GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \l TAHUN 2017 TENTANG CADANGAN PANGAN

GUBERNUR KEPULAUAN BANG`KA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 95 TAHUN 2009 PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DI JAWA BARAT TAHUN 2009

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG CADANGAN PANGAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 36

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

: a, bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PROSEDUR DAN MEKANISME PENYALURAN CADANGAN BERAS PEMERINTAH UNTUK PENANGANAN TANGGAP DARURAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KONTINJENSI BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

GUBERNURJAWATENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG CADANGANPANGANPEMERINTAHPROVINSIJAWA TENGAH

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-y TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6.A TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2014

WALIKOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR TETAP SIAGA DARURAT BENCANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG UNTUK KORBAN BENCANA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATIPANDEGLANG,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20M tentang NOMOR: 12 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN BERAS REGULER DALAM PENANGGULANGAN BENCANA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Ketahanan Pangan dan Gizi adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia secara adil, merata, dan berkelanjutan diperlukan persediaan pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau; b. bahwa daerah wajib menyediakan cadangan pangan untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, dan darurat pangan akibat bencana alam dan bencana sosial guna mewujudkan ketahanan pangan masyarakat; c. bahwa sebelum ditetapkannya peraturan daerah tentang cadangan pangan diperlukan regulasi sebagai acuan dalam penyelenggaraan cadangan pangan pemerintah daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Cadangan Pangan Pemerintah Daerah; 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5680); MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH. Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. 2. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah provinsi.

3. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota. 4. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan pangan yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah desa. 5. Pangan Pokok adalah Pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumber daya dan kearifan lokal. 6. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 7. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. 8. Bencana Sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror. 9. Krisis Pangan adalah kondisi kelangkaan Pangan yang dialami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan Distribusi Pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial, termasuk akibat perang. 10. Rawan Pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian besar masyarakatnya. 11. Gejolak Harga adalah kenaikan harga di tingkat konsumen mencapai lebih dari 25% dari harga normal dan berlangsung selama 1 (satu) minggu (dalam implementasinya akan disesuaikan dengan kondisi daerah). 12. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 13. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selanjutnya disebut Pemerintah Daerah, adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 14. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang selanjutnya disingkat BKPP DIY, adalah organisasi perangkat daerah yang memiliki tugas penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang ketahanan pangan. Pasal 2 (1) Cadangan Pangan Pemerintah Daerah berupa pangan pokok yang dikuasai dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

(2) Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas : a. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Cadangan Pangan pemerintah kabupaten/kota; dan c. Cadangan Pangan pemerintah desa. Pasal 3 (1) Jenis dan jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah ditetapkan oleh Gubernur. (2) Penetapan jenis cadangan pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan: a. potensi sumber daya lokal; b. budaya dan kebiasaan pola konsumsi; dan c. kearifan lokal yang berkembang di masyarakat. (3) Penetapan jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan: a. produksi bahan pangan pokok; b. penanggulangan keadaan darurat, bencana dan terjadinya krisis pangan; c. perhitungan susut mutu dan jumlah saat disimpan; d. tingkat konsumsi masyarakat; dan e. jumlah dan laju pertumbuhan penduduk. (4) Jenis Pangan Pokok yang digunakan untuk Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah beras. (5) Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah = (2 X rerata Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota) (6) Rerata Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut : Rerata Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota = rasio penduduk (jumlah penduduk kabupaten/kota : jumlah penduduk nasional) X (total cadangan pangan pemerintah daerah kabupaten/kota nasional) : 5 kabupaten/kota

