Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi Adianto 2, dan Andreas Wibowo 2 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung, email: wahidz_hy@yahoo.com 2 Staf Pengajar Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi, Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung, email: yohanesadianto@yahoo.co.id, andreaswibowo1@yahoo.de ABSTRAK Konstruksi bangunan gedung merupakan pekerjaan yang terbilang unik dengan banyak detail yang harus diperhatikan sehingga sangat memungkinkan munculnya klaim dari salah satu pihak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peringkat tingkat kepentingan setiap faktor yang teridentifikasi sebagai faktor penyebab klaim biaya dan klaim waktu dan melihat perbedaan persepsi responden terhadap tingkat kepentingan faktor penyebab klaim tersebut. Penelitian difokuskan pada proyek pembangunan gedung pemerintah dengan 30 responden Pengguna Jasa dan 31 responden Penyedia Jasa dengan kualifikasi khusus bidang bangunan gedung kelas menengah dan atas. Berdasarkan tingkat kepentingan faktor dalam menyebabkan klaim biaya menurut Penyedia Jasa maupun Pengguna Jasa adalah kenaikan harga material dan upah dan dalam menyebabkan klaim tambahan waktu menurut Pengguna Jasa adalah sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis, menurut Penyedia Jasa adalah pekerjaan tambah. Faktor kurang penting dalam klaim waktu dan biaya adalah bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda. Hasil uji statistik memperlihatkan kecenderungan persepsi yang seragam antara responden Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Pada uji perbedaan persepsi importance index (IMPI) klaim biaya hanya terdapat perbedaan persepsi pada 22,22 % faktor dan pada importance index (IMPI) klaim waktu hanya berbeda persepsi pada 11,11% faktor. Kata kunci: klaim, proyek konstruksi bangunan gedung, tingkat kepentingan, persepsi. 1. PENDAHULUAN Industri konstruksi memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan industri lainnya. Semakin kompleks suatu proyek konstruksi, semakin besar kemungkinan klaim atau perbedaan pendapat antara para pihak. Terlaksananya proyek konstruksi dengan baik sangat tergantung pada kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya yaitu Pemilik Proyek (Pengguna Jasa), Kontraktor (Penyedia Jasa) dan Perencana. Publikasi industri konstruksi baru-baru ini menetapkan pentingnya hubungan antara Kontraktor dan Pemilik Proyek demi suksesnya sebuah proyek [1]. Masalah-masalah dan perselisihan seringkali disebabkan oleh perbedaan opini yang mengarah pada aspek variasi desain dan konstruksi [2]. Setiap Pengguna Jasa harus menyadari bahwa tidak ada metode konstruksi yang menjamin untuk terbebas dari klaim. Oleh karena itu pengelolaan klaim harus dilakukan sejak sebelum memulai pekerjaan sampai dengan pengakhiran kontrak [3]. Kompleksitas pekerjaan (bangunan gedung) menyebabkan banyak pihak dengan berbagai keahlian yang terlibat pada pelaksanaan [4]. Dengan kompleksitas tersebut, dalam pelaksanaan konstruksinya klaim dari salah satu pihak mungkin saja terjadi. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor penyebab klaim pada konstruksi bangunan gedung merupakan hal yang penting agar dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya klaim dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari klaim tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya klaim yang paling penting berdasarkan frekuensi terjadinya dan potensinya dalam menyebabkan klaim biaya maupun waktu pada konstruksi bangunan gedung serta menguji kemungkinan terjadinya perbedaan persepsi antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Penelitian yang dilakukan terbatas pada klaim yang dilakukan Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa yang terdapat pada proyek konstruksi bangunan gedung dan difokuskan pada proyek-proyek pemerintah di Kota Bandar Lampung dan kabupaten Lampung Selatan. 2. TINJAUAN PUSTAKA Klaim konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub-penyedia jasa atau pemasok bahan atau pihak luar dan pengguna/penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya dan kompensasi lainnya [5]. Klaim adalah tindakan seseorang untuk meminta sesuatu yang hilang sebelumnya, karena ia memiliki hak untuk mendapatkannya [6]. Klaim juga dapat diartikan sebagai permintaan atau tuntutan kompensasi uang atau biaya atau jadual di luar kontrak [7]. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 89
Wahida Handayani, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo Faktor Penyebab Klaim Klaim secara umum dihasilkan dari empat faktor yaitu [8] dokumen kontrak, tindakan yang merupakan bagian dari kontrak yang mencakup pemilik, perencana, kontraktor dan pemasok, pertimbangan tentang keadaan memaksa dan karakteristik proyek Chandra et al (2005) melakukan penelitian tentang pengajuan klaim konstruksi dari kontraktor ke pemilik bangunan. Penelitian ini mengidentifikasi 32 faktor penyebab klaim yang dikelompokan dalam 8 (delapan) kelompok penyebab klaim, juga 3 (tiga) faktor bentuk klaim dan 17 faktor pengajuan klaim. Disimpulkan bahwa penyebab klaim lebih sering terjadi dari pemilik bangunan yang disebabkan karena perubahan desain dan pekerjaan tambah.moura dan Teixeira (2007) melakukan penelitian yang menjabarkan tentang bagaimana frekuensi munculnya masing-masing klaim dengan membagi klaim menjadi 10 (sepuluh) kategori. Kesimpulan yang didapat bahwa analisa sejumlah permintaan dan pembayaran dari beberapa tipe klaim menyatakan bahwa klaim atas perubahan merupakan faktor yang paling bertanggung jawab atas permintaan tersebut, dengan perubahan langsung (direct change) menduduki posisi tertinggi dan perubahan tidak langsung (indirect change) pada posisi terendah. Scott et al. (2004) melakukan penelitian d mengidentifikasi 4 faktor penyebab klaim konstruksi. Barnard (2005) melakukan penelitian tentang cara efektif memecahkan klaim dan menyebutkan 17 hal yang menjadi alasan munculnya klaim. Hasil dari penelitian ini berupa rekomendasi hal-hal yang harus diketahui dan dilakukan owner dan kontraktor sebagai pemecahan klaim. 3. METODOLOGI Berdasarkan literatur berupa penelitian terdahulu maupun yang berasal dari textbook teridentifikasi sebanyak 27 (dua puluh tujuh) faktor-faktor yang diyakini sebagai penyebab klaim biaya dan waktu pada proyek konstruksi bangunan gedung yang dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) grup seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Klaim Kode Faktor Penyebab Klaim Kode Faktor Penyebab Klaim A Manajemen Pemilik Bangunan B6 Perubahan lingkup pekerjaan A1 Keterlambatan Pemilik Proyek menyetujui shop drawing C Manajemen Kontrak A2 Pemilik Proyek terlambat menyetujui tes laboratorium C1 Bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda A3 Percepatan maupun perlambatan penyelesaian pekerjaan D Birokrasi A4 Keterlambatan Pemilik Proyek mengesahkan dokumen change order D1 Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat permintaan perubahan pekerjaan A5 Perubahan metode pelaksanaan atas permintaan Pemilik D2 Perubahan kebijakan pemerintah Proyek A6 Keterlambatan pembayaran oleh Pemilik Proyek E Kondisi lapangan A7 Pemanfaatan proyek oleh pemilik bangunan sebelum penyelesaian proyek E1 Kegagalan menyediakan atau merubah jalan masuk ke lapangan A8 Larangan metode-metode kerja tertentu E2 Kesalahan kerja atau kerusakan yang dilakukan kontraktor sebelumnya A9 Inspeksi dan penolakan yang