PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. Oleh

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

1 BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. debt to equity ratio, arus kas operasi, return on assets dan earnings terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara. diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

SKRIPSI PENGARUH INFORMASI LABA AKUNTANSI, TOTAL ARUS KAS DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG GO PUBLIC

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penulisan untuk mengadakan suatu penelitian dengan mengumpulkan data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY, RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN,

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian dividen. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

Transkripsi:

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh ROSDIANA 067017040/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh ROSDIANA 067017040/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

Judul Penelitian : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN BARANG-BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Nama Mahasiswa : Rosdiana Nomor Pokok : 067017040 Program Studi : Akuntansi Menyetujui Komisi Pembimbing, (Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) Ketua (Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak) Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir. T.Chairun Nisa B, M.Sc) Tanggal Lulus: 14 Agustus 2008

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings per share secara simultan dan parsial terhadap return saham pada perusahaan barang-barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 34 perusahaan barang-barang konsumsi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan semua variabel berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas operasi dan earnings per share memberikan pengaruh positif terhadap return saham dengan signifikansi t hitung masing-masing 0.025 dan 0.002. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai singnifikansi t hitung masing-masing 0.292 dan 0.135. Kata kunci: return saham, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan earnings per share.

ABSTRACT This Research aim to to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence and earnings per share to share return company of consumer goods at Indonesian Stock Exchange. Population in this research is all company of consumer goods which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 34 company of consumption goods. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis by using SPSS. Result of examination by simultan show all variable have an effect on to share return with significantly value 0.000. While result of examination by parsial show cash flow variable operate for and earnings per share give positive influence to share return with t significantly calculate each 0.025 and 0.002. Invesment cash flow and financing cash flow do not give influence to share return shown with t significantly value calculate each 0.292 and 0.135. Keyword: share return, operation cash flow, invesment cash flow, financing cash flow and earnings per share.

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang karena atas kasih karunia yang telah limpahkannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari pengorbanan dan bantuan banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya. 2. Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B, MSc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya. 3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 4. Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Drs. Rasdianto, MA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak., selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. 8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 9. Ibunda tercinta D.U Hutagalung serta keluarga besar Hutagalung yang telah memberikan dukungan dengan penuh kasih sayang baik moril maupun materil kepada penulis. 10. S.I. Tarigan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 11. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan XI Ilmu Akuntansi yang telah mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis. Penulis menyadari bahwa karena keterbatasan penulis, maka tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan banyak masukan dan saran guna perbaikan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Medan, Agustus 2008 Rosdiana

RIWAYAT HIDUP Nama : Rosdiana Tempat/ Tgl. Lahir : Binjai, 11 April 1983 Jenis Kelamin Agama : Perempuan : Kristen Protestan Alamat : Jl. Limau Bali No.25 Binjai 20717 Pendidikan 1. SD Taman Siswa Binjai (1995) 2. SLTP Negeri 1 Binjai (1998) 3. SMU Negeri 1 Binjai (2001) 4. Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen (2005)

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR.. iii RIWAYAT HIDUP.. v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR. x DAFTAR LAMPIRAN. xi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Rumusan Masalah. 5 1.3. Tujuan Penelitian.. 5 1.4. Manfaat Penelitian 6 1.5. Originali Tes. 6 1.6. Batasan Penelitian 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS.. 8 2.1. Tinjauan Teori.. 8 2.1.1. Return Saham.. 8 2.1.2. Laporan Arus Kas... 13 2.1.2.1. Pengertian Dan Tujuan Arus Kas.. 13 2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas... 19 2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan 25 2.1.3. Earnings Per Share 27 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu 28

