GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

GAMBARAN PERSEPSI IBU MENYUSUI MENGENAI ASI EKSKLUSIF YANG MEMPUNYAI BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS DANUREJAN 1 YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG KUNJUNGAN DI POSYANDU REMUJUNG DI KELURAHAN WIROGUNAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN KIE DENGAN PENGETAHUAN NUTRISI MASA NIFAS DI PUSKESMAS KEDUNGDUNG SAMPANG

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 6-24 BULAN YANG MENDAPAT ASI EKSKLUSIF DI DESA GASOL KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

GAMBARAN KONSELING IMUNISASI TT IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

KNOWLEDGE RELATIONSHIP WITH MOTHER OF CONDUCT GIVING FOOD COACH ASI (MP-ASI) IN THE VILLAGE KEMUNING, NGARGOYOSO, KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) Di Ruang Siti Walidah RSU Muhammadiyah Ponorogo

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI 1-3 TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI PUSKESMAS TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KECAMATAN TEPUS KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI BPS DINI MELANI YOGYAKARTA SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEPATUHAN IBU BAYI DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN NIFAS DI PUSKESMAS GODEAN II NOGOSARI, SIDOKARTO, GODEAN, SLEMAN

GAMBARAN CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI PUSKESMAS SEDAYU I BANTUL YOGYAKARTA TAHUN KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA IBU NIFAS DI DESA TUNGGAL PAGER PUNGGING MOJOKERTO

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

Nisa khoiriah INTISARI

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG PADA BALITA. di Posyandu Bulurejo Puskesmas Sampung Kabupaten Ponorogo

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

HUBUNGAN POLA NUTRISI PADA IBU NIFAS DENGAN KECUKUPAN ASI PADA BAYI DI DESA MEJASEM TIMUR KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

GAMBARAN TINGKAT PENGATAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANFAAT ASI EKSKLUSIF DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PELAKSANAAN PIJAT OKSITOSIN OLEH BIDAN PRAKTIK MANDIRI DI KOTA PEKALONGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA DI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KOMPLEK Q KRAPYAK YOGYAKARTA. Hera Ariyani 1, Ekawati 1

ARTIKEL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DESA LEYANGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta PERPUSTAKAAN

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD SIMO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

Transkripsi:

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta LISA NOVITA SARI 1112215 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D -3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

iii

iv

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah berjudul: Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak biasa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. dr. Kuswanto Hardjo, M. Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Reni Merta Kusuma, M. Keb., selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 3. Eva Putriningrum, SST, sebagai pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 4. Sri Subiyatun, S.SiT, M. Kes sebagai penguji yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji dalam Karya Tulis Ilmiah. 5. Edi Suryaningrum, Amd. Keb, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 6. Responden dalam penelitian saya. 7. Bapak, ibu dan adek yang sudah memberi semangat dan doanya sehingga saya bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. 8. Semua teman-teman mahasiswa Stikes A.Yani yang telah membantu terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Yogyakarta, 21 Agustus 2015 Penulis vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR SINGKATAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT... xiv BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori... 8 B. Kerangka Teori... 28 C. Kerangka Konsep... 29 D. Pertanyaan Penelitian... 29 METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian... 30 B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 30 C. Variabel Penelitian... 30 D. Populasi dan Sampel... 31 E. Definisi Operasional... 31 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 32 G. Validitas dan Reliabilita... 33 H. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 35 I. Etika Penelitian... 37 J. Pelaksanaan Penelitian... 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian... 42 B. Pembahasan... 47 C. Keterbatasan penelitian... 52 vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 53 B. Saran... 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 6 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 31 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pertanyaan... 35 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden... 43 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan... 44 Tabel 4.3 Gambaran umur dengan tingkat pengetahuan... 45 Tabel 4.4 Gambaran pendidikan dengan tingkat pengetahuan... 45 Tabel 4.5 Gambaran pekerjaan dengan tingkat pengetahuan... 46 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori... 28 Gambar 2.2 Kerangka Konsep... 29 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Time Schedule Penyusunan Usulan Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat izin Uji Validitas Stikes A. Yani Lampiran 4. Surat izin Uji Validitas BAPPEDA Sleman Lampiran 5. Surat Penelitian Stikes A.Yani Lampiran 6. Surat izin penelitian BAPPEDA Sleman Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian BPS Edi Suryaningrum Godean Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Lampiran 11. Lembar Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Hasil uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Cross tabulation Lampiran 15. Hasil statistik Karakteristik Responden Lampiran 16. Hasil Distribusi Pengetahuan Lampiran 17. Lembar Kegiatan Bimbingan KTI xi

