BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a.) Bentuk Fisik Motor b.) Bagian dalam Motor Gambar Motor Induksi 3 fasa

Gambar 1 Motor Induksi. 2 Karakteristik Arus Starting pada Motor Induksi

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V

BAB III CARA KERJA INVERTER

KONSTRUKSI GENERATOR DC

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

SOFT STARTING DAN DYNAMIC BRAKING PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Proteksi Motor Menggunakan Rele Thermal dengan Mempertimbangkan Metode Starting

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB III LANDASAN TEORI. dipahami terlebih dahulu mengenai konsep dasar pengembangan temporary bogie

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP

BAB II LANDASAN TEORI


Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

BAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

4.3 Sistem Pengendalian Motor

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PERCOBAAN I MOTOR DC (ARUS SEARAH)

BAB II. Motor induksi tiga fasa adalah mesin arus bolak balik (AC) yang. berfungsi mengubah atau mengkonversi sumber tenaga listrik AC menjadi tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9/10/2015. Motor Induksi

MOTOR LISTRIK 1 FASA

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elektronika daya. Dasar elektronika daya

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai slip antara medan stator dan rotor dengan sumber tegangan 3 fasa. Motor induksi ini merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaanya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron (ns = 120f/2p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan memperbesar pula arus induksi pada rotor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar.

Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Dikenal dua tipe motor induksi (Gambar 2.1) (a) (b) Gambar 2.1 (a) Rotor belitan ; (b) Rotor sangkar Motor induksi 3 fasa berputar pada kecepatan yang pada dasarnya adalah konstan. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini, namun motor induksi 3 fasa merupakan jenis motor listrik yang paling banyak digunakan pada dunia industri karena sesuai kebutuhan dan memiliki banyak keuntungan.[1] Berdasarkan kumparannya, rotor dibagi menjadi rotor sangkar (squarrel-cage rotor) dan rotor kumparan (wound rotor).

2.2 Konstruksi Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain. Gambar 2.2. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa Secara umum mesin listrik induksi memiliki konstruksi yang terbagi atas dua bagian yaitu bagian yang bergerak yaitu rotor dan bagian yang diam atau stator. Bagian bagian mesin dan kegunaanya : 1. Frame (Yoke)

- Penyangga mekanis dari kutub dan melindungi bagian dalam mesin. - Membawa fluks magnetik yang dihasilkan kutub. 2. End Bracket (Bearing Housing) Sebagai tempat untuk meletakkan bearing dan sebagai rumah untuk bearing. 3. Bearing Untuk mengurangi terjadinya gesekan antara housing dengan as dari motor tersebut. 4. Cooling fan Sebagai pendingin pada motor induksi sehingga motor tidak mengalami over heating (panas lebih). 5. Stator Bagian yang diam (kumparan/lilitan jangkar) 6. Rotor Bagian yang bergerak (kumparan/lilitan medan) 2.3. Prinsip kerja Motor Induksi Tiga Fasa Ada beberapa prinsip kerja motor induksi : (1) Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan Ns = 120 f/p dimana: Ns = Kecepatan Putar f = Frekuensi Sumber

p = Jumlah kutub motor (2) Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. (3) Akibatnya pada kumparan rotor timbul GGL induksi. (4) Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). (5) Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. (6) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. (7) GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). (8) Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan : S= (ns- nr)/ ns x 100% (9) Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. (10) Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa didasarkan pada hukum Faraday (tegangan induksi akan ditimbulkan oleh perubahan induksi magnetik pada

suatu lilitan) dan hukum Lorentz (perubahan magnetik akan menimbulkan gaya). Prinsip dasar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tegangan induksi akan timbul pada setiap konduktor diakibatkan oleh medan magnet yang memotong konduktor (hukum Faraday). 2. Karena konduktor dihubungkan menjadi satu, membuat tegangan induksi menghasilkan arus yang mengalir dari konduktor ke konduktor lain. 3. Karena terjadi arus diantara medan magnet maka akan timbulah gaya (hukum Lorentz). 4. Gaya akan selalu menarik konduktor untuk bergerak sepanjang medan magnetik. Gambar 2.3. Prinsip Kerja Motor Induksi 2.4. Kelebihan dan Kelemahan Motor Induksi 3 Fasa - Keuntungan Motor induksi: 1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.

2. Menghasilkan putaran yang konstan 3. Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula. 4. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi. 5. Efisiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil. 6. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan. - Kelemahan Penggunaan Motor Induksi: 1. Kecepatan tidak mudah dikontrol. 2. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal. 2.5. Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi (torque) Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan antara torsi - kecepatan dengan arus pada motor induksi 3 fasa: Motor mulai menyala ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi torsinya rendah. Saat motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torsinya mencapai titik tertinggi dan arusnya mulai menurun. Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torsi dan stator turun ke nol.

