Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

Dasman 1), Rudy Harman 2)

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

Tegangan Residu Keping Arester sebagai Fungsi dari Cacah Keping Arester

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

Pengaruh Front Time terhadap Tegangan Residu Arester ZnO 18 kv

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG ELEKTRODA PENTANAHAN ARESTER TERHADAP PERLINDUNGAN TEGANGAN LEBIH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS TEGANGAN BERULANG TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

OPTIMASI PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIEN PADA TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB I PENDAHULUAN. Petir adalah suatu fenomena alam yang memiliki kekuatan sangat besar

III. METODE PENELITIAN

BAB III LIGHTNING ARRESTER

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

BAB III LIGHTNING ARRESTER

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

Simulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV

KINERJA RANGKAIAN R-C DAN R-L-C DALAM PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

Analisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP

PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

KARAKTERISTIK TEGANGAN LEBIH KONDISI TRANSIENT SAAT PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

HIGH VOLTAGE (equipment & testing) HASBULLAH, M.T

Analisa Koordinasi Isolasi Peralatan di Gardu Induk Teling 70 kv

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

PERLINDUNGAN PERALATAN LISTRIK DARI SAMBARAN PETIR OLEH ARRESTER 20 KV YANG DIPARALEL DENGAN KAPASITOR

Vol.3 No1. Januari

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lebih impuls yang disebabkan oleh adanya operasi hubung-buka (switching. ketahanan peralatan dalam memikul tegangan lebih impuls.

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR

Pengujian Recloser Tegangan Menengah Menggunakan Tegangan Tinggi Impuls

Analisis Persebaran Medan Listrik Pada Lightning Arrester 20 kv Menggunakan Finite Element Method

Analisa Sambaran Petir Terhadap Kinerja Arrester pada Transformator Daya 150 kv Menggunakan Program ATP

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

TEGANGAN RESIDU KEPING ARESTER SEBAGAI FUNGSI DARI CACAH KEPING ARESTER

Respons Impuls Pada Elektroda Pentanahan Batang Tunggal Untuk Menentukan Nilai Impedansi Pentanahan

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

BAB IV MENENTUKAN KAPASITAS LIGHTNING ARRESTER

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

ANALISIS ARUS TRANSIEN PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR TERHADAP PELEPASAN BEBAN MENGGUNAKAN SIMULASI EMTP

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

PENGARUH PENGGUNAAN REAKTOR TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT PADA OPERASI PELEPASAN BEBAN DI GARDU INDUK 500 KV UNGARAN-PEDAN

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

Transkripsi:

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Herman Halomoan Sinaga *, T. Haryono **, Tumiran** * Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung ** Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gajah Mada Yogyakarta Email: herman_hs @unila.ac.id Abstrak Model arrester sangat dibutuhkan untuk menganalisis koordinasi isolasi dalam suatu sistem tenaga listrik. Model arrester yang dibuat harus memberikan tanggapan yang sesuai untuk semua kondisi gangguan transient. Dalam makalah ini dihasilkan simulasi dengan menggunakan model yang dimodifikasi dari model IEEE WG 3.4.. Model ini dimodifikasi dengan menambahkan saklar yang dipengaruhi tegangan. Hasil yang didapatkan dari pemodelan kemudian akan dibandingkan dengan pengujian di laboratorium terhadap arrester SiC 2 kv. Pengujian dilakukan dengan surja tegangan dengan waktu muka.2 sampai 29.7 µs dan puncak tegangan diberikan sebanyak 3 tingkatan, 5 kv, 52.5 kv dan 54 kv. Perbandingan hasil pengujian dan simulasi memberikan perbedaan sebesar 4.332 % untuk tegangan potong dan 3.259 % untuk tegangan residu arus pelepasan. Kata kunci: Model Arrester, Arrester SiC, Respons Transient. Abstract Arrester model is needed to analyse the insulation coordination in power system. The model should give a suitable respon for varying transient fault. In this paper, we conduct simulation that modified from IEEE WG 3.4. model. The model is modified by insert a switch that voltages dependent. Arrester modeling respons then compare to the laboratory testing result, with SiC 2 kv arrester sample. Testing conduct with time front varying from.2 to 29.7 µs with magnitude 5 kv, 52.5 kv dan 54 kv. The difference between simulation and laboratory testing was 4.332 % for sparkovervoltage and 3.259 % for residual voltage discharge current Keywords: Arrester Model, Arrester SiC, Transient Respons. Pendahuluan Gangguan surja petir merupakan salah satu gangguan alamiah yang akan dialami sistem tenaga listrik. Gangguan surja petir ini dapat diatasi dengan menggunakan peralatan proteksi arrester. Salah satu jenis arreter yang ada adalah arrester dengan bahan SiC dengan sela udara. Arrester ini walau saat ini sudah sangat jarang diproduksi, namun masih banyak dipergunakan. Sehingga untuk menganalisis unjuk kerja arrester dalam suatu jaringan listrik yang besar, diperlukan model arrester yang representatif. Pemodelan arrester saat ini sangat berkembang dengan adanya peralatan komputasi yang cepat, yang ditunjang dengan kehadiran komputer yang semakin cepat. Saat ini telah banyak dipergunakan perangkat lunak untuk memodelkan fungsi kerja arrester. Salah satu diantaranya adalah perangkat lunak Electromagnetic Transient Program (EMTP). Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal Juni 25. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Jurnal Teknik Elektro volume 5, nomor 2, September 25. Dalam makalah ini dibahas model arrester SiC yang didasarkan pada model IEEE WG 3. tahun 992, menggunakan perangkat lunak EMTP. Tinjauan Pustaka Model arrester ZnO yang diajukan oleh IEEE WG.3.4. tahun 992 ditunjukan dalam gambar []. Model arrester ZnO ini dikenal sebagai model arrester-ganda. Konstanta-konstanta L, R, L, R, dan C, dihitung dengan persamaan berikut : L =.2 d/n µh () R = d/n Ω (2) L = 5 d/n µh (3) R = 65 d/n Ω (4) C = n/d pf (5) dengan : d = panjang keseluruhan arrester n = jumlah kolom paralel Komponen A dan A merupakan komponen arrester ganda, dengan karakteristik menggambarkan perbandingan arus (I) dan tegangan (V) untuk setiap nilai arus tertentu. Karakteristik arrester A dan A dihitung dengan menggunakan karakteristik arrester