tidak benar E3 Perbedaan kondisi lapangan dengan kontrak A10 Penangguhan/ penghentian sementara pekerjaan F Material A11 Perubahan jadual yang diperintahkan Pemilik Proyek F1 Material di spesifikasi tidak ada di pasaran B Perencanaan Proyek F2 Kenaikan harga material dan upah B1 Perubahan desain akibat desain yang cacat atau tidak G Kondisi eksternal lengkap B2 Sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis G1 Kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun berhari-hari tanpa henti) B3 Pekerjaan tambah G2 Bencana alam (Badai, topan, angin ribut) B4 Rancangan spesifikasi yang cacat B5 Gambar rencana yang tidak mungkin dilaksanakan di lapangan Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data persepsi responden. Responden dimintai pendapatnya mengenai : (1) seberapa sering faktor penyebab klaim terjadi dengan penilaian menggunakan skala likert (1-5) dengan pilihan: tidak pernah, hampir tidak pernah, kadang kadang, hampir selalu, selalu (2) seberapa besar potensi setiap faktor dalam menyebabkan munculnya klaim (klaim waktu dan biaya) dengan penilaian menggunakan skala 1-5 dengan pilihan: sangat kecil, kecil, sedang, besar,dan sangat besar. Untuk mengetahui peringkat dari setiap faktor-faktor penyebab klaim berdasarkan frekuensi terjadinya data dihitung dengan menggunakan : (1) M - 90 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Studi Persepsi Faktor-Faktor Penyebab Klaim Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Dengan wi = bobot tiap penilaian, fi = jumlah responden yang memilih tiap penilaian, dan n = jumlah total responden. Peringkat setiap faktor penyebab klaim berdasarkan potensinya dalam menyebabkan klaim biaya maupun waktu dihitung dengan: (2) Dengan wi = bobot tiap penilaian, fi = jumlah responden yang memilih tiap penilaian, dan n = jumlah total responden. Sementara peringkat faktor penyebab klaim berdasarkan gabungan frekuensi dan potensi faktor penyebab dihitung dengan: Importance Index (IMPI) = FI x PI (3) Dan kemungkinan perbedaan persepsi responden tentang faktor penyebab klaim dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-Whitney (U-test) 4. RESPONDEN PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada Pengguna Jasa (Pemerintah) dan Penyedia Jasa (Kontraktor) di dua wilayah yaitu Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar Lampung. Pihak Pengguna Jasa yang merupakan pemilik proyek bangunan gedung yang berasal dari Pemerintah dan Penyedia Jasa kualifikasi bangunan gedung golongan non kecil dengan asumsi bahwa pada kontraktor golongan ini biasanya melakukan pekerjaan konstruksi bangunan gedung dengan nilai yang besar dan atau cukup kompleks sehingga kemungkinan munculnya klaim cukup besar. Dari 61 orang total responden, sebanyak 30 responden bekerja pada organisasi Pengguna Jasa sedangkan 31 responden bekerja pada organisasi Penyedia Jasa (Kontraktor Pelaksana) Gred-5 keatas. Mayoritas responden memiliki pengalaman kerja 5-10 tahun (44%) dan kualifikasi Penyedia jasa terbanyak yaitu Gred-5 (71%) seperti terlihat pada Gambar 1, Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 1. Responden Penelitian berdasarkan Tipe Organisasi Gambar 2. Responden Penelitian berdasarkan Pengalaman Gambar 3. Responden Penelitian Pengguna Jasa berdasarkan Jabatan Gambar 4. Responden Penelitian Kontraktor berdasarkan Kualifikasi 5. ANALISIS DATA DAN DISKUSI Analisis terdiri atas Frequency Index (FI), Potential Index (PI) dan Importance Index (IMPI) Klaim Biaya dan Waktu menurut organisasi responden serta Perbedaan Persepsi responden. Peringkat Berdasarkan Frequency Index Dari hasil perhitungan seperti terlihat dalam Gambar 5 faktor-faktor penyebab klaim yang menduduki peringkat lima besar dilihat dari