awan hujan. 3.3 ANALISIS SKALA LOKAL 1. Citra Satelit dan Suhu Puncak Awan Gambar 8. Suhu Puncak Awan Tanggal 8 dan 10 Februari 2017 di Pos Hujan Sambelia Awan konvektif umumnya memiliki bentuk dan tinggi puncak awan yang berubah lebih cepat dibandingkan dengan awan stratiform karena masa hidupnya yang pendek. Selain itu, awan konvektif jenis Cumulonimbus juga dapat diindikasikan berdasarkan suhu puncak awannya yang dapat mencapai kurang dari -40 C. Lingkaran berwarna merah pada gambar 8 di atas menyatakan indikasi adanya liputan awan Cumulonimbus. Adanya kenaikan dan penurunan grafik suhu puncak awan yang tajam dapat mengindikasikan adanya pertumbuhan dan peluruhan awan jenis ini, dimana pada waktu peluruhannya berkaitan dengan kondisi hujan lebat. Berdasarkan analisis grafik suhu puncak awan dapat diketahui bahwa hujan intensitas sedang hingga lebat pada tanggal 8 Februari 2017 terjadi pada malam hari. Curah hujan tercatat pada jam 00.00 UTC tanggal 9 Februari 2017 adalah 166 mm. Kondisi tersebut memicu terjadinya banjir bandang pada pagi hari tanggal 9 Februari 2017. Hujan sangat lebat kembali terjadi pada tanggal 10 Februari 2017. Hujan

dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi pada pagi hari hingga siang hari sekitar jam 04.00 UTC, dan berlanjut pada malam hari jam 16.00 UTC hingga pagi hari. Curah hujan tercatat pada jam 00.00 UTC tanggal 11 Februari 2017 adalah 87 mm. Gambar 9. Citra Satelit Wilayah NTB Tanggal 8 Februari 2017 Gambar 10. Citra Satelit Wilayah NTB Tanggal 10 Februari 2017

Citra satelit IR-enhanced menunjukkan dengan lebih jelas adanya liputan awan yang tebal di atas wilayah Sembalun dan Sambelia tanggal 8 dan 10 Februari 2017. Selama tanggal 8 dan 10 Februari 2017, hampir sepanjang hari wilayah Sembalun, dan Sambelia tertutup oleh gugusan awan tebal yang tampak tumbuh dan meluruh secara berkesinambungan. Melihat kondisi tersebut tidak heran jika kondisi tersebut menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang. 2. Analisis Hujan TRMM Berdasarkan analisis data prakiraan akumulasi curah hujan TRMM menunjukan bahwa untuk wilayah Sembalun dan Sambelia dan sekitarnya pada tanggal 8 dan 10 Februari 2017 tergolong pada curah hujan lebat. Gambar 11. Akumulasi Hujan Harian TRMM tanggal 8 dan 10 Februari 2017 3. Analisis Citra Radar Gambar 12. Produk CMAX Tanggal 08 Februari 2017 pukul 15.00 18.00 UTC

Gambar 13. Produk CMAX Tanggal 10 Februari 2017 pukul 00.00 03.00 UTC Gambar 14. Produk CMAX Tanggal 10 Februari 2017 pukul 15.00 18.00 UTC Berdasarkan interpretasi data reflektifitas produk CMAX pada tanggal 8 dan 10 Februari 2017, terlihat adanya echo presipitasi di wilayah Sambelia dengan rentang nilai reflektifitas 15-55 dbz dan nilai reflektifitas maksimum 45-50 dbz. Hal ini menunjukkan di wilayah tersebut terdapat awan Cumulonimbus penyebab hujan dengan intensitas sedang-lebat. Puncak hujan diperkirakan terjadi pada malam hari di tanggal 8 Februari 2017 dan pada pagi hingga siang hari pada tanggal 10 Februari 2017.

4. Model Cuaca Numerik a. Convective Available Potential Energy (CAPE) Dari gambar 15 (a) dan (b) terlihat bahwa pada tanggal 8 dan 10 Februari 2017, untuk nilai Cape di wilayah Lombok Timur tanggal 8 Februari 2017 pada lapisan 850 mb mempunyai nilai 450 J/Kg dan pada tanggal 10 Februari 2017 mempunyai nilai 500 J/Kg yang termasuk dalam kategori konvektif lemah, Hal tersebut menunjukan bahwa masih adanya potensi untuk pertumbuhan awan hujan di wilayah Lombok Timur dikarenakan kondisi tersebut berlangsung dari jam15 hingga 21 UTC. (a) (b) (a) (b) Gambar 15. Nilai CAPE Pada Lapisan 850 mb Tanggal 8 (a) dan 10 (b) Februari 2017 Jam 15.00, 18.00, dan 21.00 UTC b. Vortisitas Berdasarkan gambar 16 (a) dan (b) terlihat irisan melintang nilai vortisitas pada wilayah Sambelia pada tanggal 08 dan 10 Februari 2017 dari jam 00.00 hingga 23.00 UTC. Pada tanggal 08 Februari 2017 terlihat adanya nilai vortisitas negatif pada jam 09.00 hingga jam 12.00 UTC dilapisan atas dan untuk tanggal 10 Februari 2017 nilai vortisitas negatif terjadi pada jam 12.00 hingga 15.00 UTC. Hal ini menunjukkan bahwa adanya gerakan vertikal keatas yang berpotensi menimbulkan terjadinya hujan di wilayah Lombok Timur.

(a) (b) Gambar 16. Irisan Melintang Nilai Vortisitas Tanggal 08 (a) dan 10 (b) Februari 2017 IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis skala global, regional, dan lokal yang telah dilakukan di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Lombok Timur paling dipengaruhi oleh kondisi cuaca skala regional dan lokal. Dari segi atmosfer skala regional terdapat daerah pertemuan angin di sebelah Selatan NTB sehingga memicu terjadinya pertumbuhan awan hujan, khususnya di wilayah Lombok Timur. Selain itu, kondisi ini juga didukung oleh kelembaban relatif yang tinggi di atas wilayah Lombok Timur. Faktor skala lokal juga turut mendukung terjadinya kondisi atmosfer labil sehingga pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat berlangsung secara aktif. Oleh karena hujan lebat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup panjang sehingga meningkatkan debit air sungai hingga akhirnya terjadi banjir tanggal 9 dan 11 Februari 2017 yang melanda wilayah Sambelia dan Sembalun. V. DAFTAR PUSTAKA BMKG, (2017), Citra Satelit Himawari-8 Area NTB, [daring] (http://satelit.bmkg.go.id/image/hima/h08_eh_ntb_0*00.png, diakses tanggal 8 dan 10 Februari 2017) BMKG, 2017, Dinamika Atmosfer Dasarian I Februari 2017, [daring] (http://bmkg.go.id/iklim/dinamika-atmosfer.bmkg, diakses tanggal 13 Februari 2017).

BMKG, 2017, Koordinat Pos hujan Kerjasama Sambelia, [daring] (http://dataonline.bmkg.go.id/mcstation_metadata, diakses tanggal 14 Februari 2017). BMKG, 2017, Prosedur Identifikasi Awan dengan Citra Satelit MTSAT, [daring] (http://satelit.bmkg.go.id/bmkg/other/pdf/7.%20prosedur%20identifikasi%20aw an.pdf, diakses tanggal 14 Februari 2017). BOM, 2017, Asia MSL Pressure Analysis, [daring] (http://reg.bom.gov.au/australia/charts/darwin_mslp_00z.shtml, diakses tanggal 9 dan 11 Februari 2017). BOM, 2017, Gradient Wind Analysis, [daring] (http://reg.bom.gov.au/australia/charts/darwin_mslp_00z.shtml, diakses tanggal 9 dan 11 Februari 2017). BOM, 2017, Maden Julian Oscillation Phase Diagram, [daring] (http://www.bom.gov.au/climate/mjo/, diakses tanggal 14 Februari 2017). NCAR, 2017, Data FNL Tanggal 8 dan 10 Februari 2017, [daring] (http://rda.ucar.edu/datasets/ds083.2/, diakses tanggal 14 Februari 2017). NOAA, 2017, Sea Surface Temperature and Anomaly, [daring] (https://www.esrl.noaa.gov/psd/map/clim/sst.shtml, diakses tanggal 14 Februari 2017). Sagita, N. dan Prasetya, R., 2013, Analisis Citra Satelit MTSAT dan TRMM Menggunakan Software ER MAPPER, SATAID, dan PANOPLY Saat Kejadian Curah Hujan Ekstrem di Wilayah Manado, 16 Februari 2013, Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol.9 No.2 Juni 2013. MENGETAHUI KASI OBSERVASI DAN INFORMASI STAMET BIL DEVI ARDIANSYAH, S.P. NIP. 197804071999031001