Gambar 2.4. Grafik Torque-Kecepatan Motor Induksi 3 fasa 2.6. Pengasutan Motor Induksi (Starting Motor) Kontaktor dan overload relays merupakan komponen kontrol yang terpisah. Ketika sebuah kontaktor dihubungkan dengan overload relays, maka dapat disebut sebagai sebuah pengasut motor (motor starter) yang sederhana. Gabungan kedua komponen tersebut dapat digabungkan menajadi sebuah komponen dan seperti telah diterangkan pada pengenalan komponen sebelumnya, dinamakan kontaktor-circuit breaker. Komponen tersebut juga merupakan sebuah motor starter yang sederhana. Jenis ini menyediakan perlindungan beban lebih, tapi tidak dapat digunakan jika perlindungan tegangan rendah diperlukan atau untuk operasi otomatis jarak jauh. Ketika relai beban lebih putus, mekanisme pengasut tidak menutup / tidak mengancing, yang membuka kontak untuk menghentikan motor. Kontak tidak dapat ditutup lagi sampai mekanisme pengasut telah direset dengan menghentikan

motor. Secara sederhana, sebuah pengasut motor akan terdiri dari sebuha kontaktor beserta alat proteksi terhadap kelebihan arus (overload). Kontaktor tersebut akan menjadikan tegangan rendah bisa mengontrol tegangan tinggi dan arus tinggi. Kegunaan pengasut motor adalah sebagai berikut : 1. Untuk melakukan start dan stop terhadap motor 2. Untuk melindungi motor dari overload (kelebihan arus) dan overheating (kelebihan panas). 3. Untuk memisahkan motor pada saat rusak dan pada saat dilakukan kegiatan perawatan. 4. Untuk mengunci (interlooking) operasi motor sehingga bisa selaras dengan operasi lain dari motor tersebut dan dengan operasi dari motormotor lainnya. 5. Untuk membalikan arah gerak motor. 6. Untuk mengkontrol kecepatan secara manual dan otomatis. 7. Untuk mengkontrol torsi asut dan torsi akselerasi. 8. Sebagai alat pengereman motor. 9. Untuk membatasi arus asut sehingga bisa memperkecil gangguangangguan terhadap pemakai arus lain dari tegangan tersebut. Terdapat berbagai solusi untuk perubahan kecepatan motor yaitu diantaranya dengan cara start tradisional (elektromekanikal). Untuk menjalankan motor telah dikenal berbagai cara : 1. Pengasut langsung / Direct on line (DOL) 2. Start Delta (Wye Delta)

3. Auto-transformator 4. Resistansi Primer (Primary Resistance) 5. Resistansi Skunder (Scunder Resistance) 6. Variable Speed Drive (VSD) dan Softstarter (SS) 2.7. Pengasutan Softstarter (SS) Pada motor induksi yang diam apabila tegangan normal diberikan ke stator makan akan ditarik arus yang besar oleh belitan primernya. Motor induksi saat dihidupkan secara langsung akan menarik arus 5 sampai 7 kali dari arus beban penuh dan hanya menghasilkan torsi 1,5 sampai 2,5 kali torsi beban penuh. Arus mula yang besar ini dapat mengakibatkan drop tegangan pada saluran sehingga akan menggangu peralatan lain yang dihubungkan pada saluran yang sama. Untuk motor yang berdaya diatas 30 hp tidak dianjurkan menghidupkan motor secara langsung. Cara lain untuk mengasut motor adalah dengan menggunakan Soft Starter (elektronik).

Gambar 2.5. Bentuk Soft Starter untuk Motor Induksi 3 Fasa Soft starting adalah suatu cara penurunan tegangan starting dari motor induksi AC. Dengan demik metode pengasutan yang bekerja dengan cara mengurangi tegangan pengasutan motor induksi dan kemudian menaikkan tegangan secara bertahap sampai tegangan penuh. Metode soft starting ini menjadi solusi atas tingginya nilai arus saat pengasutan motor induksi dan merupakan metode yang nilai arus pengasutannya rendah. Soft Starter bertujuan untuk mendapatkan start dan stop yang terkendali dan terproteksi secara sehalus mungkin dan lalu mencapai kecepatan nominal yang konstan pada aplikasi dengan torsi awal atau start rendah.

2.7.1. Rangkaian Soft Starter (SS) Rangkaian dasar soft starting terdiri dari komponen thyristor untuk mengontrol aliran arus yang masuk ke motor sehingga tegangan akan masuk secara bertahap dan akhirnya penuh. Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor. Thyristor yang terpasang bisa pada 2 fasa atau 3 fasa. Gambar 2.6. Rangkaian Dasar Soft Starting 2.7.2. Prinsip Kerja Softstarter Prinsip dasar pengasut soft starting adalah merubah bentuk gelombang input dan kemudian merubah ukuran rms untuk motor. Hal ini dilakukan dengan cara merubah suplai arus bolak balik menjadi arus searah. Arus searah tersebut selanjutnya dirubah kembali menjadi arus bolak balik dengan inverter (alat pembalik

arah) pada kecepatan yang tinggi. Soft Starter mengatur tegangan yang masuk ke motor. Cara kerja dari Soft Starter yaitu pertamatama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsi pun juga rendah. Pada level ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan kejutan. Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai ke nominal tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal. Gambar 2.7. Kurva Arus Start dengan SoftStarter pada Motor Induksi 3 fasa Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Sehingga pada saat motor induksi dihentikan maka tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti pada starter yang menggunakan fakturator. Berikut ini merupakan rangkaian utama pada motor induksi 3 fasa.

M Gambar 2.8. Rangkaian utama motor induksi 3 fasa dengan pengasutan softstarter 2.7.3. Pengunaan Softstarter Pengasut Soft Starting digunakan bila adanya keharusan akan akselerasi dan dekselerasi yang mulus pada motor yang berdaya diatas 30 HP. Karaktersitik Softstarter memiliki kemampuan mengubah besaran tegangan dan frekuensi sesuai kebutuhan. Karaktersitik arus fungsi putaran motor, akan menarik 600% arus nominal tanpa adanya pengasutan, dengan pengasutan softstarter mampu ditekan sampai hanya 200% arus nominalnya. Karakteristik momen dengan softstarter lainnya adalah mampu

mengubah frekuensi jala-jala 50 Hz menjadi frekuensi lebih kecil dari 25%, 50%, 75% dari frekuensi nominalnya. 2.8 Pengasutan Frequency drive (Inverter) Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD (Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan dari DC ke tegangan AC dengan frekuensi yang diinginkan. Fungsi Inverter adalah untuk merubah kecepatan motor AC dengan cara merubah Frekuensi outputnya. Jika sebelumnya banyak menggunakan sistem mekanik, kemudian beralih ke motor slip maka saat ini banyak menggunakan semikonduktor. Tidak seperti softstarter yang mengolah level tegangan, inverter menggunakan frekuensi tegangan keluaran untuk mengatur kecepatan motor pada kondisi ideal (tanpa slip). Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan kecepatan motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat kecepatan motor. 2.8.1. Rangkaian Frequency drive (Inverter) Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian

dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur. Gambar 2.9. Rangkaian Utama motor induksi dengan pengasutan frequency drives (Inverter) Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter AC-DC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (rectifier dioda) namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier). Setelah tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian tegangan DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter dengan teknik PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan amplitudo dan frekuensi keluaran yang diinginkan

2.8.2. Prinsip kerja Frequency drive Prinsip kerja inverter yang sederhana adalah : - Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank kapasitor. Jadi dari AC di jadikan DC. - Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 khz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan. Pengontrolan start dan stop bisa dilakukan dengan dua cara yaitu via local dan remote. Local maksudnya adalah dengan menekan tombol pada keypad di inverternya. Sedangkan remote dengan menghubungkan terminal di board kontrol dengan tombol external seperti push button atau nutton witch. Masing masing opsi tersebut mempunyai kelemahan dan keunggulan sendiri sendiri. Frekuensi dikontrol dengan berbagai macam cara yaitu : melalui keypad (local), dengan external potensiometer, Input 0 ~ 10 VDC, 4 ~ 20 ma atau dengan preset memori. Semua itu bisa dilakukan dengan mengisi parameter program yang sesuai.

2.8.3. Penggunaan pada Frequency drive Banyak cara untuk mengatur/mengurangi kecepatan motor seperti dengan gear box / reducer. Namun mengatur kecepatan motor dengan inverter akan memperoleh banyak keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Seperti : jangkauan yang luas untuk pengaturan kecepatan dan torsi motor, mempunyai akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur, mempermudah proses monitoring atau pengecekan, sistem proteksi motor yang baik, mengurangi arus starting motor dan menghemat pemakaian energi listrik, memperhalus start awal motor dsb. Gambar 2.10. Jenis jenis Inverter pada Penggunaan Untuk Motor Induksi Pemilihan inverter yang benar tentunya dengan memperhatikan spesifikasi dari motor serta keperluan dalam pemakaian inverter itu sendiri seperti dengan memperhatikan daya motor, tegangan motor, frekuensi motor Contohnya Jika memiliki motor 3 fasa 3 kw, maka kita perlu

menggunakan inverter dengan spesifikasi daya diatas 3 kw seperti 3,2 kw atau 3,3 kw dan tentunya tegangan keluaran dari inverter harus sama dengan tegangan motor. Sebenarnya kita juga bisa menggunakan inverter dengan daya 3 kw untuk motor 3 kw tapi dengan syarat kita juga harus menggunakan motor tersebut dengan beban yang kecil atau dengan kata lain motor tidak digunakan dengan daya maksimal. Jadi penting untuk mengetahui arus pada motor saat dijalankan dengan beban, untuk settingan ampere pada inverter sebagai proteksi motor, serta untuk menghitung daya beban yang berguna dalam pemilihan inverter.