nilai frequency index (FI) berdasarkan persepsi Pengguna Jasa adalah : F2 kenaikan harga material dan upah (3,07) dari kelompok material, A3 percepatan maupun perlambatan penyelesaian pekerjaan (2,97) dari kelompok manajemen pemilik bangunan, B3 pekerjaan tambah (2,93), B6 perubahan lingkup pekerjaan (2,87) dan B1 Perubahan desain akibat desain yang cacat atau tidak lengkap (2,83) dari kelompok perencanaan proyek. Faktor yang dinilai berfrekuensi terkecil oleh Pengguna Jasa adalah G2 bencana alam (badai, topan, angin ribut). Frequency index berdasarkan pendapat Penyedia Jasa/ Kontraktor. Lima faktor yang menduduki posisi frequency index tertinggi antara lain : B3 pekerjaan tambah (3,16) dari kelompok perencanaan proyek, F2 kenaikan harga Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 91
Wahida Handayani, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo material dan upah (3,16) dari kelompok material, E3 perbedaan kondisi lapangan dengan kontrak (2,87) dari kelompok kondisi lapangan, A4 keterlambatan Pemilik Proyek mengesahkan dokumen change order dari kelompok manajemen pemilik bangunan, dan G1 kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun berhari-hari tanpa henti) (2,58) dari kelompok kondisi eksternal. Sementara faktor dengan frequency index terkecil yaitu pada G2 bencana alam (badai, topan, angin ribut). Gambar 5. Frequency Index Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Peringkat Berdasarkan Potential Index (FI) Klaim Biaya dan Klaim Waktu Gambar 6 memperlihatkan bagaimana komposisi antara potensi setiap faktor dalam menyebabkan klaim biaya dan klaim waktu menurut gabungan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa. Faktor berpotensi tertinggi penyebab klaim biaya adalah F2 kenaikan harga material dan upah (3,25) dengan potensi klaim waktu sedang dan faktor berpotensi terendah adalah A2 pemilik Proyek terlambat menyetujui tes laboratorium (1,56). Sebanyak 20 faktor mempunyai potensi klaim biaya sedang dan 6 faktor mempunyai potensi klaim biaya kecil. Faktor berpotensi tertinggi penyebab klaim waktu adalah G1 kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun berhari-hari tanpa henti) (3,33) dengan potensi klaim biaya sedang, faktor dengan klaim waktu besar lainnya yaitu pada B2 sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis dan A11 perubahan jadual yang diperintahkan Pemilik Proyek dengan potensi klaim biaya kecil dan B3 pekerjaan tambah dengan potensi klaim biaya sedang. 20 faktor mempunyai potensi klaim waktu sedang dan 3 faktor mempunyai potensi klaim waktu kecil. Faktor berpotensi terendah adalah C1 bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda (1,59). Disini dapat terlihat bahwa beberapa faktor diantaranya kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun berhari-hari tanpa henti), sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis, perubahan jadual yang diperintahkan Pemilik Proyek dan pekerjaan tambah merupakan faktor yang perlu diwaspadai oleh kedua belah pihak karena potensinya dalam menimbulkan klaim waktu serta faktor kenaikan harga material dan upah dalam menimbulkan klaim biaya. Faktor pekerjaan tambah selain perlu diwaspadai karena berpotensi besar menimbulkan klaim waktu tetapi juga perlu diwaspadai perannya dalam potensi klaim biaya. M - 92 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Studi Persepsi Faktor-Faktor Penyebab Klaim Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Gambar 6. Potensi Klaim Biaya dan Klaim Waktu Menurut pendapat gabungan Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Peringkat Berdasarkan Importance Index (IMPI) Klaim Biaya dan Klaim Waktu Gambar 7. Importance Index (IMPI) Klaim Biaya menurut Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 93
