BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kesuksesan kegiatan pembelajaran. Guru adalah pendidik

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Usaha tersebut bisa optimal jika sekolah sebagai pusat belajar

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan dan keberhasilan pendidikan tersebut akan ditentukan oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang diciptakan oleh hubungan antara guru dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi pada saat ini seseorang. jawab dalam tantangan zaman. Oleh karena itu, hal ini merupakan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

BAB I PENDAHULUAN. belakang masalah, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) anggapan dasar

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN. Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

MOTIVASI MAHASISWA ANGKATAN JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG TERHADAP PROFESI GURU PKN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Metode pembelajaran cooperative script terhadap prestasi belajar

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepibadian yang utama. 1. professional yang dituntut untuk melakukan transformasi pengetahuan agar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup dimasa depan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. menjawab permasalahan penelitian pada BAB 1 yaitu: - Hubungan antara kualifikasi akademik dengan penguasaan kompetensi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal kepada guru dengan berujung pada guru pula. 1 Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi sosial dan spiritual secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi yang profesionalisme. 2 Kompetensi menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 yang teradapat pada pasal 1 ayat 10 bahwa Kompetensi adalah 1 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008 ), hlm. 5. 2 Ibid, hlm. 26.

2 seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 3 Peran kompetensi pedagogik guru dalam mengajar adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar dan bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan tidak membosankan. Apalagi pelajaran agama Islam kurang mendapat perhatian dari peserta didik, guru harus mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan yang harus mereka capai. 4 Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena peserta didik subjek utama dalam belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntutan seperti yang disebutkan di atas disebut sebagai guru yang memiliki kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru. Mulyasa mengemukakan akan pentingnya kompetensi pedagogik dalam penentu keberhasilan proses belajar. Terlebih lagi bagi seorang guru pendidikan agama Islam, ia harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru pendidikan agama Islam 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 9. 4 Ibid., hlm. 55-57.

3 tidak hanya mentransfer ilmu secara teori saja, tetapi ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak, menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru pendidikan agama Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mengajar guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar-mengajar pada khususnya. Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses belajar mengajar. 5 Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan hasil pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaian prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan. 5 Cece Wijaya & A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Mengajar Guru dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 2.

4 Salah satu bidang studi pendidikan agama Islam yang diajarkan di MTs Gondang Wonopringgo adalah fiqih. Fiqih secara umum merupakan salah satu bidang studi Islam yang banyak membahas tentang hukum yang mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhannya, antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya. Melalui bidang studi fiqih ini diharapkan siswa tidak lepas dari jangkauan norma-norma agama dan menjalankan aturan syariat Islam. MTs Gondang Wonopringgo adalah madrasah percontohan di Kabupaten Pekalongan. Hal ini dikarenakan MTs Gondang Wonopringgo mengeluarkan lulusan-lulusan dengan prestasi belajar terbaik selama lima tahun berturut-turut. Perlu kita sadari bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah guru. Apakah Guru mengajar dengan bervariasi atau terlalu monoton?, baik itu dari cara mengajar, penggunaan metode, atau kurangnya media yang mendukung pembelajaran. Apabila seorang guru melaksanakan pembelajaran disertai dengan perencanaan sebelumnya, niscaya akan menghasilkan lulusan-lulusan dengan prestasi yang baik dan berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan. Mata pelajaran Fiqih sangat berhubungan erat dengan dunia nyata siswa, misalnya thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah, jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang guru harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, sehingga mampu memotivasi dan meningkatkan

5 prestasi belajar siswa. Selain itu dengan pengelolaan pembelajaran yang baik diharapkan siswa merasa tertarik dan mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik dengan salah satu mata pelajaran yang menuntut seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik yang baik dan kreatif dalam menyampaikan materi. Mata Pelajaran tersebut adalah fiqih. Peneliti akan meneliti lebih jauh tentang Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII Mts Gondang Wonopringgo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru fiqih di MTs Gondang Wonopringgo? 2. Bagaimana prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo? 3. Bagaimana korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo? C. Tujuan Penelitian Dalam penulisan penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kompetensi pedagogik guru fiqih di MTs Gondang Wonopringgo.