DAFTAR SINGKATAN ASI KB MDG s : Air susu ibu : Keluarga Berencana : Milenium Developmen Goal s xii

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA Lisa Novitasari 1 Eva putriningrum 2 INTISARI Latar belakang: Pemberian ASI di Indonesia sampai dengan 6 bulan hanya 16,5%. Kabupaten sleman pada tahun 2013sebesar 80,62%. Berdasarkan hasil wawancara pada 10 ibu nifas dan didapatkan hasil bahwa 7 dari 10 ibu nifas menyatakan bahwa pada masa nifas itu tidak boleh makan amis-amisan oleh karena itu, sangat penting bagi ibu nifas untuk mengetahui tentang nutrisi yang meningkatkan produksi ASI. Tujuan penelitian: Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling, Sampel yang digunakan sebanyak 44 ibu nifas. Alat pengumpulan data adalah kuesioner, sedangkan analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (50,0%). Kesimpulan: Dari 44 ibu nifas sebagian besar berumur 20-35 tahun berpendidikan terakhir SMU dan mempunyai pekerjaan IRT dengan Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (50,0%). Kata Kunci : Pengetahuan ibu nifas, nutrisi dan ASI 1 Mahasiswa Diploma III Kebidanan Stikes A.yani Yogyakarta 2 Dosen Stikes A. Yani Yogyakarta xiii

THE DESCRIPTION OF KNOWLEDGEOF PUERPERAL WOMENABOUT NUTRITION THAT MAY INCREASE THE BREAST MILK PRODUCTION IN BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN YOGYAKARTA SLEMAN Lisa Novitasari 1 Eva putriningrum 2 ABSTRACT Background of study: in Indonesia, the period of breastfeeding is up to 6 months or it is only 16.5%. in 2013, Slemanis up to 80.62%. Based on interviews from 10 puerperal women and showed that 7 of 10 puerperal women during childbirth stated that they should not eat fish-dishes. Therefore, it is necessary for The puerperal mother to know about nutrition that increases breast milk production. Objective of study: this study aims to describe level of knowledge of puerperal women about nutrition can increase breast milk production in BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Research Methods: This study uses descriptive quantitative research methods. The sampling used is total sampling, which is taken from 44 women. Data collected by questionnaire. To analyze the data uses univariate analysis. Results: the result shows that the level of knowledge of puerperal women about nutrition can increase milk production in BPS Edi SuryaningrumGodean, Sleman, Yogyakarta is in adequate which is 22 respondents (50.0%). Conclusion: From 44 puerperal women in the age of 20-35 years old, graduated from high school and unemployment women (as housewife), 22 respondents (50.0%) of them have adequate knowledge of nutrition can increase breast milk production. Keywords: Knowledge of puerperal women, nutrition and breast-milk 1 Diploma Students of Midwifery of Stikes A. Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Stikes A. Yani Yogyakarta xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampai saat ini ASI masih merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat gizi yang didalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi. Selain itu, kualitas zat gizinya juga terbaik karena mudah terserap dan dicerna oleh usus bayi. Kandungan protein ASI (0,9 mg/100 ml) memang lebih rendah dibandingkan dengan kadar protein dalam susu formula (1,6 gr/100 ml). Namun, kualitas protein ASI sangat tinggi dan mengandung asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh pencernaan bayi. Semakin sering bayi disusui dengan ASI, maka payudara ibu akan semakin terangsang untuk memproduksi ASI yang lebih banyak disertai makan-makanan yang bergizi (Syafrudin, 2011). Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh dari pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. Data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda, 2010) menunjukan bahwa pemberian ASI di Indonesia masih sangat memperihatinkan, presentase bayi menyusu ekslusif sampai 6 bulan hanya 16,5%. Hal ini disebabkan karena kesehatan dasar masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI dan pengetahuan yang masih relatif rendah. Padahal ASI berperan dalam sistem pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit, setiap tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk mencegah penyakit dan antibody yang lebih efektif di bandingkan dengan kandungan yang terdapat di dalam susu formula (Baker, 2009). 1