2.3. Kerangka Konseptual.. 31 2.4. Hipotesis Penelitian. 34 BAB III METODE PENELITIAN 35 3.1. Rancangan Penelitian.. 35 3.2. Populasi dan Sampel... 35 3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian.. 36 3.3.1. Variabel Penelitian 36 3.3.2. Defenisi Operasional Variabel. 36 3.4. Lokasi dan Waktu Penelitian.. 40 3.5. Prosedur Pengambilan Data 40 3.6. Model dan Teknik Analisis Data 40 3.6.1. Perumusan Model.. 40 3.6.2. Pengujian Normalitas Data 41 3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik.. 42 3.6.3.1. Uji Multikolinearitas 42 3.6.3.2. Uji Heterokedastisitas.. 42 3.6.3.3. Uji Autokorelasi 43 3.6.4. Pengujian Hipotesis... 45 3.6.4.1. Uji F.. 45 3.6.4.2. Uji t 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.. 48 4.1. Hasil Penelitian 48 4.1.1. Statistik Deskriptif. 48 4.1.2. Pengujian Normalitas Data. 51 4.1.3. Pengujian Asumsi Klasik 52 4.1.3.1. Pengujian Multikolinearitas... 52 4.1.3.2. Pengujian Heteroskedastisitas... 53 4.1.3.3. Pengujian Autokorelasi. 54 4.1.4. Pengujian Hipotesis 55

4.2. Pembahasan. 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 64 5.1. Kesimpulan. 64 5.2. Keterbatasan 65 5.3. Saran 65 DAFTAR PUSTAKA 67

DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 2.1. Penelitian Terdahulu. 30 3.1. Operasional Variabel 39 4.1. Deskriptif. 49 4.2. Pengujian Normalitas... 52 4.3. Pengujian Multikolinearitas. 53 4.4. Pengujian Autokorelasi 55 4.5. Pengujian Hipotesis.. 56 DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 2.1. Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama.. 16 2.2. Kerangka Konseptual. 31 3.1. Daerah Pengambilan Keputusan Tes Durbin-Watson 45 4.1. Pengujian Heterokedastisitas. 54 DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman I. Data Arus Kas Operasi tahun 2003 2006.... 70 II. Data Arus Kas Investasi tahun 2003 2006.. 71 III. Data Arus Kas Pendanaan tahun 2003 2006 72 IV. Data Earnings Per Share tahun 2003 2006... 73 V. Data Harga Saham Penutupan tahun 2003 2006.. 74 VI. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 2006. 75 VII. Pooling Data Variabel Penelitian tahun 2003 2006. 78 VIII. Hasil Pengujian Normalitas. 80 IX. Hasil Pengujian Miltikolinearitas 83 X. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas 85 XI. Hasil Pengujian Autokorelasi. 86 XII. Statistik Deskriptif. 86 XIII. Pengujian Model... 87

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia mendorong banyaknya analisis yang muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Dalam hal ini dapat terjadi karena pasar modal sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan yang memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) yang selalu menunjukkan peningkatan dimana saat ini hampir mencapai 400 perusahaan. Walaupun hal ini cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tetapi relatif kecil dibandingkan Negara tetangga seperti Malaysia mencapai 700 perusahaan, Thailand sebanyak 2.000 perusahaan, dan Singapuran 3.000 perusahaan lebih. Perkembangan perusahaan tersebut diiukuti oleh perkembangan kapitalisasi pasar modal di Indonesia. Nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai Rp 2.000 Triliun dan akan semakin besar dengan rencana Initial Public Offering (IPO) terbaru yang jumlahnya sangat signifikan yaitu penawaran saham perusahaan batubara Adaro yang sedang menimbulkan kontroversi.

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dengan adanya peningkatan jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI, maka hal ini akan berdampak pada makin banyaknya alternatif pilihan bagi para investor untuk malakukan investasi yang dapat memberikan keuntungan baginya. Syarat utama yang diinginkan para investor untuk bersedia melakukan investasi melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi tersebut yang terdiri dari dividen dan capital gain. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor yang mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan tetapi juga faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga saham dan return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja keuangan perusahaan yang terangkum dalam laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu analisis terhadap laporan keuangan dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi

yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini beranekaragam dan berbeda setiap industri. Salah satu alat analisis yang digunakan oleh investor maupun pihak manajemen adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis). Penelitian mengenai manfaat arus kas dan hubungannya dengan return saham diantaranya dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) menguji reaksi pasar yang diproxy dari return saham terhadap pengumuman komponen aliran kas. Hasilnya menunjukkan bahwa pasar bereaksi negatif terhadap arus kas pendanaan dan arus kas investasi berpengaruh positif terhadap return saham. Livnat dan Zarowin (1990) menguji hubungan antara arus kas dan laba akrual dengan return saham, pengujian dengan analisis regresi berganda berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan return saham. Ali (1994) dalam Daniati dan Suhairi (2006) menguji kandungan informasi dari laba, modal kerja dari operasi, dan arus kas dengan menggunakan regresi linear dan non linear. Hasil analisis berdasarkan model linear menunjukkan bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan modal kerja dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model non linear mendukung adanya hubungan dengan return saham dengan tiga variabel tersebut. Triyono (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh kesimpulan

bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan) seperti yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham. Umumnya penelitian terdahulu menghubungkan arus kas dan laba perusahaan dengan abnormal return, padahal saat berinvestasi investor akan selalu mensyaratkan dan mengharapkan tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Tingkat return yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa datang. Untuk itu investor perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen dengan cara menghitung rasio keuangan perusahaan tersebut. Salah satu bentuk analisis tersebut adalah laba per lembar saham (earnings per share) yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Earnings per share sering digunakan sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Sehingga digunakan untuk melihat kemajuan dari operasi perusahaan, menentukan harga saham dan besarnya dividen yang akan dibagikan. Tingkat pertumbuhan earnings per share tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pada umumnya pemegang saham tertarik dengan earnings per share yang besar, sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Dimana earnings per share dapat menggambarkan kepada pemegang saham mengenai keuntungan yang diperoleh dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Perusahaan mengalami pertumbuhan earnings per share

positif, apabila terdapat kenaikan earnings per share dari suatu periode ke periode berikutnya. Dimana tingkat pertumbuhan earnings per share dapat digunakan untuk memprediksi besarnya deviden dan harga saham dikemudian hari. Penelitian Sasongko (2006) dan Irwansyah (2005), menjelaskan bahwa earnings per share berpengaruh positif terhadap harga saham. Sehingga earnings per share dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta baru diatas, peneliti tertarik untuk menguji kembali dengan judul pengaruh komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan) dan earnings per share perusahaan terhadap tingkat return saham. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah laporan arus kas dan earnings per share perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan earnings per share secara simultan dan parsial terhadap return saham.

1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama dalam mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh semasa kuliah dengan realita yang ada dilapangan. 2. Sedangkan bagi investor pasar modal, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi dengan melihat laporan laporan arus kas dan earnings per share. 3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang. 1.5. Originali Tes Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Khaddafi (2006) dengan judul pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham. Dalam penelitian ini peneliti mengganti variabel laba dengan earnings per share yang diduga memiliki pengaruh terhadap return saham.

1.6. Batasan Penelitian 1. Batasan Waktu Penelitian ini memiliki batasan pengambilan data dalam kurun waktu 3 tahun yaitu tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006. 2. Batasan Daerah Daerah penelitian mencakup seluruh perusahaan barang-barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004, tahun 2005 dan tahun 2006. 3. Batasan Aspek Bidang kajian penelitian ini adalah laporan keuangan dengan penekanan pada pengaruh arus kas dan earnings per share terhadap return saham perusahaan barang-barang konsumsi. 4. Batasan Lain Penelitian ini dibatasi pada penggunaan data sekunder yang sifatnya kuantitatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Return Saham Apabila seseorang membeli saham, berarti dia mengorbankan konsumsinya pada masa kini dengan harapan bahwa ia akan mampu mengkonsumsikan yang lebih dimasa yang akan datang. Pengharapannya akan konsumsi yang lebih tinggi dimasa yang akan datang didasarkan atas dividen yang diharapkan akan diperoleh, dan berharap kenaikan harga sahamnya di waktu yang akan datang (Husnan, 1994) dalam Lysia dan Rina (2002). Maksudnya dalam melakukan aktivitas investasi pada saham, diharapkan mendapatkan hasil dimasa yang akan datang yang berupa return. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return tersebut sebagai kompensasi dari pengorbanan ekonomi yang dilakukan saat ini. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa datang. Ekspektasi ini biasanya digunakan sebagai dasar analisa teknikal yaitu

