BAB XIII PERJANJIAN INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pasal 38 Statuta MI, sumber-sumber HI:

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Perjanjian Internasional yang dilakukan Indonesia

3. Menurut Psl 38 ayat I Statuta Mahkamah Internasional: Perjanjian internasional adalah sumber utama dari sumber hukum internasional lainnya.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Permasalahan C. Tujuan

VIENNA CONVENTION ON THE LAW OF TREATIES 1969

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL ARIE AFRIANSYAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2. Perundingan: Merupakan tahap awal yang dilakukan oleh kedua pihak yang berunding mengenai kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian internasional.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SUMBER HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

PERJANJIAN INTERNASIONAL DI ERA GLOBALISASI

MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL MATCH DAY 6 PERJANJIAN INTERNASIONAL

Konvensi Munisi Tandan (CCM) tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

Chapter Five. Pelaksanaan Perjanjian Internasional. Article 26 Vienna Convention on Treaty

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

BAB III PERSPEKTIF HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL TERHADAP MLA DI INDONESIA. dampak, yaitu yang memaksa unsur-unsur pendukung dalam hubungan

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

INTERNASIONAL ; BAGIAN 2

MATERI PERKULIAHAN HUKUM INTERNASIONAL MATCH DAY 3 SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

SUATU TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL. ROSMI HASIBUAN, SH.MH Fakultas Hukum Jurusan Hukum Internasional Universitas Sumatera Utara

URGENSI PENGGANTIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

TEORI / AJARAN TTG HUBUNGAN H.I. DGN. H.N.: TEORI DUALISME, MONISME DAN PRIMAT HI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengertian JUAL BELI PERNIAGAAN & PERBUATAN YG DILAKUKAN PERUSAHAAN PERDAGANGAN/PERNIAGAAN. 20-Sep-17. Jual beli perdata (umum) adalah:

Chapter One. Pendahuluan. Article 2 (1)(a) Vienna Convention on Treaty

PENDIRIAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI INTERNASIONAL OAI 2013 ILMU ADMINISTRASI NEGARA UTAMI DEWI

KEABSAHAN KLAIM KEDAULATAN JEPANG ATAS KEPULAUAN SENKAKU

BAB I PENDAHULUAN. internasional, sudah sejak lama dilakukan oleh negara-negara di dunia ini. Perjanjianperjanjian

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

Sumber Hukum Tempat untuk menggali / menemukan hk nya 7/11/2008 Sumber2 Hk - Joeni Arianto 2

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan undang-undang atau keputusan pengadilan. Hukum internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

KONVENSI ROMA 1961 KONVENSI INTERNASIONAL UNTUK PERLINDUNGAN PELAKU, PRODUSER REKAMAN DAN BADAN-BADAN PENYIARAN

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN RAHMAD HENDRA FAKULTAS HUKUM UNRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Chapter Three. Pembuatan Perjanjian Internasional. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 11 (1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

PENGATURAN ASAS REBUS SIC STANTIBUS

DAFTAR ISI. Maksud, Tujuan dan Kerangka Penulisan Buku...3 BAGIAN I BAB I EVOLUSI PEMIKIRAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengertian JUAL BELI PERNIAGAAN PERDAGANGAN/PERNIAGAAN 10/2/2014. Jual beli perdata (umum) adalah:

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

BAB VI PENGAKUAN DALAM HUKUM INTERNASIONAL

Hukum, Negara dan Pemerintahan

Kontrak = perjanjian, kemudian dalam perkembangannya kontrak merupakan perjanjian tertulis (menurut prof. Subekti). Kontrak dalam bahasa Inggris

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI

NASKAH AKADEMIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BELARUS TENTANG

Pengantar Ilmu Hukum

PENGAKUAN. Akibat: Permasalahan: Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL. yang berkembang dalam pembentukan perjanjian internasional oleh negara-negara di dunia telah

Keywords: Perjanjian Internasional, Pembuatan, Ratifikasi.

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

HUKUM INTERNASIONAL. Oleh : Nynda Fatmawati, S.H.,M.H.

KONVENSI MENGENAI PENERAPAN PRINSIP PRINSIP HAK UNTUK BERORGANISASI DAN BERUNDING BERSAMA

MAKALAH HAK SIPOL & HAK EKOSOB. Oleh: Ifdhal Kasim Ketua Komnas HAM RI, Jakarta

H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. yang ditimbulkan dapat menyentuh berbagai bidang kehidupan. Korupsi

INSTRUMEN HUKUM MENGENAI HAM

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL (SOURCES OF INTERNATIONAL LAW) H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPPRES 74/2004, PENGESAHAN WIPO PERFORMANCES AND PHONOGRAMS TREATY, 1996 (TRAKTAT; WIPO MENGENAI PERTUNJUKAN DAN REKAMAN SUARA, 1996)

Transkripsi:

BAB XIII PERJANJIAN INTERNASIONAL A. PENGERTIAN PERJANJIAN INTERNASIONAL Oppenheim: International treaties are conventions, or contracts, between two or more statets concerning various matters of interest D.P. O'Cponnell: Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antar negara yang diatur oleh hukum internasional sebagai pembeda dengan persetujuan menurut hukum nasional, yang terhadap konsekuensi hukum pembuatan perjanjian internasional, bentuk dan caranya adalah tidak penting Mochtar Kusumaatmadja: Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibatakibat hukum tertentu. JG Starker Traktat adalah suatu perjanjian di mana dua negara atau lebih mengadakan atau bermaksud mengadakan suatu hubungan diantara mereka yang diatur dalam hukum internasional. Sepanjang penrjanjian antar negara-negara terwujud, dengan ketentuan bahwa perjanjian itu bukan hal yang diatur oleh hukum nasional. Konvettsi Wiha 1969 (Ps.2 ay.1.a): PI berarti suatu persetujuan internasional yang ditanda tangani antar negara dalam bentuk tertulis dan diatur oleh hukum internasional, apakah dibuat dalam bentuk satu instrumen tunggal atau dalam dua instrumen yang saling berhubungan atau lebih dan apapun yang menjadi penandaan khususnya. Konvensi Wina 1986 (Ps.2 ay. 1.a): PI berarti suatu persetujuan internasional yang diatur dengan hukum internasional dan ditanda tangani dalam bentuk tertulis: - antar satu negara atau lebih dan antara satu organisasi internasional atau lebih, atau antar organisasi internasional.

UUNo.37Th.l999(Ps.lay.3): PI adalah perjanjian dim bentuk dan sebutan apapun, yg diatur oleh HI dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah RI dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subyek HI lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah RI yang bersifat hukum publik. B. Terminologi Treaty (Perjanjian internasional/traktat) - Pengertian umum: mencakup segala macam bentuk persetujuan internasional. - Pengertian khusus: merupakan perjanjian yang paling penting dan sangat formal dalam urutan perjanjian Contoh: Space Treaty, 1967 Treaty of Amity and Coorporation in Southeast Asia, 1976 Convention (Konvensi) - mencakup perjanjian secara umum - digunakan untuk perjanjian-perjanjian multilateral - biasanya bersifat law making treaty Contoh: Vienna Convention on the Law oftreties, 1969 Vienna Convention on Diplomatic Relation, 1961 Vienna Convention on Consular Relations, 1963 UNCLOS, 1982 Agreement (Persetujuan) - biasanya mempunyai kedudukan lebih rendah dari treaty atau konvensi - cakupan materinya lebih lebih kecil dari treaty atau konvensi - lebih sering digunakan sebagai perjanjian yang bersifat bilateral dari pada multilateral

Contoh: Rescue Agreement, 1968 Moon Agreement, 1980 Charter (Piagam) - biasanya digunakan untuk pembentukan suatu organisasi internasional Contoh: Charter of the United Nations Atlantic Charter Protocol (Protokol) - materinya lebih sempit dari treaty atau konvensi - memberikan tambahan atau pengaturan atau penafsiran lebih lanjut atas Konvensi Contoh: Protokol Tambahan Konvensi Wina 1961 tentang Nasionalitas Pejabat Diplomatik Protokol Tambahan Konvensi Wina 1961 tentang Penyelesaian Sengketa Protokol Tambahan Konvensi Jenewa 19491 dan II Tahun 1977 Declaration (Deklarasi) - merupakan perjanjian dan berisikan ketentuan-ketentuan yang bersifat umum, namun ringkas dan padat pernyataan sepihak - biasanya tidak menentukan cara berlakunya Contoh: Declaration of 'ASEAN Concord, 1976 Declaration ofzona of Peace, Freedom and Neutrality, 1971 Declaration of Human Rights, 1948 Final Act - berisikan ringkasan laporan sidang yang menyebutkan perjanjian-perjanjian atau konvensi yang dihasilkan dalam konferensi - penandatangan final act hanya merupakan kesaksian berakhirnya proses pembuatan perjanjian Contoh: Final act GATT, 1994

Memorandum of Understanding - mengatur pelaksanaan teknik operasional perjanjian induk - biasanya segera berlaku stlh penandatanganan Modus vivendi - merupakan perjanjian yang bersifat sementara, akan diganti dengan pengaturan yang tetap - dibuat dg cara tidak resmi dan tidak memerlukan pengesahan Dll. Dari beberapa istilah perjanjian internasional tsb: - apapun namanya tidak mengurangi hak dan kewajiban para pihak - penggunaan nama tertentu untuk menunjukkan bahwa materi PI tsb memiliki bobot kerjasama yang berbeda tingkatanya dengan PI lainnya - Konvensi Wina 1969 dan Konvensi Wina 1986 tidak melakukan pembedaan atas berbagai bentuk PI tsb. - Suatu terminologi tettentu digunakan berdasarkan permasalahan yg diatur dan dg memperhatikan keinginan para pihak dan mempunyia dampak politisnya C. Pengaturan Vienna Convention on the Law of Treaties, 1969. Vienna Convention on the Law of Treaties between States and International Oerganization and between international organization, 1986. D. MENGIKATNYA PI: - KEKUATAN MENGIKAT: PACTA SUNT SERVANDA - MENGIKAT BAGI: PARA PIHAK (PACTA TERTIIS NEC NOCENT NEC PROSUNT). KECUALI: - MEMBERI HAK & KEWJ. BG. PIHAK KE-3 - BERSIFAT MULTILATERAL DAN BERLAKU SEC.

UNIVERSAL - MERUMUSKAN HUKUM KEBIASAAN INT. E. Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional 1. Persiapan. - penury ukan wakil - pemberian full powers: - status - kewenangan (hadiri sidang, aktif di persidangan; menyetujui teks; menandatangani) 2. Negosiasi. - Cara: - Bilateral (lisan) maupun multilateral (konf. Diplomatik) - Selalu konsultasi dg. pemerintahnya. 3. Otentifikasi. - kesepakatan, artinya: - siap di tanda-tangani. - sahkan hasil perundingan - akibat tanda-tangan: 1. sahkan hasil perundingan, bila utk. mengikatnya PI perlu ratifikasi atau 2. menjadikan terikat pd. PI, bila utk. mengikatnya PI tdk. perlu ratifikasi 4. Ratifikasi. = persetujuan dr. kpl. neg/pemth. atas t.t. thd. PI yg. dilakukan oleh wakilnya. = pernyataan formal utk. terikat pd. PI. Perlunya Ratifikasi: - dittk. deihikian - bdsrk. kesepakatan, ratifikasi adl. perlu. - PI yg. tlh. di t.t. akan berlaku bila ada ratifikasi Ratio adanya ratifikasi: - hak neg. utk. tinjau kembali - perlu penyesuaian dg HN - bdsk. prinsip kedaulatan - prinsip demokrasi Aksesi & Adhesi = turut serta dim. perj. ftp. tdk. ikut dim. pembuatan perj. Arti: - aksesi: turut serta ttp tdk. penuh - adhesi: turut serta sec. penuh

Praktek: tdk. ada perbedaan arti. Reservasi = pernyataan sepihak utk. meniadakan/merubah akibat hk.ttu. dim. PI, pd. saat menyatakan terikat pd. PI - hak neg. berdaulat.. alasan pembenar: - partisipasi masimal - pengutamaan ktt. dasar PI. Akibat hk. reservasi: - neg. pereservasi <--> neg. penerima: PI berlaku sbg. mana perubahan - neg. pereservasi <--> neg. penolak: neg. penolak membolehkan sbg. peserta, PI berlaku penuh - sesama neg. tdk. reservasi: PI berlaku penuh. Mulai Berlakunya PI - ps. 24/1: - ktt. dim. PI - bdsk. hsil kesepakatan - bg. PI yg. memerlukan ratifikasi: stlh. dilakukan pertukaran/penyimpanan - bg. PI yg. tdk perlukan ratifikasi: setelah tanda-tangan - setelah dipenuhi sejiimlah ratifikasi. Registrasi & Publikasi. penuhi ktt. ps. 102 Piagani PBB: setiap perjanjiaii harus didaftarkafi kesekre-tariat PBB.. bila tidak, tdk. dpt. di bawa ke badan PBB (khususnya MI). tujuan ps. 102: utk. cegah adanya perj. yg. sembunyisembunyi. Aplikasi & Pelaksanaan - penyesuaian dim HN dan atau - pengaturan dim HN

Sahnya PI = berlaku menurut hukum = memenuhi ktt. hukum yg. berlaku: - kewenangan para pihak, - berkaitan dg. proses pembuatan PI. Ps.46-52, PI tidak sah bila ada unsur: - incapacity in making treaty (=mnrt HI) - corruption (penyalahgunaan) - error (khilaf) - coercion (paksaan) - fraud (penipuan) - bertentangan dg jus cogens hak membatalkan hilang bila secara eksplisit menyetujui atau secara implisit mentaati PI. * Bahasa PI. umumnya di buat dim bhs. inggris. perj. bilateral: bhs. masing-2 neg.. perj. multilateral: dim. berbagai bhs. dan mengacu pd. bhs. resmi PBB. Inconsistent Treaty = adanya >< kewj. ant. treaty lama dg. Baru-^ berlaku asas: "lex posterior derogat legi priori" (ps.30 ay. 2). Pengecualian: - ada neg. sbg. pihak dr. 2 treaty, sdg. pihak lain salah satu treaty-> yg. berlaku yg. sama samasbg. pihak. - treaty lania melarang berlakunya treaty baru yg. bertentangan dg. treaty lama (ps. 103 Piagam PBB). Revisi, Amandemen, & Modifikasi * umum: proses perubahan PI yg. sdg. berlaku. * revisi: perubahan sec. umum * amandemen: perubahan ktt. ttu. * modifikasi: perubahan antar pihak ttu. * tujuan: sesuaikan dg. keadaan yg. berubah.

Berakhirnya PI A. Karena Hukum: 1. Hapusnya subyek atau obyek perj. 2. Munculnya "jus cogens": = norma hukum pemaksa yg. tidak dpt. dirubah oleh ktt. hk. (int.) lain = hanya dpt. ditiadakan oleh jus cogens baru. - masih menimbulkan persoalan = tdk. menja min kepastian hukum. 3. Adanya doktrin "rebus sic stantibus" = perj. akan tetap berlaku selama keadaan esensial pd. saat ditutupnya perj. tetap. - diatur dim. ps.62 "fundamental change of circumstances" - Perubahan tsb. menyangkut 2 hal: i. keadaan fundamental tsb. sbg. dasar terikatnya neg. menimbulkan pertimbangan bg. pihak-2 atas keadaan yg. berubah, utk. meneruskan PI (test subyektif). ii. perubahan keadaan tsb. merubah kewajiban pihak-pihak dlm. PI (test obyektif). - Perubahan keadaan fundamental tsb. tdk. berlaku bagi: - bg. penetapan garis perbatasan, - akibat pelanggaran oleh pihak dlm. PI. B. Tindakan para pihak: - adanya persetujuan - penarikan diri PENAFSIRAN PI 1. Badan yg. berwenang: - Badan peradilan - Organisasi int. yg. lakukan tugas teknis - Badan eksekutif dr. IMF - Panitia ad hoc. 2. Prinsip/Cara penafsiran: - gramatikal dan kehendak para pihak - tujuan dan konteks PI

- kepantasan dan keselarasan - prinsip efektifitas - penggunaan bahan ekstrinsik, meliputi:. prinsip: isi/kalimat dim PI. keadaan masa lampau. travaux preparatoires/catatan perundingan. protokol/resolusi/laporan komite. persetujuan tambahan. perj. lain yang materinya sama.