Jurnal Teknik Elektro Vol. 5, No., Maret 25: - 5 untuk impuls 8 x 2 µs. Titik-titik karakteristik arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6. I = p V q (6) dengan : I = arus melalui A p,q = konstanta V = V I /V ref V I = tegangan residu saat arus I V ref = tegangan kerja sistem (arrester) Konstanta p dan q dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : I ln I q = (7) V ln V dan I p = (8) q V ln V ref dengan: I = arus saat I = arus saat V = tegangan residu saat V = tegangan residu saat V ref = tegangan referensi Arus saat dan didapat dari tabel karkteristik arrester tegangan residu 8/2 µs (tabel ). Arus aat menggunakan data arus tegangan residu yang tertinggi, dan arus saat menggunakan arus tegangan residu yang lebih rendah. Model arrester dengan bahan SiC yang mempunyai sela (gap) dimodelkan dengan menggunakan model arrester ZnO pada IEEE WG.3.4. tahun 992, dengan penambahan saklar yang dipengaruhi tegangan. Penambahan sela dimaksudkan untuk menirukan proses flashover pada sela arrester. Saklar ini dipasang seri dengan model arrester yang digunakan. Model yang dihasilkan dengan penambahan sela ini ditampilkan dalam gambar 2 [3]. Arrester yang diuji adalah arrester SiC dengan sela udara, 2 kv. Lo Ro C Gambar. Model Arrester ZnO, IEEE WG.3.4., thn 992 Ao L R A S Lo Ro C Gambar 2. Model Arrester SiC yang diusulkan Ao Hasil Pengujian dan Simulasi Dalam penelitian ini dibahas dua arrester yakni arrester NHK SiC 2 kv tipe NVD. Arrester yang digunakan memiliki spesifikasi seperti dalam tabel. Tabel. Data arrester yang digunakan, Arrester SiC 2 kv [2] Rating Tegangan Minimun sparkover impuls standard Tegangan residu arus discharge Pada 8/2 µs L R Panjang arrester A Jumlah Kolom (kv) (kv).5 ka 3 ka 5 ka (mm) (kv) (kv) (kv) 2 43 32.2 37.2 43 325 Model arrester seperti gambar 2, diuji dengan menggunakan perangkat lunak EMTP [4]. Sumber impuls digunakan menirukan pembangkit surja yang digunakan menguji di laboratorium. Dari persamaan s/d 6 didapatkan konstanta-konstanta model arrester sebagai berikut : L =.65 µh R = 32.5 Ω C = 37.692 pf L = 4.875 µh R = 2.25 Ω Sedangkan karakteristik A dan A ditunjukkan dalam tabel 2 Tabel 2. Karakteristik A o dan A Arus (A) A (V) A (V) 72.9 6624.444 342.32 7.3 5 5858.42 496.78 832.97 7283.93 3 233.7 2727.8 5 2565.72 2465.77 5 322.7 3378.2 3 372.93 3595.22 5 43. 4566.4 Pengujian dilakukan dengan menggunakan generator impuls Ogawa Seiki type D25 (gambar 3), dengan tegangan pengujian sebesar 5 kv, 52.5 kv dan 54 kv. Tegangan sebasar 5 s/d 54 kv diberikan sebanyak tiga untuk tiap tegangan yang sama. 2

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Tegangan potong dan residu dihitung sebagai ratarata dari ketiga pengujian untuk tiap besar tegangan yang sama. Gambar 3. Pengujian Arrester Generator impuls OSK D25 yang digunakan merupakan generator impuls dengan rangkaian marx 4 tingkat. Osiloskop Textronic TDS 3 dihubungkan dengan sebuah PC melalui hubungan serial. (b) Hasil simulasi respon arrester SiC ditunjukkan dalam gambar 4. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak EMTP dan TOP. Sebagai perbandingan terhadap simulasi, dilakukan dengan pengujian arrester yang dimodelkan terhadap surja tegangan yang sama dengan simulasi. Pembahasan (c) Model yang digunakan dengan mengacu model arrester ZnO pada IEEE WG 3.4. tahun 992. Model SiC dibuat dengan memodifikasi model ZnO pada IEEE WG 3.4. tahun 992, yakni dengan menambahkan saklar yang dipengaruhi tegangan. Model arrester SiC yang dihasilkan memberikan respon seperti gambar 4.b. Hasil simulasi menunjukkan tegangan akan turun dengan cepat dari nilai sparkover-nya mencapai tegangan residu arus discharge. Besar tegangan sparkover dan tegangan residu arus discharge dipengaruhi oleh karakteristik arrester, dengan kata lain, nilai-nilai ini dipengaruhi oleh jenis bahan arrester yang digunakan. Gambar 4. Respon arrester SiC 2 kv, terhadap surja 5.5 kv,.2 x 5 µs Spark Over Arrester Teg Uji 5 kv 55 5 45 4 (a) (a) 3

Jurnal Teknik Elektro Vol. 5, No., Maret 25: - 5 Teg Residu Arrester Teg Uji 5 kv Teg Residu Arrester Teg Uji 54 kv 3 25 2 5 5 3 25 2 5 5 (b) Spark Over Arrester Teg Uji 52.5 kv 55 5 45 4 (c) Teg Residu Arrester Teg Uji 52.5 kv 3 25 2 5 5 (d) Spark Over Arrester Teg Uji 54 kv 55 5 45 4 (e) (f) Gambar 5. Tegangan sparkover dan tegangan residu arus discharge pada berbagai tegangan uji dan waktu muka gelombang. Hasil simulasi yang diperoleh dibandingkan dengan hasil pengujian untuk arrester yang sama (gbr 4.d). Dari perbandingan terlihat hasil simulasi masih mempunyai kekurangan dalam respon untuk tegangan residu arus discharge. Hal ini terlihat dari penurunan tegangan residu arus discharge yang lebih cepat pada hasil simulasi dibandingkan dengan hasil pengujian. Besar tegangan sparkover hasil simulasi dan pengujian akan mengalami penurunan seiring dengan semakin besarnya waktu muka gelombang surja tegangan yang diberikan. Hal yang sama juga terjadi pada tegangan residu arus discharge (gambar 5). Besar perbedaan hasil simulasi dengan pengujian adalah 4.332% untuk tegangan sparkover dan 3.259% untuk tegangan residu arus discharge. Bentuk ekor gelombang sesudah terjadinya sparkover, terlihat masih belum sesuai dengan hasil pengujian. Terlihat bahwa ekor gelombang yang menurun lebih cepat dari hasil pengujian. Sehingga masih diperlukan beberapa perbaikan model simulasi yang dilakukan. Kesimpulan. Model arrester ZnO yang diajukan oleh IEEE WG 3.4. tahun 992 dapat digunakan sebagai dasar pemodelan arrester SiC. 2. Model arrester SiC 2 kv, menghasilkan penurunan tegangan residu arus discharge yang lebih besar dari hasil pengujian. 3. Pemodelan arrester SiC 2 kv, menghasilkan perbedaan sebesar 4.332% untuk tegangan potong dan 3.259% untuk tegangan residu arus discharge. 4

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG 3.4. Daftar Pustaka [] IEEE WG 3.4.; Modeling of Metal Oxide Surge Arresters, IEEE Trans. on Pow. Delivery., 7(), 992, pp, 32-39. [2] Nihon Hiraiki Kogyo Co. Ltd, Specipication of New Valve Type Lightning Arrester for 2 kv, Japan, 994. [3] Sinaga, H., H., Haryono, T, Tumiran; Karakteristik Arrester SiC Berdasarkan Pengujian dan Simulasi EMTP, SNWTT IV, Batam, 2. [4], Electromagnetic Transient Program; EPRI, Rule Book, Volume 2, 998. 5