menggunakan pola pergerakan harga saham masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa datang. Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain (losses) dan deviden yield. Deviden Yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar deviden kepada pemegang saham biasa. Besarnya deviden yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian deviden. Dalam menetapkan besarnya deviden yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Deviden Payout Ratio, yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Deviden yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa deviden kas maupun deviden saham yang pembayarannya diberikan secara periodik sebesar D t rupiah perlembar, dapat dirumuskan sebagai berikut: D t Deviden Yield =. (Jogiyanto, 2000) P t-1 Dimana : D t = Deviden kas yang dibayarkan P t-1 = Harga saham pada periode t-1 Sedangkan Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain disebabkan oleh harga jual saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya.

Sedangkan Capital Losses merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital Gain atau Capital Loss ini dikaitkan dengan pertumbuhan pada pendapatan pertahun. Capital Gain (Losses) Dimana : P P...( Jogiyanto, 2000) P t t 1 = t-1 P t = Harga saham pada peride t P t-1 = Harga saham pada periode t-1 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Rate of return = devidend yield + capital gain (loss) yield R i, t Pt - Pt - 1 Dt (Pt - Pt - 1) + Dt = + = (Jogiyanto, 2000) Pt - 1 Pt - 1 Pt 1 Dimana: R i.t = Return total P t = Harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t-1 D t = Dividen kas yang dibayarkan Formula diatas adalah mengukur return saham yang sifatnya historis atau dengan model historis. Pada kenyataannya return saham tidak diketahui dengan pasti oleh investor sehingga investor hanya dapat mengestimasi return saham. Untuk mengestimasi return saham maka investor harus memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return tertentu, yang disebut probabilitas kejadian. Estimasi return saham dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan atas saham tersebut. Penghitungan return yang diharapkan bisa dilakukan dengan

menghitung rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi, dan setiap return yang terjadi terlebih dahulu sudah diberikan bobot berdasarkan probabilitas kejadiannya. Secara matematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu saham: n E(R) = Ripri..(Tandelilin, 2001) t= 1 Dimana: E(R) = Return yang diharapkan dari suatu saham R i pr i n = Return ke-i yang mungkin terjadi = Probabilitas kejadian return ke-i = Banyaknya return yang mungkin terjadi Di samping cara perhitungan di atas, perhitungan juga dapat dilakukan dengan dua cara lainnya yang dikenal sebagai perhitunga rata-rata aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata geometrik (geometric mean). Kedua metode perhitungan itu sesuai untuk menghitung suatu rangkaian aliran return dalam suatu periode tertentu,misalnya return suatu asset selama 5 atau 10 tahun berturut-turut. Metode arithmetic mean adalah metode perhitungan statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata aliran return yang tidak bersifat kumulatif. Secara matematis, rumus arithmetic mean: X = X (Tandelilin, 2001) n Dimana: Χ = penjumlahan nilai return selama suatu periode n = total jumlah nilai n

Metode geometric mean adalah metode yang digunakan untuk menghitung tingkat perubahan aliran return pada periode yang bersifat serial kumulatif (misalnya 5 atau 10 tahun berturut-turut). Secara matematis, rumus geometric mean: G = [(1 + R 1 ) (1 + R 2 ) (1 + R n ) 1/n -1.(Tandelilin, 2001) Dimana: R n = return relatif pada periode n Selain kosep return yang telah dikemukakan diatas, return tidak normal juga sautu konsep yang sering dipertimbangkan seorang investor. Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi return tidak normal. Akumulasi Return Tidak Normal (ARTN) atau Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut: t ARTN i,t = RTN i, a.(jogiyanto, 2000) a= t3 Dimana: ARTNi,t = Akumulasi Return Tidak Normal (Cumulative Abnormal Return) sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari Return Tidak Normal (RTN) sekuritas ke-i mulai hari awal periode peristiwa (t3) sampai hari ke-t RTNi,a = Return tidak normal (abnormal return) untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t3 (hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.