(7) Perhitungan dan penetapan jumlah Pangan Pokok yang digunakan sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali oleh BKPP DIY. (8) Sasaran jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Tahun 2016 2020 sebagai berikut : Jenis CPPD Sasaran Jumlah CPPD (ton) 2016 2017 2018 2019 2020 Beras 186,04 188,11 190,14 192,14 194,11 Pasal 4 (1) BKPP DIY menyelenggarakan pengadaan, pengelolaan dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BKPP DIY dapat bekerja sama dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan koperasi berbadan hukum yang bergerak di bidang Pangan. Pasal 5 (1) Pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan melalui pembelian cadangan pangan produksi dari dalam negeri dengan mengutamakan produksi petani Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Pembelian Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan harga pembelian yang ditetapkan oleh Pemerintah. (3) Dalam hal Pemerintah tidak menetapkan harga pembelian, Gubernur menetapkan harga pembelian yang digunakan sebagai acuan untuk pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (4) Anggaran yang digunakan untuk pengadaan cadangan pangan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber dana lain yang sah. Pasal 6 (1) Kualitas Cadangan Pangan Pemerintah Daerah harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau standar yang ditetapkan oleh lembaga penyelenggara cadangan pangan. (2) Kualitas Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimum berkualitas medium dengan persyaratan sebagai berikut : a. kadar air maksimal 14%; b. butir patah 20%; c. kadar menir maksimum 2%; dan d. derajat sosoh minimum 95%.

(3) Cadangan Pangan Pemerintah Daerah yang telah melampaui batas waktu simpan dan/atau berpotensi atau mengalami penurunan mutu dan jumlah akan diatur lebih lanjut oleh BKPP DIY. Pasal 7 (1) Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan untuk menjaga kecukupan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah antar daerah dan antar waktu baik jumlah maupun kualitasnya. (2) Dalam hal pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kerja sama dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan koperasi berbadan hukum, mekanismenya diatur dalam perjanjian kerja sama antara BKPP DIY dengan calon pengelola. (3) Calon pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya memiliki persyaratan sebagai berikut : a. gudang penyimpanan yang cukup dan standar; b. kemampuan manajerial pengelolaan cadangan pangan; c. sarana dan prasarana pengamanan kualitas sesuai standar; dan d. bebas dari banjir dan/atau potensi bencana lainnya. Pasal 8 (1) Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan untuk menanggulangi: a. rawan pangan; b. krisis pangan; c. gejolak harga pangan; d. bencana alam; e. bencana sosial; dan/atau f. keadaan darurat. (2) Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh BKPP DIY berdasarkan koordinasi dengan lembaga terkait. (3) Dalam hal penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kerja sama dengan badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dan koperasi berbadan hukum, mekanismenya diatur dalam perjanjian kerja sama antara BKPP DIY dengan calon penyalur. (4) Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dilakukan melalui penjualan dan/atau hibah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan.

Pasal 9 Cadangan Pangan Pemerintah Daerah selain digunakan untuk penyaluran seperti yang dimaksud dalam Pasal 8 dapat dimanfaatkan untuk pemberian bantuan Pangan antar provinsi. Pasal 10 (1) Masyarakat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta mewujudkan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah dan cadangan pangan masyarakat mandiri. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap: a. pelaksanaan produksi, pengadaan, pengelolaan dan penyaluran Pangan; b. pencegahan dan penanggulangan masalah Pangan; c. pemberian data dan informasi yang benar dan akurat mengenai masalah rawan pangan dan krisis pangan di lingkungan komunitasnya; d. berperan aktif dalam mencegah terjadinya rawan dan krisis pangan; dan e. penyaluran bantuan apabila terjadi rawan pangan dan krisis pangan serta penyelenggaraan cadangan pangan di masyarakat. Pasal 11 (1) Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta bertugas melakukan pengawasan atas penyelenggaran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (2) Masyakarat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk ikut serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah. (3) BKPP DIY melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah kepada Gubernur secara berkala/setiap semester. Pasal 12 Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah yang masih dimiliki dan menjadi tanggung jawab BKPP DIY berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2013 tentang Cadangan Pangan Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 26) akan diatur lebih lanjut oleh BKPP DIY. Pasal 13 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2013 tentang Cadangan Pangan Daerah (Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 26) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 29 April 2016 SEKRETARIS DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TTD ICHSANURI Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 29 April 2016 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TTD HAMENGKU BUWONO X BERITA DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 NOMOR 25 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, TTD DEWO ISNU BROTO I.S. Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19640714 199102 1 001