Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

kita bisa mengetahui dan memperoleh informasi mengenai destinasi pariwisata yang ada dan baru ada di Bali. Mengenai banyaknya jumlah biro perjalanan

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 270 sampel di wilayah usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bali yang terkenal sebagai pulau Dewata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bersifat internasional antar warga negara yang berbeda dan tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

PROFIL PARIWISATA. Tabel Kawasan Pariwisata Di Kabupaten Badung. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan. Kuta Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu bisnis yang tumbuh sangat cepat, dengan

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN -1- pepeoeoeoekonhcfkjsnfo. SEMINAR TUGAS AKHIR FASILITAS PENUNJANG pepeoeoeoekonhcfkjsnfo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal seputar penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Molinda Hotmauly, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi alam, sosial, maupun budaya. Kuta yang teletak di Kabupaten

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN kepulauan yang berlokasi disepanjang khatulistiwa di Asia Tenggara yang

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

PEMBAHASAN. A. Studi Masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki suatu nilai yang tidak hilang meskipun zaman sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada pemakaian air di Wilayah Usaha PAM PT. TB

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan masyarakat di wilayah perkotaan memiliki tingkat mobilitas

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kota Balikpapan di pulau Kalimantan Timur Sumber: RTRW Kota Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi

Denpasar, Juli 2012

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

Gambar 1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan ke Indonesia Tahun (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2013)

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai keanekaragaman jenis budaya, adat istiadat dan seni, dilengkapi dengan pesona wisata alamnya yang sangat indah dan menawan. Tidak heran pulau ini menjadi salah satu pulau dengan tujuan destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Bukan hanya wisatawan dalam negeri atau domestik saja, namun wisatawan luar negeri juga banyak melakukan perjalanan wisata ke pulau yang terkenal dengan sebutan Pulau Dewata ini. Menurut data Badan Statistik Propinsi Bali (BPS Bali), kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010, persentase pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali sebesar 8,01% kemudian meningkat menjadi 9,73% pada tahun berikutnya. Namun pada tahun 2012, wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mengalami penurunan persentase hingga 4,34%. Namun kenaikan drastis terjadi 1

pada tahun 2013 yaitu sebesar 11,16% dan 14,89% pada tahun 2014. Dari bulan Januari 2015 hingga bulan Agustus 2015, ada sebesar 7,25% perkembangan kedatangan wisatawan mancanegara jika dibandingkan dengan tahun 2014. Dilihat dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke Bali semakin meningkat. Hal ini juga pasti dapat terjadi oleh karena perkembangan sektor pariwisata yang semakin pesat. Setelah adanya peraturan perundangan mengenai perkawinan campuran yang terdapat dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dalam Pasal 57 yang menyatakan sebagai berikut : yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang Undang ini adalah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia, perkawinan beda negara yang dilaksanakan di Bali meningkat cukup drastis. Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kota Denpasar, jumlah Warga Negara Indonesia yang melakukan pernikahan dengan Warga negara Asing pada tahun 2008 sejumlah 100 pasangan. Pada tahun 2009 terjadi kenaikan permohonan akte perkawinan campuran menjadi 104 kemudian turun menjadi 95 pada tahun berikutnya dan pada tahun 2001 mencapai 123 pasangan campuran. Perbandingan yang cukup tinggi jika disandingkan dengan permintaan akte perkawinan Warga Negara Asing di Kabupaten Badung pada tahun 2008 hingga tahun 2011 yang terus meningkat dari angka 220, 247, 366 dan terakhir 459 pasangan. Nyatanya dari jumlah angka tersebut, pernikahan juga dilaksanakan oleh orang-orang luar Bali, bahkan wisatawan mancanegara. Keindahan alam dan keunikan budaya di Bali menjadi impian banyak orang untuk menciptakan kenangan-kenangan. Momen ini hanya terjadi sekali seumur hidup, oleh karena itu banyak orang menginginkan momen ini dirancang dengan indah dan tak terlupakan. Oleh Karena itu, dewasa ini, pernikahan tidak lagi dilakukan hanya di gedung-gedung ibadah saja. Tempat-tempat dengan pesona keindahan seperti pantai, perbukitan, villa dan sawah lebih dipilih untuk dijadikan tempat pernikahan, namun tidak mengurangi esensi kesakralan dan kekudusan pernikahan itu sendiri. 2