2 Peningkatan pemberian ASI dalam mendukung MDG s sangat gencar di promosikan pemerintah saat ini, karena menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayi, karena 80% perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai dengan usia 5 tahun yang di kenal dengan masa keemasan. Oleh karena itu diperlukan ASI ekslusif selama 6 bulan dan dapat di teruskan hingga anak usia 2 tahun, dilihat dari komposisi ASI yang banyak mengandung zat gizi, antara lain karbohidrat, protein dan lemak yang banyak dibutuhkan bayi dalam jumlah yang seimbang (Rahmawati, 2012). Pemberian ASI ekslusif di kabupaten Sleman pada tahun 2013 sebesar 80,62%, sedangkan pemberian ASI ekslusif di wilayah pukesmas godean yaitu sebesar 84,89% bayi mendapatkan ASI ekslusif (Dinkes, DIY, 2013) Masa nifas di mulai dari plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 42 hari (Ambarwati, 2010). Kebijakan nasional mengenai masa nifas mencantumkan beberapa kebijakan yaitu terdapat 4 kali kunjungan masa nifas, kunjungan pertama 6-8 jam setelah persalinan dengan memberikan asuhan kebidanan antara lain mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemantauan keadaan umum ibu, melakukan hubungan antara ibu dan bayi (bounding atechment), kunjungan kedua 6 hari masa nifas dengan memberikan asuhan kebidanan dengan memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkonraksi, fundus dibawah pusat dan tidak ada tanda-tanda perdarahan abnormal, memastikan ibu medapat istirahat yang cukup, memastikan ibu dapat menyusui dengan baik dan tidak dapat memperlihatkan tanda-tanda penyulit,

3 kunjungan ketiga pada waktu 2 minggu masa nifas dengan memberikan asuhan kebidanan seperti pada kunjungan kedua, kunjungan keempat pada waktu 6 minggu masa nifas dengan memberi asuhan kebidanan seperti menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami, memberikan konseling untuk KB secara dini, imunisasi, senam nifas dan tanda-tanda penyulit yang dialami ibu dan bayi ( Nugroho, 2011). Nutrisi adalah zat yang di perlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. Makanan yang dikonsumsi akan meningkatkan aktivitas, metabolisme dan cadangan dalam tubuh serta proses produksi ASI. Makanan seimbang yang dikonsumsi tersebut adalah cukup dan teratur, selain itu harus mengandung karbohidrat, energi, protein, mineral, vitamin dan air (Proverawati, 2012). Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat penting dalam meningkatkan status gizi keluarga terutama balitanya (Ambarwati, 2010). Pengetahuan dan pendidikan dasar ibu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyerap dan menerima informasi. (Notoadmojo, 2007). Keberhasilan ASI ekslusif banyak faktor penyebabnya seperti ibu yang bekerja diluar rumah, pengekuaran ASI yang sedikit, kurang memahami tehnik menyusui dan yang paling penting adalah kurang mengerti tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPS Edi Suryaningrum, Godean, didapatkan data ibu nifas dari bulan Januari sampai Februari ditemukan 50 ibu nifas. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara

4 pada 10 ibu nifas dan didapatkan hasil bahwa 7 dari 10 ibu nifas menyatakan bahwa pada masa nifas itu tidak boleh makan amis-amisan seperti daging, ikan, telur dan susu, kemudian 3 orang lainnya dapat menjelaskan mengenai macammacam makanan yang bisa meningkatkan produksi ASI seperti makanan yang mengandung protein, sayuran hijau, buah-buahan dan kacang-kacangan, oleh karena itu, sangat penting bagi ibu nifas untuk mengetahui tentang nutrisi yang meningkatkan produksi ASI agar menyusui secara ekslusif berhasil dan dapat meminimalisir penggunaan susu formula. jika bayi tidak di beri ASI ekslusif kemungkinan bayi akan menderita gizi buruk, kekebalan imunitas bayi kurang dan bayi mudah terserang diare. Berdasarkan data diatas maka penulis ingin meneliti Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi yang dapat Meningkatkan Produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum, Godean. Berdasarkan uraian B. Rumusan Masalah latar belakang tersebut maka perumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum, Godean? 1. Tujuan Umum C. Tujuan Penelitian Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman, Yogyakarta.

5 2. Tujuan Khusus 1. Diketahuinya karakteristik ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta. 2. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta pada kategori baik. 3. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta pada kategori cukup. 4. Diketahuinya pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta pada kategori kurang. 1. Manfaat teoritis D. Manfaat Penelitian Bagi ilmu kebidanan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan ilmu dalam Asuhan kebidanan Nifas terutama nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI.

6 2. Manfaat praktis a. Bagi BPS Edi Suryaningrum Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang nutrisi yang meningkatkan produksi ASI. b. Bagi ibu nifas Menambah wawasan pada ibu nifas tentang macam-macam nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI. Nama/Judul c. Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat khususnya tentang asuhan masa nifas. E. Keaslian Penelitian Nurhayati (2010) Hububgan pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan ststus gizi balita di desa Ngargosari Ampel, Boyolali. Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Jenis Hasil penelitian Deskriptif r hitung adalah 0,809 dan r kuantitatif dan tabel 0,278 dengan interval pengambilan kepercayaan 99%. Hasil tersebut r hitung>r tabel sampling sehingga ada hubungan. secara purposive sampling. Analisa data menggunakan univariate Perbedaan Variabel, responden, lokasi penelitian dan waktu penelitian

7 Wulandari (2011) Pengetahuan ibu nifas yang menyusui tentang kebutuhan nutrisi selama menyusui di BPS Istiqomah Magelang.. Faboya (2012) tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPS Diah Sumarmo Desa Tannjung sari kecamatan Banyuraden Kabupaten Boyolali Deskriptif kuantitatif tehnik penelitian ini menggunakan total sampling Analisadata menggunakan univariate Deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan waktu cross sectional pengambilan sample menggunakan random sampling Analisa data menggunakan univariate Jumlah ibu nifas yang mempunyai pengetahuan baik 4 orang (25,0%). Pengetahun cukup 9 orang (56,25%).Pengetahuan kurang 3 orang (18,75%). Ibu-ibu yang membuat pola perubahan dalam diet yang meningkatkan produksi ASI dengan asupan cairan (38,6%), yang menghindari kacangkacangan dan biji-bijian kering (28,9%). Metode, Variabel, responden, lokasi penelitian dan waktu penelitian Variabel, responden, lokasi penelitian dan waktu penelitian

42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan BPS Edi Suryaningrum terletak di Dusun Rewulu Wetan, Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. BPS berada di sebelah utara Pukesmas Godean II yang terletak di pinggir jalan yang mudah dilewati penduduk sehingga relatif mudah dijangkau. Dipimpin oleh seorang bidan bernama Edi Suryaningrum, dan dibantu oleh 2 bidan. BPS Edi Suryaningrum merupakan salah satu BPS tempat pemberian pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KIA, periksa kehamilan, persalinan, KB, konseling, imunisasi dan pemeriksaan ibu nifas, seperti pemeriksaan dan konseling ibu nifas yang sesuai dengan kebutuhan, untuk persalinan dibuka 24 jam, BPS Edi Suryaningrum melayani pelayanan yang terdiri dari, periksa kehamilan kurang lebih 60 pasien, persalinan setiap bulan kurang lebih 10 pasien, KB kurang lebih 200 pasien, nifas kurang lebih 25 pasien, serta imuniasai kurang lebih 65 pasien. Pelayanan kesehatan setiap hari buka pagi pukul 06.00 sampai 08.00 dan sore pukul 16.00 sampai 20.00 WIB. Sedangkan imunisasi setiap minggu kedua dan minggu keempat. 42

