PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan

dokumen-dokumen yang mirip
TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

RUANG LINGKUP KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

REKAPITULASI PESERTA PAMERAN SOROPADAN AGRO EXPO 2017 TANGGAL JULI 2017

IR. SUGIONO, MP. Lahir : JAKARTA, 13 Oktober 1961

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

GUBERNUR JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

GUBERNUR JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor. pembangunan suatu negara (Maharani dan Sri, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

PENEMPATAN TENAGA KERJA

KONDISI UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan seluruh kegiatan dengan dukungan masyarakat yang. berperan di berbagai sektor yang bertujuan untuk meratakan serta

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sektor industri mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi

Lampiran 1. Data Penelitian No Kabupaten Y X1 X2 X3 1 Kab. Cilacap Kab. Banyumas Kab.

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

GUBERNUR JAWA TENGAH

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 116 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber yang ada

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2017

BOKS PERKEMBANGAN KINERJA BPR MERGER DI JAWA TENGAH

DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beras merupakan komoditi yang penting bagi Indonesia. Hal ini

BAB I BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai ada kesenjangan antar daerah yang disebabkan tidak meratanya

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

GUBERNUR JAWA TENGAH,

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG


BAB 1 PENDAHULUAN. bersubsidi. Pupuk yang ditetapkan sebagai pupuk bersubsidi adalah pupuk

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Untuk mencapai cita-cita tersebut pemerintah mengupayakan. perekonomian adalah komponen utama demi berlangsungnya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

RAPAT TEKNIS PERENCANAAN PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN APBN TA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Surakarta, Oktober 2015

PENCAPAIAN SPM KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JATENG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan ke arah desentralisasi. Salinas dan Sole-Olle (2009)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Padahal sebenarnya, kemiskinan adalah masalah yang

DATA BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan pembangunan ekonomi tradisional. Indikator pembangunan

GUBERNURJAWATENGAH. PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOM0R '2 TAJroJii 2e15 TENTANG

PROGRAM KB NASIONAL BAGI MHS KKN UNDIP

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatan pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di tingkat

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, serta mampu mendukung sektor industri baik industri hulu maupun hilir. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, antara lain tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Salah satu sub sektor pertanian yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu sektor peternakan, dengan hasil utamanya yaitu susu. Susu merupakan bahan pangan hasil ternak yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Berdasarkan zat gizi yang lengkap dan seimbang, susu bukan saja cocok untuk bayi dan anak-anak, tetapi juga bermanfaat bagi remaja maupun orang dewasa. Berikut merupakan tabel kandungan gizi dalam susu. Tabel 1. Kandungan Gizi dalam Susu Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan Air 87,5% Gula susu (laktosa) 5% Protein 3,5% Lemak 4% Sumber : Setya, 2012 Laktosa merupakan senyawa yang banyak digunakan dalam pembentukan sel otak, khususnya bagi anak-anak usia di bawah 7 tahun, agar jumlah maupun perkembangan sel otaknya berlangsung dengan normal dan lancar. Mineral yang banyak terdapat dalam susu adalah kalsium dan fosfor. Mineral lain seperti klorida, kalsium, magnesium dan natrium terlarut dalam air (Setya, 2012). Kalsium dalam susu mempunyai berbagai fungsi di dalam tubuh antara lain pembentukan tulang dan gigi, mengatur reaksi biologi, membantu kontraksi otot dan mengatur pembekuan darah. Di dalam tulang, kalsium mempunyai dua fungsi yaitu sebagai bagian dari struktur tulang dan sebagai cadangan kalsium bagi tubuh. Kalsium sangat diperlukan dalam proses pembentukan gigi. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan 1

2 gigi dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi. Selain kalsium dan lemak, di dalam susu juga terdapat protein yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap bakteri dan virus. Konsumsi susu secara teratur akan membentuk pertahanan tubuh (Wardyaningrum, 2011). Kabupaten Boyolali merupakan sebuah kabupaten kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan dikenal dengan sebutan kota susu, karena merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di Jawa Tengah. Berikut ini tabel yang menunjukkan produksi susu di Jawa Tengah. Tabel 2. Produksi Susu Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2013 Kabupaten/Kota Susu Sapi (liter) Kab. Boyolali 46.906.493 Kab. Semarang 27.530.077 Kota Salatiga 4.452.894 Kab. Klaten 4.259.568 Kab. Banyumas 4.033.965 Kota Semarang 3.009.036 Kab. Wonosobo 909.652 Kab. Kudus 768.688 Kab. Grobogan 708.026 Kab. Magelang 662.567 Kota Surakarta 625.000 Kota Pekalongan 608.116 Kota Tegal 554.326 Kab. Sukoharjo 325.746 Kab. Purbalingga 285.395 Kab. Karanganyar 265.272 Kab. Pati 245.450 Kab. Temanggung 228.947 Kab. Banjarnegara 226.307 Kab. Pekalongan 179.915 Kab. Kebumen 168.168 Kab. Kendal 142.473 Kab. Batang 103.884 Kota Magelang 90.890 Kab. Purworejo 60.480 Kota Tegal 60.480 Kab. Brebes 39.820 Kab. Cilacap 31.950 Kab. Sragen 24.649 Kab. Blora 22.859 Kab. Pemalang 16.399 Kab. Rembang 15.600 Kab. Jepara 10.378 Kab. Demak 5.167 Kab. Wonogiri - Jumlah/Total 2013 97.578.637 2012 105.516.134 2011 2010 2009 104.141.255 100.149.736 91.762.220 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2014

3 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa Kabupaten Boyolali memproduksi susu sapi yang paling tinggi yaitu 46.906.493 liter pada tahun 2013. Produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan tabel produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali. Tabel 3. Produksi Susu Sapi di Kabupaten Boyolali Tahun Susu Sapi (liter) 2009 35.910.000 2010 42.522.500 2011 46.260.000 2012 46.775.509 2013 46.906.493 Sumber : Boyolali Dalam Angka, 2014 Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 sebesar 35.910.000 liter meningkat hingga 46.906.493 liter pada tahun 2013. Tingginya produksi susu sapi di Kabupaten Boyolali menyebabkan munculnya agroindustri yang menghasilkan produk-produk olahan susu yang beragam. Salah satu produk olahan susu sapi yaitu yoghurt. Menurut Suryono et al., (2013), yoghurt merupakan salah satu produk olahan susu yang diperoleh dari susu sapi dan diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan starter organisme baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Secara umum yoghurt terbagi dalam dua jenis, yang pertama adalah yoghurt plain yaitu yoghurt tanpa rasa tambahan dan yang kedua adalah yoghurt drink yaitu yoghurt plain yang telah ditambahkan perasa tambahan buah-buahan seperti rasa stroberi, jeruk ataupun leci. Berikut ini merupakan tabel kandungan nutrisi dari yoghurt. Tabel 4. Nilai Gizi Yoghurt dalam 100 gram Zat Gizi dalam Yoghurt Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Zat Besi Sumber : Legowo et al., 2009 Nilai Kandungan 55 kkl 3,3 g 2,5 g 4,0 g 120 mg 90 mg 0,1 mg

4 Agroindustri yoghurt yang pertama berdiri di Kabupaten Boyolali yaitu KUB Srikandi Barokah. KUB Srikandi Barokah merupakan kelompok peternak sapi perah yang mendapatkan pengawasan dan binaan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Balai Penelitian Ternak Bogor dan Balai Besar-Pascapanen-Bogor yang terbentuk sejak tahun 2007. Pada awalnya, KUB Srikandi Barokah hanya memasarkan susu ke KUD Kota Boyolali, namun karena harga jual susu yang rendah, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali memberikan himbauan kepada KUB Srikandi Barokah untuk mencari solusi agar harga jual susu tersebut tinggi, sehingga pada tahun 2010 KUB Srikandi Barokah memproduksi yoghurt dengan merek Toyo Yoghurt. Dalam suatu usaha, pemasaran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Toyo yoghurt dipasarkan di daerah Boyolali dan sekitarnya. Namun dalam pemasarannya, KUB Srikandi Barokah memiliki beberapa kendala seperti pangsa pasar yang belum luas dan media promosi yang masih minim. Oleh karena itu, diperlukan adanya rumusan strategi pemasaran Toyo yoghurt pada KUB Srikandi Barokah. B. Rumusan Masalah KUB Srikandi Barokah memproduksi yoghurt sejak tahun 2010. Berikut ini merupakan tabel rata-rata produksi dan penjualan yoghurt di KUB Srikandi Barokah. Tabel 5. Rata-rata produksi dan penjualan yoghurt di KUB Srikandi Barokah Tahun Rata-rata produksi yoghurt per hari (liter) Rata-rata penjualan yoghurt per hari (liter) 2013 100 85 2014 150 128 2015 200 170 Sumber : Data Primer, 2015

5 Berdasarkan Tabel 5, rata-rata produksi dan penjualan yoghurt per hari di KUB Srikandi Barokah mengalami peningkatan. Tetapi dalam pemasarannya, KUB Srikandi Barokah masih memiliki beberapa kendala, seperti pangsa pasar masih belum luas serta media promosi yang masih minim. Dengan demikian, diperlukan adanya strategi pemasaran. Menurut Assauri (2007), strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan agar tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dalam merumuskan strategi pemasaran yang paling tepat, perlu dilakukan suatu kajian untuk mengetahui faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesenjangan kondisi KUB Srikandi Barokah saat ini dengan kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang. Dari kajian permasalahan tersebut, selanjutnya dibuat suatu rekomendasi strategi yang tepat bagi pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah? 2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam memasarkan Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah? 3. Strategi apa yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan bagi pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah.

6 2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah. 3. Menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah. D. Kegunaan Penelitian Sebuah penelitian pasti memiliki kegunaan-kegunaan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang strategi pemasaran Toyo Yoghurt di KUB Srikandi Barokah dan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bagi KUB Srikandi Barokah Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif strategi pemasaran Toyo Yoghurt yang dapat diterapkan di KUB Srikandi Barokah. 3. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan terutama dalam pemasaran agroindustri pengolahan susu. 4. Bagi Pembaca Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan rujukan/referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang sama.