2.1.2. Laporan Arus Kas 2.1.2.1. Pengertian dan Tujuan Arus Kas Di dalam melakukan kegiatan usaha, suatu perusahaan memerlukan kas untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas merupakan hal yang penting dalam seluruh keputusan yang diambil untuk badan usaha. Oleh karena itu arus kas memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Mengingat pentingnya peran dari kas ini, maka perusahaan perlu menyusun laporan yang dapat menyediakan informasi tentang arus kas, baik untuk arus kas masuk ataupun untuk arus kas keluar dalam periode waktu tertentu. Laporan sumber dan penggunaan kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang. Dalam PSAK No.2 paragraf 1 disebutkan Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam Pernyataan ini menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Standar ini mengharuskan perusahaan menyajikan laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya, sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi. Dalam laporan arus kas, kas didefinisikan sebagai uang tunai dalam perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau setara kas (cash equivalent) yaitu investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan

menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan secara integral karena penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan mempengaruhi penggunaaan kas pada bagian lainnya. Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan keuangan, informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor dalam membuat keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus kas seperti yang disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas. Sumber penerimaan kas antara lain: a. Penerimaan dari hasil penjualan tunai b. Penerimaan/ penagihan piutang c. Penerimaan bunga investasi d. Penjualan aktiva tetap e. Penerimaan lainnya Sedangkan penggunaan kas dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan berikut ini : 1. Pembelian barang dagangan bahan baku, dan bahan pembantu secara tunai

2. Pembayaran hutang 3. Pembayaran biaya upah langsung 4. Pembayaran biaya overhead 5. Pembayaran biaya pemasaran 6. Pembayaran biaya dan administrasi umum 7. Pembelian aktiva tetap 8. Pembayaran biaya lain-lain Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada halhal yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana serta memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini memberikan pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam keputusan investasi.

Arus Kas Masuk Aktivitas Operasi Utama Aktivitas Luar Biasa Aktivitas Investasi Sampingan Pembiayaan dengan Hutang dan Ekuitas ARUS KAS Penggunaan Modal Kerja Investasi Perusahaan & Peralatan Investasi Lain Pembayaran Bunga & Deviden Pembayaran hutang & Pembelian kembali Arus Kas Keluar Sumber: Jay M.Smith dan K.Fred Skousen (1994) Gambar 2.1: Arus Masuk dan Arus Keluar Kas yang utama Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar untuk suatu periode. Sumber utama (arus masuk) dan penggunaan (arus keluar) kas ditunjukkan dalam gambar 2-1. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktivitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktivitas sampingan seperti investasi sekuritas, dari aktivitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktivitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, Smith dan Skousen (1994).

PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pengklasifikasian arus kas menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan pada Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi-evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan las dan setara kas serta kepastian perolehannya. berikut: Dalam PSAK No.2 (IAI:2002) disebutkan tujuan laporan arus kas sebagai Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga meliputi dampak transaksi investasi dan pendanaan yang mempengaruhi posisi

keuangan perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama periode tersebut. Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya untuk: a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan. b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar deviden dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan deviden atas investasi mereka dalam perusahaan-perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini. c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saat laba bersih menurun.

d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama periode tertentu. e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing). f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegonjangan. Lebih jelas manfaat atau kegunaan laporan arus kas diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada Pernyataan No.2 paragraf 3, IAI (2002) sebagai berikut: Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu kas dalam rangka adaptasi dengan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. 2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas

investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan. Sebagaimana yang dinyatakan dalam PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) sebagai berikut: Perusahaan menyajikan arus kas dari aktifitas operasi, aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari: 1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi 3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan lain. Arus kas dari aktifitas operasi terutama diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas operasi, yaitu sebagai berikut: 1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa 2. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi dan pendapatan lain 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa 4. Pembayaran kas pada karyawan 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya 6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diindentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktifitas pendanaan dan investasi 7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negative (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden yang cukup besar bagi para pemegang saham sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa, Manurung (1998) dalam Khaddafi (2006).

Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut. 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktivaaktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan. Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas investasi, yaitu sebagai berikut: 1. Pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya

3. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain 4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya 5. Pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya. 3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh para pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

Aktivitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen. Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan transaksi-transaksi yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu sebagai berikut: 1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya 2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan 3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya 4. Pelunasan pinjaman 5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang

ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Sementara jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjamkan uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasinya perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayarkan kewajibannya dan akhirnya perusahaan akan pailit. 2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Perusahaan Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2. Menurut PSAK No.2 paragraf 17, perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu dari metode berikut ini: a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, (IAI, 2002). Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan menurut PSAK No.2 paragraf 20 sebagai berikut:

Perusahaan harus melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih. Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas lainnya c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugiaan valuta asing yang belum direalisasikan, laba

perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi. Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan,( Wild dkk, 2005) meliputi: 1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar biasa atau operasi dalam penghentian. 2. Bunga dan deviden yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang dibayar sebagai arus kas operasi. 3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi. 4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak (bukannya setelah pajak) dari aktivitas operasi mendistorsi analisis atas aktivitas operasi dan aktivitas investasi. 2.1.3. Earnings Per Share Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share (EPS), Tandelilin (2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat, karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan yang mana

besarnya pendapatan dari earnings per share tergantung pada laba bersih yang diperoleh perusahaan dan jumlah lembar saham yang beredar dan besarnya earnings per share berdampak pada return. Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah sebagai berikut: EPS = Laba tersedia bagi pemegang saham (Fabozzi, 2000) Jumlah lembar saham yang beredar 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laporan arus kas dan earnings per share dengan harga saham dan return saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content of Cash Flow dengan menggunakan model regresi berganda menghasilkan arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas investasinya tidak mempengaruhi return saham. Dalam penelitiannya Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas dan laba akuntansi dengan harga atau return saham menghasilkan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return saham sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham.

Adapun hasil penelitian Pradhono dan Yulius (2004) meneliti pengaruh Economic Value Added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis regresi linear sederhana. Dalam penelitian dikatakan bahwa EVA dan residual income tidak mempunyai pengaruh dengan return saham, earnings dan arus kas operasi mempunyai pengaruh dengan return yang diterima oleh pemegang saham. Hasil penelitian Irwansyah (2006) membuktikan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham dan penelitian Khaddafi (2006) dengan judul pengaruh arus kas dan laba terhadap return saham menghasilkan bahwa hanya arus kas investasi dan laba yang memiliki pengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas operasi dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap return saham. Bebarapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, dan perbedaan antara bukti empiris dengan teori yang mendasarinya, dapat dilihat pada tabel berikut:

2.3. Kerangka Konseptual Arus Kas dari Aktivitas Operasi (X 1 ) Arus Kas dari Aktivitas Investasi (X 2 ) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (X 3 ) Return Saham (Y) Earning Per Share (X 4 ) Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Variabel yang digunakan adalah: Variabel Dependen : Return Saham (Y) Variabel Independen : Komponen laporan arus kas yang terdiri dari arus kas operasi(x 1 ), arus kas investasi(x 2 ), arus kas pendanaan(x 3 ), dan Earnings per share (X 4 )

Informasi dalam laporan keuangan secara teoritis menjadi salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh investor dalam membuat keputusan investasi, Informasi yang memberikan gambaran bahwa sebuah perusahaan berada dalam kondisi yang baik akan meningkatkan permintaan atas saham perusahaan tersebut sehingga harganya akan mengalami peningkatan. Informasi dalam laporan keuangan meruapakan sumber bagi investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam investasi mereka. Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor menjadikan hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam laporan keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Earnings per Share (EPS) sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara teoritis akan sangat mempengaruhi harga saham. Informasi lain di dalam laporan keuangan yang semakin mendapat porsi yang signifikan dalam pembuatan keputusan investasi adalah laporan arus kas. Penggunaan laporan arus kas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan investor mengenai informasi penggunaan uang tunai di dalam perusahaan. Investor tidak mau mengalami dilusi informasi hanya dengan memperhatikan tingkat laba sebuah