BAB II ASPEK STRATEGIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB IV GAMBARAN UMUM

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR MANJUNTO

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Daftar Tabel. Tabel Jumlah Partai Politik, Lsm Dan Ormas Di Tingkat Kabupaten 21 GAMBARAN UMUM

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Analisis Isu-Isu Strategis

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

Daftar Tabel. Halaman

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

BAB IV GAMBARAN UMUM

Katalog BPS :

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN TERAS TERUNJAM 2014

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB IV GAMBARAN UMUM


DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN KOTA MUKOMUKO

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2013/2014 KABUPATEN KARANGASEM


NO KATALOG :

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Kabupaten Aceh Singkil

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Transkripsi:

BAB II ASPEK STRATEGIS Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 16

BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2012 adalah 292.765 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 0.83 persen. jumlah Pertumbuhan penduduk yang setiap tahun terus meningkat harus menjadi perhatian pemerintah dalam perencaan pembangunan. Jumlah penduduk tersebut terbagi habis ke dalam 68.904 rumah tangga, dimana rata-rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Kecamatan Bone-Bone merupakan kecamatan dengan jumlah terbesar yaitu sebesar 46.364 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Rampi, sebesar 2.912 jiwa kepadatan penduduk rata-rata di Luwu Utara sebesar 39 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun 2012 terdapat sebanyak 147.581 jiwa penduduk laki-laki dan 145.184 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 101.66, yang berarti bahwa diantara 100 perempuan terdapat 102 laki-laki. Penduduk menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 176.415 orang atau 60.26 persen dari total penduduk Kabupaten Luwu Utara. Sedangkan penduduk yang belum produktif (0-14 tahun) sebesar 100.755 orang atau 34.41 persen dan yang tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 15.595 orang atau 5.33 persen. Sehingga diperoleh rasio ketergantungan penduduk Luwu Utara sebesar 65.95 yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sebanyak 66 penduduk usia non produktif. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 17

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara per 2012 No Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan Penduduk Km 2 % Jumlah % (Orang/Km 2 ) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sabbang Baebunta Malangke Malangke Barat Sukamaju Bone-Bone Tana Lili Masamba Mappedeceng Rampi Limbong Seko 525.08 295.25 350.00 93.75 255.48 127.92 149.41 1 068.85 275.50 1 565.65 686.50 2 109.19 7.00 3.94 4.67 1.25 3.41 1.71 1.99 14.25 3.67 20.87 9.15 28.11 35 402 43 486 26 781 23 920 40 911 24 824 21 782 33 614 22 296 3 042 3 870 12 663 12.09 14.85 9.15 8.17 13.97 8.48 7.44 11.48 7.62 1.04 1.32 4.36 Luwu Utara 7 502.58 100 292 765 100 39 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013 67 147 77 255 160 194 146 31 81 2 6 6 Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Luwu Utara terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara sebesar 290.365 jiwa, sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara sebesar 292.765 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 0.83 persen. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di Kecamatan Masamba dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk sebesar 31.988 jiwa, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 33.614, dengan ratio pertumbuhan penduduk pada Kecamatan Masamba sebesar 5.08 persen. Pada Kecamatan Malangke mengalami penurunan jumlah penduduk dimana pada tahun 2011 jumlah penduduk 27. 105 jiwa pada tahun 2012 Kecamatan Malangke mengalami Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 18

penurunan penduduk sebesar 26.781 atau dengan ratio penurunan penduduk sebesar -1.20 persen. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Luwu Utara 2011, dan 2012 No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%) 2011 2012 2011-2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 Sabbang Baebunta Malangke Malangke Barat Sukamaju Bone-Bone Tana Lili Masamba Mappedeceng Rampi Limbong Seko 35 327 43 468 27 105 23 631 40 939 24 769 21 595 31 988 22 142 2 912 3 826 12 663 35 402 43 483 26 781 23 920 40 911 24 824 21 782 33 614 22 296 3 042 3 870 12 840 0.21 0.03-1.20 1.22-0.07 0.22 0.87 5.08 0.70 4.46 1.15 1.40 Luwu Utara 290 365 292 765 0.83 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013 2. Ketenagakerjaan Tenga kerja adalah modal bagi geraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami peribahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Jumlah penduduk yang bekerja juga bisa menggambarkan tentang kesejahteraan, pemerataan penghasilan dan pembangunan. Kegiatan penduduk usia 15 tahun ke atas dapat dibedakan menjadi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 19

Menurut Hasil Survei Tenaga Kerja Nasional Tahun 2012, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2012 sebesar 128.024 orang. Jumlah yang bekerja sebanyak 121.584 orang, dan penggangguran sebanyak 6.440 orang. Tabel 2.3 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Luwu Utara, 2010-2012 No Jenis Kegiatan Utama 2010 2011 2012 I Angkatan Kerja 130.718 126.624 128 024 Bekerja 124.319 120.961 121 584 Penganggur 6.399 5.663 6 440 II Bukan Angkatan Kerja (Sekolah, Mengurus Rumah Tangga, dan Lainnya) 58.425 65.337 67 034 Jumlah 189.143 192.001 195 058 Tingkat Partisipasi Angkatan kerja (TPAK) 69,11 65,95 65.63 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 95,10 95,53 94.97 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,90 4,47 5.03 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013 Dari 124.319 penduduk yang bekerja, sekitas 61 persen bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan. Sektor lain yang cukup besar peranannya dalam ketenagakerjaan diantaranya sektor perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotal (13,37%), dan jasa kemasyarakatan (12,25%). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 20

Tabel 2.4 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Luwu Utara, 2012 Lapangan Usaha Jumlah Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan 74.166 Industri Pengelolaan 7.101 Perdagangan Besar, enceran, Rumah Makan, dan Hotel 16.526 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 14.888 Lainnya*) 9.173 Jumlah 121.584 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013. Lainnya*) 3. Pendidikan Pertambangan Dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air, Bangunan, Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa Perusahaan. Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu Negara adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Merejuk pada amanat UUD 1945 beserta amandemennya (Pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM penduduk Indonesia. Program wajib belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), dan berbagai program pendukung lainnya adalah bagian dari upaya pemerintah mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era globalisasi. Peningkatan SDM sekarang ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7-24 tahun). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 21

Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kabupaten Luwu Utara mencoba menciptakan suatu masyarakat yang berpendidikan, hal tersebut dapat dilihat dengan terjadinya peningkatamn kualitas guru dan jumlah sarana sekolah tingkat dasar maupun tingkat menengah. Pendidikan pada tahap awal ada yang dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK). Diharapkan dengan mengikuti tahapan ini anak-anak akan lebih siap menerima pelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar terdiri atas sekolah negeri dan swasta. Seluruhnya berjumlah 261 sekolah (235 Sekolah Dasar dan 26 Madrasah Ibtidaiyah) dengan menampung 45.240 murid. Sekolah Menengah Pertama seluruhnya sebanyak 93 buah (58 SMP dan 35 Madrasah Tsanawiyah), dengan jumlah murid sebanyak 22.698 orang dan guru sebanyak 2.188 orang. Keberadaan SD dan SMP Negeri telah menyebar disetiap kecamatan. Demikian halnya dengan SMA/MA di Kabupaten Luwu Utara berjumlah 39 sekolah yang menampung 14.088 murid. Tabel 2.5 Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Luwu Utara, 2012 Jenjang Pendidikan APM APK SD/MI 89.09 105.66 SLTP/MTs 72.26 93.71 SMA/MA 62.45 85.90 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 22

4. Kesehatan Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus dan tahapan kehidupan manusia. Bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau langsung tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mempertimbangkan bahwa pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari ajang peningkatan SDM, maka program-program kesehatan telah dimulai atau bahkan lebih diprioritaskan pada calon bayi dan anak usia dabawa lima tahun (balita). Pentingnya pembangunan bidang kesehatan ini paling tidak tercermin dari deklarasi Milenium Development Goals (MGDs) yang mana lebih dari sepertiga indikatornya menyangkut bidang kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatan atau mengobati penyakitnya. Sarana kesehatan yang dapat dijangkau adalh puskesmas. Sarana ini ada disetiap kecamatan. Selain itu, upaya pemerintah daerah dalam menyediakan fasilitas kesehatan terutama puskesmas pembantu terus mengalami peningkatan. Salah satu kegiatan di bidang kesehatan adalah imunisasi, khusus untuk anak-anak. Dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal diharapkan anak terhindar dari penyakit. Banyaknya yang imunisasi umumnya mengalami peningkatan. Jumlah anak dalam satu rumah tangga akan berpengaruh terhadap kesejahteraan ana tersebut. Melalui program Keluarga Berencana (KB) diharapkan tercapai keluarga yang sejahtera. Pelaksanaannya yaitu melalui penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan metode kontrasepsi yang digunakan baik akseptor aktif maupun akseptor baru ternyata lebih memilioh memakai alat kontrasepsi non jangka panjang, keduanya lebih banyak memilih Implant (IMP) sebagai alat kontrasepsi. Dan untuk metode non jangka panjang, alat yang banyak dipilih oleh akseptor baru maupun akseptor aktif adalah suntikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 23

Tabel 2.6 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Luwu Utara, 2008-2012 Tahun Rumah Sakit Rumah Bersalin Puskesmas/ Pustu Posyandu Klinik/ Balai Kesehatan Polindes/ Poskesdes 2008 1 0 86 312 0 76 2009 1 0 86 322 0 94 2010 1 0 86 322 0 96 2011 2 0 83 340 0 98 2012 1 0 86 350 0 98 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013. B. Sumber Daya Alam Kabupaten Luwu Utara sangat dikenal dengan produksi buah-buahannya, hal ini terutama didukung oleh iklimnya yang sangat sesuai bagi pengembangan komoditi tersebut. Pada tahun 2012, produksi durian mencapai 14.297 Ton, rambutan 4.502 Ton, pisang 1.694 Ton, dan masih banyak lainnya. Padi dan jagung merupakan dua komoditi utama sebsektor tanaman pangan yang ada di Kabupaten Luwu Utara, dimana produksi padi sawah pada Tahun 2012 meningkat dibandingkan Tahun 2011 yaitu menjadi sebesar 152.531 ton dari 147.110 ton. Pada Tahun 2012, produksi jagung mengalami penurunan kecil dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 95.981 ton dari 99.544 ton pada tahu 2011 Diantara sebelas Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Kecamatan Bone-Bone merupakan kecamatan penghasil padi sawa yang paling besar. Produksi padi di kecamatan ini sebesar 28.915 ton atau sekitar 21,63% dari total produksi padi di Luwu Utara. Tanaman perkebunan yang produksinya cukup besar yaitu kakao/coklat dan kelapa sawit. Kedua jenis tanaman itu produksinya masing-masing 32.263 ton dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 24

84.670 ton. Produksi kelapa sawit menurun dari 88.847 ton pada tahun 2011 menjadi 84.670 ton pada tahun 2012. Untuk tanaman kakao terjadi sedikit penurunan dari 33.682 ton pada tahun 2011 menjadi 32.263 ton pada tahun 2012. Penurunan luas tanam tidak selalu diikuti oleh penurunan jumlah produksi. Hal ini disebabkan masih terdapat factor lainnya yang mempengaruhi tingkat produksi, misalnya produktivitas dari lahan. Demikian juga halnya dengan peningkatan luas tanam belum tentu diikuti oleh peningkatan produksi. Penggunaan lahan di Kabupaten Luwu Utara dapat dibedakan atas Lahan Pertanian dan Bukan Pertanian. Sedangkan penggunaan lahan pertanian dibedakan atas lahan sawah dan lahan bukan sawah (kering). Pada tahun 2012, luas lahan yang digunakn untuk usaha pertanian mencapai 237.091 hektar (27.757 hektar lahan sawah dan 209.334 hektar lahan bukan sawah). Lahan bukan sawah tersebut terdiri dari lahan untuk tegal/kebun seluas 36.427 hektar, ladang/huma 9.704 hektar, tambak 7.904 hektar, kolam/tebat 1.371 hektar, perkebunan 75.852 hektar. C. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Penggunaan tahun dasar 2000 telah digunakan selama sepuluh tahun, dan dengan perubahan/perbedaan cakupan struktur ekonomi tentu sudah banyak mengalami perubahan. Sehingga direncanakan pada penghitungan PDRB tahun 2013 tahun dasar yang digunakan adalah tahun dasar 2010. Disamping perubahan struktur ekonomi juga perubahan harga yang cukup signifikan antara tahun 2000 dengan tahun 2010 tentu sudah jauh berbeda. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 25

Tabel 2.7 Produk Domestik Regional Bruto dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Luwu Utara Tahun 2008-2012 Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Pertumbuhan Ekonomi 2008 2.328.502,48 2009 2.678.044,36 2010 3.068.339,43 3.570.912,84 2011 2012*) 4.155.914,76 Sumber : PDRB Luwu Utara 2012. 1.356.834,16 1.447.494,00 1.533.358,85 1.645.112,00 1.777.250,81 9,65 6,68 5,93 7,29 8,03 Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Luwu Utara sudah mencapai 4,16 triliun, yang sudah tentu sangat berbeda dengan kondisi tahun 2011 atas dasar harga berlaku yang mencapai 3,57 triliun rupiah. Hal yang sama juga terjadi selama tahun 2008 hingga 2011. Selama kurun waktu 4 tahun tersebut, PDRB Kabupaten Luwu Utara juga terus menerus mengalami fluktuasi. Peningkatan PDRB Kabupaten Luwu Utara atas dasar harga berlaku tahun 2008 yang mencapai 2.33 triliun rupiah secara signifikan terus mengalami peningkatan hingga pada tahun 2009 mencapai 2,68 triliun rupiah atau sekitar 15,01%. Pertumbuhan tersebut sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2010 yang mencapai 14,57% namun kembali mengalami percepatan menjadi 16,38% tahun 2011. Jika kita perhatikan, selamakurun waktu 2008-2011 PDRB Kabupaten Luwu Utara, terlihat peningkatan tertinggi pada tahun 2008 yang mencapai angka 24,89%. Pada tahun 2012 percepatan pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku juga mencapai kisaran 16,38 persen. Selama halnya dengan PDRB Kabupaten Luwu Utara atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan-pun setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 PDRB Kabupaten Luwu Utara atas dasar harga konstan telah mencapai 1,78 triliun rupiah. Jika dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 26

yang mencapai 1,65 triliun rupiah, terlihat peningkatan yang sangat signifikan sebesar 132.138,82 juta rupiah atau sekitar 8,03%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya. Sementara tahun 2010 pertumbuhannya hanya mencapai 5,93% dan Tahun 2011 pertumbuhannya meningkat menjadi 7,29%. Pada tahun 2009 nilanya mencapai 1,45 triliun rupiah naik sekitar 90.659,84 juta rupiah atau sekitar 6,68% disbanding tahun 2008 yang nilanya mencapai 1,36 triliun rupiah. Dalam kurun waktu 3 tahun tersebut PDRB Kabupaten Luwu Utara atas dasar harga konstan juga terus mengalami peningkatan. Secara sektoral baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, pembentukan PDRB Kabupaten Luwu Utara masih didominasi oleh Sektor Pertanian. Atas dasar harga berlaku pada Tahun 2012 peran sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Luwu Utara mencapai 2,51 triliun rupiah atau setara dengan 60,48% dari total GDRP (Gross Domestic Regional Products). Konstribusi sektor ini terus mengalami penurunan, sebut saja tahun 2008 konstribusi sektor ini mencapai 67,55% terus menurun hingga mencapai besaran 61,30% pada Tahun 2011. Dari sektor ini konstribusi terbesar diberikan oleh sub sektor Perkebunan yang mencapai kisaran 1.088,66 milyar rupiah atau sekitar 43,31% dari nilai PDRB Sektor Pertanian. Konstribusi sub sektor ini meningkat bila dibandingkan dengan konstribusi subsektor ini tahun 2011 yang mencapai 42,47%. Sedangkan atas dasar harga konstan pada tahun 2012 sektor pertanian mampu memberikan konstribusinya sebesar 1,14 triliun rupiah, dengan konstribusi besar juga diberikan oleh subsector perkebunan yaitu sekitar 532, 73 miliyar rupiah. Sejak tahun 2008 nilai sub sektor ini terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2011 mampu mencapai angka 497, 42 miliyar atau naik 7,02% dibandingkan tahun 2010. Apabilah dilihat pertumbuhan ekonomi dari sub sektor perkebunan sejak tahun 2008 terus mengalami fluktuasi. Misalnya Tahun 2008 terjadi perlambatan pertumbuhan yang berlangsung hingga tahun berikutnya. Kondisi ini mulai membaik sejak tahun 2009 yang mencatat pertumbuhan sebesar 5,79% disbanding tahun sebelumnya. Walaupun sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2010 yang hanya mencatat pertumbuhan sebesar 2,86%, sub sektor ini kembali bangkit pada tahun 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 27

sehingga mampu mencatat pertumbuhan sebesar 7,02% disbanding Tahun 2010. Demikian pula untuk tahun 2012 sub sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 7,10%, lebih cepat jika dibandingkan dengan Tahun 2011. Tabel 2.8 Produk Domestik Regional Bruto Sektoral Kabupaten Luwu Utara Tahun 2012*) PDRB Kabupaten Luwu Utara Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstan 2000 (1) (2) (3) Pertanian 2,513,510.93 1,137,869.70 Pertambangan/Penggalian 36,575.43 16,741.90 Industri Pengolahan 112,728.55 57,357.58 Listrik, Gas dan Air Bersih 23,842.94 11,795.21 Bangunan 175,882.72 91,368.76 Perdagangan, Rest., Hotel 308,186.96 156,697.83 Angkutan dan Komunikasi 113,772.31 49,830.23 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 262,334.65 114,742.45 Jasa-Jasa 609,080.28 140,847.16 PDRB Kab. Luwu Utara 4,155,914.76 1,777,250.81 Sumber : PDRB Luwu Utara 2013. Sektor penyumbang terbesar kedua pada PDRB Luwu Utara tahun 2012 adalah sektor jasa-jasa. Sektor ini mampu memberi konstribusi sebesar 609,080 milyar rupiah atau sekitar 14.66%, lebih besar dari tahun 2011 yang mencapai 14.50%. Konstribusi sebesar ini paling banyak disumbangkan oleh sub sektor jasa administrasi pemerintahan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, seiring peningkatan jumlah pegawai dan gaji pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pemerintah yang diterima setiap tahunnya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 28

Sedangkan sektor yang memberikan konstribusi terkecil terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Luwu Utara baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan yaitu sektor Listrik, gas dan Air Bersih. Atas dasar harga berlaku, pada tahun 2012 sektor ini hanya mampu memberikan sumbangannya sebesar 23,84 milyar rupiah, sedangkan atas dasar harga konstan tahun 2000 konstribusinya sekitar 11,79 milyar rupiah terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Luwu Utara. Sama halnya dengan tahun sebelumnya sektor ini juga merupakan sektor dengan konstribusi terkecil terhadap pembentukan PDRB Luwu Utara. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 II - 29