M A K A L A H Pentingnya Peran Perpustakaan Dalam Upaya Meningkatkan Ilmu Pengetahuan

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Perpustakaan Perguruan Tinggi Berperan dalam Pengembangan Minat Baca Oleh: Drs. Habib, M.M.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

PERAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut :

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. pencarian informasi oleh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Fakultas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Promosi Dan Minat Baca Terhadap Kunjungan Pemustaka Ke Perpustakaan SD SALMAN AL FARISI Bandung

Meningkatkan Minat Membaca Siswa Melalui Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. jika kebutuhan dan keinginannya tersebut dapat terpenuhi. Dan sebaliknya mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB I PENDAHULUAN. kedewasaan dan kematangan. Berdasarkan UU No.20 Tahun 2003 mengenai

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

Peran Perpustakaan Sekolah dalam Usaha Menumbuhkan Minat Baca Pada Siswa

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

Perpustakaan sekolah

Pengembangan Koleksi. Presented by Yuni Nurjanah. Pengembangan Koleksi Modul 4 by Yuni Nurjanah

PARIWISATA METLAND SCHOOL

PERPUSTAKAAN IDEAL: Di Tinjau Dari Berbagai Aspek pendukungnya

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-9 Online dari http:

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

Kuesioner Penelitian. Identitas Responden

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari manusia purba hingga sekarang. Perpustakaan juga merupakan

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

MANAJEMEN PERSONALIA PENDIDIKAN PUSTAKAWAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keilmuan. Membaca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

Persiapan Perpustakaan Sekolah dalam Menghadapi Akreditasi Perpustakaan 1. Oleh. Heri Abi Burachman Hakim, SIP 2

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini semakin meningkat.hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan

Transkripsi:

M A K A L A H Pentingnya Peran Perpustakaan Dalam Upaya Meningkatkan Ilmu Pengetahuan Oleh : Muhammad Dalim, S.Sos Pustakawan Politeknik Negeri Medan Disampaikan Pada Pengabdian Masyarkat di Pondok Pesantren AL-USWAH Jl. Binjai Kuala Lingkungan IV Kelurahan Bela Rakyat Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara Tahun 2011

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat petunjuk, rahmat dan hidayahnya kami bisa melakukan pengabdian masyarakat di Pesantren Al- Uswah. Keberhasilan pelaksanaan program ini merupakan hasil kerja keras dari seluruh tim. Kekompakan, kebersamaan, merupakan kunci sukses dalam menjalankan kegiatan ini. Demikiah juga dukungan dari para santri maupun pengurus Pesantren Al-Uswah juga sangat besar artinya dalam kegiatan ini. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan ribuan terimakasih kepada : 1. Direktur Politeknik Negeri Medan, Bapak M. Syahruddin, S.T, M.T 2. Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan, Bapak Pirma Sibarani, SE, MS,Ak Ketua UPPM Politeknik Negeri Medan, Bapak Ir. Ashuri, M.T 3. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah, Pekan Kuala Langkat. Semoga pengabdian ini akan memberi manfaat bagi pesantren Al-Uswah, sesuai dengan yang diharapkan Medan, Desember 2011 Muhammad Dalim, S.Sos (Nara sumber perpustakaan)

