BAB I PENDAHULUAN. penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan. identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL SOSIOEDUKASI, VOLUME 6 NOMOR ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan cermin kecerdasan dan kemajuan suatu bangsa. Negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Berbagai desain model dan metode pembelajaran di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang mempunyai objek

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu interaksi manusia antara pendidik/guru dengan anak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Manfaat Mempelajari Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir dan berupaya para pemerhati pendidikan merupakan hal yang bersifat. tantangan zaman dalam era globalisasi ini.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai peristiwa di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang berkembang semakin cepat. Masalah pendidikan di

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari konsep tersebut, terdapat. beberapa hal yang perlu diperhatikan.

BAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pembelajaran yang efektif bagi siswa. Karena dalam metode ceramah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kerangka berpikir. Tatakerja pendekatan sistem menelaah masalah

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan dalam ruang lingkup pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi Informasi berkembang sangat pesat seiring penemuan dan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan visi, misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tentu tidak lepas dari dunia pendidikan. Karena. adalah dengan cara memeperbaiki proses pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut pendapat dari para ahli, bahwasanya matematika merupakan ilmu yang menekankan pada pola berfikir dan nalarnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia untuk membangun bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada tiap jenjang dan jenis. pendidikan disusun kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan


BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu. Berkat pendidikan, orang terbebaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Mata pelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan nantinya dapat menjadi salah satu jembatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa-bangsa yang pada masa lalu dibangun sebagian besar akibat penindasan bangsa lain, pada era global ini harus mempertahankan identitas nasional dalam lingkungan yang kolaboratif. Dan menurut Collingwood pembentuk identitas nasional suatu bangsa tiada lain adalah sejarah. Pengetahuan sejarah selain sangat fundamental dalam pembentukan identitas nasional juga sumber inspirasi yang sarat makna dalam pengembangan kesadaran sejarah para generasi muda mengatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan orentasi intelektual dan sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara tepat faham kepribadian nasional. Lebih lanjut dikatakan bahwa kesadaran sejarah akan mampu membimbing manusia kepada pengertian mengenai diri sendiri sebagai bangsa memahami betapa pentingnya kesadaran sejarah, maka pengembangan pendidikan sejarah merupakan tuntutan untuk melahirkan generasi bijaksana yang mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan bijaksana. Mempelajari sejarah tidak ada artinya bila tidak disertai pemahaman akan nilai yang terkandung, fungsi dan manfaatnya. Melalui berbagai kajian yang dalam terhadap berbagai pendapat dan pengalaman orang-orang bijak di masa lalu, sekalipun nilai-nilai dalam sejarah itu hanya berupa pengalaman-pengalaman manusia, tapi tidak bisa dibantah bahwasanya manusia itu pada umumnya gemar menggunakan pengalaman-pengalaman itu 1

2 sebagai pedoman atau contoh untuk memperbaiki kehidupannya. Sedangkan fungsi sejarah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pengertian atau pemahaman yang mendalam dan lebih baik tentang masa lampau dan juga masa sekarang dalam inter relasinya dengan masa datang. Sedangkan kegunaan atau manfaat sejarah ada empat yakni yang bersifat edukatif yakni bahwa pelajaran sejarah membawa kebijaksanaan dan kearifan; kedua, yang bersifat inspiratif artinya memberi ilham; ketiga, bersifat instruktif, yaitu membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau ketrampilan, dan keempat, bersifat rekreatif, yakni memberikan kesenangan estetis berupa kisah-kisah nyata yang di alami manusia. Pendidikan sejarah di era global dewasa ini menghadapi tantangan dan dituntut kontribusinya untuk lebih menumbuhkan kesadaran sejarah, baik pada posisinya sebagai anggota syarakat maupun warga negara, serta mempertebal semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air tanpa mengabaikan rasa kebersamaan dalam kehidupan antar bangsa di dunia. Pendidikan sejarah dapat meningkatkan kesadaran sejarah guna membangun kepribadian dan sikap mental peserta didik, serta membangkitkan kesadaran akan suatu dimensi yang paling mendasar dari keberadaan manusia, yakni kontinuitas. Kontinuitas pada dasarnya adalah gerakan peralihan secara terus menerus dari masa lampu ke masa kini dan masa depan. Pendidikan sejarah dituntut pula untuk memperhatikan pengembangan ketrampilan berfikir dalam proses pembelajarannya. Melalui pendidikan sejarah peserta didik diajak menelaah keterkaitan kehidupan yang di alami

3 diri, masyarakat dan bangsanya, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi muda yang memiliki kesadaran sejarah, mendapatkan inspirasi ataupun hikmah dari kisah-kisah pahlawan, maupun tragedi nasional, yang pada akhirnya mendorong terbentuknya pola berfikir ke arah berfikir secara rasional kritis empiris, dan yang tidak kalah pentingnya ialah pembelajaran sejarah yang mengembangkan sikap mau menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Beberapa pakar pendidikan sejarah maupun sejarawan memberikan pendapat tentang fenomena pembelajaran sejarah yang terjadi di Indonesia diantaranya masalah model pembelajaran sejarah, kurikulum sejarah, masalah materi dan buku ajar atau buku teks, profesionalisme guru sejarah dan lain sebagainya. Yang pertama adalah masalah model pembelajaran sejarah. Menurut Hamid Hasan (dalam Alfian, 2007) bahwa kenyataan yang ada sekarang, pembelajaran sejarah jauh dari harapan untuk memungkinkan anak melihat relevansinya dengan kehidupan masa kini dan masa depan. Mulai dari jenjang SD hingga SMA, pembelajaran sejarah cenderung hanya memanfaatkan fakta sejarah sebagai materi utama. Tidak aneh bila pendidikan sejarah terasa kering, tidak menarik, dan tidak memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar menggali makna dari sebuah peristiwa sejarah. Strategi pedagogis sejarah Indonesia sangat lemah. Pendidikan sejarah di sekolah masih berkutat pada pendekatan chronicle dan cenderung menuntut anak agar menghafal suatu peristiwa (Abdullah dalam Alfian, 2007: 2). Siswa tidak dibiasakan untuk mengartikan suatu peristiwa guna

4 memahami dinamika suatu perubahan. Sistem pembelajaran sejarah yang dikembangkan sebenarnya tidak lepas dari pengaruh budaya yang telah mengakar. Model pembelajaran yang bersifat satu arah dimana guru menjadi sumber pengetahuan utama dalam kegiatan pembelajaran menjadi sangat sulit untuk dirubah. Pembelajaran sejarah saat ini mengakibatkan peran siswa sebagai pelaku sejarah pada zamannya menjadi terabaikan. Pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya atau lingkungan sosialnya tidak dijadikan bahan pelajaran di kelas, sehingga menempatkan siswa sebagai peserta pembelajaran sejarah yang pasif (Martanto, dkk, 2009:10). Dengan kata lain, kekurangcermatan pemilihan strategi mengajar akan berakibat fatal bagi pencapaian tujuan pengajaran itu sendiri. Kedua adalah masalah kurikulum sejarah, karena kurikulum adalah salah satu komponen yang menjadi acuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah rencana tertulis dan dilaksanakan dalam suatu proses pendidikan guna mengembangkan potensi peserta didik menjadi berkualitas. Dalam sebuah kurikulum termuat berbagai komponen, seperti, tujuan, konten dan organisasi konten, proses yang menggambarkan posisi peserta didik dalam belajar dan asessmen hasil belajar. Selain komponen tersebut, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis dapat pula berisikan sumber belajar dan peralatan belajar dan evaluasi kurikulum atau program.

5 Sejak Indonesia merdeka, telah terjadi beberapa kali perubahan kurikulum dan mata pelajaran sejarah berada didalamnya. Akan tetapi materimateri yang diberikan dalam kurikulum yang sering mendapat kritik dari masyarakat maupun para pemerhati sejarah baik dari pemilihannya, teori pengembangannya dan implimentasinya yang seringkali digunakan untuk mendukung kekuasaan. Kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik merupakan salah satu hal yang wajar di alami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik, maupun dalam pengembangan ilmu. Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Pembelajaran yang baik dapat ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi antara guru, siswa dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan pemahaman pentingnya mata pelajaran sejarah serta kondisi pendidikan sejarah di lapangan tersebut di atas, maka diperlukan pengkajian dan latihan penguasaan model-model pembelajaran bagi para guru sejarah. Model-model pembelajaran yang di kembangkan idealnya adalah yang bisa meningkatkankan minat belajar dan menumbuhkan kesadaran sejarah peserta didik dan sekaligus merasakan manfaat belajar sejarah. Oleh karena itu model pembelajaran yang dikembangkan diarahkan untuk menumbuhkan motivasi, minat, kreativitas melalui partisipasi aktif

6 yang pada akhirnya mendorong tumbuhnya kemampuan yang bersifat inovatif dari para peserta didik. Berangkat dari hal tersebut multimedia interaktif dalam kelas dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses komunikasi di dalam pembelajaran akan lebih bermakna (menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena penyajiannya yang interaktif), jika memanfaatkan berbagai media sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran. Dari segi pengertian, multimedia interaktif dapat di artikan sebagai kombinasi berbagai unsur media yang terdiri dari teks, grafis, foto, animasi, video, dan suara yang disajikan secara interaktif dalam media pembelajaran. SMA Negeri 1 Boja merupakan salah satu sekolah RSBI di Kabupaten Kendal. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah, sekolah menyediakan sarana prasarana pembelajaran berupa ruang multimedia yang dapat digunakan sebagai tempat kegiatan belajar di sekolah selain di dalam kelas. Hal tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh guru sejarah dalam menunjang pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Penggunaan multimedia di era informasi merupakan kebutuhan mutlak dan mempunyai beberapa keunggulan diantaranya lebih efisien, murah dan dilakukan kapanpun serta informasinya sistematis. Pengajaran dapat berjalan dengan baik apabila diimbangi dengan interaksi guru dan murid tidak semata

7 mata hanya mengandalkan keunggulan teknologi tetapi juga mengedepankan kemasan yang mengkolaborasikan antara indera pandang, dengar dan bicara. Para ahli memiliki pandangan bahwa kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar sedangkan 5% lainya melalui indera yang lain. Sementara itu Dale memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengan sekitar 13% dan melalui indera lainya adalah 12%. Berdasarkan atas data tersebut maka kami beranggapan bahwa dengan multimedia dapat menciptakan hasil yang maksimal bagi pembelajaran Sejarah. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji masalah pengelolaan pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, fokus penelitian ini adalah bagaimana karakteristik pengelolaan pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal?. Fokus dibagi menjadi tiga subfokus. 1. Bagaimana karakteristik aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal? 2. Bagaimana karakteristik materi pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal?

8 3. Bagaimana karakteristik aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal? C. Tujuan Penelitian Ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal. 2. Mendeskripsikan karakteristik materi pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal. 3. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal. D. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan memiliki manfaat baik teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Membantu Guru untuk menyediakan informasi ilmiah mengenai alternatif pembelajaran sejarah berbasis multimedia di SMA Negeri 1 Boja Kendal. 2. Manfaat praktis a. Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah dan pemanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. b. Bagi guru sejarah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan

9 dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. c. Bagi penelitian berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lain yang sejenis. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan pembelajaran merupakan aktivitas dalam pembelajaran yang terdiri dari penentuan tujuan-tujuan suatu pembelajaran dan sarana-sarana sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. 2. Mata pelajaran sejarah merupakan mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode tertentu. 3. Multimedia adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.