BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 2009), hlm Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

JUDUL BUKU PENGARANG PENERBIT TAHUN HLM. TERBIT BUKU 1 Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Utami Jakarta: PT Rineka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. PAUD merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada kejahatan dan dibiarkan seperti binatang, ia akan celaka dan binasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MORAL DAN NILAI AGAMA ISLAM (MONA) PADA ANAK USIA DINI DI KB HJ ISRIATI BAITURRAHMAN 2 MANYARAN SEMARANG TAHUN 2011/2012

Ma ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. ( Jakarta: Indeks, 2009), hlm. 6. Islami, (Jogjakarta: Darul Hikmah, 2009), hlm. 83

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.2 Menurut PP No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PEMBELAJARAN AKHLAK DI TPA (TAMAN PENITIPAN ANAK) AMANDA P2PNFI UNGARAN. Disusun Oleh: LUKI SETYO NUGROHO NIM:

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bermunculan pendidikan pra sekolah yang menyediakan pelayanan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan investasi terpenting dalam rangka memersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil

BAB I PENDAHULUAN. paling potensial untuk belajar. Menurut Berk dalam Sujiono (2009:6) anak

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Hamzah B Uno dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan pendekatan PAILKEM, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 138.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. karna masa ini merupakan masa emas bagi seorang anak. yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak pra sekolah adalah anak yang berumur bulan, pada masa ini

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BCCT (BEYOND CENTER AND CIRCLE TIME) DI KB ANAK SHOLEH COLOMADU, KARANGANYAR Tahun Ajaran 2012/2013

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak, yang dapat menyeret mereka

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

2015 PENYELENGGARAAN PROGRAM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF MELALUI KEMITRAAN DALAM MENINGKATKAN ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembangunan dan pembentukan manusia melalui tuntutan dan petunjuk yang tepat dan mencakup dalam segala bidang. Pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia. Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusiamanusia yang baik. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut, maka pendidikan sebagai proses pembangunan dan pembentukan manusia harus dimulai sejak dini, atau yang dikenal dengan pendidikan usia prasekolah. Adapun tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. 1 Islam senantiasa menyiarkan tanggung jawab yang diemban oleh kedua orang tuanya. Keduanya adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan perkembangan anaknya untuk dipersiapkan menjadi anak yang mampu menjaga kehormatan keluarga, agama, dan bangsa. Hal ini karena Islam memandang bahwa anak adalah amanat Allah SWT yang harus dibimbing, dipelihara, dan diberi pendidikan. Seperti halnya dalam sebuah hadis yang menjelaskan bahwa setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Jadi peran orangtua sangat penting, karena merekalah yang bertanggung jawab atas segala apa yang akan diberikan kepada anaknya. Jika dia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi orang yang baik. Sebaliknya, jika anak dibiasakan melakukan hal yang buruk 1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 6 1

dan diterlantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran seperti hewan ternak yang dilepas begitu saja dengan bebasnya, niscaya dia akan celaka dan binasa. Oleh karena itu, hendaknya setiap orangtua menjaga anak-anaknya agar mereka selalu dalam kebaikan, mendidik dan mengajarkan kesederhanaan dan akhlak yang baik serta menjauhkannya dari pergaulan yang buruk. 2 Sebagaimana firman Allah dalam Q.S at-tahrim: 6 %&'()$!"#$ ). *+# /001 6 2+ 345 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (QS. At- Tahrim /66: 6) 3 Ayat ini menjelaskan bahwa untuk sampai ke arah itu (surga) adalah dengan mendidik dan mengajari mereka. Dengan demikian, berarti tugas mengajar, mendidik dan memberikan tuntunan sama artinya dengan upaya untuk meraih surga. Sebaliknya, menelantarkan hal tersebut berarti sama dengan menjerumuskan diri ke dalam neraka. Tidak hanya Allah SWT. yang menekankan kedua orangtua dalam mendidik anak, Rasulullah SAW. disetiap kesempatan senantiasa berwasiat kepada sahabat juga umatnya agar anak mereka selalu dijaga, dilindungi, dan diperhatikan pendidikannya. Anak adalah sekelompok manusia muda yang usia batasan umurnya tidak selalu sama dalam psikologi perkembangan. Masa muda yang ditandai dengan proses tumbuh kembang yang meliputi aspek fisik, biologis, mental 2 A. Martuti, Mendirikan dan Mengelola PAUD Manajemen Administrasi dan Strategi Pembelajaran, ( Jogjakarta: Kreasi Wacana, 2010 ), hlm. 4. 561. 3 Departemen Agama RI, Mushaf Qur an Terjemah, (Jakarta : Gema Insani,2002), hlm. 2

emosional dan psikologis. Perkembangan mereka, baik yang berupa fisik, psikis, bahasa, kognitif dan sosial emosionalnya berkembang seiring dengan tingkat usianya. Adapun diantara kurun waktu yang panjang itu, masa balita merupakan masa emas tumbuh kembang seorang anak, bukan hanya jasmani tetapi juga jiwa dan kehidupan sosialnya. Salah asah, salah asih dan salah asuh bisa buruk akibatnya. Dengan demikian pola pengasuhan yang tepat bagi si kecil akan mempengaruhi karakter anak. Asah adalah stimulasi yang diberikan, asih adalah kasih sayang yang diberikan orang tua, sedangkan asuh adalah kecukupan sandang, pangan, papan dan kesehatan termasuk pendidikan yang diperoleh oleh anak. 4 Pada masa anak usia lima tahun pertama sering disebut dengan Golden Age karena fisik dan motorik anak berkembang dan bertumbuh dengan cepat, baik perkembangan emosional, lntelektual, bahasa maupun moral (budi pekerti). 5 Jadi, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Dimasa-masa inilah anak seyogyanya mulai diarahkan karena saat keemasan ini tidak akan datang dua kali. 6 Jadi pada lima tahun pertama (masa pra sekolah) merupakan fase yang paling subur, paling panjang, dan paling dominan bagi seorang pendidik untuk menanamkan norma-norma yang mapan dan arahan yang bersih kedalam jiwa dan sepak terjang anak didiknya. Berbagai kesempatan terbuka lebar untuk sang pendidik, karena pada fase ini semua potensi anak tersedia secara berlimpah dengan adanya fitrah yang bersih, kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan jasmaninya, kalbu yang masih belum tercemari, dan jiwa yang masih belum terkontaminasi. Apabila masa ini dapat dimanfaatkan oleh seorang pendidik secara maksimal dengan sebaik-baiknya, tentu harapan yang besar untuk berhasil akan mudah diraih pada masa 4 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), hlm. 18. 5 Partini, Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Grafino Litera Media, 2010), hlm. 2. 6 Maimunah Hasan, Pendidikan, hlm. 29. 3

mendatang, sehingga kelak sang anak akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan. 7 Dengan melihat betapa pentingnya pendidikan anak sejak dini, maka beragam lembaga pendidikan anak usia dini muncul di Indonesia, misalnya PAUD, TK, KB (Kelompok Bermain), TPA (Tempat Penitipan Anak), dan lembaga lain yang pada dasarnya mengacu pada konsep pendidikan anak usia dini. Untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah pendidikan lembaga ini juga memiliki konsep, pola dan metode pembelajaran yang berbeda, yaitu proses pembelajrannya tidak sama seperti halnya pembelajaran di SD, SMP ataupun SMA, akan tetapi pembelajarannya lebih mengedepankan bermain sambil belajar. Adapun salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan proses pendidikan bagi anak usia dini adalah TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang, disana proses pembelajaran dipersiapkan sedemikian rupa mulai dari guru, lingkungan yang menarik, media pembelajaran, metode pembelajaran, sarana dan prasarana yang mendukung, sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Walaupun demikian, dalam proses pembelajaran kadang guru masih menemukan kesulitan dalam memilih metode pembelajaran apa yang sesuai dan cocok untuk digunakan, sehingga tingkat perkembangan kognitif anak dapat berkembang secara optimal. Diantara metode yang dapat digunakan dalam mengajar anak usia dini yaitu Beyond Centres and Circle Time (BCCT), akan tetapi di TK Hj. Isriati belum diterapkan secara maksimal, karena pembelajaran di sana lebih mengedepankan proses pembelajaran melalui model area serta guru belum terlalu memahami proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan BCCT, selain itu juga masih banyak anak yang mendapatkan nilai di bawah B yaitu berjumlah 15 anak. Diantaranya, Adrian, Azki, Cinta, Diva, 2008), hlm.15. 7 Jamaal Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 4

Wawa. 8 BCCT adalah pendekatan dalam pembelajaran yang lebih Fi ala, Gaffar, Galuh, Julio, Luthfana, Marsya, Nizar, Rara, Reyfa, Elja dan menekankan pada pemusatan anak didik dan eksplorasi lingkungan. Dalam pendekatan ini anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus kepada anak sebagai subjek pembelajaran, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-pijakan. Pijakan yang diberikan sebelum dan sesudah anak bermain dilakukan dalam setting duduk melingkar sehingga dikenal dengan sebutan saat lingkaran. 9 Jadi dari pemaparan diatas dapat diasumsi bahwasannya pendekatan BCCT dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini. Maka, dari itu peneliti memilih judul penelitian upaya meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini dalam pembelajaran PAI melalui pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, rumusan masalah yang dapat diangkat dan akan dikaji oleh peneliti antara lain: 1. Bagaimana penerapan pendekatan Beyond Centers and Circles Time (BCCT) dalam pembelajaran PAI di TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang? 2. Apakah pendekatan Beyond Centers and Circle Time ( BCCT ) dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak usia dini dalam pembelajaran PAI di TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang? 8 Dokumentasi data nilai anak-anak TK A 1 Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang. 9 A. Martuti, Mendirikan, hlm. 78. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah penulis rumuskan, maka tujuan penelitian ini secara garis besar sebagai berikut: a) Untuk mengetahui penerapan pendekatan Beyond Centers and Circle Time (BCCT) dalam pembelajaran PAI di TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang. b) Untuk meningkatan perkembengan kognitif anak usia dini dalam pembelajaran PAI melalui pendekatan Beyond Centers and Circle Time ( BCCT ) di TK Hj. Isriati Baiturrahman 2 Islamic Center Semarang. 2. Manfaat penelitian Dalam mengadakan penelitian ini, penulis berharap adanya perolehan manfaat, baik dari segi teoritis (keilmuan) maupun dari segi praktis (terapan). a. Manfaat dari segi teoritis 1. Sebagai kontribusi wacana keilmuan dan khazanah intelektual pada pendidikan anak usia dini. 2. Sebagai bahan masukan sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan sebagai pengembangan wawasan keilmuan dan pengembangan pada pendidikan anak usia dini. 3. Sebagai wacana baru pemikiran dunia pendidikan, khususnya bagi dunia pendidikan anak usia dini, bagi pengasuh, dan pendidik dalam mengembangkan metode pembelajaran yang efektif bagi anak usia dini. b. Manfaat dari segi praktis 1. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan/pertimbangan bagi para orang tua dan pendidik dalam mendidik anak-anaknya. 2. Diharapkan dapat memberikan kontribusi serta dapat diterapkan pada sekolah yang bersangkutan. 6