Kuta Selatan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Badung. Luas kecamatan ini mencapai 24,16% luas dari Kabupaten Badung. Kuta Selatan terbagi menjadi 3 desa dan 3 kelurahan, yaitu Desa Ungasan, Desa Kutuh, Desa Pecatu, Kelurahan Benoa, Tanjung Benoa dan Kelurahan Jimbaran. Wilayah Kuta Selatan merupakan salah satu wilayah pariwisata terkenal di Bali. Selain memiliki banyak sekali objek wisata berupa wisata alam (pantai dan tebing) dan wisata budaya (pura luhur), Kecamatan Kuta Selatan termasuk strategis karena berada dekat dengan bandara internasional Ngurah Rai dan mudah dijangkau dari pusat kota Denpasar. Tidak heran tiap tahun banyak penduduk pendatang yang tinggal menetap di Kecamatan Kuta Selatan dan membuka usaha di bidang pariwisata. Melihat adanya potensi wisata, serta melihat kebutuhan dan minat tingkat pernikahan di Bali, maka ketersediaan sarana pernikahan berupa wedding chapel ini layak untuk diadakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang perancangan di atas didapatkan beberapa rumusan masalah, antara lain: 1. Bagaimana persepsi masyarakat mengenai kebudayaan pernikahan? 2. Bagaimana lingkup pelayanan sarana pernikahan Wedding Chapel ini? 3. Bagaimana fasilitas yang dapat menunjang kegiatan pernikahan di Wedding Chapel? 4. Bagaimana merencanakan ruangan yang bisa digunakan untuk berbagai macam jenis dan budaya pernikahan? 1.3 Tujuan Perancangan Dari beberapa rumusan masalah di atas penulis mendapatkan beberapa tujuan perancangan diantaranya adalah 1. Merancang sebuah kapel untuk melakukan prosesi pernikahan Kristiani dan dengan gaya internasional. 2. Merancang Wedding Chapel dengan lingkup pelayanan dan sasaran yang tepat dengan baik. 3

3. Merancang Wedding Chapel yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang sehingga dapat mewadahi aktivitas di dalamnya. 4. Merancang ruangan yang bisa digunakan untuk berbagai macam jenis dan budaya pernikahan namun tetap menyertakan kebudayaan lokal dan tema rancangan. 1.4 Metode Penyusunan Tulisan Penulisan seminar tugas akhir dilakukan untuk mendapatkan konsep dan gambaran pra-rancang yang nantinya dapat digunakan untuk landasan perancangan studio tugas akhir. Metode penyusunan tulisan yang digunakan yaitu metode yang terstruktur (metode glass box) dengan melalui beberapa proses tahapan. Proses dimulai dengan pengumpulan informasi yang dianalisis dan dievaluasi sehingga didapatkan keluaran yang dapat menjawab kebutuhan yang akan dirancang. Tahapan-tahapan perancangan tersebut adalah: 1.4.1 Planning a. Ide / Gagasan Perencanaan dimulai dengan penentuan judul, latar belakang, perumusan masalah hingga tujuan perancangan. b. Pengumpulan Data Menurut Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian (2003:39), pengumpulan data dapat dibagi menjadi 2 menurut cara memperolehnya, yaitu: Data Primer Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya. Biasanya data ini didapatkan dari hasil wawancara atau survei kepada subjek-subjek yang berkaitan dengan objek rancangannya. Data Sekunder Data sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumendokumen. Data ini bisa didapatkan dengan cara observasi langsung ke lapangan ataupun melalui kajian literatur (buku, jurnal dan bacaan 4

lainnya) sehingga perancang mendapatkan gambaran secara garis besar objek sejenis yang menjadi acuan perancangan. 1.4.2 Programming Tahapan programming diawali dengan mengetahui kebutuhan dasar pada fungsi bangunan. Hasil yang akan dicapai nantinya yaitu adanya kesimpulan kebutuhan ruang, dimensi dan beberapa pertimbangan lainnya terkait dengan fasilitas utama dan penunjang untuk mewadahi kegiatan proses pernikahan. 1.4.3 Designing Kelanjutan dari proses programming adalah proses desain. Konsep-konsep yang telah didapatkan sebelumnya ditransformasikan dalam bentuk desain. Untuk selanjutnya, transformasi desain ini akan menjadi rujukan menyeluruh untuk semua fungsi dan fasilitas yang ada di Wedding Chapel. 5