ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

ANALISIS TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN KAJIAN BANGKITAN LALU LINTAS DAMPAK PEMBANGUNAN CIREBON SUPER BLOCK

STUDI ANALISA MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

PEMODELAN BANGKITAN TRANSPORTASI BERBASIS RUMAH TANGGA

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DARI ZONA PERUMAHAN TERTATA (STUDI KASUS :PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MENTENG INDAH DI KECAMATAN MEDAN DENAI

ANALISIS MODEL BANGKITAN PARKIR UNTUK TATA GUNA LAHAN BANK KAWASAN CBD (CENTRAL BUSINESS DISTRICT) SRAGEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

EVALUASI DAN ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR DI KAMPUS POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan transportasi di daerah Yogyakarta terjadi sebagai salah satu

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

1.1 Latar Belakang Masalah

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

KAJIAN BANGKITAN PERJALANAN PADA KAWASAN TRANSMIGRASI DI KECAMATAN MESUJI TIMUR. Imam Moerdo Koentjoro

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK TERHADAP KINERJA JALAN UTAMA KAWASAN PERUMAHAN BUKIT BANARAN SEMARANG TESIS

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR ^TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERNYATAAN MISKIN (SPM)

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (Studi Kasus Di Wilayah Surakarta)

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

PREDIKSI PELAPORAN PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS LINIER REGRESI BERGANDA DI KOTA SEMARANG

KAJIAN PENGARUH JEMBATAN KAPUAS TERHADAP LALU LINTAS AIR MAUPUN DARAT DI KOTA SINTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG PERKANTORAN ( Studi Kasus Kota Surakarta )

Structural Equation Modelling untuk Mengetahui Keterkaitan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

ABSTRACT. Keywords: Internal Audit, Sales, BULOG, RASKIN Program. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

INFRASTRUKTUR PEMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA PERUMAHAN CITRA PESONA INDAH DAN PERUMAHAN METRO PALU REGENCY DI KOTA PALU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DI KOTA LHOKSEUMAWE

STUDI BANGKITAN PERJALANAN KENDARAAN PRIBADI DENGAN METODE REGRESI DIPERUMAHAN MARGAHAYU RAYA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sarana angkutan berupa kendaraan atau tanpa kendaraan. Tujuan transportasi. mempererat hubungan antar bangsa.

Pola Hubungan Matematis Aktivitas Parkir Sepeda Motor Di Kampus Itenas

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

ESTIMASI BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK PERUMAHAN DI KELURAHAN DADOK TUNGGUL HITAM KOTA PADANG

STUDI KARAKTERISTIK LAHAN PARKIR DI RUMAH SAKIT MITRA KELUARGA CIBUBUR

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007 / 2008

Transkripsi:

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR Sri Irianti Ulina Pinem 1 dan Yusandy Aswad 2 1 Mahasiswa Bidang Studi Transportasi Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: sripinem@hotmail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: yusandyaswad@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisa faktor penentu bangkitan perjalanan dan memodelkan bangkitan perjalanan yang dilakukan oleh penduduk kelas ekonomi menengah ke bawah yang tinggal di Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengestimasi besarnya pergerakan yang keluar dari kelurahan tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memprediksi jumlah perjalanan penduduk yang terjadi pada daerah studi pada masa yang akan datang. Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 120 keluarga di daerah studi yang terdiri dari penduduk kelas bawah dengan pendapatan rumah tangga per bulan dibawah Rp.600.000 sedangkan penduduk kelas menengah dengan pendapatan Rp.600.000-Rp 4.000.000 pendapatan keluarga per bulan. Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi 12 variabel bebas dan 3 variabel terikat, kemudian dianalisis melalui program microsoft excel. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan bangkitan pergerakan pada daerah studi. Dari hasil uji model, diperoleh model bangkitan perjalanan terbaik di daerah studi yaitu Y 1 = 4,815 + 8,804 X 8 + 8,942 X 9, dengan Y 1 (model terbaik berdasarkan kepemilikan sepeda motor per minggu), X 8 (jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang), X 9 (jumlah anggota keluarga dengan status pelajar/mahasiswa). Kata kunci: model, bangkitan, ekonomi. ABSTRACT This study aims to analyze the determinant and model of trip production made by residents of middle and lower economic classes living in the Aur village, subdistrict of Medan Maimun. This study was conducted to determine and estimate the magnitude of the movement that came out of the village so it can be used as consideration to predict the number of trips that occurred in the area of population studies in the future. Primary surveys conducted through questionnaires in 120 families in the study area consist of lower-class resident with household incomes below the Rp. 600.000 per month while the middle-class population with income Rp. 600.000 Rp. 4.000.000 per month. Results from the questionnaires were tabulated into 12 independent variables and 3 dependent variables then analyzed with Microsoft Excel program. Regression equation used to model trip production in the study area. From the results of the model test, obtained the best trip production models in the study area, namely Y 1 = 4,815 + 8,804 X 8 + 8,942 X 9, with Y 1 (best model based motorcycle ownership per week), X 8 (number of family mambers working), X 9 (number of family mambers with a status student). Keywords: model, production, economy. 1. PENDAHULUAN Kota Medan memiliki luas 265,10 Km² terletak 37,5 m di atas permukaan laut dengan jumlah penduduk 2.097.610 jiwa ( BPS Propinsi Sumatera Utara, 2010). Kota Medan merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Medan sebagai kota metropolitan selain memberikan dampak positif, juga memberikan berbagai macam persoalan seperti penurunan kondisi sosial ekonomi, penurunan kondisi lingkungan fisik kota, dan penurunan kualitas pelayanan umum yang didalammya mencakup sistem pelayanan transportasi bagi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan jumlah penduduk akibat migrasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan. Sedangkan dalam daerah perkotaan itu sendiri telah terjadi migrasi dari pusat kota yang padat ke daerah pinggiran (Morlok, 1995). Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan luas lahan pada pusat kota untuk menampung segala aktivitas sosial, ekonomi, politik dan berbagai aktivitas kehidupan masyarakat perkotaan

lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kota Medan pun berusaha mengembangkan kawasan pinggiran kota Medan sebagai daerah pemukiman. Namun, selain adanya pemukiman di pinggiran kota (suburb) tersebut, terdapat juga pemukiman yang letaknya di tengah kota atau pusat kota. Pemukiman yang terdapat di dalam kota terdiri dari beberapa jenis yaitu pemukiman mewah, pemukiman sederhana dan pemukiman kumuh. Para penduduk yang menempati pemukiman sederhana biasanya merupakan penduduk dengan tingkat perekonomian menengah ke bawah. BPS telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (2005), rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu: 1. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. 2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah 3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sungai 7. Bahan bakar untuk memasak adalah kayu bakar 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10. Hanya sanggup makan hanya satu/dua kali dalam sehari. 11. Tidak sanggup membayar pengobatan di puskesmas 12. Penghasilan kepala rumah tangga dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala keluarga : tidak bersekolah/tidak tamat SD/hanya SD. 14. Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000 Sedangkan pendapatan keluarga dengan tingkat perekonomian kelas menengah berada pada nilai Rp.600.000 hingga Rp.4.000.000. Tujuan dan Manfaat Penelitian Menganalisa faktor penentu dan menentukan model bangkitan perjalanan berdasarkan total trip (orang), kepemilikan kendaraan, tujuan pergerakan dan moda yang digunakan per minggu, per 5 hari kerja (Senin-Jumat) dan per 2 hari libur (Sabtu dan Minggu). Hasil analisa studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk memprediksi jumlah perjalanan penduduk yang terjadi pada daerah studi pada masa yang akan datang. Tinjauan Pustaka Bangkitan lalulintas adalah fase (tingkat pertama) pada proses prakiraan perjalanan, ini termasuk prakiraan jumlah total perjalanan yang memasuki atau meninggalkan tempat (daerah) tersebut sebagai fungsi dari sosio-ekonomi, lokasi dan karakteristik tata guna lahannya (Stopher, 1980). Bangkitan lalulintas adalah proses analisis yang menetapkan atau menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dan perjalanannya (Wright, 1989). Bangkitan pergerakan bertujuan mendapatkan jumlah pergerakan yang dibangkitkan oleh setiap zona asal dan jumlah pergerakan yang tertarik ke setiap zona tujuan yang ada dalam daerah kajian. Dan memprediksikan tingkat pertumbuhan orang atau kendaraan pada masa yang mendatang. Metoda pengembangan yang digunakan dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perjalanan dan pertumbuhan lingkungan yang merupakan fungsi dari faktor tata guna lahan dan parameter sosio-ekonomi. (Bruton, 1975) Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap besarnya bangkitan perjalanan untuk manusia adalah tingkat pendapatan, tingkat pemilikan kendaraan, ukuran dan struktur rumah tangga, nilai lahan, kepadatan area pemukiman, dan aksesbilitas. Empat faktor pertama, yaitu pendapatan, kepemilikan kendaraan, struktur rumah tangga dan ukuran rumah tangga, telah menjadi bahan pertimbangan dalam beberapa studi bangkitan pergerakan, sedangkan nilai lahan dan kepadatan area pemukiman biasanya dipakai untuk studi ke zonaan. Yang terakhir, yaitu aksesbilitas, biasanya jarang digunakan walaupun beberapa studi telah menggunakannya. 2. METODE Lokasi studi merupakan salah satu pemukiman padat penduduk yang dekat dengan pusat kota dan tingkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah. Berdasarkan kriteria tersebut maka dalam studi ini ditetapkan kelurahan Aur, kecamatan Medan Maimun, kota Medan sebagai daerah studi.

Pengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan seluruh populasi tersebut. Dalam penelitian ini populasi penduduk kelas ekonomi menengah ke bawah di kelurahan Aur itu sendiri belum ditentukan, belum adanya sensus penduduk yang dilakukan BPS (Badan Pusat Statistik) mengenai hal tersebut. Untuk itu metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penarikan sampel berdasarkan populasi yang tidak diketahui jumlahnya. dengan CV= koefisien variansi, E= tingkat akurasi, Z α= nilai variansi untuk tingkat kepercayaan α yang diinginkan. Berdasarkan perhitungan persamaan (1) dibutuhkan jumlah sampel minimum sebesar 120 sampel. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya maka data harus dapat dikumpulkan dengan cara atau proses yang benar (Budiono, 2001). Baik melalui sensus maupun sampling, data dapat dikumpulkan dengan cara: wawancara, kuesioner (angket), observasi (pengamatan), tes dan skala obyektif, dan metode proyektif. 1. Data primer Data primer yang dimaksud adalah data yang sumbernya diperoleh langsung dari responden/penduduk kelas ekonomi menengah ke bawah di kelurahan Aur. Data tersebut berisikan variabel bebas (karakteristik rumah tangga) dan variabel terikat (total bangkitan). Data primer didapat dengan melakukan observasi kuesioner. Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar kuesioner yang meliputi seluruh pertanyaan yang terdapat pada lampiran kepada responden dengan rentang pendapatan rumah tangga per bulan Rp. 4.000.000 ke bawah. 2. Data sekunder: peta kelurahan Aur, profil kelurahan Aur dan studi pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear dan non linear. Analisis tersebut untuk menguji hubungan antara total bangkitan (total trips) sebagai variabel terikat (y) dengan variabel bebas (x) yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. (1) Variabel bebas X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 X 11 X 12 Variabel tidak bebas Y 1 Y 2 Y 3 Tabel 1. Variabel Bebas yang Digunakan Penjelasan Jumlah anggota keluarga (orang) Jumlah anggota keluarga usia 5-12,99 thn (orang) Jumlah anggota keluarga usia 13-18,99 thn (orang) Jumlah anggota keluarga usia 19-23,99 thn (orang) Jumlah anggota keluarga usia 24-55 thn (orang) Jumlah anggota keluarga usia >55 thn (orang) Jumlah anggota keluarga yang tidak bekerja (orang) Jumlah anggota keluarga yang bekerja (orang) Jumlah anggota keluarga dengan status pelajar/mahasiswa (orang) Pendapatan rumah tangga/bulan (Rp/bulan) Jumlah kepemilikan motor (unit) Jumlah kepemilikan sepeda (unit) Tabel 2. Variabel Tidak Bebas yang Digunakan Penjelasan total bangkitan (orang) per minggu total bangkitan (orang) per 5 hari kerja (5 hari: senin sampai jumat) total bangkitan (orang) per 2 hari libur (2 hari : sabtu dan minggu) Analisis regresi linear dalam penelitian ini menggunakan microsoft excel sedangkan analisis regresi non-linear menggunakan program SPSS Versi 20. Analisis regresi non-linear digunakan setelah uji linearitas dilakukan. Apabila hasil uji linearitas menunjukkan ketidaklinearan maka proses analisis regresi non linear dilakukan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum data hasil survei utama terdiri dari karakteristik rumah tangga dan karakteristik perjalanan yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Gambaran Umum Karakteristik Rumah Tangga Karakteristik Rumah Tangga Jumlah Satuan % Jumlah Rumah Tangga 120 rumah tangga Jumlah Anggota Keluarga Total 585 orang Anggota keluarga total berdasarkan kelompok usia < 5 thn 56 orang 9,57 5-12,99 thn 85 orang 14,5 13-18,99 thn 60 orang 10,3 19-23,99 thn 65 orang 11,1 24-55 thn 260 orang 44,4 > 55 thn 59 orang 10,1 Anggota keluarga total berdasarkan status pekerjaan Tdk kerja 217 orang 37,1 Kerja 210 orang 35,9 Pelajar/Mahasiswa 158 orang 27 Rumah Tangga berdasarkan luas bangunan < 9 m² 0 rumah tangga 0 9-36 m² 54 rumah tangga 45 37-50 m² 37 rumah tangga 30,8 51-100 m² 21 rumah tangga 17,5 101-150 m² 5 rumah tangga 4,17 > 150 m² 3 rumah tangga 2,5 Rumah tangga berdasarkan pendapatan (Rp) < 500.000 18 rumah tangga 15 500.000-1.000.000 37 rumah tangga 30,8 1.000.001-1.500.000 41 rumah tangga 34,2 1.500.001-2.000.000 13 rumah tangga 10,8 2.000.001-2.500.000 4 rumah tangga 3,33 2.500.001-3.000.000 3 rumah tangga 2,5 3.000.001-3.500.000 1 rumah tangga 0,83 3.500.001-4.000.000 2 rumah tangga 1,67 4.000.000 1 rumah tangga 0,83 Rumah tangga berdasarkan kepemilikan kendaraan Mobil 0 rumah tangga 0 Motor 66 rumah tangga 75,86 Sepeda 21 rumah tangga 24,14

Tabel 4. Gambaran Umum Karakteristik Perjalanan per satuan waktu Karakteristik Perjalanan Jumlah Satuan % Jumlah total bangkitan (orang) per minggu 3689 orang 100 Maksud Perjalanan Bekerja 1354 orang 37 Bersekolah/kuliah 1126 orang 31 Berbelanja 560 orang 15 Berekreasi 203 orang 5,5 Kegiatan Lainnya 446 orang 12 Moda yang digunakan Mobil 0 orang 0 Motor 963 orang 26 Sepeda 108 orang 2,9 Angkutan Umum 1604 orang 43 Jalan Kaki 1014 orang 27 Jumlah total bangkitan (orang) per 5 hari kerja 2795 orang 76 Maksud Perjalanan Bekerja 1125 orang 40 Bersekolah/kuliah 960 orang 34 Berbelanja 400 orang 14 Berekreasi 58 orang 2,1 Kegiatan Lainnya 252 orang 9 Moda yang digunakan Mobil 0 orang 0 Motor 733 orang 26 Sepeda 78 orang 2,8 Angkutan Umum 1188 orang 43 Jalan Kaki 796 orang 28 Jumlah total bangkitan (orang) per 2 hari libur 894 orang 24 Maksud Perjalanan Bekerja 229 orang 26 Bersekolah/kuliah 166 orang 19 Berbelanja 160 orang 18 Berekreasi 145 orang 16 Kegiatan Lainnya 194 orang 22 Moda yang digunakan Mobil 0 orang 0 Motor 230 orang 26 Sepeda 30 orang 3,4 Angkutan Umum 416 orang 47 Jalan Kaki 218 orang 24 Proses Pengolahan Data Proses pengolahan data dimulai dari tahap analisa korelasi, analisis regresi linear sederhana, analisis regresi linear berganda, penentuan model terbaik berdasarkan R 2 terbesar, uji validitas, uji linearitas (jika yang dihasilkan tidak linear maka perhitungan model non-linear dilakukan) dan terakhir uji f dan uji t. Hasil seluruh model terbaik dari proses pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi Model-model Terbaik Model Terbaik No. Berdasarkan per Minggu R² per 5 Hari Kerja (Senin-Jumat) R² per 2 Hari Libur (Sabtu dan R² Minggu) 1 Total Trip (orang) Y 1 = 8,298 + 6,840 X 8 +7,953 X 9 0,41 Y 2 = 5,184 + 5,582 X 8 + 6,334 X 9 0,385 Y 3 = 2,186 + 1,08 X 1 0,252 2 Kepemilikan Sepeda Motor : -Memiliki Sepeda Y 1 = 21,69 + 7,388 X 9 0,190 Y 2 = 16,042 + 5,811 X 9 0,167 Y 3 = 5,648 + 1,577 X 9 0,206 Motor -Tidak Memiliki Y 1 = 4,815 + 8,804 X 8 + 8,942 X 9 0,678 Y 2 = 2,678 + 7,018 X 8 + 7,152 X 9 0,657 Y 3 = 0,719 + 1,935 X 5 + 1,775 X 9 0,525 Sepeda Motor 3 Maksud Perjalanan: -Bekerja Y bekerja = 4,627 + 3,804 X 8 0,309 Y bekerja = 3,964 + 3,092 X 8 0,270 Y bekerja = -0,038 + 1,857 X 8 0,447 X 8² 3 + 0,043 X 8 0,394 -Sekolah/Kuliah Y sekolah = 1,141 + 6,260 X 9 0,397 Y sekolah = 1,037 + 5,289 X 9 0,366 Y sekolah = 0,255 + 1,035 X 9 0,315 X 9² + 0,086 X 9³ 0,515 -Berbelanja Y belanja = 2,550 + 1,930E-006 X 10-9,517E-014 X 10² 0,177 Y belanja = 0,845 + 0,510 X 1 0,172 *Model Tidak Ditemukan -Berekreasi Y rekreasi = 1,202 + 0,903 X 4 0,172 *Model Tidak Ditemukan Y rekreasi = 0,772 + 0,888 X 6 0,177 -Kegiatan Lainnya *Model Tidak Ditemukan *Model Tidak Ditemukan *Model Tidak Ditemukan 4 Moda Yang Digunakan -Sepeda Motor Y motor = 0,111 + 25,388 X 11 14,139 X 11² + 2,740 X 11³ 0,434 Y motor = 0,093 + 20,572 X 11 12,491 X 11² + 2,560 X 11³ 0,385 Y motor = 0,025 + 4,269 X 11 0,946 X 11² 0,497 -Sepeda Y sepeda = 0,159 + 3,706 X 12 0,367 Y sepeda = 0,075 + 2,873 X 12 0,383 Y sepeda = 0,083 + 0,833 X 12 0,241 -Angkutan Umum Y ang.umum = -0,345 + 2,813 X1 0,188 Y ang.umum = -0,293 + 2,091 X 1 0,164 Y ang.umum = -0,053 + 0,722 X 1 0,327 -Jalan Kaki *Model Tidak Ditemukan *Model Tidak Ditemukan *Model Tidak Ditemukan Cat: * tidak ditemukannya korelasi sedang sampai sangat kuat (0,4-1,00) antara variabel tidak bebas dengan variabel bebasnya

4. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil analisis data disimpulkan bahwa faktor penentu bangkitan perjalanan penduduk kelas ekonomi menengah ke bawah di kelurahan Aur adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja (X 8) dan jumlah anggota keluarga dengan status pelajar/mahasiswa (X 9). Untuk model terbaik per minggu: Y 1 = 4,815 + 8,804 X 8 + 8,942 X 9, dengan nilai R² = 0,678, model terbaik per 5 hari kerja (Senin-Jumat): Y 2 = 2,678 + 7,018 X 8 + 7,152 X 9, dengan nilai R² = 0,657, model terbaik per 2 hari libur (Sabtu dan Minggu): Y 3 = 0,719 + 1,935 X 5 + 1,775 X 9, dengan nilai R² = 0,525. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan Aur, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya jumlah responden dan variabel untuk prediksi model dapat diperbanyak agar variasi model yang terjadi lebih mencerminkan bangkitan pergerakan lalu lintas pada daerah studi. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusandy Aswad, ST, MT. yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran selama pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2010), Statistik Daerah Kota Medan 2010, Badan Pusat Statistik Kota Medan. Miro, F., (2005), Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Primeswari, R., (2007), Studi Bangkitan Lalu Lintas Di Kawasan Permukiman Ekonomi Menengah Ke Bawah, Tesis Program Pascasarjana Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Bandung. Pujianto, Bambang dkk., (2011), Analisis Bangkitan Perjalanan Penduduk Kawasan Perumahan Bukit Banaran Semarang, Makalah Disampaikan pada Simposium XIV FSTPT, Universitas Diponegoro, Semarang Sugiyono, (2006), Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Tamin, O. Z., (2008), Perencanaan, Pemodelan, dan Rekayasa Transportasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung