Bab 1. Pendahuluan. tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 1. Pendahuluan. Manusia berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Menurut Sutedi (2004:2),

Bab 4. Simpulan. Melalui penelitian ini, penulis telah menganalisa proses pembelajaran Sakubun di tiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

Bab 3. Analisis Data. pengetahuan yang berkaitan, pengaplikasiannya dan lain-lain

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. sejak zaman dahulu. Selain untuk menyampaikan suatu pesan, bahasa juga merupakan

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia semakin banyak masyarakat yang mempelajari bahasa Jepang

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ejaan yang salah dalam kehidupan sehari-hari sah-sah saja, tetapi bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Keterampilan berbahasa secara umum dapat dikategorisasikan ke dalam empat

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan manusia erat kaitanya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering

Bab 3. Analisis Data. telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Ada pun responden dari penelitian ini

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

SOAL-SOAL LATIHAN HIPOTESIS. Pertemuan 9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan media

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

Bab 1. Pendahuluan. berbeda-beda. Lain bahasa, lain pula bunyinya, dan tidaklah mudah mempelajari suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM MENULIS KALIMAT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA JEPANG UNTUK HOTEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bhirawa Widya Putranti, 2014

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di dunia serta diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi adalah kemampuan yang dapat dilakukan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. modal pembangunan negara telah tersedia. Pada saat ini pendidikan di

MUHAMMAD DAROBI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. seseorang perlu untuk mempelajari bahasa negara tersebut. Selain sebagai bahasa negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

22. Mata Pelajaran Bahasa Jepang Untuk Paket C Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 HUBUNGAN ANTARA DAYA KONSENTRASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA MENGENAI PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARYA ILMIAH. Nurismilida Dosen Koopertis Medan Surel:

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

Kurikulum Bahasa Arab Berbasis Kompetensi Oleh Syihabuddin *)

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

93. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi peserta didik. Guru harus mampu menjadi wadah dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Bab1. Pendahuluan. Dalam usaha pemenuhan kebutuhannya manusia saling bergantung dengan manusia

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Memang terkadang kita menggunakan bahasa bukan untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain, tetapi hanya ditujukan pada diri sendiri, seperti saat berbicara sendiri baik yang dilisankan maupun hanya di dalam hati. Tetapi yang paling penting adalah ide, pikiran, hasrat, dan keinginan tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). Bahasa Jepang kini telah diakui masyarakat dunia sebagai salah satu bahasa komunikasi internasional di era globalisasi. Peminat bahasa Jepang pun semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin banyaknya institusi pendidikan bahasa Jepang, tidak hanya berupa program studi bahasa Jepang, tetapi juga institusi pendidikan baik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi membuka akses yang luas pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang. Jepang sering dikatakan sebagai bahasa yang sulit dipelajari oleh orang asing. Kesulitan akan semakin terasa terutama ketika seseorang harus mempelajari bahasa asing yang tidak serumpun atau sekerabat dengan bahasa ibunya. (Mueno, 1989: xiii). Karena itulah diperlukan metode pengajaran yang tepat dan efektif agar peminat bahasa Jepang dapat menguasai bahasa Jepang dengan baik. Pengajaran yang efektif ditandai oleh berlangsungnya proses belajar. Proses belajar dapat dikatakan berlangsung apabila seseorang sekarang mengetahui atau sekarang dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui atau tidak dapat 1

dilakukan olehnya. Jadi hasil belajar akan terlihat dengan adanya tingkah laku baru pada tingkat kemampuan berpikir atau kemampuan jasmaniah. (Kemp, 1994:141). Setiap proses belajar mengajar memerlukan metode yang berbeda berdasarkan bidangnya. Proses pembelajaran bahasa cukup berbeda dengan proses pembelajaran bidang yang lain karena diperlukan pemahaman yang dalam dan banyaknya latihan terus menerus agar murid benar-benar menguasai bahasa yang dipelajari. Proses pembelajaran tidak hanya melibatkan murid saja, pengajar juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung proses belajar para murid. Menurut Sanjaya (2006:103-104), mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Menurut Sanjaya (2006: 104), dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa. Perbedaan dominasi dan aktivitas diatas, hanya menunjukkan kepada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran. 2

Pengajaran bahasa dapat menjadi sangat efektif apabila diajar oleh tenaga pengajar yang menguasai bahan dengan sangat baik. Pengajar semestinya mengetahui dengan baik bidang mata ajarnya dan karena itu mampu menentukan sasaran belajar yang diperlukan ketika memberi saran mengenai metode pengajaran. (Kemp, 1994: 210). Tujuan akhir yang ingin dicapai dari pengajaran bahasa Jepang adalah agar para pemelajar mampu mengkomunikasikan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa Jepang yang benar berupa berbicara, membaca, mendengar, dan menulis. Seseorang dapat dikatakan fasih berbahasa Jepang apabila dapat menggunakan empat kemampuan tersebut seperti pengguna Bahasa Jepang asli. Dalam penelitian ini, penulis akan mempersempit objek penelitian pada kemampuan menulis. Dengan menulis, murid dapat menuangkan kalimat-kalimat dengan tata bahasa yang telah dipelajari sehingga dapat melatih penyusunan kalimat Bahasa Jepang yang benar. Dengan latar belakang ini lah, penulis akan menganalisa proses pembelajaran Sakubun (mengarang) dengan membandingkan proses pembelajaran pada tiga universitas, yaitu Binus University, Universitas Darma Persada, dan Universitas Al- Azhar ditinjau dari teori strategi Kognitif. Penulis akan menganalisa apakah strategi Kognitif dilakukan sepenuhnya oleh pengajar dan murid pada masing-masing universitas. Penulis memilih tiga universitas ini karena tiga universitas ini memiliki Sastra Jepang yang berkembang dan berprestasi, serta berada dalam domisili yang sama, yakni Jakarta. Penulis juga memilih kelas Sakubun yang diajar oleh native oleh tiga universitas tersebut, karena pengajar native lebih dapat memberikan penilaian yang tepat 3