Wahida Handayani, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo Gambar 7 memperlihatkan tingkat kepentingan faktor berdasarkan klaim biaya Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dimana pihak Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa sepakat bahwa faktor yang mempunyai tingkat kepentingan paling besar terhadap klaim biaya adalah faktor F2 kenaikan harga material dan upah. Faktor kurang penting adalah C1 Bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda. Gambar 8. Importance Index (IMPI) Klaim Waktu menurut Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Gambar 8 memperlihatkan tingkat kepentingan faktor berdasarkan klaim waktu Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dimana B3 sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis mempunyai tingkat kepentingan paling besar terhadap klaim waktu menurut Pengguna Jasa, berbeda dengan Penyedia Jasa yang menempatkan B2 pekerjaan tambah sebagai faktor yang mempunyai tingkat kepentingan tertinggi pada klaim waktu. Faktor kurang penting adalah C1 Bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda. Perbedaan Persepsi Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa Kemungkinan perbedaan persepsi dari responden terhadap tiap faktor penyebab klaim berdasarkan organisasi responden diuji dengan menggunakan uji Mann-Whitney yang dapat dibaca dalam [9]. Uji dilakukan menggunakan SPSS versi 17 yang dilakukan berdasarkan frekuensi, potensi klaim biaya, potensi klaim waktu, tingkat kepentingan klaim biaya dan klaim waktu. Tabel 2 Hasil Mann-Whitney berdasarkan Frekuensi, Potensi Klaim Waktu dan Klaim Biaya Kode Faktor Penyebab Klaim Frekuensi Asymp. Sig.(2-tailed) Potensi Potensi Klaim Klaim Biaya Waktu Asymp. Sig.(2- Asymp. Sig.(2- tailed) tailed) A Manajemen Pemilik Bangunan A1 Keterlambatan Pemilik Proyek menyetujui shop drawing 0.497 0.362 0.397 A2 Pemilik Proyek terlambat menyetujui tes laboratorium 0.636 0.389 0.931 A3 Percepatan maupun perlambatan penyelesaian pekerjaan 0.063 0.611 0.831 A4 Keterlambatan Pemilik Proyek mengesahkan dokumen change order 0.252 0.680 0.624 A5 Perubahan metode pelaksanaan atas permintaan Pemilik Proyek 0.450 0.269 0.141 A6 Keterlambatan pembayaran oleh Pemilik Proyek 0.014* 0.209 0.718 A7 Pemanfaatan proyek oleh pemilik bangunan sebelum penyelesaian proyek 0.540 0.625 0.741 M - 94 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Studi Persepsi Faktor-Faktor Penyebab Klaim Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung A8 Larangan metode-metode kerja tertentu 0.201 0.494 0.279 A9 Inspeksi dan penolakan yang tidak benar 0.952 0.913 0.629 A10 Penangguhan/ penghentian sementara pekerjaan 0.024* 0.636 0.540 A11 Perubahan jadual yang diperintahkan Pemilik Proyek 0.091 0.415 0.731 B Perencanaan Proyek B1 Perubahan desain akibat desain yang cacat atau tidak lengkap 0.001* 0.239 0.813 B2 Sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis 0.018* 0.045* 0.091 B3 Pekerjaan tambah 0.295 0.887 0.033* B4 Rancangan spesifikasi yang cacat 0.094 0.560 0.507 B5 Gambar rencana yang tidak mungkin dilaksanakan di lapangan 0.662 0.563 0.238 B6 Perubahan lingkup pekerjaan 0.127 0.011* 0.705 C Manajemen Kontrak C1 Bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda 0.012* 0.026* 0.018* D Birokrasi D1 Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat permintaan perubahan 0.373 0.074 0.215 pekerjaan D2 Perubahan kebijakan pemerintah 0.786 0.520 0.542 E Kondisi lapangan E1 Kegagalan menyediakan jalan masuk ke lapangan 0.715 0.789 0.285 E2 Kesalahan kerja atau kerusakan yang dilakukan kontraktor sebelumnya 0.993 0.356 0.563 E3 Perbedaan kondisi lapangan dengan kontrak 0.318 0.481 0.275 F Material F1 Material