PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN. Power Supply. Microcontroller Wemos. Transistor Driver TIP122. Gambar 3.1 Blok Rangkaian sistem

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

ANALISA ADC 0804 dan DAC 0808 MENGGUNAKAN MODUL SISTEM AKUISISI DATA PADA PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

ADC (Analog to Digital Converter)

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS BERDASARKAN INTENSITAS CAHAYA DAN KEBERADAAN MANUSIA DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN ALAT. Alat Warning System Dan Monitoring Gas SO 2 merupakan detektor gas

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB II KWH-METER ELEKTRONIK

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran, pemantauan dan tampilan nilai suhu adalah bagian yang sering

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

SISTEM KENDALI SUHU RUANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENIMBANG GULA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

BAB I PENDAHULUAN. Tensimeter yang sering digunakan beberapa waktu yang lalu adalah

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN ALKOHOL METER BERBASIS AVR ATMEGA Laporan Tugas Akhir. Oleh: Nadya Sukma Dewantie J0D006019

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. terpisah dari penampang untuk penerima data dari sensor cahaya (LDR) dan modul yang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III. Perencanaan Alat

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Transkripsi:

Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur no.112-116 Bandung 40132 e-mail: syahrul_syl@yahoo.com ABSTRAK Pengaturan kadar alkohol dalam sebuah larutan yang memiliki akurasi tinggi merupakan hal yang sangat penting agar larutan tersebut dapat digunakan sesuai dengan kadar yang diinginkan. Pengukuran menggunakan sensor adalah merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam proses pengukuran kadar alkohol dalam sebuah larutan baik itu di dalam laboratorium kimia ataupun pengguna lainnya. Salah satu sensor yang dapat digunakan dalam mengukur kadar alkohol dalam larutan yaitu menggunakan sensor TGS 2620. Pada tulisan ini dipaparkan hasil penelitian tentang rancang bangun sebuah pengatur kadar alkohol dalam larutan. Rancangan dan implementasi alat ini selain menggunakan sensor TGS 2620, juga mikrokontroler, pengubah analog ke digital, dan tampilan LCD. Sedangkan aktuator yang digunakan adalah motor DC gear. Bahasa pemrograman yang dipilih dalam rancangan perangkat lunak sistem ini adalah bahasa assembly untuk mikrokontroler. Dari hasil pengujian, sistem yang dirancang sudah dapat mengatur secara otomatis kadar alkohol dalam larutan sesuai setting persentase yang dikehendaki. Alat yang dibangun dapat mengatur kadar alkohol dalam sebuah larutan, dengan nilai kadar alkohol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 95% secara otomatis. Kata kunci: Alkohol, Sensor, Mikrokontroler 1. PENDAHULUAN Alkohol merupakan suatu zat kimia yang banyak digunakan untuk keperluan misalnya di dalam obat, parfum, larutan-larutan untuk keperluan di laboratorium, industri kimia dan sebagainya. Dalam melakukan pencampuran dalam suatu larutan pada saat ini tidak sedikit masih dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan hitungan takaran melalui perhitungan-perhitungan kimia tertentu, hal ini tentu akan menghambat pemberian kadar alkohol dan keakuratannya. Dengan tersedianya sensor pendeteksi kandungan alkohol dalam sebuah larutan maka memungkinkan penggunaan peralatan elektronik yang lebih baik dan lebih akurat. Aplikasi-aplikasi yang banyak digunakan di berbagai bidang yang sangat membutuhkan keakuratan nilai kandungan alkohol. Untuk itu dalam penelitan ini khusus dilakukan rancang bangun sebuah instrumen yang fungsinya untuk mengatur konsentrasi alkohol dala suatu larutan sesuai dengan setpoint yang dipilih oleh pengguna. Gambar 1. Diagram Blok Rancangan Sistem 2. PERANCANGAN SISTEM Hasil rancangan diagram blok sistem ditunjukkan pada Gambar 1 yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Mikrokontroler berfungsi sebagai pengolah data kadar alkohol yang dikehendaki di dalam larutan, di mana Hasil pengolahan data tersebut akan menentukan dari dua aktuator mana yang akan dinyalakan oleh mikrokontroler. 2. Keypad 3x4 berfungsi sebagai alat input data setpoint yang dimasukan oleh user, data yang dimasukan adalah nilai kadar alkohol yang diinginkan. Kemudian datanya akan diproses mikrokontroler. 1

Syahrul, Sri Nurhayati, Giri Rakasiwi 3. LCD berfungsi untuk menampilkan data yang telah dimasukkan dan data dari sensor TGS 2620. Tampilannya berupa nilai kadar alkohol dalam skala persen. 4. Sensor TGS 2620 berfungsi sebagai sensor pendeteksi kadar alkohol dalam larutan. Data dari sensor TGS 2620 akan dikirim ke ADC untuk diubah menjadi data digital. 5. ADC berfungsi untuk mengubah data analog dari sensor TGS 2620 menjadi data digital, kemudian data digital tersebut akan dikirim ke mikrokontroler untuk diproses. 6. Motor driver berfungsi untuk menggerakan akatuator 1 dan aktuator 2. Driver motor sendiri dikendalikan oleh mikrokontroler untuk memilih aktuator mana yang akan dijalankan. 7. Aktuator 1 terdiri dari sebuah tabung infus 200 ml yang dapat meneteskan larutan alkohol yang digerakan oleh sebuah motor DC. Aktuator 1 berfungsi untuk menambahkan kadar alkohol kedalam larutan. 8. Aktuator 2 adalah sebuah elemen pemanas listrik, berfungsi untuk mengurangi kadar alkohol dalam larutan uji dengan cara memanaskan larutan. Proses perancangan sistem ini dibagi dua bagian, yaitu perancangan perangkat lunak dan perancangan perangkat keras. A. Rancangan Perangkat Keras Setelah diagram blok rancangan sistem selesai dibuat (hasil rancangan pada Gambar 1), maka langkah selanjutnya adalah pembuatan skematik rancangan perangkat keras. Perancangan ini dilakukan agar dapat mendukung sistem yang akan dibuat sehingga spesifikasi sistem yang diinginkan dapat tercapai. Mikrokontroler Pusat pemrosesan dan sekaligus sebagai pengendali, digunakan Mikrokontroler AT89S52. Penggunaan mikrokontroler ini dikarenakan pertimbangan jumlah port I/O yang dimiliki, harga yang relatif murah, mudah diperoleh serta penggunaanya yang telah banyak digunakan, sehingga pengembangan dan informasinya mudah didapat. Skematik Mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada Gambar 2. Sensor Alkohol Pada Gambar 3 ditunjukkan skematik TGS 2620. Sensor ini berfungsi sebagai pendeteksi kadar alkohol dalam uap larutan, besarnya nilai kadar alkohol akan ditunjukkan oleh besarnya tegangan pada pin 2 yang terhubung ke Gambar 2 Skematik Sistem Mikrokontroler Gambar 3 Skematik Sensor Alkohol ADC0808. Pin 1 dihubungkan ke ground untuk rangkaian pemanas. Pin 2 memiliki 2 fingsi, yaitu: (1) sebagai output data analog TGS 2620 yang akan dihubungkan ke pin nomor 26 ADC dan (2) sebagai ground rangkaian sirkuit. Pin 3 berfungsi sebagai sumber tegangan sirkuit (dihubungkan ke sumber tegangan 5V). Pin 4 berfungsi sebagai sumber tegangan pemanas, (dihubungkan ke 5V). Keypad 3x4 Pada Gambar 4 diberikan hasil rancangan skematik keypad 3x4 yang tersambung langsung ke mikrokontroler. Keypad berfungsi sebagai masukan data berupa angka/nilai kadar alkohol yang diinginkan. ADC 0804 ADC0804 adalah sebuah piranti yang berfungsi mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital 8 bit. ADC ini menggunakan metode approksimasi berturut-turut untuk mengkonversikan masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8 bit yang ekivalen. 2

Pengatur Kadar Alkohol Dalam Larutan ADC0804 mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan catu daya +5V dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100us. Konfigurasi pin ADC0804 ditunjukkan pada Gambar 5. Pin 11 sampai 18 (keluaran digital) adalah keluaran tiga keadaan, yang dihubungkan langsung dengan bus data. Apabila CS (pin 1) atau RD (pin2) dalam keadaan high ( 1 ). Pin 11 sampai 18 akan mengambang (high impedanze) jika CS dan RD berlogika low. Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3). Untuk memulai suatu konversi, CS harus rendah. Ketika WR rendah, konverter akan mengalami reset, dan ketika WR kembali kepada keadaan high, konversi segera dimulai. ADC ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara kontinu. Untuk itu, kita harus menghubungkan pin CS dan RD ke ground dan menyambungkan WR dengan INTR. Maka dengan ini keluaran digital yang kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan masukan WR. Pada akhir konversi INTR berubah menjadi low, sehingga keadaan ini akan mereset konverter dan mulai konversi. Motor DC Motor DC berfungsi sebagai aktuator, ada dua motor DC yang digunakan. Motor DC 1 berperan sebagai aktuator 1, yaitu berfungsi sebagai penambah larutan alkohol kedalam larutan uji. Motor DC 2 berperan sebagai aktuator 2, yaitu berfungsi sebagai penggerak pemanas listrik untuk memanaskan larutan yang dimaksudkan untuk mengurangi kadar alkohol dalam larutan (Gambar 6). Modul LCD LCD terhubung ke mikrokontroler melalui port 0 untuk mengirimkan data sebanyak 8 bit (Gambar 7). Untuk proses pemilihan register yang akan diakses, mode pembacaan maupun penulisan dan untuk mengaktifkan clock LCD maka ketiga proses tersebut dihubungkan ke port P2.7, P2.6 dan P2.5. Sedangkan untuk menyalakan backlight LCD maka pin 15 dan pin 16 pada LCD dihubungkan pada VCC dan GND. Pada Gambar 7 merupakan skematik LCD yang digunakan. Gambar 4 Skematik keypad 3x4 dengan mikrokontroler Gambar 6 Skematik Aktuator Penetes dan Pemanas Gambar 5 Skematik ADC0804 Gambar 7 Skematik LCD Dalam rancangan ini ADC 0804 digunakan pada mode free runing, artinya pembacaan konversi dilakukan secara terus menerus. 3

Syahrul, Sri Nurhayati, Giri Rakasiwi B. Rancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dirancang ini berfungsi mengendalikan keseluruhan sistem (pengaturan kadar alkohol), di mana semua program tersimpan pada mikrokontroler. Pemrograman Mikrokontroler digunakan bahasa assembly MCS-51. Pada Gambar 8 diberikan hasil rancangan diagram alir perangkat lunak sistem. Penjelasan singkat diagram alir Gambar 8 diberikan berikut: 1. Inisialisasi mikrokontroler 2. Input nilai kandungan alkohol yang diinginkan untuk larutan uji, nilai kandungan yang dimasukkan ditampilkan pada LCD. 3. Baca data dari sensor melalui ADC. 4. Bandingkan nilai data yang dimasukkan dengan nilai data yang terbaca dari sensor 5. Bandingkan, apakah data input lebih besar atau kurang dari data sensor. 6. Aktuator 1 berfungsi untuk menaikkan kadar alkohol pada larutan. 7. Aktuator 2 berfungsi untuk mengurangi kadar alkohol pada larutan. 8. Jika data yang dimasukkan sudah sama dengan data yang terbaca oleh sensor, Buzzer akan ON pertanda pengaturan nilai kadar alkohol dalam larutan sudah selesai dan sesuai dengan nilai yang diinginkan. Gambar 8. Diagram Alir Rancangan Perangkat Lunak 3. PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian ini bertujuan mengetahui bahwa sistem yang terdiri dari rangkaian Input keypad, sensor alkohol, ADC, mikrokontroller serta motor driver sebagai aktuator penambah dan pengurang kadar alkohol dipastikan dapat bekerja dengan baik. Langkah yang dilakukan pertama kali dalam uji coba adalah mengukur kadar alkohol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90 dan 95%. Kemudian data tersebut dijadikan acuan sebagai penanda nilai kadar alkohol dalam persen, selanjutnya dilakukan pengaturan 10 jenis kadar alkohol yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90 dan 95%, dan hasil dari pengaturan kadar alkohol tersebut diukur kembali di laboratorium untuk dibandingkan hasilnya. Dari hasil pengukuran didapatkan data seperti pada Tabel 1. Dari tabel 2 tampak bahwa pengaturan kadar alkohol yang dilakukan oleh alat yang telah dibuat masih memiliki kesalahan, namun kesalahan tersebut sangat kecil dan masih bisa ditolelir. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap larutan air bersih yang tidak mengandung alkohol, dan sensor menunjukan data kandungan alkohol dalam larutan air bersih adalah 0 desimal, yang artinya bahwa dalam larutan air bersih itu tidak tedapat kadar alkohol, kemudian larutan air bersih tersebut diberi larutan alkohol dengan cara ditetes secara terus menerus, penetesan dilakukan untuk menaikan kadar alkohol dalam larutan air bersih tersebut, kecepatan tetesan alkohol adalah 120 tetesan per menit, perubahan nilai alkohol dalam larutan tersebut langsung terlihat dengan berubahnya angka 0 desimal menjadi angka 1 desimal dan terus bertambah seiring bertambahnya kadar alkohol dalam larutan tersebut, hal ini menunjukan bahwa perancangan sensor TGS 2620 sebagai pendeteksi kadar alkohol dalam larutan sudah bekerja dengan baik. Dalam pemberian kadar alkohol pada larutan uji untuk menaikan nilai kadar alkohol, alat ini tidak mengacu pada volume zat pelarut maupun zat terlarut, melainkan mengacu pada nilai kadar alkohol yang telah ditetapkan pada saat pengukuran 10 sampel larutan alkohol dengan nilai yang berbeda, seperti yang ditunjukan pada tabel 1, dan membandingkannya dengan nilai kadar alkohol yang diperoleh dari pengukuran pada larutan oleh sensor TGS 2620. 4

Pengatur Kadar Alkohol Dalam Larutan Pengujian yang lain adalah pengujian pengurangan kadar alkohol dalam larutan, yaitu dengan memanaskan larutan uji menggunakan elemen pemanas berupa solder listrik, elemen pemanas dimasukan kedalam larutan uji untuk memaskan larutan uji, hal ini dimaksudkan agar kadar alkohol dalam larutan uji menguap dan berkurang, setelah elemen pemanas dimasukan kedalam larutan uji, sensor mendeteksi kenaikan kadar alkohol pada uap larutan uji, hal ini terjadi karena alkohol dalam larutan uji mengalami penguapan dalam jumlah besar, maka jumlah kadar alkohol yang terdeteksi dalam uap larutan uji mengalami peningkatan. Setelah dilakukan pemanasan selama + 30 menit, kandungan kadar alkohol berkurang sebanyak 10%, pengurangan nilai kadar alkohol diketahui setelah larutan didinginkan selama 30 menit setelah pemanasan dihentikan, maka pengurangan kadar alkohol sebanyak 10% akan diketahui 60 menit dari awal pemanasan dilakukan Dari hasil pengujian pengaturan kadar alkohol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 95% pada sebuah larutan uji, terlihat bahwa hasil pengaturan yang dilakukan oleh alat ini memiliki sedikit simpangan ketika larutan hasil dari pengaturan kadar alkohol tersebut diukur kembali di laboratorium, namun simpangannya tidak besar dan masih dalam kondisi yang mendekati nilai sebenarnya. Kadar Alkohol (%) yang tertera pada label pasar TABEL I PENGUKURAN KADAR ALKOHOL Hasil pengujian kadar alkohol (%) menggunakan sistem yang dibangun 10 12 20 23 30 31 40 42 50 51 60 62 70 70 80 79 90 89 95 95 Pada saat pengujian pengurangan kadar alkohol pada sebuah larutan, ketika larutan tersebut dipanaskan otomatis sensor akan mendeteksi peningkatan nilai kadar alkohol pada larutan tersebut, hal ini dikarenakan alkohol yang terdapat dalam larutan tersebut banyak yang menguap, dan uap alkohol tersebut seolah-olah menunjukan tingginya nilai kadar alkohol dalam larutan, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya peningkatan penguapan larutan alkohol akibat pemanasan larutan, hal tersebut akan normal kembali setelah larutan uji kembali ke suhu normalnya. Aktuator 1 mampu bekerja dengan baik, ketika kadar alkohol pada larutan uji kurang dari kadar alkohol yang dimasukkan melalui keypad secara otomatis motor DC ON untuk meneteskan larutan alkohol kedalam larutan uji, aktuator 1 berhenti bekerja setelah kadar alkohol pada larutan uji sudah sama dengan kadar alkohol yang diinginkan. Begitu pula dengan aktuator 2 yang dapat bekerja dengan baik, ketika kadar alkohol pada larutan uji melebihi kadar alkohol yang dimasukkan, secara otomatis motor DC pada aktuator 2 bekerja untuk memasukan elemen pemanas kedalam larutan uji, yang bertujuan untuk mengurangi kadar alkohol pada larutan uji, aktuator 2 akan berhenti bekerja dan mengembalikan elemen pemanas ketempat asalnya setelah kadar alkohol pada larutan uji sama dengan kadar alkohol yang dimasukkan melalui keypad. 4. KESIMPULAN 1. Sistem pengatur kadar alkohol dalam larutan telah berhasil dirancang dan dibangun. Setelah melalui pengujian, sistem dapat mengatur kadar alkohol yang diinginkan oleh pengguna. Pengguna cukup menyiapkan preparasi larutan dan memberikan konsentrasi alkohol melalui keypad dan membiarkan sistem bekerja secara otomatis untuk mengatur kadar alkohol yang diinginkan. 2. Alat yang dirancang dapat mengatur kadar alkohol dalam sebuah larutan, dengan nilai kadar alkohol 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 95% secara otomatis. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim, 8-bit Microcontroller with 8K Bytes In-System Programmable Flash AT89S52, datasheet, diakses dari: http://atmel.com, 15 Januari 2011. [2] Anonim, Teori Alkohol, di akses dari: http://wikipedia.org/w/index.php?title=etan ol&action=edit&section=14, 15 Januari 2011. [3] Budiharto, Widodo, Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004 5

Syahrul, Sri Nurhayati, Giri Rakasiwi [4] Hidayat, Syahrul, Panduan Praktikum Sistem Mikroprosesor, UNIKOM, Bandung, 2009 6