BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat banyak mendatangi restauran-restauran yang

BULIMIA NERVOSA. 1. Frekuensi binge eating

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Citra tubuh (body image) merupakan persepsi dinamis dari tubuh seseorang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Masih sedikit data yang secara khusus menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi

TINJAUAN PUSTAKA Remaja dan Model

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penampilan merupakan faktor penting bagi setiap orang terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

8 Langkah Diet Sehat secara Alami

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction. body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan sebagai dampak dari gaya hidup yang semakin maju. Perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI MAHASISWI YANG MENGALAMI OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

PENDIDIKAN GIZI DALAM SURVEILANS UNDERWEIGHT PADA REMAJA PUTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan Antara..., Gita Handayani Ermanza, F.PSI UI, 20081

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja adalah masa peralihan dimana seorang remaja mengalami perubahan baik secara fisik, psikis maupun sosialnya. Perubahan fisik remaja merupakan perubahan yang paling menonjol. Perubahan fisik yang pesat menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan bentuk tubuhnya. Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh remaja, khususnya remaja putri adalah berat badan dan penampilan diri (Mu tadin, 2002, h.1). Setiap wanita pasti menginginkan bentuk tubuh yang indah dengan berat badan yang ideal, ini dapat dilihat dengan banyaknya perilaku diet para remaja putri untuk mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan. Banyak faktor yang menyebabkan para remaja putri melakukan berbagai macam program diet untuk menurunkan berat badan. Banyaknya iklan yang menonjolkan keindahan tubuh serta tokoh yang mejadi idaman seperti artis-artis tanah air yang memiliki tubuh yang ideal semakin membuat para remaja putri berpenampilan seperti tokoh idolanya tersebut. Fenomena yang ada sekarang ini, banyak remaja putri khususnya mahasiswi yang menginginkan berat badan dan bentuk tubuh yang ideal. Hal inilah yang membuat para mahasiswa tersebut mencari berbagai cara supaya bisa memiliki tubuh yang diharapkan dengan melakukan program diet yang menurut mereka dapat membantu dalam penurunan berat badan ataupun membentuk tubuh mereka. Beberapa perilaku diet yang 1

2 dilakukan para mahasiswa ini seperti diet tidak makan nasi, diet tidak makan-makanan yang banyak mengandung minyak seperti gorengan, diet meminum susu rendah lemak, diet tidak makan daging, makan hanya sehari sekali, hanya mengkonsumsi sayur mayur dan buah, mengkonsumsi makanan dalam porsi kecil, minum obat pelangsing dan lain sebagainya. Orang yang sedang diet biasanya mengkonsumsi sedikit makanan, pendapat tersebut sebenarnya salah. Diet berarti mengubah pola makan sehingga diet untuk menurunkan berat badan adalah mengisi perut dengan makan-makanan yang rendah kalori. Lebih baik perkecil porsi makannya namun perbanyak frekuensinya. Hasil penelitian Neumark-Sztainer, dkk (2008, h.1) menemukan bahwa setiap tahun jumlah remaja putri yang melakukan diet semakin berkembang, bahkan tindakan diet dilakukan dengan cara coba-coba dan remaja tersebut juga memiliki pengetahuan yang kurang tepat mengenai tindakan diet. Perilaku diet yang bersifat coba-coba atau tanpa pengawasan ahli, juga peneliti temukan dari wawancara yang dilakukan pada mahasiswi perguruan tinggi swasta. Wawancara dilakukan pada 5 orang mahasiswi yang melakukan diet, dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa diet dilakukan dengan cara meningkatkan olah raga, mengkonsumsi banyak buah dan sayur, mengurangi porsi makan, mengurangi jenis makanan tertentu (snack, gula, makanan berlemak dan fast food), menekan nafsu makan dan mengkonsumsi obat diet. Peneliti juga mengetahui beberapa alasan mengapa mereka melakukan diet, yaitu karena merasa malu memiliki tubuh gendut, memiliki kecemasan tersendiri bahwa pacarnya akan berpaling kepada perempuan lain yang memiliki tubuh langsing dan meninggalkannya, ingin memiliki tubuh seperti teman-teman mereka yang lebih kecil, serta ingin memiliki berat badan yang ideal, ada juga yang dikarenakan pacar mereka meminta

3 mereka untuk melakukan diet. Namun mereka cenderung melakukan perilaku diet yang tidak sehat, serta membatasi asupan makanan tanpa pengawasan dari ahli gizi. Sanoma (2005) menjelaskan bahwa diet tidak hanya mempengaruhi fungsi fisik tetapi juga mempengaruhi fungsi intelektual. Diet menyebabkan individu kekurangan yodium, besi, magnesium, dan seng. Pengujian dengan menggunakan tes matematika yang telah terstandarisasikan menemukan bahwa remaja yang mengalami kekurangan zat besi memiliki skor yang lebih rendah. Selanjutnya tingkat vitamin A, B komplek, C dan E penting dalam perkembangan kemampuan non verbal. Kekurangan vitamin akan menyebabkan individu lebih mudah mengalami depresi. Kekurangan vitamin B (khusunya B6, B12 dan asam folik) akan membuat remaja mudah lupa, gelisah, lambat dalam berpikir, mudah bingung dan depresi. Perilaku diet yang dilakukan tanpa pengawasan ahli akan memiliki resiko besar bagi kesehatan. Hasil penelitian Neumark- Sztainer, dkk (2008, h.1) menemukan bahwa remaja putri yang melakukan cara diet tidak sehat (seperti mengganti makanan dengan minuman diet, makan banyak buah, menekan nafsu makan, dan sedikit mengkonsumsi gula) ternyata akan mengalami kenaikan berat badan pada lima tahun ke depan, meskipun saat studi ini dilakukan mereka telah mendapatkan tubuh ideal. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa remaja putri yang melakukan diet secara ekstrem sampai enam kali lipat lebih dari kondisi normal akan mengalami gangguan pola makan pada lima tahun mendatang. Para peneliti tersebut juga menjelaskan bahwa remaja yang melakukan diet memiliki resiko lebih berbahaya dibandingkan dengan remaja yang bertubuh gemuk tapi tidak melakukan diet.

4 Perilaku diet lebih banyak dilakukan pada perempuan dibandingkan laki-laki, baik pada perempuan yang memiliki berat badan normal maupun yang memiliki kelebihan berta badan (Tiggemann dikutip Megawati, 2006, h. 2). Secara khusus di Indonesia belum ada angka yang pasti mengenai perilaku diet pada remaja putri. Prediksi yang didasarkan pada data rata-rata prevalensi remaja di Indonesia ditemukan angka sebesar 42,6 persen. Hasil survei di Semarang menunjukkan prevalensi sebesar 52,1 persen, Surabaya 65,5 persen dan Sleman 57,3 persen (Firman dikutip Putri, 2003, h.5). dan diperkirakan sekitar 73 persen mahasiswi melakukan diet untuk menurunkan berat badan mereka (William dalam Megawati, 2006, h. 2). Dalam pelaksanaannya diet menghabiskan banyak waktu dan tak jarang mereka merasa tersiksa. Walaupun begitu mereka tetap melakukannya karena berharap dengan melakukan diet akan menurunkan sedikit berat badan mereka dan membantu menjaga keseimbangan badan. Tak jarang keinginan untuk mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak ada dibenak para remaja putri tersebut tetapi kebanyakan dari mereka rela menekan nafsu makan agar tetap menjaga berat tubuh mereka. Mereka ingin memiliki penampilan yang menarik walaupun terkadang sudah memiliki tubuh yang ideal, sehingga melakukan diet untuk mempertahankan bentuk tubuh mereka. Perilaku diet pada remaja putri dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan, harga diri dan lingkungan (Gates, 1999; dan Croll, 2005). Dari wawancara awal dengan 5 orang mahasiswi, peneliti mengetahui bahwa para mahasiswi tersebut memiliki body image yang rendah oleh karena itu muncul kecemasan ditinggal pacar. Seseorang yang memiliki citra tubuh yang negatif akan menurunkan self esteem dan rasa percaya diri dihadapan pasangannya

5 (Melliana, 2006, h. 206). Secara spesifik tubuh ideal seseorang adalah tubuh yang diinginkannya. Seberapa jauh diskrepansi tersebut menentukan seberapa puas atau tidaknya seseorang dengan tubuhnya. Semakin besar diskrepansi tersebut, semakin besar pula ketidakpuasan yang ditimbulkan. Semakin dekat seseorang terhadap tubuh idealnya, semakin sedikit tekanan yang dirasakan untuk mengubah tubuhnya (Atwater & Duffy, dikutip Labibah, 2007). Pengaruh interpersonal secara langsung dapat melalui umpan balik penampilan terhadap citra diri seseorang seperti ejekan, atau komentar dan kritikan secara langsung hingga komentar ekstrem yang berbau pelecehan seksual. Sedangkan pengaruh tidak langsung dari orang lain membahas isu seputar bagaimana persepsi mereka terhadap penampilan ideal, kualitas hubungan interpersonal yang diindikasikan oleh penerimaan dan penolakan, juga pengaruhnya dengan menjadi role model (peran model) perilaku yang menunjukkan ketidakpuasan tubuh (Thompson, Heinberg, dkk, dikutip Labibah, 2007). Salah satu yang menjadikan pasangan atau pacar sebagai faktor yang mendukung perkembangan fisik yaitu adanya ketakutan mengenai persepsi negatif dari pasangannya, serta perhatian yang lebih terhadap penerimaan dari pasangan terhadap bentuk tubuhnya (Thompson, et. al., 2008, h. 54). Para mahasiswi yang memiliki kecemasan akan ditinggal oleh pacar mereka memiliki citra tubuh yang negatif sehingga menurunkan self esteem mereka. Para mahasiswi yang mengalami kecemasan bahwa pacarnya akan melihat perempuan lain dan meninggalkannya, akhirnya melakukan diet untuk menurunkan berat badan mereka ataupun untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal seperti yang mereka inginkan. Mereka berharap dengan memiliki bentuk tubuh yang indah serta berat badan yang ideal, itu tidak akan membuat pacar

6 mereka berpaling dan meninggalkan mereka. Kecemasan itu sendiri mencakup perasaan yang tidak tenang, rasa khawatir, atau ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas atau tidak diketahui (Elliot dkk, 1996, h. 343). Seseorang yang mengalami kecemasan sering kali tidak dapat menyebutkan penyebabnya dengan jelas. Inilah yang mengakibatkan seseorang yang mengalami kecemasan biasanya mempunyai pandangan subyektif terhadap perasaan dan peristiwa yang dialaminya. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap beberapa mahasiswi di UNIKA diketahui bahwa dari 20 mahasiswi UNIKA 14 diantaranya melakukan perilaku diet karena adanya kecemasan ditinggal pacarnya pada awal-awal mereka berpacaran. Sedangkan 6 orang lainnya mengalami kecemasan dan melakukan perilaku diet setelah melewati 1 tahun berpacaran. Penelitian ini penting dilakukan karena menurut hasil wawancara ada dampak negatif bagi mahasiswi yang melakukan diet karena kecemasan akan ditinggal pacar. Kecemasan yang diperlihatkan sebenarnya belum terjadi tetapi menurut mahasiswi tersebut perasaan cemas itu timbul sendiri sehingga ditakutkan akan menimbulkan hal-hal yang negatif. Hal ini diperkuat dengan teori dampak dari kecemasan itu sendiri bisa mengakibatkan kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi atau gagal mengetahui lebih dulu bahayanya dan mengambil tindakan pencegahan yang mencukupi (Ramaiah, 2003, h. 9). Sedangkan dampak dari diet yang terlalu berlebihan akan menimbulkan efek negatif yaitu cepat lelah, kurangnya konsentrasi dan lemas. Ini diperkuat dengan teori french yang mengatakan dampak dari diet yang berlebih yaitu lemah konsentrasi, gangguan tidur, gangguan

7 periode menstruasi, retardasi pertumbuhan seksual, gangguan pertumbuhan fisik dan akan meningkatkan resiko seseorang dalam konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan (French, et.al., dikutip Kurnianingsih, 2009). Dari latar belakang masalah yang ada, penelitian ini penting karena banyaknya remaja putri yang melakukan diet tanpa pengawasan dari para ahli serta memiliki pandangan yang salah tentang diet. Seorang remaja putri yang melakukan diet dipengaruhi banyak faktor diantaranya karena memiliki pandangan negatif tentang citra tubuhnya. Hal ini jugalah yang membuat mereka merasakan kecemasan akan ditinggal oleh pacar mereka sehingga mereka melakukan diet agar memiliki bentuk tubuh yang menarik serta berat badan yang ideal karena mereka mengharapkan dengan memiliki bentuk tubuh yang menarik, pacar mereka tidak akan berpaling ke wanita lain. Sedangkan kecemasan yang mereka rasakan itu sebenarnya belum terjadi. Berdasarkan beberapa uraian di atas muncul pertanyaan apakah ada hubungan antara kecemasan ditinggal pacar dengan perilaku diet yang dilakukan oleh mahasiswi? B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris ada tidaknya kaitan antara kecemasan ditinggal pacar dengan perilaku diet pada mahasiswi.

8 C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu Psikologi Kesehatan dan Psikologi Remaja khususnya mengenai hubungan antara kecemasan ditinggal pacar dengan perilaku diet. 2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi serta referensi kepada para remaja putri serta pihak-pihak yang tertarik dengan permasalahan di atas khususnya para mahasiswi mengenai hubungan kecemasan ditinggal pacar dengan perilaku diet.