6 2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. 3. Untuk mendeskripsikan korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan teoritis a. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada, khususnya yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru fiqih dengan prestasi belajar siswa. b. Sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru fiqih dengan prestasi belajar siswa pada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya: a. Bagi Kepala MTs Gondang Wonopringgo. b. Bagi guru di MTs Gondang Wonopringgo. c. Bagi Pengurus Yayasan Badan Wakaf Masjid Dan Madrasah Gondang.

7 E. Kajian Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang relevan Moh. Uzer Usman dalam buku yang berjudul Menjadi Guru Profesional mengemukakan bahwa kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat berarti. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. 6 Dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 7 Dalam buku yang berjudul Perencanaaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru karya Abdul Majid mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen (kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan bertindak) penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. 8 Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yakni, sebagaimana tercantum dalam bab I ketentuan umum pasal 1 6 Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.14. 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit. hlm.4. 8 Abdul Majid, Perencanaaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.5.

8 ayat (1) sebagai berikut, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 9 Dalam buku yang berjudul Strategi Belajar Mengajar karangan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, mengemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan ilmu yang dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. 10 Madya Eko Susilo, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai individu dan sebagai makhluk sosial. 11 Samsul Nizar mengatakan secara umum pendidik (Guru) adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik. Sementara secara khusus pendidik (Guru) dalam perspektif Islam adalah orang yang 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit. hlm.3. 10 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswann Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.126-127. 11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm.50.

9 bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi afektif, kognitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. 12 Di dalam pasal 10 ayat (1) UU guru dan dosen No. 14 tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 13 Dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. 14 Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 15 Zakiah Dradjat mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru dalam mengelola kelas. Seorang guru diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengajar. 16 Hamzah B. Uno, dalam bukunya Teori Motivasi dan 12 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Pendidikan Historis, Teoritis, dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press), hlm. 41 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Op. Cit., hlm. 7 14 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 234. 15 Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm. 14. 16 Zakiah Dradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 264.

10 Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan mendefinisikan dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya. 17 Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar, prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan guru berupa rapor yang merupakan hasil dari bidang studi telah dipelajari peserta didik. 18 Anik Susanti dalam skripsinya yang berjudul Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Pendidikan agama Islam di SMP Negeri 2 Comal yang menjelaskan bahwa kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 2 Comal yaitu menguasai landasan pendidikan, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran. Sedangkan potret kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam terdiri dari pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. 19 Nur Aini Riskiyah dalam skripsinya yang berjudul Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni. menunjukkan bahwa terdapat korelasi 17 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya:Analisis di Bidang Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 3. 18 http://library.walisongo.ac.id/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id+jtptian-gdlpulungrahm-5302, diakses tanggal 01 Februari 2014. 19 Anik Susanti, Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Comal, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2011), NIM: 232107005, hlm. 61-63.

11 positif yang signifikan antara Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni. 20 Berbeda dalam penelitian sebelumnya, kali ini penulis dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo, langsung terjun ke lapangan, menggunakan jenis kuantitatif. Untuk melihat bagaimana Pengaruh kompetensi pedagogik guru fiqih terhadap prestasi belajar siswa. 2. Kerangka Berfikir Dalam kerangka berfikir berisi gambaran pola hubungan anatara variabel atau kerangka konseptual yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan. 21 Sebagai seorang guru yang profesional, selain harus memenuhi standar kualifikasi pendidik, memiliki sertifikat pendidik, guru harus memiliki kompetensi yang menunjukkan keprofesionalannya sebagai seorang guru. Seorang guru yang professional paling tidak memiliki empat kompetensi antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Jika guru tidak memiliki kompetensi yang baik, maka guru tersebut tidak akan mampu merealisasikan fungsi dan peran sebagai seorang guru 20 Nur Aini Riskiyah, Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Fikih dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MASS Proto Kedungwuni, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2013), NIM: 202109444, hlm. 73-74. 21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D) (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 60.

12 dalam proses belajar mengajar. Dengan memiliki kompetensi yang baik, guru dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Jadi kompetensi penting adanya dimiliki oleh seorang guru, jika guru tidak memiliki kompetensi maka proses pembelajaran tidak dapat berjalan secara optimal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari guru pada saat mengikuti proses belajar mengajar. Guru diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu guru harus meningkatkan penguasaan berbagai hal sebagai kompetensi dalam melaksanakan tugas. Dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kompetensi itu antara lain dapat dilakukan dengan cara memilih dan memanfaatkan metode dan media belajar mengajar yang tepat. Salah satunya yaitu dengan merancang dan menciptakan program pembelajaran yang menyenangkan yang dapat merangsang keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan materi yang disampaikan oleh guru mampu diserap oleh siswa dengan baik sehingga nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang memuaskan. 3. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara terhadap penelitian yang masih harus dibuktikkan dengan pembuktian yang benar. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Purwanto bahwa hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis diajukan

13 sebagai dugaan untuk kepentingan memberikan informasi kebenaran sementara. 22 Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan judul yang penulis angkat maka hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah adanya korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. a. Pendekatan Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan analisisnya pada bentuk angka-angka/ bilangan. 23 Pendekatan ini digunakan karena penulis akan menggali, mengumpulkan dan menganalisis data-data berupa angka tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. 22 Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008), hlm.73 23 Ibid., hlm. 15.

14 b. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan jenis penelitian yang bertujuan memecahkan masalahmasalah praktis dalam masyarakat. 24 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. 25 Dengan memahami variabel dan kemampuan menganalisis serta mengidentifikasi setiap variabel akan memudahkan bagi seorang peneliti dalam memahami dengan jelas permasalahan yang ia teliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat. Variabel X adalah variabel bebas /independent. Variabel X dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru. TABEL 1 Indikator Variabel X Kompetensi Pedagogik Guru No Variabel Sub Variabel Indikator Item Soal 1. Kompetensi a. Merencanakan 1. Mendeskripsikan 1 Pedagogik Pembelajaran tujuan pembelajaran. 24 25 Mardaus, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 28. Chalib Narbuka, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 118.

15 Guru 2. Memilih materi/ Tema 2 b. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran 1. Mampu menyampaikan materi secara jelas 2. Mampu menyampaikan materi secara sistematis 3. Mampu menggunakan metode pembelajaran 4. Mampu memilih media yang sesuai dengan materi 5. Mampu menggunakan sumber bahan ajar yang sesuai 6. Berinteraksi dendan baik 7. Tanya Jawab 8. Mampu menyimpulkan materi 9. Mampu menggunakan waktu 3 4 5 6 7 8 9 10 11 c. Mengevaluasi 1. Memilih teknik 12,

16 hasil belajar evaluasi 2. Cara penilaian siswa 3. Kesesuaian bentuk soal dengan materi 4. Kemampuan dalam membuat soal 5. mengadakan program remidial 6. Reward 13, 14 15 16 17 18, 19 20 Variabel (Y) terikat/dependent. Variabel Y dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII, indikatornya meliputi nilai rapor mata pelajaran fiqih secara acak dari semua kelas. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek baik berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. 26 Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek. 27 hlm. 54. 27 26 Moh Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1984), Sugiyono, Op. Cit., hlm. 117.

17 Adapun yang menjadi populasi adalah adalah siswa kelas VIII MTs Gondang Kedungwuni tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah sebanyak 191 siswa. b. Sampel Sampel adalah pengambilan sebagian objek untuk diselidiki yang akan mewakili populasi. 28 Agar penelitian ini tidak bias, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Teknik Random Sampling. Random Sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel dari populasi dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk diambil sebagai sampel. Untuk menentukan sampel Suharsini Arikunto memberikan gambaran apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar bisa diambil 10% - 15% atau 20% - 25%. 29 Dari populasi yang berjumlah 191 diambil sampel 15% dengan demikian jumlah sampelnya adalah 29 siswa. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 28 Ibid, hlm. 56. 29 Suharsini Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm.. 145.