43 2. Karakteristik subjek penelitian Hasil penelitian terhadap ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta diperoleh karakteristik dari 44 jumlah responden menurut usia, pendidikan dan pekerjaan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Table 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik F % Umur < 20 20-35 >35 4 34 6 9,1 77.3 13.6 Jumlah 44 100,0 Pendidikan SD SMP SMU DIII 2 12 27 3 4,5 27,3 61,4 6,8 Jumlah 44 100,0 Pekerjaan IRT Wiraswasta Lainya 32 9 3 72,7 20,5 6,8 Jumlah 44 100,0 Dari tabel diatas diketahui distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu nifas sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu 34 responden (77.3%), distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan ibu nifas, sebagian besar memiliki pendidikan SMU yaitu sebanyak 27 responden (61,1%), distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu nifas, sebagian besar memiliki pekerjaan IRT yaitu sebanyak 32 responden(72,7%).

44 3. Analisa hasil penelitian a. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Tingkat Pengetahuan F % Baik Cukup Kurang 18 22 4 40.9 50,0 9,1 Jumlah 44 100,0 Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta, memiliki pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (50,0%). Distribusi frekuensi, tabulasi silang antara umur, pendidikan dan pekerjaan dengan gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean diuraikan sebagai berikut: b. Tabulasi silang umur dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI. Tabulasi silang umur dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI ditujukan pada tabel berikut ini:

45 Tabel 4.3 Gambaran umur dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Umur Baik Cukup Kurang Jumlah F % F % F % F % <20 20-35 >35 2 15 0 4,5 34.1 0 2 16 5 4,5 36,4 11,4 0 4 0 0 9,1 0 4 35 5 9,1 79,5 11,4 Jumlah 17 38,7 23 51,9 4 9,1 44 100,0 Tabel 4.3 Menunjukan bahwa sebagian besar responden berumur 20-35 tahun dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup sebanyak 16 responden (36,4%). c. Tabulasi silang pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Tabulasi silang pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Gambaran pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi Pendidikan Baik Cukup Kurang Jumlah SD SMP SMU DIII F % F % F % F % 0 4 12 0 0 1,4 27,3 0 1 6 14 3 2,3 13,6 31,8 6,8 1 2 1 0 2,3 4,5 2,3 0 2 12 27 3 4,5 27,3 6,8 6,8 Jumlah 16 40,9 23 50,0 4 9,1 44 100,0

46 Tabel 4.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir SMU dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup sebanyak 14 responden (31,8%). d. Tabulasi silang pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Tabulasi silang pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Gambaran pekerjaan dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI Pekerjaan Baik Cukup Kurang Jumlah F % F % F % F % IRT Wiraswasta Lainnya 13 4 1 29,5 9,1 2,3 16 15 1 36,4 11,4 2,3 3 0 1 6,8 0 2,3 32 9 3 72,7 20,5 6,8 Jumlah 18 40,9 22 50,0 4 9,1 44 100,0 Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai IRT dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup sebanyak 16 responden (36,4%).

47 B. Pembahasan Penelitian menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta. Dalam penelitian ini terdapat 44 ibu nifas yang menjadi responden. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebanyak 34 responden (77,3%), berpendidikan terakhir SMU sebanyak 27 responden (61,4%) dan yang bekerja sebagai IRT sebanyak 32 responden (72,7%). Setalah dilakukan penelitian bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (50,0%). Pengetahuan yang kurang dapat disebebkan karena kurangnya penyuluhan, informasi oleh tenaga kesehatan dan masih beredar dilingkungan masyarakat mitos-mitos tentang larangan makanan yang tidak boleh di konsumsi ibu nifas, selain itu orang tua juga berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang didapat oleh ibu nifas. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni pengindraan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengeruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

