BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB II. POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga

BAB I PENDAHULUAN. Pola anggapan seperti itu perlu segera dikikis dan dicari solusinya. Kesulitan

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut teori belajar konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

DAFTAR ISI... JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB II MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM, KETERAMPILAN PROSES SAINS, SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM REGULASI...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengetahui peranan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB III METODE PENELITIAN

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang... 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : A. Peningkatan penguasaan Konsep Dasar IPA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pembelajaran media sangat diperlukan karena dapat membantu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh berupa angka aktivitas guru dan siswa, keterampilan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paham konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan proses keberhasilan siswa. efektif untuk proses pembelajaran berlangsung. Bahan ajar mutlak

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. siswa, kesulitan belajar, dan Keterampilan Proses Sains (KPS). Secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian meliputi: (1) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan merupakan konsep yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. terdiri dari 30 item soal tes pilihan ganda. Uji coba instrumen ini diikuti oleh 33

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil penelitian penerapan strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep difusi dan osmosis di kelas VIII. Penelitian ini dilakukan dalam dua kali pertemuan pada pokok bahasan difusi dan osmosis. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelas yang terdiri dari 30 orang siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian berupa data lembar observasi, data hasil tes keterampilan proses sains, data tes hasil penguasaan konsep, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Dalam penelitian ini, konsep difusi dan osmosis disampaikan dengan strategi pembelajaran POE yang terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap memprediksi (predict), tahap mengamati (observe) dan tahap menjelaskan (explain). Pada tahap predict, siswa diminta untuk menuliskan prediksi awal mereka berdasarkan demonstrasi yang telah dilakukan oleh guru. Setelah siswa menuliskan prediksi awal mereka, kemudian siswa diminta untuk melakukan pengamatan untuk membuktikan prediksi yang telah mereka buat. Pengamatan dilakukan dalam kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Setiap orang dalam setiap kelompok diminta untuk melakukan pengamatan dan kemudian siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan mereka dalam lembar kerja siswa yang telah disiapkan. 46

47 Pada tahap yang terakhir yaitu tahap explain, siswa diminta untuk menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah mereka buat dengan hasil pengamatan yang telah mereka dapatkan. Setelah praktikum selesai, guru memfasilitasi kelompok untuk melaporkan hasil pengamatan kelompok mereka kepada kelompok-kelompok lain. Siswa yang tampil menyimpulkan data hasil pengamatan mereka, dan menjelaskan kesesuaian dan ketidaksesuaian antara prediksi mereka sebelumnya dengan hasil pengamatan dan kesimpulan setelah melakukan praktikum. Praktikum yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi tiga jenis praktikum, yaitu praktikum difusi pada tumbuhan, praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Praktikum difusi pada tumbuhan dilaksanakan pada pertemuan pertama. Praktikum ini cukup sederhana dan tidak membutuhkan terlalu banyak alat dan bahan. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum difusi pada tumbuhan ini antara lain tanaman pacar air, serbuk pewarna dan air. Pada pertemuan kedua dilaksanakan 2 jenis praktikum osmosis yaitu praktikum osmosis kentang dan praktikum membuka menutupnya stomata. Kedua jenis praktikum ini cukup sederhana, namun membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup banyak. Untuk praktikum osmosis pada kentang bahan yang digunakan diantaranya umbi kentang, air, dan larutan garam sedangkan praktikum membuka menutupnya stomata membutuhkan bahan-bahan antara lain daun tanaman Rhoe discolor, aquades, dan larutan garam.

48 Data hasil penelitian didapatkan melalui tes, lembar observasi dan angket. Tes yang diberikan meliputi tes penguasaan konsep yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 25 soal dan tes keterampilan proses sains yang berupa soal uraian sebanyak 5 soal. Kedua tes tersebut diberikan pada awal dan akhir pembelajaran. Selain data tes penguasaan konsep dan data tes keterampilan proses sains, terdapat data lembar observasi dan data angket. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kemunculan keterampilan proses siswa dalam melaksanakan praktikum dengan strategi POE. Data angket digunakan untuk menjaring respon siswa selama pembelajaran. Hasil penelitian yang telah didapat, kemudian akan disusun menjadi tiga bagian berdasarkan pertanyaan penelitian. Bagian pertama adalah penyajian data keterampilan proses sains siswa (keterampilan memprediksi, mengamati dan menjelaskan) sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian kedua adalah penyajian data penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Pada bagian terakhir, akan dikemukakan tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis. Hasil dari penelitian ini disajikan sebagai berikut: 1. Keterampilan Proses Sains a. Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Keterampilan proses sains yang dimaksud disini adalah keterampilan memprediksi, mengamati dan menjelaskan siswa sebelum mendapatkan pembelajaran dengan strategi POE dan setelah mendapatkan pembelajaran dengan

