III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

MODIFIKASI ALAT PERONTOK PADI TIPE HAMMER THRESHER [Modification of Rice Thresher-Hammer thresher Type]

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

Pengolahan lada putih secara tradisional yang biasa

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Maret 2013.

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

PROPOSAL PENGARUH MESIN PERONTOK PADI TERHADAP SISTEM BUANG BUKA TUTUP MENINGKATKAN EFESIENSI PANEN PADI DI LAHAN PASANG SURUT

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

50kg Pita ukur/meteran Terpal 5 x 5 m 2

Rancang Bangun Mesin Perontok Padi (Paddy Thresher) dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan Efisiensi Produksi Beras Pasca Panen

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

Pedal Thresher dan Pedal Thresher Lipat

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

PERAKITAN ALAT PENGAYAK PASIR SEMI OTOMATIK

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

RANCANG BANGUN DAN UJI TEKNIS ALAT PERONTOK PADI SEMI MEKANIS PORTABEL

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODE PENELITIAN. persiapan dan pembuatan kincir Savonius tipe U dengan variasi sudut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PERANCANGAN MANUFAKTUR MESIN PENGADUK MEDIA TANAM JAMUR

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

I. BEBERAPA KIAT PENGOPERASIAN MESIN PERONTOK PADI

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

BAB III METODE PENELITIAN. Studi Literatur. Penyediaan Alat dan Bahan. Perancangan Prototipe sistem rem dan geometri roda

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

komunikasi penulis,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan roda gila (flywheel) dilakukan di Laboraturium Mekanika Fluida

Mesin Pemanen Jagung Tipe mower

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PEMBUATAN

RANCANG BANGUN BAGIAN RANGKA PADA MESIN PERONTOK PADI PROYEK AKHIR

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

INOVASI DESAIN MESIN PERONTOK PADI UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS HASIL PANEN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGADUK ADONAN ROTI TAWAR (BAGIAN STATIS) LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh :

PERNYATAAN. Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Muhammad Erwin Shah NIM :

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Membuat Parut Listrik Sederhana MEMBUAT PARUT LISTRIK SEDERHANA (KOMPETENSI DASAR PERBANDINGAN) Oleh : Sutaji Pratomo. 1 x 2.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LAMPIRAN 1. GAMBAR TEKNIK ALAT PENGGILING KEDELAI

RANCANG BANGUN ALAT MESIN HAMMER MILL UNTUK PENGOLAHAN JAGUNG PAKAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN MESIN PERTANIAN SERBAGUNA BERDASARKAN MODEL MESIN PERONTOK PADI KONVENSIONAL

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SIMBOL... A. Latar Belakang B. Tujuan dan Manfaat C. Batasan Masalah...

RANCANG BANGUN BUCKET ELEVATOR PENGANGKAT GABAH [DESIGN OF BUCKET ELEVATORS FOR HANDLING OF GRAIN]

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

Gambar 14. Grafik Jumlah Butir per Malai pada Beberapa Varietas Padi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MESIN PENANAM PADI ( RANGKA)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Maret April 2012, tahap kedua yaitu pengujian alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April 2012. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk modifikasi alat perontok padi dengan tipe hammer thresher ini meliputi: Las listrik, mistar siku, gerinda, bor listrik, tanggem, dan alat tulis. Alat-alat yang digunakan pada uji kinerja alat antara lain: stopwatch, timbangan dan alat tulis. Bahan yang digunakan untuk modifikasi alat perontok padi dengan tipe hammer thresher adalah, baut dan mur, motor listrik 1 HP, dan besi plat. Bahan yang digunakan untuk pengujian alat perontok padi dengan tipe hammer thresher adalah padi yang belum dirontokkan.

17 C. Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian ini meliputi tahap-tahap perancangan modifikasi, perakitan atau pembuatan modifikasi, pengujian, pengamatan dan pengolahan data. Pelaksanaan pengujian dilakukan sesuai dengan mekanisme kerja alat hasil modifikasi. Mulai Perancangan Modifikasi Alat Pengujian Alat Perbaikan Kriteria Desain ya tidak Pengamatan dan analisis data Selesai Gambar 3. Diagram alir modifikasi alat perontok padi tipe hammer thresher

18 D. Pendekatan Desain 1. Kriteria Desain Untuk perancangan modifikasi alat perontok padi tipe hammer thresher ini diharapkan mampu merontokkan gabah dengan persentase 95% dan jerami dapat keluar dari mesin perontok dengan persentase 95%. Alat perontok padi ini menggunakan sumber tenaga dari motor listrik. Alat ini bekerja dengan harapan didapatkan proses perontokan yang lebih cepat dan efisien sehingga dapat meningkatkan efisiensi perontokan alat yang sebelumnya. 2. Perancangan Modifikasi Modifikasi perontok padi tipe hammer thresher ini didesain dengan menggunakan bahan-bahan yang relatif tidak terlalu mahal di pasaran dan kualitas bahan dapat diunggulkan serta desainnya sangat sederhana. Ruang perontok padi diberi tambahan plat besi sehingga terdapat saluran pengarah ke dinding atas ruang perontok. Modifikasi alat perontok padi dengan tipe hammer thresher ini menggunakan sumber energi yang berasal dari motor listrik. Spesifikasi motor listrik yang digunakan sebagai berikut: Power 1 HP Kecepatan putaran 1440 rpm Tegangan 220 Volt a. Ruang Perontok Ruang perontok berbentuk tabung silinder yang berdiameter 40 cm dan panjang tabung berukuran 60 cm, di dalam ruang terdiri dari 16 buah hammer thresher juga terdapat dudukan poros untuk meletakkan poros utama yang berdiameter

19 2,5 cm dan poros hammer thresher berdiameter 2 cm. Rancangan ruang perontok yang akan dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Rancangan ruang perontok yang akan dimodifikasi Kendala yang dihadapi adalah proses keluarnya jerami tidak sempurna. Oleh sebab itu ruang perontok padi ini diberi tambahan plat besi pada dinding ruang perontok dan saluran pengeluaran jerami dirubah kebelakang ruang perontok dengan ukuran 15 cm 2, pemasangan besi plat ini memiliki sudut kemiringan sebesar 12 o dengan jumlah plat besi yang digunakan adalah 7 buah dengan panjang total besi yang dibutuhkan adalah 440 cm. Sedangkan saluran pengeluaran jerami dibuat sederhana dengan menggunakan gerinda. Pemasangan plat besi dapat dilihat pada Gambar 5.

20 (a) sebelum dimodifikasi (b) sesudah dimodifikasi Gambar 5. Tutup ruang perontok sebelum dan sesudah dimodifikasi b. Hammer thresher Hammer menggunakan prinsip benturan/pukulan dan juga dengan cara gesekan (Rahmawati, 2010). Hammer thresher berupa susunan palu-palu dan berputar yang berjumlah 16 buah yang ditopang dengan batang besi, hammer ini terbuat dari karet dengan ukuran sisi-sisinya 6 cm dan tebalnya berukuran 0,8 mm. Modifikasi yang dilakukan pada hammer thresher ini adalah dengan memotong bagian atas karet sebesar 2 cm, dengan tujuan agar hammer tidak menyentuh besi plat atau pengarah jerami. Hammer thresher dapat dilihat pada Gambar 6. a. Sebelum modifikasi b. Sesudah modifikasi Gambar 6. Hammer thresher mesin perontok

21 c. Saluran pengeluaran jerami Saluran pengeluaran ini terdapat 2 bagian, saluran pengeluaran pertama berfungsi sebagai mengeluarkan gabah dan saluran pengeluaran kedua berfungsi sebagai mengeluarkan tangkai jerami yang sudah dirontokkan. Kendala yang dihadapi jerami tidak dapat keluar dari saluran pengeluaran yang telah dibuat, maka dari itu penulis memodifikasi saluran pengeluaran jerami ini dipindah kesebelah saluran pengumpan. Rancangan pengeluaran jerami dapat dilihat pada Gambar 7. Pengeluaran jerami Gambar 7. Saluran pengeluaran jerami 2. Uji Kinerja Alat Pengujian alat diamati untuk memastikan bahwa setiap komponen bekerja dengan baik. Setelah semua alat bekerja dengan baik langkah selanjutnya adalah pengujian merontokan padi, pengujian kapasitas kerja alat perontok padi, dan menghitung lama perontokan padi. a. Pengujian perontokan padi Pengujian perontokan padi ini dilakukan dengan 4 perlakuan yang berbeda yaitu pada saluran pengeluaran jerami dengan perlakuan luas 225 cm, 195 cm, 165 cm,

22 dan 135 cm dengan cara menutup saluran pengeluaran jerami secara manual, disesuaikan dengan perlakuan yang diinginkan. Proses perontokkan padi ini yaitu setelah padi dipanen dan dipotong-potong dengan panjang tangkai + 10 cm dengan menggunakan alat pemotong padi. Setelah itu, langsung masukkan padi panen tersebut ke dalam saluran pengumpan dengan keadaan hammer thresher dalam keadaan berputar. Sebelum dan sesudah dilakukan perontokan, jumlah gabah sampel dan gabah terontok pecah/rusak dihitung untuk mempermudah pengamatan. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, kemudian menghitung persentase gabah terontok pecah/rusak dari sampel padi yang dirontokkan pada alat perontok, dilanjutkan dengan menghitung lama perontokkan. b. Pengujian kapasitas kerja alat Kapasitas kerja alat perontok padi ini dilakukan dengan cara mengumpankan bahan dan mencatat waktu yang diperlukan untuk merontokkan padi tersebut. Setelah selesai perontokan, hasil perontokan ditimbang untuk mengetahui bobotnya. Kemampuan alat untuk merontokkan padi ini dinyatakan dalam kg/jam. E. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan pada proses pengujian alat perontok padi, yaitu dengan merontokkan padi yang terdapat pada tangkai padi dengan menggunakan alat perontok padi ini. Sebelum dan sesudah perontokkan, jumlah gabah pada sampel dihitung. Setelah dilakukan perontokan, gabah diklasifikasi menjadi gabah tidak terontok, gabah yang terontok, gabah terontok baik dan gabah terontok rusak.

23 F. Analisis Data Data yang diperoleh dari percobaan ini, pengamatan dan perhitungan dianalisis menggunakan statistik sederhana, dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan gambar. Padi di klasifikasi dengan persentase terontok baik, dan persentase padi terontok pecah. 1. Persentase gabah terontok baik Gabah terontok baik adalah gabah yang berhasil dirontokkan di dalam ruang perontok, tetapi pada kulit gabah tersebut tidak mengalami pecah atau terbelah. Persentase padi terontok baik terhadap jumlah total padi terontok dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:... (1) dimana : GTB = Gabah Terontok Baik (%) JGTB = Jumlah Gabah Terontok Baik (gram) JGT = Jumlah Gabah Terontok (gram) 2. Persentase gabah terontok rusak Jumlah gabah terontok pecah adalah jumlah gabah yang berhasil dirontokkan di dalam ruang perontok, tetapi kulit gabah tersebut mengalami rusak, pecah atau terbelah. Persentase gabah terontok rusak terhadap jumlah total gabah terontok dapat dihitung persamaan sebagai berikut :... (2) dimana : GTR = Gabah Terontok Rusak (%) JGTR = Jumlah Gabah Terontok Rusak (gram) JGT = Jumlah Gabah Terontok (gram)

24 3. Pengujian kapasitas kerja (kg/jam) KKAP JGT t... (3) dimana : KKAP = Kapasitas kerja alat perontok (kg/jam) JGT t = Jumlah gabah terontok (kg) = Waktu yang dibutuhkan untuk merontokkan padi (jam)