di spesifikasi tidak ada di pasaran 0.023* 0.714 0.328 F2 Kenaikan harga material dan upah 0.803 0.321 0.019* G Kondisi eksternal G1 Kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun berharihari 0.718 0.145 0.718 tanpa henti) G2 Bencana alam (Badai, topan, angin ribut) 0.072 0.457 0.252 Ket : * : signifikan pada α = 0,05 Tabel 2 menunjukkan dari 27 faktor yang diidentikasikan, hanya 6 faktor (22,22%) persepsi responden terhadap frekuensi faktor penyebab klaim berbeda secara signifikan pada level (α) 0,05, yang berarti terdapat kesamaan persepsi antar responden dari Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk sebagian besar frekuensi faktor penyebab klaim. Pada uji perbedaan persepsi klaim biaya hanya memperlihatkan perbedaan persepsi pada faktor sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis, perubahan lingkup pekerjaan dan bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda (11,11%). Pada uji perbedaan klaim waktu hanya terlihat perbedaan pada pekerjaan tambah, bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda dan kenaikan harga material dan upah (11,11%). Tabel 3 Hasil Mann-Whitney berdasarkan Importance Index (IMPI) Klaim Waktu dan Biaya Klaim Biaya Klaim Waktu Kode Faktor Penyebab Klaim Mann- Asymp. Mann- Asymp. Whitney Z Sig.(2- Whitney Z Sig.(2- U tailed) U tailed) A Manajemen Pemilik Bangunan A1 Keterlambatan Pemilik Proyek menyetujui shop drawing 325.000-2.059 0.039* 408.000-0.846 0.397 A2 Pemilik Proyek terlambat menyetujui tes laboratorium 260.500-3.019 0.003* 382.500-0.087 0.931 A3 Percepatan maupun perlambatan penyelesaian pekerjaan 435.000-0.439 0.661 392.000-0.213 0.831 A4 Keterlambatan Pemilik Proyek mengesahkan dokumen change order 352.000-1.645 0.100* 418.500-0.491 0.624 A5 Perubahan metode pelaksanaan atas permintaan Pemilik Proyek 422.000-0.640 0.522 340.500-1.474 0.141 A6 Keterlambatan pembayaran oleh Pemilik Proyek 460.000-0.073 0.942 426.000-0.362 0.718 A7 Pemanfaatan proyek oleh pemilik bangunan sebelum penyelesaian 394.500-1.055 0.291 398.500-0.331 0.741 proyek A8 Larangan metode-metode kerja tertentu 383.500-1.198 0.231 393.000-1.082 0.279 A9 Inspeksi dan penolakan yang tidak benar 374.500-1.337 0.181 418.500-0.483 0.629 A10 Penangguhan/ penghentian sementara pekerjaan 447.500-0.259 0.796 381.500-0.612 0.540 A11 Perubahan jadual yang diperintahkan Pemilik Proyek 343.500-1.794 0.073 442.000-0.344 0.731 B Perencanaan Proyek B1 Perubahan desain akibat desain yang cacat atau tidak lengkap 334.500-1.919 0.055 391.000-0.236 0.813 B2 Sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis 242.500-3.282 0.001* 338.500-1.688 0.091 B3 Pekerjaan tambah 441.500-0.348 0.728 278.500-2.131 0.033* B4 Rancangan spesifikasi yang cacat 411.500-0.782 0.434 379.000-0.663 0.507 B5 Gambar rencana yang tidak mungkin dilaksanakan di lapangan 354.500-1.618 0.106 360.500-1.180 0.238 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta M - 95
Wahida Handayani, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo B6 Perubahan lingkup pekerjaan 350.000-1.686 0.092 410.000-0.378 0.705 C Manajemen Kontrak C1 Bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang 261.000-3.082 0.002* 293.500-2.369 0.018* berbeda D Birokrasi D1 Kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat permintaan perubahan pekerjaan 304.500-2.358 0.018* 356.000-1.239 0.215 D2 Perubahan kebijakan pemerintah 389.500-1.114 0.265 383.500-0.610 0.542 E Kondisi lapangan E1 Kegagalan menyediakan jalan masuk ke lapangan 424.000-0.603 0.546 327.000-1.070 0.285 E2 Kesalahan kerja atau kerusakan yang dilakukan kontraktor 450.500-0.213 0.831 397.500-0.578 0.563 sebelumnya E3 Perbedaan kondisi lapangan dengan kontrak 376.000-1.313 0.189 365.500-1.091 0.275 