18 a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti. 30 Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan melihat proses kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. b. Metode Angket Angket adalah suatu daftar pertanyaan tentang topik tertentu yang akan diberikan kepada objek/ baik secara individu atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. 31 Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang kompetensi pedagogik guru dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. 5. Teknik analiasis data Analisa data adalah proses penyederhanaan suatu data dalam bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan. 32 Analisis penelitian ini diperlukan langkah serta proses pengujian statistik yang diambil dalam bentuk angka-angka. Teknik ini adalah pengumpulan, menyusun, memberi, deskripsi menganalisis data kuantitatif. 30 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian dalam Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 137. 31 Ibid, hlm. 9. 32 Suharsini Arikunto, Op. Cit., hlm. 243.

19 Dalam hal ini meliputi tiga tahap, yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. a. Analisis Pendahuluan Pada tahap analisis pendahuluan yang dilakukan oleh penulis adalah mengolah data kuantitatif dengan memberi skor pada jawaban responden sesuai dengan kuantitatif jawabannya. Adapun langkah penilaiannya sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban a dengan skor 5 2) Alternatif jawaban b dengan skor 4 3) Alternatif jawaban c dengan skor 3 4) Alternatif jawaban d dengan skor 2 5) Alternatif jawaban e dengan skor 1 b. Analisis Uji Hipotesis Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pada analisis ini dilaksanakan perhitungan melalui tabel distribusi dari analisis pendahuluan. Adapun analisis uji hipotesis dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut: N. xy ( x) ( y) r xy = {(N. x 2 )-( x) 2 }{(N. y 2 )- ( y 2 )} Keterangan : r xy : Koefisisen korelasi antara variabel X dan variabel Y

20 XY : Perkalian antara variable X dan Y X : Variabel X Y : Variabel Y N : Jumlah responden penelitian xy = jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y x = jumlah seluruh sekor X y = Jumlah seluruh sekor Y 33 c. Analisis Lanjut Didalam analisis ini penulis menginterprestasikan hasil yang telah diperolehnya, yang selanjutnya akan dapat diketahui bagaimanakah korelasi antara kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo. Jika r o lebih atau sama dengan r t berarti signifikan, artinya rumusan hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dan jika r o lebih kecil dari r t, maka berarti non signifikan, artinya rumusan hipotesis yang diajukan ditolak. G. Sistematika Penulisan Didalam penulisan skripsi ini, penulis mengadakan pembagian secara sistematis. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas tiga bagian sebagai berikut: hlm. 84. 33 Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1997),

21 Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan teori berisi tentang Kompetensi Pedagogik Guru dan prestasi belajar mata pelajaran fiqih terdiri dari tiga bab, pertama, kompetensi pedagogik guru dengan sub bahasan pengertian kompetensi pedagogik guru, ruang lingkup kompetensi pedagogik guru. kedua, prestasi belajar sub bahasannya meliputi pengertian prestasi belajar, macam-macam prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, teknik-teknik pengukuran prestasi belajar. Ketiga, mata pelajaran fiqih meliputi pengertian mata pelajaran fiqih, tujuan pembelajaran fiqih, ruang lingkup mata pelajaran fiqih, dan indikator hasil belajar. Bab III Kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII MTs Gondang Wonopringgo, dengan pokok bahasan yang pertama adalah gambaran umum MTs Gondang Wonopringgo meliputi sejarah berdirinya, profil madrasah, visi misi, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru peserta didik dan karyawannya, serta keadaan sarana dan prasarana. Kemudian sub bahasan kedua adalah data hasil angket tentang kompetensi pedagogik guru dan sub bahasan yang ketiga adalah data hasil prestasi belajar siswa kelas VIII dan tabelnya. Bab IV Analisis Hasil Penelitian yaitu Korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo yang meliputi: Analisis kompetensi pedagogik guru

22 fiqih di MTs Gondang Wonopringgo, analisis prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo, analisis korelasi kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas VIII di MTs Gondang Wonopringgo. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran serta bagian terakhir atau pelengkap memuat daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran-lampiran.