49 strategi POE. Data didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan melalui tes akhir yang diberikan setelah pembelajaran berlangsung. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes keterampilan proses sains. Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. Faktor yang Data Hasil Tes Dihitung Tes Awal Tes Akhir 1. Rata-rata 37,93 78,89 2. Standar Deviasi 12,02 8,41 3. Nilai Ideal 100 100 4. Nilai Tertinggi 60 93,33 5 Nilai Terendah 20 66,67 6. N-Gain 0,65 Tabel 4.1 menunjukkan data keterampilan proses sains dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes awal siswa adalah 37,93 dengan nilai maksimal yaitu 60 dan nilai minimal 20, serta memiliki standar deviasi sebesar 12,02. Sedangkan rata-rata nilai tes akhir siswa adalah 78,89 dengan nilai maksimal yaitu 93,33 dan nilai minimal 66,67, serta memiliki standar deviasi sebesar 8,41. Peningkatan keterampilan proses sains siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes keterampilan proses yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang.

50 Adapun persentase penguasaan dan pengkategorian tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Penguasaan dan Pengkategorian KPS Tes Awal Tes Akhir No. Jenis KPS Kategori Kategori (%) (%) 1. Memprediksi 46.67 Kurang sekali 97.78 Baik sekali 2. Mengamati 55.56 Kurang 86.67 Baik sekali 3. Menjelaskan 29.3 Kurang sekali 70 Cukup Tabel 4.2 menunjukkan persentase penguasaan keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada tes awal penguasaan keterampilan memprediksi siswa memiliki persentase sebesar 46,67% dan berdasarkan kriteria penguasaan menurut Purwanto termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir sebesar 97,78% dan termasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 55,56% dan termasuk ke dalam kategori kurang sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 86,67% dan temasuk ke dalam kategori baik sekali. Pada tes awal penguasaan keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase sebesar 29,3% dan termasuk ke dalam kategori kurang sekali sedangkan tes akhir memiliki persentase sebesar 70% dan termasuk ke dalam kategori cukup. Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa penguasaan KPS siswa pada tes awal termasuk ke dalam kategori kurang dan kurang sekali. Pada tes akhir penguasaan KPS siswa pada setiap aspek mengalami peningkatan. Pada tes akhir persentase penguasaan KPS siswa yang paling tinggi adalah pada keterampilan

51 memprediksi dengan persentase sebesar 97,78%, kemudian diikuti oleh keterampilan mengamati dengan persentase sebesar 86,67% dan persentase yang terendah adalah keterampilan menjelaskan dengan persentasee sebesar 70%. Adapun diagram persentase penguasaan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Gambar 4.1. 100 Persentase Penguasaan KPS (%) 80 60 40 20 0 A B C Jenis KPS Tes Awal Tes Akhir Gambar 4.1 Persentase Penguasaan Keterampilan Proses Sains Siswa untuk Setiap Jenis KPS Keterangan: A: Keterampilan memprediksi B: Keterampilan mengamati C: Keterampilan menjelaskan Adapun persentase peningkatan tiap aspek keterampilan proses sains siswa sebelum dan setelah pembelajaran yang diperoleh dari tes keterampilan proses sains disajikan dalam bentuk Tabel 4.3. Tabel 4.3 Persentase Peningkatan Tiap Aspek KPS No. Jenis KPS Tes Awal Tes Akhir <g> 1. Memprediksi 46.67 97.78 0,93 2. Mengamati 55.56 86.67 0,71 3. Menjelaskan 29.3 70 0,57 Rata-rata 0,65 Kategori Tinggi Tinggi Sedang Sedang

52 Tabel 4.3 menunjukkan persentase peningkatan kemampuan siswa pada setiap jenis keterampilan proses sains. Untuk keterampilan memprediksi memiliki persentase tes awal sebesar 46,67 dan tes akhir sebesar 97,78. Indeks gain untuk keterampilan memprediksi adalah sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan mengamati siswa memiliki persentase tes awal sebesar 55,56 dan tes akhir sebesar 86,67. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,71. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan mengamati siswa meningkat dengan kategori tinggi. Untuk keterampilan menjelaskan siswa memiliki persentase tes awal sebesar 29,3 dan tes akhir sebesar 70. Indeks gain untuk keterampilan mengamati sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa semua KPS mengalami peningkatan. Peningkatan KPS yang tertinggi adalah pada keterampilan memprediksi dan mengamati dengan kategori tinggi kemudian keterampilan menjelaskan yang mengalami peningkatan dalam kategori sedang. b. Kemunculan Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi dan Lembar Kerja Siswa Kemunculan tiap keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran dijaring dengan menggunakan lembar observasi dan lembar kerja siswa. Hasil dari analisis lembar observasi dan lembar kerja siswa ini dijadikan sebagai data penunjang untuk mengetahui kemunculan kemampuan keterampilan memprediksi, keterampilan mengamati dan keterampilan menjelaskan. Adapun

53 hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran D.8, dan terangkum dalam Tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Rata-Rata Persentase Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa No. Aspek KPS % Kemunculan 1. Keterampilan Memprediksi 71.11% 2. Keterampilan Mengamati 77.23% 3. Keterampilan Menjelaskan 62.08% Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata persentase kemunculan aspek keterampilan proses sains dalam pembelajaran yang paling tinggi adalah keterampilan mengamati dengan rata-rata kemunculan sebesar 77.23%, kemudian diikuti oleh keterampilan memprediksi dengan rata-rata kemunculan sebesar 71.11%. Keterampilan menjelaskan memiliki persentase rata-rata kemunculan terendah sebesar 62.08%. 2. Penguasaan Konsep a. Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Diterapkan Strategi Pembelajaran POE Data penguasaan konsep didapatkan melalui tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran dan tes akhir yang diberikan setelah dilakukan pembelajaran dengan strategi POE. Instrumen tes akhir adalah instrument yang sama yang digunakan untuk tes awal. Berikut adalah hasil perolehan tes awal dan tes akhir siswa untuk tes penguasaan konsep.

54 Tabel 4.5 Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran dengan Strategi POE No. Faktor yang Data Hasil Tes Dihitung Tes Awal Tes Akhir 1. Rata-rata 55,6 72,67 2. Standar Deviasi 15,38 14,56 3. Nilai Ideal 100 100 4. Nilai Tertinggi 84 92 5. Nilai Terendah 32 48 6. N-Gain 0,38 Tabel 4.5 menunjukkan data penguasaan konsep dari 30 orang siswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai siswa sebelum diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 55,6 dengan nilai maksimal yaitu 84 dan nilai minimal 32, serta memiliki standar deviasi sebesar 15,38. Sedangkan rata-rata nilai siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE adalah 72,67 dengan nilai maksimal yaitu 92 dan nilai minimal 48, serta memiliki standar deviasi sebesar 14,56. Peningkatan penguasaan konsep siswa diperoleh dengan cara menghitung gain ternormalisasi (N-gain) dari hasil tes awal dan tes akhir untuk soal tes penguasaan konsep yang telah diberikan kepada siswa. Dari hasil perhitungan gain ternormalisasi, diperoleh nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis yang berkategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep siswa juga dapat dianalisis dari tiap jenjang kognitifnya mulai dari C1, C2, C3. Caranya adalah dengan

55 mengelompokkan instrument tes yang mengukur tiap jenjang kognitif tersebut, kemudian dihitung rata-rata gain ternormalisasinya. Adapun persentase peningkatan tiap aspek penguasaan konsep siswa untuk setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3 disajikan dalam bentuk Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa untuk Setiap Jenjang Kognitif pada Konsep Difusi dan Osmosis Jenjang Tes Tes Nomor Soal Kognitif Awal Akhir N-Gain Kategori C1 1,2,3 64.44 67.78 0.11 Rendah C2 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 51.93 71.46 0.43 Sedang 12,14, 17,20, 22, 23, 24, 25 C3 13, 16, 19, 15, 18, 21 56.83 78.33 0.5 Sedang Rata-rata 57.73 72.53 0.35 Sedang Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif mulai dari C1 hingga C3, yang dapat dilihat dari tes akhir siswa. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa setiap jenjang kognitif mengalami peningkatan. Untuk jenjang kognitif C1 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 64,44 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 67,78. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,11 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C1 termasuk dalam kategori rendah. Untuk jenjang kognitif C2 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 51,93 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 71.46. Dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,43 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C2 termasuk dalam kategori sedang. Untuk jenjang kognitif C3 memiliki rata-rata nilai test awal sebesar 56,83 sedangkan rata-rata nilai tes akhir sebesar 78,33.

56 Dilihat dari rata-rataa gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,5 maka peningkatan penguasaan konsep siswa pada jenjang C3 termasuk dalam kategori sedang. 3. Data Hasil Angket Siswa Selain menggunakan soal tes dan lembar observasi, untuk mengetahui gambaran peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pada konsep difusi dan osmosis juga digunakan angket siswa untuk menjaring respon dan tanggapan siswa setelah pembelajaran dilakukan. Respon pembelajaran dengann strategi POE untuk setiap kriteria yang siswa terhadap diberikan dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut. Persentase 100 80 60 40 20 0 Respon Positif Respon Negatif 80 83.3 83.3 20 16.7 16.7 A B C Kriteria Gambar 4.2 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Keterangan: A: Ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi B: Tanggapan pada saat proses pembelajaran C: Penilaian terhadap strategi pembelajaran Gambar 4.2 menunjukkan hasil rata-rata respon positif dan respon negatif siswa terhadap pembelajaran dengan strategi POE. Dari semua perhitungan angket, respon yang ditunjukkan siswa pada setiap kategori menunjukkan respon positif diatas 50%. Untuk ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, persentase respon positif sebesar 80% lebih tinggi dibandingkan respon

57 negatif sebesar 20% %. Untuk tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, siswa yang memberikan respon positif adalah sebesar 83,33% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Untuk penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran yang digunakan, memiliki respon positif sebesar 83,3% lebih tinggi dibandingkan respon negatif sebesar 16,7%. Respon siswa untuk setiap pernyataan disajikan dalam Gambar 4.3 berikut. Persentase 100 80 60 40 20 Respon Positif Respon Negatif 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan 9 10 Gambar 4.3 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran untuk Setiap Pernyataan Keterangan: 1 : Pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang baru dan menarik bagi saya. 2 : Materi difusi dan osmosis merupakan materi yang sulit bagi saya. 3 : Saya tertarik dengan materi difusi dan osmosis. 4 : Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi osmosis menjadi lebih mudah dipahami. 5 : Praktikum dengan POE, membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan. 6 : Petunjuk-petunjukk dalam LKS praktikum urutan POE mudah dipahami. 7 : Saya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium. 8 : Dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. 9 : Pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung. 10 : Menurut saya, semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE.

58 B. Pembahasan 1. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Tabel 4.1 didapat rata-rata tes awal siswa adalah sebesar 37,93 dan rata-rata tes akhir adalah sebesar 78,89. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa hasil tes akhir siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan tes awal. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,65. Berdasarkan kriteria N-gain menurut Hake, nilai N-gain yang didapat termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran POE dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan keterampilan proses sains siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan strategi POE ini memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Siswa dituntut untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti siswa harus membuat prediksi kemudian melakukan pengamatan untuk membuktikan jawaban dari prediksi yang telah dibuat dan menjelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil pengamatan. Dari keterlibatan siswa dalam kegitan pembelajaran tersebut secara tidak langsung keterampilan proses sains siswa dapat meningkat. Menurut Rogers (dalam Dimyati & Mudjiono 2009:16) belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar. Selain itu, siswa cukup tertarik dengan materi yang disampaikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang menunjukkan bahwa 73.33% siswa tertarik

59 dengan materi difusi dan osmosis. Bila siswa sudah tertarik dengan materi yang akan disampaikan siswa tentu akan lebih termotivasi dalam mempelajari materi tersebut. Walaupun siswa menganggap materi difusi dan osmosis ini sebagai materi yang sulit. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana (2010: 61) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar yaitu dapat dilihat dari motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk keterampilan memprediksi siswa mengalami peningkatan dengan kategori sedang yaitu dengan rata-rata indeks gain sebesar 0,93. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan memprediksi siswa meningkat dengan kategori tinggi. Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecenderungan atau pola yang sudah ada (Devi et al, 2009). Peningkatan keterampilan memprediksi siswa ini, mungkin dikarenakan pada pembelajaran dengan strategi POE siswa dituntut untuk melakukan prediksi sehingga secara tidak langsung keterampilan memprediksi siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan memprediksi siswa yaitu siswa diminta untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati, salah satunya siswa diminta untuk mengemukakan kemungkinan yang akan terjadi bila potongan kentang di rendam dalam larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda. Dari jawaban prediksi siswa tersebut dapat dilihat pengetahuan awal siswa terhadap konsep difusi dan osmosis itu sendiri. Sebagian besar siswa dapat membuat prediksi dengan baik,

60 walaupun pada kenyataannya prediksi yang telah dibuat berbeda dengan hasil pengamatan yang dilakukan. Selain itu, pertanyaan yang diajukan untuk memprediksi juga membuat siswa tertarik dalam pembelajaran hal tersebut dapat dilihat dari angket respon siswa yang disajikan pada Gambar 4.3 butir ke 9 dengan pernyataan bahwa pertanyaan yang diberikan sebelum melaksanakan praktikum membuat saya tertarik untuk mengetahui jawabannya melalui pengamatan langsung, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%. Untuk keterampilan mengamati siswa mengalami peningkatan dengan kategori tinggi. Peningkatan keterampilan mengamati, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan pengamatan sehingga secara tidak langsung keterampilan mengamati siswa dapat berkembang. Selain itu, observasi merupakan salah satu keterampilan proses sains yang telah dimiliki siswa dan sering dilakukan dalam pembelajaran sains bukan hanya pada pembelajaran biologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Semiawan (1996: 19) bahwa keterampilan mengamati (observasi) merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar. Berdasarkan data hasil lembar observasi dapat dilihat bahwa keterampilan mengamati siswa selama pembelajaran dengan strategi POE. Data lembar observasi menunjukkan bahwa keterampilan mengamati siswa memiliki persentase sebesar 97.41%. Selama pembelajaran dengan strategi POE siswa diminta untuk mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi secara langsung

61 dengan menggunakan indera juga mencatat dengan rinci fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu di sekitarnya, misalnya siswa diminta untuk mengamati tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam dengan menggunakan sebanyak mungkin indera kemudian mencatat perubahan berat dan panjang kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa melakukan kinerja yang baik sehingga hasilnya pun menunjukkan hasil yang positif. Selain itu siswa juga lebih tertarik dengan pembelajaran dengan pengamatan langsung. Hal tersebut dapat dilihat dari angket dengan pernyataan bahwa Saya lebih suka belajar biologi melalui pengamatan langsung di laboratorium, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 93,33%. Untuk keterampilan menjelaskan memiliki rata-rata indeks sebesar 0,57. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menjelaskan siswa meningkat dengan kategori sedang. Keterampilan menjelaskan disini berarti siswa mengajukan hipotesis dan mampu menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuatnya dengan hasil observasinya (Indrawati dan Setiawan, 2009: 45). Peningkatan keterampilan menjelaskan, mungkin disebabkan pada pembelajaran dengan strategi POE ini siswa dituntut untuk melakukan penjelasan sehingga secara tidak langsung keterampilan menjelaskan siswa dapat berkembang. Berdasarkan data hasil pengerjaan LKS dapat dilihat kemampuan menjelaskan siswa cukup baik. Sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang telah dibuat dengan hasil pengamatan yang telah

62 dilakukan, misalnya siswa diminta menjelaskan terjadinya perubahan berat, panjang dan tekstur kentang sebelum dan sesudah direndam dalam larutan garam. Berdasarkan hasil pengerjaan LKS tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mampu menjelaskan kesesuaian antara prediksi yang dibuat dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bila prediksi yang dibuat siswa sesuai dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka akan terjadi penguatan konsep dalam diri siswa. Namun bila prediksi yang dibuat siswa berbeda dengan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka siswa akan membangun kembali konsep yang telah ada dalam diri siswa berdasarkan pengamatan yang telah siswa lakukan sendiri. Hal tersebut juga sejalan dengan teori belajar Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. 2. Penguasaaan Konsep Selain keterampilan proses sains, penguasaan konsep juga diukur dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan setiap pembelajaran akan berdampak pada hasil belajar siswa yang berupa pemahaman atau penguasaan konsep yang diajarkan. Penguasaan konsep siswa dijaring melalui soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal dengan jenjang kognitif yang berbeda. Jenjang kognitif yang digunakan pada penelitian ini mulai dari C1, C2, C3 berdasarkan taksonomi

63 Bloom yang sudah direvisi. Tes penguasaan konsep ini diberikan bersamaan dengan soal tes keterampilan proses yaitu sebelum dan setelah pembelajaran berlangsung. Secara keseluruhan penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata tes awal siswa sebesar 55,6 dan rata-rata tes akhir siswa sebesar 72,67. Rendahnya hasil tes awal siswa diduga disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak adanya kesiapan siswa, selain itu bisa juga disebabkan oleh faktor lain seperti siswa belum memahami konsep yang diberikan atau konsep yang diberikan merupakan suatu konsep yang belum diketahui siswa. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE mengalami peningkatan. Setelah menghitung rata-rata tes awal dan tes akhir kemudian dicari nilai gain ternormalisasi dan didapatkan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,38 dan termasuk ke dalam kategori sedang. Artinya terdapat peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkannya strategi pembelajaran POE pada konsep difusi dan osmosis dengan berkategori sedang. Peningkatan hasil penguasaan konsep ini menunjukkan adanya perubahan (penambahan pengetahuan) dan perubahan itu merupakan salah satu ciri proses belajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dewey, Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 116) yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses belajar yang melibatkan manusia secara orang per orang sebagai satu kesatuan organisasi sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

64 Terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan peningkatan penguasaan konsep siswa, salah satunya adalah pada pembelajaran dengan strategi POE ini, siswa ditekankan untuk melakukan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang didapatkan tidak akan mudah luntur dari pikiran. Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Piaget (1972, dalam Wahyudhi 2011) yang menyatakan bahwa jika dugaan siswa sama dengan hasil pengamatan maka akan terjadi penguatan konsep yang dimiliki siswa, sebaliknya jika yang diamati berbeda dengan yang diduga siswa maka akan terjadi kognitif konflik yang perlu adanya proses akomodasi kognitif dalam pikiran siswa. Bagi siswa pembelajaran dengan strategi POE merupakan kegiatan belajar yang membantu siswa memahami bahan ajar dan merupakan kegiatan belajar yang menyenangkan, sebagaimana pernyataan Thorndike (Sagala, 2009: 54) yang mengungkapkan bahwa hasil belajar yang baik ditunjang dengan tumbuhnya rasa senang terhadap apa yang sedang dipelajari. Pernyataan tersebut didukung oleh respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 3 dengan pernyataan Saya tertarik dengan materi dan difusi osmosis dan persentase siswa yang menunjukkan respon positif sebesar 73,3%. Artinya, siswa cukup tertarik dengan materi difusi dan osmosis yang disampaikan dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga menilai pembelajaran dengan strategi POE dapat membantu mereka dalam memahami materi yang disampaikan. Hal tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 4 dengan pernyataan bahwa Dengan menggunakan strategi POE, materi difusi dan

65 osmosis menjadi lebih mudah dipahami, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 83,33%. Selain itu, Gambar 4.3 butir ke 5 dengan pernyataan bahwa Praktikum dengan POE membuat saya mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 90%. Djamarah dan Zain (2006: 69) mengungkapkan bahwa kebermaknaan bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran, memiliki peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Pernyataan tersebut sesuai dengan respon siswa yang tersaji pada Gambar 4.3 butir ke 10 dengan pernyataan Menurut saya semua materi biologi sebaiknya disampaikan dengan metode POE dan siswa yang menunjukkan respon positif terhadap pernyataan tersebut adalah sebesar 76,67%. 3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Angket digunakan untuk mengetahui respon atau pendapat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan dengan strategi POE (Predict-Observe-Explain). Angket yang digunakan memiliki 3 kriteria respon yaitu ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi, tanggapan pada saat proses pembelajaran dan penilaian terhadap strategi pembelajaran. Untuk kriteria ketertarikan siswa terhadap strategi pembelajaran dan materi mendapat respon positif dari siswa dengan persentase 80%. Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran dipengaruhi oleh adanya minat siswa untuk belajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses pemahaman siswa pada konsep atau materi

66 pelajaran yang disampaikan. Ketika minat siswa untuk belajar sudah baik maka kegiatan belajar pun akan berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Untuk kriteria tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran, sebanyak 83,33% responden memberikan tanggapan positif. Tanggapan positif tersebut dapat dilihat dari beberapa pernyataan diantaranya strategi POE dapat memudahkan mereka dalam memahami materi difusi dan osmosis dan sebanyak 83,33% siswa memberikan respon positif. Selain itu 93,33% siswa menganggap melalui strategi POE, kesempatan untuk mengungkapkan ide/gagasan pribadi lebih banyak. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan strategi POE ini. Penilaian siswa terhadap strategi pembelajaran juga mendapat respon yang positif dari siswa yaitu sebanyak 83,3%. Berdasarkan persentase tersebut dapat dilihat bahwa strategi POE dinilai positif sebagai strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep difusi dan osmosis. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Suryosubroto (2002: 96) yang menyatakan bahwa siswa dapat belajar dengan hasil yang baik jika pengajarannya menggunakan sistem atau cara yang tepat.