F Material F1 Material di spesifikasi tidak ada di pasaran 463.000-0.029 0.977 372.000-0.978 0.328 F2 Kenaikan harga material dan upah 453.500-0.168 0.866 286.500-2.348 0.019* G Kondisi eksternal G1 Kondisi cuaca yang di luar kebiasaan (seperti: hujan yang turun 353.000-1.673 0.094 426.000-0.361 0.718 berhari-hari tanpa henti) G2 Bencana alam (Badai, topan, angin ribut) 451.000-0.204 0.838 361.000-1.146 0.252 Ket : * : signifikan pada α = 0,05 Tabel 3 memperlihatkan hasil uji perbedaan persepsi importance index (IMPI) pada klaim waktu dan klaim biaya. Pada tingkat kepentingan klaim biaya terdapat perbedaan persepsi pada 6 faktor (22,22 %) yaitu keterlambatan Pemilik Proyek, Pemilik Proyek terlambat menyetujui tes laboratorium, keterlambatan Pemilik Proyek mengesahkan dokumen change order, sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis, bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda dan kegagalan dalam membuat kesepakatan harga akibat permintaan. Pada uji perbedaan persepsi importance index (IMPI) klaim waktu faktor yang berbeda persepsi adalah pekerjaan tambah, bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda dan kenaikan harga material dan upah (11,11%). Penyedia jasa berpendapat bahwa keseluruhan faktor yang berbeda persepsi diatas mempunyai tingkat kepentingan lebih tinggi dalam menyebabkan klaim biaya maupun waktu jika dibandingkan dengan pendapat Pengguna Jasa. 6. KESIMPULAN Dari 27 faktor penyebab klaim yang diidentifikasikan pada proyek konstruksi bangunan gedung, faktor yang paling penting (importance index) sebagai penyebab klaim biaya menurut Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa adalah kenaikan harga material dan upah. Faktor terpenting dalam klaim waktu menurut Pengguna Jasa adalah sasaran waktu penyelesaian yang tidak realistis, berbeda dengan Penyedia Jasa yang menempatkan pekerjaan tambah sebagai faktor terpenting pada klaim waktu. Faktor paling kurang penting dalam klaim biaya dan klaim waktu menurut Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa adalah bahasa kontrak yang mendua arti dan penafsiran kontrak yang berbeda. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa cenderung mempunyai persamaan persepsi tentang frekuensi terjadinya faktor, potensi faktor dalam menyebabkan klaim biaya dan klaim waktu dan tingkat kepentingan faktor dalam klaim biaya dan klaim waktu. 7. DAFTAR PUSTAKA 1. Drexler Jr. (2000). Patnering: Why Project Owner-Contractor Relationship Change, Journal of Construction Engineering and Management, Vol. 126, No.4 2. Malak, M. A. et al. (2002). Process Model for Administrating Construction Claims, Journal of Management In Engineering, Vol 18, No.2, 84-93 3. Cok, R.K. (1997). Managing Change Orders And Claims, Journal of Management Engineering, Vol 13, No.1, 24-29 4. Oktaviani,C.Z. (2008). Kajian Kinerja Supply Chain Pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung, Master Theses from JBPTITBPP,Central Library Institute Technology Bandung, http://digilib. itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id =jbptitbpp-gdl-cutzukhrin-30368, diakses tanggal 3 Agustus 2009 5. Yasin, N. (2004). Mengenal Klaim Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa Konstruksi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 6. Hardjomuljadi et.al. (2006). Strategi Klaim Konstruksi Berdasarkan Fidic Condition of Contract. 7. Soeharto, I. (1995). Manajemen Proyek, Erlangga, Jakarta 8. (Ahuja,1994) Ahuja,H.N. (1994). Project Management : Teqniques in Planning and Controlling Construction Project, second edition, John Wiley & Sons,inc., New York. 9. Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung M - 96 Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta