BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KEMAMPUAN RASIO CAMEL DALAM MEMPREDIKSI PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT : INFLASI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.


BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Bank (LKB) merupakan lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bisa dipastikan bahwa semua orang sudah mengerti arti bank, baik yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga intermediasi bagi pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga mestinya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara (Merkusiwati, 2007).. Untuk bisa menjaga fungsi tersebut, bank harus tetap menjaga kelangsungan kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga profitabilitasnya terus mengalami peningkatan. Tahun 2012 menjadi tahun yang menggiurkan bagi kalangan perbankan. Bank-bank berhasil mencapai target laba, dan secara industry laba yang dicetak mencapai Rp95,30 triliun atau meningkat 21,58% dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian laba ini juga dicatat sebagai rekor tertinggi laba industry perbankan selama ini. Pertumbuhan signifikan juga terjadi pada peningkatan kredit yang mencapai 24,77%, dan 16,29% untuk dana pihak ketiga. Itu artinya, pada tahun 2012 kecepatan kredit lebih kencang dari kecepatan dana (Info Bank 2013). Menurut Eko B Supriyanto, perbankan harus siap-siap merasakan akibatnya, karena untuk meredam inflasi yang diprediksi mencapai 7,6% Bank Indonesia sangat mungkin menaikkan BI rate. Hal ini tentu akan mendorong kenaikan suku bunga simpanan maupun pinjaman bank-bank dan ini akan mempengaruhi sektor riil yang pada akhirnya akan berimbas ke kinerja sektor 1

2 perbankan. Dalam jangka pendek, kredit perbankan, khususnya kredit usaha menengah kecil akan mendapatkan tekanan. Jadi, bank mesti antisipasi atas slow down ekonomi, jangan sampai terjadi jebakan kredit macet. Selain harus melewati tantangan moneter, industri perbankan juga menghadapi risiko stagnasi dari sisi pertumbuhan kredit empat tahun ke depan. Selain kebutuhan permodalan yang meningkat, pertumbuhan kredit yang lebih kencang dari pada pertumbuhan DPK membuat LDR perbankan pada 2017 diprediksi hampir menyentuh 100%. Perbankan harus giat mencari dana kendati upaya ini akan membuat suku bunga naik. Dan untuk penguatan modal, pemilik bank terutama pemerintah harus segera mengubah kebijakan deviden dan juga membatasi deviden dari bank-bank asing agar mampu meningkatkan kapasitas dari sisi permodalan, jelas Eko. Stagnasi pertumbuhan kredit akibat keterbatasan permodalan dan dana tentunya akan membawa dampak bagi perekonomian karena perbankan Indonesia tidak punya kemampuan mendorong pertumbuhan ekonomi. (Biro Riset Infobank). Bank sebagai salah satu badan usaha yang bergerak di bidang jasa memiliki tujuan tertentu di dalam operasionalnya. Tujuan bank secara mikro adalah menciptakan laba, sedangkan tujuan makronya menurut pasal 3 UU No. 10/1998 adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk mencapai tujuan itu maka bank harus benar - benar menjalankan fungsinya dengan baik, di antaranya adalah fungsi penghubung (financial intermediary) antara savers (pihak kelebihan dana) dengan lenders (pihak yang kekurangan dana), fungsi

3 pembangunan, fungsi pelayanan, dan fungsi transmisi. Untuk dapat menjalankan fungsi tersebut maka bank harus memiliki manajemen dana yang baik. Manajemen dana adalah suatu proses pengelolaan penghimpunan danadana masyarakat ke dalam bank dan pengelolaan dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya, serta pemupukannya secara optimal melalui penggerakan semua sumber daya yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai, sesuai dengan batas ketentuan yang berlaku. Jika kita melihat kondisi masyarakat sekarang, sangat jarang orang yang tidak berhubungan dengan bank. Semakin lama bank semakin mendominasi perkembangan ekonomi dan bisnis suatu negara, tidak hanya di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data yang diperoleh dari Info bank (2012), saat ini pasar keuangan di Indonesia sebesar 81% dikuasai oleh perbankan. Dewasa ini, perkembangan dunia perbankan pun mengalami kemajuan yang sangat pesat dan modern sehingga menyebabkan adanya persaingan antar bank. Persaingan ini makin dirasakan oleh masyarakat dengan ditawarkannya produk - produk dan jasa - jasa perbankan yang menggiurkan seperti bonus, hadiah, dan penawaran - penawaran lainnya. Selain itu, bank mulai meningkatkan kualitas pelayanannya serta teknologi yang dimiliki. Masing - masing bank berusaha untuk mendapatkan nasabah sebanyak - banyaknya. Industri perbankan merupakan industri yang beresiko tinggi karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat (Sugiarto, 2004). Dana dari masyarakat tersebut diputar dalam berbagai bentuk investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berharga, dan penanaman dana lainnya (Puspitasari, 2009).

4 Dengan adanya kondisi perekonomian yang naik turun, terjadinya perubahan peraturan yang sangat cepat, persaingan yang semakin ketat, dan berbagai kecenderungan lain dalam industri perbankan menjadi alasan perlunya bank untuk terus menjaga kestabilan dan kinerjanya dengan baik. Bank yang selalu menjaga kinerjanya dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan masyarakat kepada bank yang bersangkutan. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka loyalitasnya pun juga sangat tipis, hal ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi bank yang bersangkutan karena para pemilik dana ini sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain (News Banking, 21 Maret 2011). Profitabilitas merupakan rasio mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan Return on Assets (selanjutnya disingkat ROA). ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan

5 aktiva yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,25% (Mintarti, 2009). Berikut adalah Tabel 1.1 yang menunjukkan Return On Assets pada beberapa bank umum yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Tabel. 1. 1 Return On Asset (ROA) Bank Umum Periode 2010-2012 (dalam persen) NO Nama Bank 1 Bank Central Asia Tbk 2 Bank Negara IndonesianTbk 3 Bank Rakyat Indonesia Tbk 4 Bank Tabungan Negara Tbk 5 Bank Mandiri Tbk 6 Bank Artha Graha Internasional Tbk Sumber : Laporan Keuangan Tahunan ROA 2010 2011 2012 3,6 3,8 3,6 2,5 2,9 2,9 4,64 4,93 5,15 2,05 2,03 1,94 3,50 3,37 3,55 0,76 0,72 0,66 Sampel data Return On Assets (ROA) dari beberapa bank diatas menunjukkan nilai yang berfluktuasi. Bank BRI tahun 2010 mempunyai nilai ratarata ROA 4.64% dan melebihi standar bank sehat sehingga pada tahun 2011 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu 4,93% dan ketika tahun 2012 mulai mengalami peningkatan yang lebih signifikan yaitu 5,15%. Terdapat pula bank yang bergeraknya stabil seperti pada bank negara indonesia meskipun melebihi standar yakni diatas 1,25 %. Namun, terdapat pula bank yang selalu mempunyai ROA di bawah standar seperti pada bank Artha Graha Internasional.

6 Menurut data empiris di atas, terlihat bahwa rata-rata ROA yang dihasilkan pada setiap bank berbeda-beda dan terdapat beberapa bank yang mempunyai ROA di bawah standar. ROA merupakan salah satu indikator dari aspek profitabilitas yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur Return On Equity (ROE), hal ini dikarenakan Bank Indonesia, sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Ukuran profitabilitas Return On Equity (ROE) digunakan untuk perusahaan pada umumnya dan Return On Assets (ROA) pada industri perbankan. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut. Oleh karena itu, ROA sangat penting dalam dunia perbankan karena ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Semakin tinggi ROA, maka semakain baik kinerja dari bank tersebut. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan perlu dilakukan berbagai usaha dan strategi guna mendukung tercapainya tingkat kesehatan perbankan yang optimal. Usaha tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan memantapkan kembali struktur modal perbankan yang menyelaraskan skala usaha dengan kebutuhan permodalan guna mempertinggi kemampuan menyerap risiko usaha, dan dengan melakukan

7 peningkatan efisiensi operasional agar mampu mendorong profitabilitas ke tingkat yang lebih tinggi. Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning (laba) dalam operasi perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Alasan dipilihnya Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen yang mencerminkan kemampuan manajemen bank karena ROA mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan dari pengelolaan aset dan efisiensi manajerial secara keseluruhan. ROA yang menjadi salah satu rasio margin laba, menunjukkan bagian penjualan yang melebihi biaya (baik biaya variabel maupun biaya tetap). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik karena tingkat return semakin besar karena aktiva perusahaan lebih cepat berputar yang dapat menjamin kerangka keuangan yang memungkinkan pertumbuhan perusahaan perbankan. Untuk dapat menghasilkan tingkat ROA yang baik, bank harusnya memiliki kinerja yang baik sehingga bank tersebut dapat menghasilkan laba yang baik pula. Untuk mengukur kinerja bank terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan, diantaranya Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM) Net InterestMargin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) (Taswan, 2010). Penilaian terhadap rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang menurut Resiko (ATMR),

8 sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 26/20/KEP/DIR tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPPM) dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/2/BPPP tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Dengan meningkatnya modal sendiri maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR) akan meningkat. Sejak periode krisis sampai saat ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank (SK Dir BI April 1999), dimana salah satu program API adalah mensyaratkan modal minimum bagi bank umum (termasuk BPD) menjadi 100 m iliar dengan CAR minimum 8% selambat-lambatnya pada tahun 2010 (Yacub Azwir, 2006). CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia (Taswan, 2010). Semakin tinggi CAR maka semakin banyak modal yang dimiliki oleh bank untuk mengcover penurunan asset. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara parsial CAR berpengaruh positif terhadap ROA yaitu Hapsari (2011), dan Sartika (2012 ), sedangkan bila dilakukan secara simultan, CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Tetapi menurut Prashanugraha (2007 ) CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA baik secara parsial mupun secara simultan. LDR menunjukkan jumlah kredit yang diberikan yang dibiayai dengan dana pihak ketiga. Selain itu, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan bank untuk membayar dana pihak ketiga dari pengembalian kredit yang diberikan.

9 Menurut Kusumaningrum (2011), apabila suatu bank mampu menyalurkan kreditnya dalam batas toleransi yang telah ditentukan, menandakan bahwa bank tersebut dapat menyalurkan dananya secara efisien. Dengan kata lain, bank akan mendapatkan tambahan pendapatan dari bunga yang dibebankan kepada deposan (dengan asumsi tidak ada kredit macet). Tambahan bunga tersebut kemudian akan meningkatkan laba yang diperoleh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara parsial LDR berpengaruh positif terhadap ROA yaitu Prashanugraha (2007), Mahardian (2008), dan Nugroho (2010), sedangkan bila dilakukan secara simultan, LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. GWM mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap profitabilitas. Giro Wajib Minimum (GWM) adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga. Sedangkan pengertian GWM menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/15/PNI/2004 adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia. Apabila dana yang berhasil dihimpun dari pihak ketiga ini tinggi, maka GWM yang harus diserahkan kepada Bank Indonesia juga harus tinggi. Hal ini menyebabkan dana yang menganggur menjadi lebih banyak sehingga profitabilitas yang didapat akan menurun (Kusumaningrum, 2011). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara parsial GWM berpengaruh positif terhadap ROA yaitu Hapsari (2011), sedangkan bila dilakukan secara simultan, GWM tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

10 NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktif. Rasio ini mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga. Apabila selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga yang didapat besar, maka profitabilitas yang didapat pun akan semakin besar (Taswan, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara parsial NIM berpengaruh positif terhadap ROA yaitu Mahardian (2005), Prashanugraha (2007), dan Nugroho (2010) sedangkan bila dilakukan secara simultan, NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Salah satu rasio yang menunjukkan efisiensi bank adalah Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam 12 bulan terakhir dalam periode yang sama (Taswan, 2010). Menurut Mawardi (dalam Kusumaningrum, 2011), efisiensi bank dapat mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Menurut Berger dan Mester (dikutip dari Endri, 2009) efisiensi dalam industri perbankan merupakan aspek yang sangat penting untuk menciptakan kinerja keuangan yang sehat secara berkesinambungan. Semakin rendah tingkat BOPO, maka akan semakin tinggi tingkat keuntungannya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa secara parsial BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA yaitu Prasnanugraha (2007),

11 Mahardian (2008), Nugroho (2010), sedangkan bila dilakukan secara simultan, BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu dimana hasil yang ditunjukkan berbeda-beda. Maka, hal-hal tersebut di atas menimbulkan keingintahuan penulis dan merasa untuk melakukan penelitian pengaruh kecukupan modal, likuiditas, giro wajib minimum, pendapatan bunga, dan beban operasional terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan perbankan, yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu ialah dengan menambah variabel GWM dimana sebelumnya sudah di teliti,namun tidak pada perbankan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012. Alasan dipilihnya industri perbankan karena kegiatan bank sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kinerja bank yang menurun akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan bank harus diperhatikan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk memilih dan menulis mengenai pengaruh kecukupan modal, likuiditas, giro wajib minimum, pendapatan bunga, dan beban operasional terhadap profitabiitas (ROA). Untuk itu penulis mengambil judul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Roa Pada Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012.

12 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), berpengaruh secara parsial terhadap Return Of Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), berpengaruh secara simultan terhadap Return Of Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), berpengaruh secara parsial terhadap Return Of Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012? 2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin

13 (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), berpengaruh secara simultan terhadap Return Of Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2012? 1. 4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak terkait antara lain : 1. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai pengambilan keputusan investasi oleh investor di pasar modal. 2. Bagi Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemahaman mengenai, CAR, LDR, GWM, NIM, BOPO, dan ROA. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh, CAR, LDR, GWM, NIM, dan BOPO, terhadap ROA, serta dapat mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh saat perkuliahan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi dan informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya, dan diharapkan dapat memperbanyak pengetahuan di bidang perbankan.

14 1.5 Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini membatasi analisisnya hanya pada pengaruh dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM), dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Of Assets (ROA) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan adalah mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi ini agar dapat disusun karya yang mudah dipahami dan pembahasannya terarah, maka dibuat suatu sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan secara garis besar latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian yang meliputi tentang : pengertian bank, laporan keuangan bank, kinerja keuangan, profitabilitas, rasio keuangan, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM),dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

15 serta pengaruhnya terhadap Return Of Assets (ROA), tinjauan penelitian sebelumnya, pandangan islam, hipotesis dan kerangka konseptual. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan antara lain: Populasi dan Sampel, Jenis dan Sumber Data, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Metode Analisis Data. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan analisa dan pembahasan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diteliti. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan ringkasan dari hasil penelitian dan pembahasan, saran dan rekomendasi tentang perbaikan yang perlu dilakukan dimasa yang akan datang terkait dengan masalah temuan pada penelitian ini.