terhadap Sakubun yang diajarkan dan masukan-masukan yang benar mengingat bahasa yang diajarkan adalah bahasa ibu dari pengajar tersebut.. 1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan proses pembelajaran mengarang bahasa Jepang dari tiga universitas ditinjau dari teori strategi Kognitif. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui universitas mana yang paling aktif menggunakan teori strategi Kognitif dalam proses pembelajarannya dilihat dari sisi pengajar dan murid. Selain itu, tujuan berikutnya adalah mengetahui hubungan nilai Sakubun murid dan strategi Kognitif Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing proses pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing universitas. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis agar penulis dan para pemelajar bahasa Jepang dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan menggunakan strategi belajar yang baik. Sedangkan secara manfaat Praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap Binus University dan Binus University dapat selalu meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran mata kuliah Sakubun. 1.3. Rumusan Permasalahan Perbandingan proses pembelajaran mengarang bahasa Jepang di tiga universitas di Jakarta ditinjau dari teori Strategi Kognitif. 1.4. Ruang Lingkup Permasalahan Penulis mempersempit ruang lingkup permasalahan pada pengajar dan muridmurid yang pernah diajarnya dalam kelas Mengarang Bahasa Jepang pada tiga 4

universitas yakni Binus University, Universitas Darma Persada, dan Universitas Al- Azhar yang diajar oleh native sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis memaparkan strategi Kognitif yang dilakukan pengajar secara individu dan meneliti strategi Kognitif yang dilakukan para muridnya. 1.5. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu mendeskripsikan secara mendalam satu variabel. Penelitian deskriptif yang penulis gunakan bersifat kualitatif dan kuantitatif di mana penulis akan menggunakan kedua teknik tersebut yang bergantung pada kebutuhan data penelitian. Penulis juga menganalisa hubungan antara nilai Sakubun para murid dengan strategi Kognitif yang dilakukan. Penulis menetapkan bahwa apabila murid yang mendapat nilai A melakukan strategi Kognitif dan murid yang mendapat nilai B tidak melakukan, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi hubungan yang signifikan. Seluruh teknik yang digunakan penulis dalam penelitian ini terbagi dalam beberapa tahap. Penulis menggunakan metode kualitatif saat meneliti proses pengajaran yang dilakukan para pengajar di tiga universitas tersebut dengan melakukan wawancara dengan masing-masing pengajar. Penulis melakukan wawancara dengan pengajar yang membimbing di dalam kelas untuk mencari tahu seperti apakah pengajar tersebut melakukan dan menerapkan strategi Kognitif dalam kelas Sakubun yang diajarnya. 5

Penulis menggunakan metode kuantitatif saat meneliti proses belajar para murid di tiga Universitas tersebut di mana penulis mengukur strategi Kognitif yang digunakan para murid dengan penelitian survai. Pada tahap ini penulis menggunakan teknik Purposive Sampling dalam mengambil sampel. Teknik Purposive Sampling memilih orang atau responden berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Hariwijaya, 2005:68). Setelah penulis mendapat informasi yang cukup dari pengajar, penulis memeriksa hasil wawancara tersebut dengan mengambil sampel dari murid-murid dari tiga universitas tersebut yang pernah diajar oleh pengajar yang dijadikan obyek penelitian dalam penelitian ini. Penulis mengambil sampel lima belas responden dari masingmasing universitas. Penulis memilih sampel ini karena mereka memiliki pengalaman yang sama dalam kelas yang diajar oleh pengajar yang sama. Penulis akan menyebarkan angket pada murid untuk mencari tahu apakah mereka mendapatkan dan melakukan strategi Kognitif dan mencocokkannya dengan pernyataan pengajar mereka pada wawancara sebelumnya. Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga menggunakan metode kepustakaan, yakni mendapatkan informasi melalui buku, internet, dan jurnal. 1.6. Sistematika Penulisan Bab 1 merupakan pendahuluan yang membahas tentang latar belakang permasalahan yang diteliti, kemudian memaparkan perumusan masalah, ruang lingkup permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang terdiri dari manfaat akademis dan praktis, serta metode penelitian yang digunakan. 6

Dalam Bab 2 dipaparkan landasan teori yang digunakan untuk membantu pemahaman penulis terhadap permasalahan penelitian serta mendukung aspek-aspek penelitian tersebut. Analisis data dimasukkan dalam Bab 3 Dalam melakukan analisa, penulis memaparkan hasil wawancara dan survey penelitian. Kemudian penulis membahas serta menjelaskan hasil tersebut berdasarkan logika penelitian. Bab 4 yaitu simpulan. Dalam bagian ini, penulis menuliskan simpulan dari hasil penelitian berupa pernyataan singkat dari ringkasan data dan pembahasan analisis penelitian. Kesimpulan ini berasal dari pemikiran penulis sendiri. Kemudian setelah menganalisa, penulis juga memberikan saran, implikasi, dan pemikiran-pemikiran sebagai sumbangan operasional yang didapat dari hasil penelitian. Bab 5 adalah ringkasan. Penulis merangkum seluruh penelitian dari latar belakang, metode penelitian, landasan teori, analisis data, serta kesimpulan dan saran. 7