48 Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan eksternal yang terdiri dari lingkungan, sosial budaya, status ekonomi, sumber informasi dan pengalaman (Arikunto, 2010). Berdasarkan kriteria umur, sebagian besar umur responden 20-35 tahun yaitu sebanyak 34 responden (77,3%) dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 16 responden (36,4%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Seseorang yang berumur produktif (muda) lebih mudah menerima pengetahuan dibandingkan seseorang yang berumur tidak produktif (lebih dewasa) karena orang dewasa telah memiliki pengalaman yang mempengaruhi pola pikir sehingga sulit diubah (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan penelitian (Faboya, 2012) yang berjudul Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali didapatkan hasil pengetahuan ibu nifas dalam kategori cukup dari jumlah 34 responden yang sebagian besar responden berumur 20-35 tahun sebesar 31 responden (91,2%), sehingga dapat diketahui dan telah dibuktikan bahwa umur mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Berdasarkan kriteria pendidikan, sebagian besar responden adalah berpendidikan terakhir SMU yaitu sebanyak 27 responden (61,4%) dengan tingakat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI

49 dalam kategori cukup yaitu sebanyak 14 responden (31,8%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI, karena semakin tinggi pendidikan pengetahuan dan kualitasnya lebih baik. Tingkat pendidikan berhubungan dengan daya serap seseorang terhadaqp informasi. Pendidikan responden yang lebih tinggi menyebabkan kemampuan memahami masalah akan semakin baik, semakin daya serapnya akan semakin baik pula. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku akan pola hidup terutama dalam memotifasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Arikunto, 2009). Berdasarkan penelitian (Tiani, 2012) yang merjudul tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi ibu menyusui di RB Sukoasih, Sukoharjo, didapatkan hasil pengetahuan ibu nifas adalah cukup dari jumlah 35 responden yang sebagian besar berpendidikan terakhir SMU yaitu 25 responden (50%), Hal ini dapat dipengaruhi oleh pendidikan yang diperoleh, selain itu tempat tinggal responden yang ada diperdesaan sehingga menyebabkan kurangnya informasi yang didapat, sehingga pengetahuan dan

50 wawasan yang diperoleh lebih sempit terutama tentang nutrisi yang meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan kriteria pekerjaan, sebagian besar jumlah ibu nifas yang mempunyai pekerjaan IRT yaitu sebesar 32 responden (72,7%) dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 16 responden (36,4%). Sebagian besar ibu nifas mempunyai pekerjaan IRT karena dipengaruhi faktor sosial yang beredar dimasyarakat, yaitu seorang ibu hanya bekerja sebagai ibu hanya bekerja mengurus rumah tangga dan anak sehingga didapatkan hasil sebagian besar ibu nifas mempunyai pekerjaan sebagai IRT. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pekerjaan mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Orangorang yang bekerja biasanya mempunyai wawasan yang lebih luas dibandingkan orang yang tidak bekerja. Sumber informasi baru bagi mereka akan lebih banyak dari yang tidak bekerja. Mereka bisa mendapatkan informasi di jalan, tempat kerja dan sebagainya (Notoadmojo, 2010). Berdasarkan penelitian (Astuti, 2013) yang merjudul tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang gizi seimbang saat menyusui di Desa karungan, Plupuh, Sragen, didapatkan hasil pengetahuan ibu nifas adalah cukup dari jumlah 50 responden yang sebagian besar bekerja sebagai IRT yaitu 30 responden (60%). Sehingga pekerjaan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang gizi, karena pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pergaulan lingkungan sosial dalam pekerjaan akan memberikan dampak

51 positif dan negatif. Seseorang yang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengetahuan tinggi maka secara langsung maupun tidak langsung pengetahuan yang dimilikinya akan bertambah begitu sebaliknya( Mubarak, 2011). Setalah dilakukan penelitian bahwa secara keseluruhan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (50,0%). Pengetahuan yang kurang dapat disebebkan karena kurangnya pengetahuan, penyuluhan, informasi oleh tenaga kesehatan dan masih beredar dilingkungan masyarakat mitos-mitos tentang larangan makanan yang tidak boleh di konsumsi ibu nifas, selain itu orang tua juga berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang didapat oleh ibu nifas. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni pengindraan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengeruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

52 C. Keterbatasan Penelitian 1. Sulitnya untuk mendapatkan responden sehingga dibutuhkan waktu bebrapa hari dan membutuhkan bantuan bidan yang ada di BPS Edi Suryaningrum untuk penyebaran kuesioner. 2. Dalam pengisian kuesioner ada beberapa responden yang kurang kosentrasi dan terburu-buru dalam menjawab pertanyaan dan ada responden yang menyontek.

53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa dari 44 ibu nifas sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 34 responden (77,3%), sebagian besar memiliki pendidikan terakhir di tingkat SMU yaitu sebanyak 27 responden (61,4%), sebagian besar mempunyai pekerjaan sebagai IRT yaitu sebanyak 32 responden (72,7%). 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sejumlah 22 responden (50,0%). B. Saran Saran yang didapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi BPS Edi Suryaningrum Godean BPS Edi Suryaningrum hendaknya dalam memberikan konseling kepada ibu tentang nutrisi-nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI lebih berstruktur dan menyeluruh, selain itu juga disarankan agar lebih aktif untuk memberikan penyuluhan dimasyarakat terutama mitos-mitos larangan makanan yang tidak boleh dikonsumsi ibu nifas yang beredar yang berkaitan dengan nutrisi ibu nifas, sehingga pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang meningkatkan produksi ASI menjadi lebih baik. 53

54 2. Bagi ibu nifas Ibu nifas hendaknya meningkatkan pengetahuan tentang nutrisisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dengan mencari informasi dari berbagai sumber, serta meminta penjelasan dari petugas kesehatan. 3. Bagi peneliti Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain, dan dapat mengembangkan penelitaian ini dengan metode atau teknik lain misalnya menggunakan wawancara dan menambah karakteristik sumber informasi.

DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, ER dan Wulandari, D. (2008). Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta mitra cendekia press. Ariani, A. Aplikasi Metodologi penelitian kebidanan dan kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Amelia, I. (2013). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Nutrisi yang Meningkatkan Produksi ASI Pukesmas Tempel II Sleman Ypgyakarta. KTI Arikunto, S. (2009). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.. (2010). ). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Budiman dan Riyanto, A. 2013. Kapita Selecta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Dinkes DIY. (2013). Profil Kesehatan DIY. Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Rikesda Dalam Angka Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013. Yogyakarta: Dinkes DIY.. LPPM STIKES A. Yani. (2010). Buku panduan penulisan karya tulis ilmiah. Yogyakarta. Maga, (2012). Faktor Determinan Produksi ASI padaibu Menyusui di Pukesmas Telaga Jaya Kabutaten Gorontalo Provinsi Gorontalo 2012. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Marni. (2011). Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mubarok, W.I. (2011). Promosi Kesehatan utuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika Nadimin. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu Menyusui wilayah kerja puskesmas moncobalang Kabupaten gowa. Nugroho. (2011). ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika

2 Proverawati dan Asfuah. (2009). Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoadmodjo. (2009). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.. (2010). Metodologi penelitian dan Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33. (2012). Pertiwi, (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Laktasi Ibu dengan Bayi usia 0-6 bulan di Desa Cibeusi Kecamatan Jatinagor 2012. Proverawati, A dan Rahmawati, D. (2010). Kapita Selecta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Riset Kesehatan Dasar Indonesia. (2010). Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Riyanto. (2010). Pengolahan dan Analisisi Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sugiyono. (2009). Metode Kuantitatif dan Kualitatif R & B. Bandung: Alfabeta. Sumiyati, R. (2009). Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas tentang Gizi dengan Status Gizi Balita di Desa Ngargosari Ampel, Boyolali. KTI. Supariasa dan Nyoman, ID. (2009). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. Survay Demografi Kesehatan Indonesia. (2007). Suwarto, A. (2010). 9 Buah dan Sayur Sakti Tangkap Penyakit. Yogyakarta: Liberplus. Syafrudin. (2011). Untaian Materi Penyuluhan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Jakarta: Trans Info Media Waryono. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Wawan dan Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.