ABSTRAK Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Uswah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas anak didik yang berada di Pesantren tersebut. Tujuan ini berusaha dicapai dengan cara memberikan bantuan berupa peningkatan fasilitas perpustakaan berupa rak buku, meja, karpet, serta desain perpustakaan yang menarik sehingga para santri menjadi tertarik dan nyaman membaca di perpustakaan tersebut. Selain itu, tim juga memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan yang berkualitas, untuk menambah wawasan dan pengetahuan para santri. Para santri dan pengurus Pesantren juga diberikan seminar perpustakaan dengan judul Pentingnya peran perpustakaan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan pada Pesantren Al-Uswah Pekan Kuala Kabupaten Langkat Tim pengabdian kepada masyarakat telah melakukan analisis pendahuluan dengan melakukan survey langsung ke Pesantren Al-Uswah untuk merumuskan masalah yang dihadapi di Pesantren Al-Uswah. Setelah merumuskan masalah, tim pengabdian berdiskusi dengan pengelola pesantren untuk mendapatkan cara yang terbaik menyelesaikan masalah tersebut. Pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan baik dan memuaskan. Seluruh program yang direncanakan telah dapat dilaksanakan. Bahkan ada program yang dilaksanakan melebihi dari yang diharapkan, yaitu pelatihan pengelolaan perpustakaan yang dihadiri oleh peserta yang melebihi jumlah yang ditargetkan. Seluruh fasilitas yang disumbangkan juga telah terpasang dengan rapi dan dapat digunakan oleh santri di khalayak sasaran. Semoga pengabdian yang dilaksanakan oleh Tim Politeknik Negeri Medan akan membawa manfaat buat para Santri di Pondok Pesantren Al-Uswah, dan akan meningkatkan mutu lulusan di pesantren tersebut.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 BAB II PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Jenis Jenis Perpustakaan... 4 Perpustakaan Umum... 4 Perpustakaan Khusus... 4 Perpustakaan Sekolah... 4 Perpustakaan Perguruan Tinggi... 5 BAB III FUNGSI PERPUSTAKAAN Fungsi Perpustakaan... 6 Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan... 6 Landasan Hukum... 7 Dasar-Hukum Penyelenggaraan Perpustakaan... 9 BAB IV PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PERPUSTAKAAN IDEAL Promosi Perpustakaan... 10 Perpustakaan Ideal Dimata Pengguna... 11 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia merupakan salah satu isu utama yang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Berbagai faktor disinyalir telah menjadi penyebab rendahnya mutu sumber daya manusia Indonesia. Salah satu faktor yang dominan adalah semakin turunnya tingkat kesejahtraan masyarakat Indonesia disertai dengan semakin mahalnya biaya pendidikan itu sendiri. Pada saat ini banyak sekolah yang beroperasi dengan kondisi seadanya. Sekolah tersebut tidak mampu meningkatkan pelayanannya karena semakin meningkatnya biaya operasional sedangkan disisi lain hampir tidak mungkin menaikkan uang SPP siswa. Hal ini tentu saja semakin menurunkan mutu lulusan sekolah-sekolah yang ada. Sekolah-sekolah yang bernaung dibawah yayasan keagamaan adalah sekolah-sekolah yang selama ini dikenal sebagai kelompok sekolah dengan mutu lulusan yang cendrung tertinggal dari lulusan SMA. Walaupun masih ada beberapa dari sekolah tersebut yang mempunyai management sekolah yang bagus sehingga meluluskan siswa dengan hasil yang bagus pula. Pernyataan ini diungkapkan oleh Afifuddin ( Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Hal tersebut berkaitan erat dengan kualitas pengelolaan Madrasah yang cendrung belum optimal, baik dalam aspek kurikulum, guru, supervisi, manajemen, maupun sarana dan prasarana ( dikutip dari www.pikiran rakyat.com). Berdasarkan informasi di atas, maka tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Medan mencari informasi dari berbagai sumber mengenai sekolah-sekolah agama termasuk pesantren yang kiranya masih membutuhkan bantuan dalam penyediaan sarana/prasarana termasuk peningkatan sumber daya manusianya. Berdasarkan hasil diskusi dan observasi awal, tim pengabdian kemudian menentukan sekolah yang paling layak untuk dijadikan sasaran dalam pengabdian masyarakat. Baik dilihat dari segi prioritas kebutuhan maupun kemauan pihak manajemen untuk meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah mereka.

Pilihan tim pengabdian masyarakat jatuh kepada Pondok Pesantren Al-Uswah, yang terletak dipekan kuala, Langkat. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, pesantren ini belum memiliki perpustakaan yang memadai. Padahal perpustakaan adalah salah satu sarana terpenting untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah yang bersangkutan. Koleksi buku yang dimiliki oleh pesantren sebagian besar sudah out of date, ruang perpustakaan yang masih sangat sederhana, dan manajemen yang seadanya. Sungguh suatu kondisi perpustakaan yang sangat memperihatinkan. Dengan kondisi yang demikian memperihatinkan tersebut, maka tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Medan memutuskan untuk membenahi manajemen perpustakaan, sekaligus menyumbangkan beberapa buku yang bermanfaat, sekaligus membenahi dan mendesain ruang perpustakaan agar menjadi lebih nyaman dan layak. Pada kesempatan tersebut selain membenahi perpustakaan juga diberikan seminar perpustakaan dengan judul Pentingnya peran perpustakaan dalam upaya meningkatkan ilmu pengetahuan pada Pesantren Al-Uswah pekan Kuala Kabupaten Langkat. Pondok Pesantren Al-Uswah Kuala terletak di lingkungan IV Bela Rakyat baru Kelurahan Bela Rakyat, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Didirikan pada tahun 1998 oleh Ustazd Muhammad Nuh Abdul Muis dan Ustazd Ahmad Mahfudz. Pada saat ini pondok pesantren memiliki 141 orang santri dan 25 orang guru. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan adalah Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Pondok pesantren ini dibawah naungan Yayasan Pendidikan Sosial dan Dakwah Al-Uswah. Pesantren ini memiliki visi : Unggul dalam prestasi, religius dalam tingkah laku dan memiliki misi : Membina kader muda menjadi da i Rabbani dan menanamkan nilai-nilai agama mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih ketrampilan hidup.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Belum adanya fasilitas perpustakaan yang memadai di Pondok Pesantren Al-Uswah, baik dari segi jenis dan jumlah buku serta kondisi ruangan. 2. Belum adanya manajemen perpustakaan yang memadai di Pondok Pesantren Al Uswah.

BAB II PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan adalah tempat atau wadah untuk menghimpun barang tercetak (buku, majalah,jurnal, surat kabar, dan lain sebagainya) kemudian mengolah bahan pustaka tersebut dengan sistem tertentu dan menyebarkannya kepada masyarakat pengguna. JENIS-JENIS PERPUSTAKAAN Perpustakaan Umum Masyarakat pengguna ini tergantung dengan jenis masyarakat yang dilayani misalnya perpustakaan umum melayani masyarakat umum dari berbagai kalangan dan latar belakang. Perpustakaan ini dahulu di kelola oleh pemerintah pusat, namun saat ini penanganannya dilakukan oleh pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus yaitu perpustakaan yang melayani masyarakat khusus, misalnya perpustakaan yang ada di perusahaan perkebunan ia melayani karyawan kebun, staf perkebunan atau orang-orang yang berkepentingan dengan perkebunan. Biasanya koleksi perpustakaannya pun bersifat khusus. Untuk jenis koleksinya biasanya lebih banyak berisi buku-buku atau terbitan yang berhubungan dengan dunia perkebunan, sedangkan buku-buku yang bersifat umum porsinya sangat sedikit sekali. Contoh lain dari perpustakaan khusus ini seperti perpustakaan di kepolisian, perpustakaan Departemen Kehakiman, dan lain sebagainya. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah yaitu perpustakaan yang dikelola oleh pihak sekolah. Masyarakat yang dilayani adalah para siswa, guru-guru disekolah tersebut. Biasanya sekolah yang dikelola oleh pemerintah (sekolah negeri) mempunyai dana / budget tersendiri untuk mengembangkan perpustakaannya. Tetapi ada juga sekolah swasta yang maju yang pengelolaan perpustakaannya jauh lebih maju dari sekolah negeri. Sekolah swasta yang maju biasanya mempunyai dana yang tidak terbatas untuk mengembangkan perpustakaannya, tergantung dari keinginan pihak pengelola sekolah tersebut. Sayangnya masih banyak pihak pengelola sekolah baik swasta

maupun pemerintah (sekolah negeri) yang kurang memperhatikan keberadaan perpustakaan itu sendiri. Masih banyak sekolah yang beranggapan keberadaan perpustakaan di sekolah tersebut tidak begitu penting, atau kalaupun ada, keberadaan perpustakaan itu sendiri sangat memprihatinkan. Baik dari segi ketersediaan koleksi, letak ruangan yang tersudut, maupun kondisi ruangan itu sendiri yang seperti gudang buku. Dalam hal ini perpustakaan pesantren termasuk dalam perpustakaan sekolah. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersamasama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tinggi tersebut. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, politeknik negeri, institut, sekolah tinggi, akademi, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat. Adapun tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberikan layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Kelima tugas tersebut dilaksanakan dengan sistem administrasi dan organisasi yang berlaku bagi penyelenggaraan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi.

BAB III FUNGSI PERPUSTAKAAN Fungsi Perpustakaan Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu : 1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan. 2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat. 3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal. 4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya. 5. Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya. Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah. Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.

Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah. Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi. Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan. Landasan Hukum DPR akhirnya telah mengesahkan Undang-undang Perpustakaan (UU no. 43/2007) pada akhir tahun 2007 lalu sebagai payung hukum penyelenggaraan perpustakaan di Indonesia. Peraturan perundangan (tentang perpustakaan) merupakan landasan hukum yang isinya adalah gagasan, konsep, nilai, ide dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan perpustakaan.

Di dalam Undang-undang Perpustakaan yang merupakan landasan hukum tertinggi perpustakaan di Indonesia tersebut diatur tentang penyelenggaraan, pembinaan, dan pengembangan serta pendayagunaan berbagai jenis perpustakaan dalam menunjang terbentuknya pemeratan layanan informasi kepada masyarakat menuju pendidikan seumur hidup yang diselenggarakan secara terprogram dan berkelanjutan. Dengan dikeluarkannya undang-undang ini akan membangkitkan lagi kesadaran kita untuk lebih memperhatikan kemajuan, kelangsungan, dan pemberdayaan perpustakaan di Indonesia. Pemberdayaan perpustakaan harus dilakukan agar masyarakat mendapatkan akses yang sebesarbesarnya terhadap informasi dan pengetahuan. Sebab misi utama perpustakaan adalah menyediakan dan melayani kebutuhan informasi agar rakyat menjadi cerdas. Apabila rakyat, warga negara cerdas, maka peradaban dan kebudayaan bangsa juga akan maju. Sebenarnya keberadaan ideal perpustakaan di Indonesia sudah tersirat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) serta beberapa pasal dalam batang tubuhnya. Pembukaan UUD 1945 menyebut salah satu tujuan kemerdekaan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hidup bangsa yang cerdas hanya akan terwujud apabila setiap warga negara juga hidup cerdas. Sehingga merupakan kewajiban setiap warga negara untuk hidup cerdas yang hanya dapat dicapai melalui belajar. Oleh karena itu setiap warga negara wajib untuk belajar. Dan pemerintahlah yang wajib menjamin kesempatan dan sarana belajar tersebut. Lebih tegas pasal 31 UUD 1945 ayat 1 menyebutkan: setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedang ayat 2 berbunyi: setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Dan sarana yang paling demokratis untuk belajar sepanjang hayat adalah perpustakaan. Karena siapa saja selagi masih hidup, ia berhak dan tidak ada larangan untuk memanfaatkan perpustakaan dan segala fasilitas yang disediakannya. Sehingga pemerintah wajib menyediakan perpustakaan bagi masyarakat sebagai konsekuensi dan kelanjutan dari kewajiban warga negara mengikuti pendidikan dasar. Dengan demikian akan memenuhi makna perpustakaan sebagai sarana atau tempat belajar sepanjang hayat. Disamping Landasan hukum yang telah disebutkan diatas ada juga dasar hukum yang mengharuskan adanya perpustakaan di suatu lembaga pendidikan yaitu :

Dasar Hukum Penyelenggaraan Perpustakaan 1. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. 2. Undang Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan 3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 4. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 5. Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNo. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 234 Tahun 2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi 7. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 108 tahun 2001 tentang Pedoman Pembukaan Program studi dan / atau Jurusan Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 234/U/2000 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi.

BAB IV PROMOSI PERPUSTAKAAN DAN PERPUSTAKAAN IDEAL Promosi Perpustakaan Promosi perpustakaan dimaksudkan untuk meningkatkan pengenalan masyarakat akan kegiatan perpustakaan dengan berbagai cara yang sifatnya mengajak. Perpustakaan harus terus menerus diperkenalkan dengan teratur agar masyarakat mengetahui peranan perpustakaan dengan lebih baik dan dapat memanfaatkannya secara optimal. Sejalan dengan membanjirnya informasi dan masuknya teknologi baru kedalam perpustakaan, banyak hal baru diperpustakaan yang meningkatkan layanannya, tetapi kurang dikenal oleh masyarakat. Kegiatan promosi dapat ditujukan kepada pengguna dan calon pengguna, baik dilingkungan perpustakaan itu sendiri berada maupun diluar lingkungan perpustakaan. Tujuannya agar makin banyak orang yang menggunakan fasilitas perpustakaan, sehingga perpustakaan lebih dicintai dilingkungan tempat perpustakaan itu berada. Makin banyak pengguna perpustakaan, maka semakin bermanfaat perpustakaan itu sendiri. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui pameran, peragaan, penerbitan, penyebaran poster, dan pemasangan iklan dalam surat kabar atau majalah. Dalam hal ini perpustakaan menerbitkan Daftar Tambahan Koleksi, Bibliografi, Indeks artikel, Abstrak, buku petunjuk perpustakaan, penyebaran informasi terpilih (selective Dissemination of Information), Bulletin perpustakaan, laporan perpustakaan dan lain-lain. Usaha lain yang sering dilakukan ialah mengadakan pameran buku secara berkala, baik diselenggarakan sendiri maupun bersama-sama dengan penerbit, toko buku atau lembaga lainnya. Tujuannya untuk menarik orang-orang yang mencintai buku sehingga tergerak seleranya untuk membaca. Memberikan ceramah diberbagai lingkungan masyarakat, melalui radio dan televisi, mengadakan seminar mengenai perkembangan mutakhir di perpustakaan, menulis artikel mengenai perpustakaan dan menelaah buku merupakan promosi yang perlu digalakkan. Peragaan mengenai berbagai fasilitas perpustakaan dimaksudkan untuk membiasakan pembaca mencari informasi atau menggunakan peralatan perpustakaan secara terampil,

misalnya memberikan petunjuk tentang cara menggunakan indeks, abstrak, kamus, ensiklopedi, bibliografi, katalog, OPAC (Online Public Access Catalogue) CD-ROM, dan lain-lain. Kegiatan promosi memerlukan biaya, karena itu hendaknya direncanakan dengan cermat agar diperoleh hasil yang optimal dengan biaya yang hemat. Promosi perpustakaan meliputi hal sebagai berikut : 1. Merumuskan jenis layanan yang tersedia di perpustakaan dengan jelas 2. Menganalisis kebutuhan calon pengguna, khususnya yang berkaitan dengan minatnya 3. Menganalisis keadaan untuk menentukan kiat yang sesuai dengan tujuan promosi 4. Menyediakan dana dan tenaga yang memadai 5. Mengevaluasi keberhasilan usaha promosi. Perpustakaan Ideal Dimata Pengguna 1. Koleksi lengkap, beragam dan tiap judul jumlahnya banyak 2. Mudah dan cepat dalam penelusuran koleksi berdasar judul, tema/subyek, pengarang, dll. Hasil pencarian yang didapat juga dapat mereferensikan koleksi yang mirip/serupa 3. Pelayanan cepat dan ramah serta memuaskan 4. Prosedur keanggotaan mudah dan biaya peminjaman/keanggotaannya murah 5. Adanya kepastian waktu ketersedian buku/pengetahuan yang dicarinya 6. Koleksi utuh/tidak cacat 7. Usulan pengadaan koleksi selalu dipertimbangkan 8. Ruangan lapang dan nyaman 9. Tersedia fasilitas lengkap yang dibutuhkan (termasuk internet)

DAFTAR PUSTAKA Ari, Sudrajat. 2001 Pelayanan diperpustakaan : Sebuah Jasa. Info Persada, Media Informasi Perpustakaan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Vol. 1/No.1/Oktober : 2-4 Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta : Grasindo Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan Cet.1 Yogyakarta : Gajah Mada University Press Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi, 1999 Jakarta : Perpustakaan Nasional RI Sulistiyo Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama