BAB I PENDAHULUAN. 1

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

Tabel 1.1. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Iklim Perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan dapat diakses dengan mudah. Globalisasi telah mempengaruhi berbagai

Peningkatan Kepedulian dan Pemahaman Masyarakat akan Dampak Perubahan Iklim. oleh: Erna Witoelar *)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Data Iklim Nasional NOAA (National Oceanic and Atmospheric. orang yang tinggal di Bumi akan menyumbang peran besar dalam

BAB 2 DATA & ANALISA. 1. Media berupa buku, majalah, koran, dan brosur. 3. Survei ke perpustakaan BPS (Badan Pusat Statistik) di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

FENOMENA GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

SKRIPSI. Oleh : TITO HIKMAWAN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

PEMANASAN GLOBAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga mencuat dalam pertemuan umum pemimpin APEC di Sydney dan. Berbagai fakta mudah sekali ditemukan bahwa pemanasan global telah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Perancangan gedung rawat inap rumah sakit dengan pendekatan Green Architecture khususnya pada penghematan energi listrik. Penggunaan energi listrik me

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu program

BAB 13. KELUARGA DAN PERUBAHAN IKLIM. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. Jakarta berbondong-bondong untuk tinggal, belajar, dan bekerja di ibukota. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN I.1

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Penataan Bukit Gombel, Semarang dengan Bangunan multifungsi Penekanan pada Green Architecture

Pemimpin baru dan tantangan krisis ikan era perubahan iklim

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERSIFAT UTANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (GREEN BOND)

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

I. PENDAHULUAN. Singkong merupakan salah satu komoditi pertanian di Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

Kawasan industri pengolahan sampah. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojosongo. dengan pendekatan sustainable arsitektur. OLEH: Nina NIM: I BAB I

EVALUASI BAB IX EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL : MUHAMMAD FIRDAUS F KELAS : 11 IPA 3

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota terbesar dan terpadat di Indonesia. Kepadatan penduduk Jakarta pada Tahun 2014 mencapai 14.000 jiwa/km2. Kepadatan yang begitu tinggi menimbulkan permasalahanpermasalahan di Jakarta. Banyak lahan-lahan pertanian dan peternakan yang diubah menjadi kawasan industri dan perumahan. Akibatnya produksi bahan makanan di Jakarta sangat kurang. Produksi yang kurang tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat yang begitu tinggi. Data BPS Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa 95% kebutuhan bahan makanan masyarakat didatangkan dari luar Jakarta. Urban Farm atau pertanian urban adalah praktek budidaya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di atau sekitar kota. Pertanian urban juga bisa melibatkan peternakan, budidaya perairan, wanatani, dan hortikultura. Dalam arti luas, pertanian urban mendeskripsikan seluruh sistem produksi pangan yang terjadi di perkotaan. 1 Sedangkan menurut FAO, Urban Farm atau pertanian urban adalah sebuah industri yang memproduksi, memproses, dan memasarkan produk dan bahan bakar nabati, terutama dalam menanggapi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan, yang menerapkan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan beragam tanaman dan hewan ternak. Integrated adalah kata dalam bahasa inggris yang dalam bahasa Indonesia berarti terintegrasi atau terpadu. Menurut KBBI, terpadu berarti sudah dipadu, dilebur jadi satu, atau disatukan. Dalam kaitannya dengan Urban farm, terpadu disini berarti disatukannya beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Kegiatan yang dimaksud adalah budidaya, pasca panen dan produksi, pemasaran, dan penelitian. Dari penjelasan diatas, bisa disimpulkan bahwa pengertian dari Jakarta Integrated Urban Farm merupakan sebuah konsep pertanian urban yang terintegrasi antara fungsi budidaya, pasca panen dan produksi, penelitian, dan pemasaran sebagai bentuk solusi dari keterbatasan lahan ditengah lingkungan padat Kota Jakarta dengan pendekatan Arsitektur Hijau. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian_urban 1

B. Latar Belakang 1. Keterbatasan Lahan Kota Jakarta Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota terbesar dan terpadat di Indonesia. Jakarta memiliki luas 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011) dan kepadatan penduduk 15.400 jiwa/km2 2. Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia. Sebagai ibu kota Negara, Jakarta berkembang pesat. Perkembangan yang begitu pesat di bidang ekonomi, bisnis, dan industri. Di satu sisi perkembangan yang pesat tersebut sangat menguntungkan, tapi di sisi lain tak sedikit pula masalah yang ditimbulkan. Perkembangan yang pesat mengakibatkan banyak lahan-lahan produktif berubah menjadi kawasan industri, mall, apartemen, dan perumahan. Akibatnya, setiap tahun lahan pertanian di Jakarta semakin menyempit. Sedikitnya lahan pertanian mengakibatnya produksi bahan makanan dari sektor pertanian semakin sedikit pula. Padahal setiap tahun kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Dampaknya, hampir 95% kebutuhan bahan makanan masyarakat Jakarta didatangkan dari luar kota, atau bahkan impor dari luar negeri. Ironis memang, sebagai negara agraris Indonesia tak mampu memenuhi kebutuhan bahan makanan yang merupakan produk pertanian. Padahal, kemajuan teknologi di bidang pertanian saat ini memungkinkan untuk memaksimalkan produksi pertanian dengan lahan yang terbatas. Teknik pertanian di perkotaan dengan memanfaatkan teknologi cocok diterapkan di kota seperti Jakarta yang lahan pertaniannya sangat terbatas. Selain itu, masih banyak teknologi-teknologi di bidang pertanian yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan produksi di lahan yang terbatas. 2. Kondisi Pertanian di Jakarta Berdasarkan data BPS Provinsi Jakarta tahun 2012, luas lahan pertanian di Jakarta setiap tahun semakin menyempit. Dapat kita lihat pada gambar di bawah : 2 http://id.wikipedia.org/wiki/daerah_khusus_ibukota_jakarta 2

Gambar 1.1. Luas Lahan Pertanian Sayuran DKI Jakarta (dalam Ha) Sumber : BPS DKI Jakarta Gambar di atas menunjukkan data penurunan jumlah lahan pertanian sayuran di Jakarta. Setiap tahun jumlahnya terus menurun, terutama mulai 2010-2012 terjadi penurunan yang cukup drastis. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan produksinya juga turun drastis. Dapat dilihat dari gambar di bawah : Gambar 1.2. Produksi Pertanian Sayuran DKI Jakarta (dalam Ton) Sumber : BPS DKI Jakarta Sama seperti lahan pertanian sayuran yang menurun, produksi sayuran pun ikut turun drastis terutama mulai tahun 2010 2012. Bukan hanya sektor pertanian, sektor peternakan juga terkena dampak dari keterbatasan lahan di Jakarta. Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta, luas total lahan peternakan menurun dari 128,8 ha di tahun 2009 menjadi 100,8 ha di tahun 2012. Berbanding dengan penurunan lahan, produksi peternakan juga menurun. Pada tahun 2009 total produksi peternakan 12.720 ton turun menjadi 10.300 ton pada 2012. 3. Perkembangan Teknologi Pertanian Sejak terjadinya Revolusi Industri (1750-1850) yang berawal dari diciptakan Mesin Uap oleh James Watt sampai sekarang perkembangan teknologi begitu pesat. Apalagi sejak 3

diciptakannya semi-konduktor yang berujung pada diciptakannya komputer. Kemajuan teknologi memang tak bisa ditolak seiring dengan kemajuan cara berpikir manusia. Kemajuan teknologi tersebut juga terjadi dalam dunia pertanian. Dahulu budidaya tanaman mungkin harus memakai tanah, tapi sekarang pakai air pun bisa. Dahulu pertanian mungkin di tanah luas yang berhektar-hektar, tapi sekarang di dalam gedung bertingkat pun bisa. Dahulu budidaya tanaman harus mengandalkan sinar matahari sebagai sumber cahaya, tapi sekarang pakai lampu khusus sebagai sumber cahaya pengganti matahari juga bisa. Teknologi memang dapat menembus batas-batas keterbatasan yang dahulu mungkin menghalangi manusia. Seiring dengan banyaknya tantangan dan hambatan, manusia selalu berpikir dan menemukan cara untuk mengatasinya. Keterbatasan lahan bukanlah penghalang yang berarti di era teknologi yang begitu canggih. Gambar 1.3. Growing Lamp sebagai sumber cahaya artifisial Sumber : www.proledgrowlights.co.uk Gambar 1.4. Growing Chamber sebagai solusi pertanian dalam ruangan Sumber : www.antarticsun.co.uk 4

4. Global Warming Gambar 1.5. Anomali suhu rata-rata permukaan bumi Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/pemanasan_global Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu ratarata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 C(2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. [1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang 5

lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahanperubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca. Dalam dunia Arsitektur, konsep Arsitektur Hijau yang ramah lingkungan mulai banyak diterapkan guna mengurangi dampak Global Warming. Arsitektur Hijau yang menerapkan prinsip-prinsip yang ramah lingkungan seperti hemat energi, konservasi air, konservasi lahan, pemanfaatan material lokal, dan lain sebagainya. Bangunan-bangunan baru seharusnya mutlak menerapkan konsep Arsitektur Hijau ini sebagai upaya dunia Arsitektur berkontribusi mencegah Global Warming. Apalagi, sektor konstruksi bangunan modern terutama kaca, baja, dan beton merupakan penyumbang terbesar emisi karbon yang menyebabkan lapisan ozon menipis. Menipisnya lapisan ozon merupakan penyebab utama Global Warming. C. Rumusan Masalah 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas, maka muncul rumusan permasalahan yaitu bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm yang merupakan pertanian urban yang terintegrasi sebagai solusi keterbatasan lahan di Jakarta dengan menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau. 2. Persoalan a. Bagaimana rumusan konsep lokasi dan site Jakarta Integrated Urban Farm yang berdasarkan beberapa pertimbangan-pertimbangan sehingga didapatkan lokasi dan site yang sesuai dengan kebutuhan. b. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan tata massa Jakarta Integrated Urban Farm yang menarik dan menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau. c. Bagaimana rumusan konsep zonifikasi ruang Jakarta Integrated Urban Farm sehingga aktifitas yang satu tidak mengganggu aktifitas yang lain. d. Bagaimana rumusan konsep jenis kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang, organisasi ruang, pola peruangan, dan persyaratan lingkungan Jakarta Integrated Urban Farm yang akan dirancang. 6

e. Bagaimana rumusan konsep tampilan luar (eksterior), sert a tampilan dalam ruangan (interior) Jakarta Integrated Urban Farm yang menarik dan menerapkan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau. f. Bagaimana rumusan konsep bahan dan material bangunan Jakarta Integrated Urban Farm yang sesuai dengan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau baik ruang luar maupun ruang dalam bangunan. g. Bagaimana rumusan konsep sistem struktur dan utilitas bangunan Jakarta Integrated Urban Farm yang sesuai dengan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau dan mendukung aktivitas di dalamnya. D. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Merumuskan konsep desain yang mendasari perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm, sebuah pertanian urban yang terintegrasi antara fungsi budidaya, pasca panen dan produksi, pemasaran, dan penelitian sebagai solusi keterbatasan lahan di Jakarta dengan penerapan prinsip-prinsip Arsitektur Hijau. 2. Sasaran Menentukan konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm yang meliputi : a. Konsep perencanaan, meliputi: Konsep pemilihan site Konsep pengolahan site b. Konsep perancangan, meliputi: Konsep kegiatan Penentuan jenis kegiatan Penentuan penzoningan aktivitas Konsep peruangan Konsep kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang) Konsep besaran ruang Konsep persyaratan ruang Konsep pola hubungan dan organisasi ruang Konsep sirkulasi Konsep bentuk massa bangunan. Konsep eksterior Konsep interior 7

c. Konsep struktur dan utilitas bangunan Sistem struktur bangunan Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah Sistem MEE Sistem transportasi vertikal Sistem keamanan bangunan d. Konsep penerapan Arsitektur Hijau E. Lingkup Pembahasan dan Batasan 1. Lingkup Pembahasan Pembahasan nantinya akan mengarah pada Pertanian Urban yang terintegrasi dengan pasca panen dan produksi, pemasaran, dan penelitian, dan Arsitektur Hijau sebagai pendekatan desain arsitektur. Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur terutama pada penerapan sistem dan teknologi terbaru di bidang pertanian pada pertanian urban, pembahasan teoritik dan empiris sesuai dengan tujuan dan sasaran. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah. 2. Batasan a. Kajian mengenai Pertanian Urban. b. Kajian mengenai sistem dan teknologi terbaru di bidang pertanian yang dapat diterapkan pada pertanian urban. c. Pendekatan mengenai konsep Arsitektur Hijau yang dapat diterapkan pada bangunan. F. Metoda Pembahasan Pembahasan menggunakan metode analisa dengan proses pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal melalui tahap-tahap berikut : 1. Tahap pengumpulan data dan informasi a. Teknik survey/observasi ke beberapa perpustakaan untuk mendapatkan data mengenai kondisi dan data-data empiris mengenai pertanian urban dan perkembangan sistem dan teknologi pertanian. b. Studi literatur meliputi: Peraturan daerah yang terangkum dalam RUTRW dan RUTRK DKI Jakarta. Buku-buku dan informasi tertulis yang mendukung tinjauan mengenai pertanian urban dan perkembangan sistem dan teknologi pertanian. Buku-buku mengenai sistem pertanian urban. Buku-buku yang menunjang pembahasan mengenai Arsitektur Hijau. 8

Wacana dari jurnal maupun artikel-artikel yang mendukung adanya informasi dan kajian teorinya. 2. Empirik, meliputi: Metode empirik ini dilakukan dengan mencari contoh-contoh pertanian urban dan penerapan teknologi terbaru sebagai tolok ukur dalam perencanaan dan perancangan. 3. Pendekatan Konsep a. Analisa, merupakan metode penguraian dan pengkajian dari data-data, informasi dan pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. b. Sintesa, merupakan tahap penggabungan dari data sumber di lapangan, literatur dan pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisa dan kemudian diolah menjadi sebuah konsep perencanaan dan perancangan. 4. Pendekatan Rancangan Merupakan kesimpulan dari proses sintesa, dimana kesimpulan ini nantinya diterjemahkan ke dalam desain berupa gambar rancangan. G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dibagi kedalam lima bagian. Materi pembahasan disampaikan secara berurutan dari konsep awal yang bersifat abstrak hingga bagian akhir yang bersifat teknis. Bagian empat menjelaskan gambaran mengenai konsep perencanaan dan bagian lima membahas mengenai konsep perancangan yang lebih teknis. Untuk lebih detailnya dipaparkan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Mengungkapkan masalah dan persoalan dari latar belakang untuk mendapatkan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, kemudian mengklasifikasikan metode yang digunakan, lingkup dan batasan perencanaan dan peracnangan, metode pembahasan serta sistematika perencanaan dan perancangan. BAB II : TINJAUAN PERTANIAN URBAN DAN ARSITEKTUR HIJAU Isi pada bab ini adalah berupa tinjauan mengenai Pertanian Urban, teknologi-teknologi di bidang pertanian, serta Arsitektur Hijau. Pendekatan yang dilakukan adalah melalui studi fenomena dan kajian referensial. Pada akhir pembahasan bab ini akan dirumuskan tentang konsep yang kaitannya dengan perencanaan bangunan Jakarta Integrated Urban Farm. 9

BAB III : TINJAUAN KONDISI PERTANIAN DI JAKARTA Isi pada bab ini adalah berupa tinjauan mengenai Kota Jakarta, baik kondisi geografis maupun kondisi sektor pertanian. Selain itu akan dipaparkan pula mengenai kondisi pertanian yang ada di Jakarta. BAB IV : JAKARTA INTEGRATED URBAN FARM YANG DIRENCANAKAN Menjelaskan tentang Jakarta Integrated Urban Farm yang direncanakan. BAB V : ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN JAKARTA INTEGRATED URBAN FARM Merupakan penyusunan analisa konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm. Di bagian ini dijelaskan tahapan-tahapan analisa yang digunakan dalam rangka menghasilkan konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm. Dari proses analisa dihasilkan sebuah konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm yang selanjutnya digunakan sebagai acuan penyusunan draft rancangan desain yang lebih detail. BAB VI : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN JAKARTA INTEGRATED URBAN FARM Merupakan konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm. Di bagian ini dijelaskan konsep perencanaan dan perancangan Jakarta Integrated Urban Farm yang selanjutnya digunakan sebagai acuan penyusunan draft rancangan desain yang lebih detail. 10