يجب صرف الفطرة الي الاصناف الذين تصرف اليهم زكا ة المال 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYALURAN ZAKAT FITRAH UNTUK KEPENTINGAN MASJID DI DESA SOLOKURO KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA > terputus bekalnya, karena itu yang dipahami dari kemutlakan lafaz ini. 1


FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB I PENDAHULUAN. tertentu kepada orang tertentu menurut syarat-syarat yang ditentukan 1. Ramadhan yang disebut juga dengan istilah zakat fitrah 2.

ZAKAT A. Pengertian Zakat

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Ensiklopedi Islam Indonesia Zakat menurut bahasa bererti tumbuh

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan ibadah yang mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi hablum

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI ZAKAT BALEN DALAM PELAKSAAN ZAKAT FITRAH DI DESA BENDA KECAMATAN SIRAMPOG KABUPATEN BREBES

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah Swt. yang mengatur dan memelihara segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan ketidak

BAB IV TINJAUAAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA NEGERI SEITH KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Islam. Dalam kajian yang lebih luas dan sistematis, zakat bagian

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Studi kasus di Desa Mijen Kecamatan Kebonagung Kabupaten Demak)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran Islam menjadikan ibadah yang mempunyai aspek sosial sebagai

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

BAB I PENDAHULUAN. diwahyukan kepada Rasulullah SAW yang mempunyai aspek sosial ekonomi. sebagai landasan untuk membangun suatu sistem yang mewujudkan

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya. diliputi rasa kasih sayang antara sesama anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

PENGERTIAN TENTANG PUASA

Analisis Pengelolaan Zakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan. kaya yang semakin kaya dan tidak sedikit pula orang-orang miskin yang

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Zakat adalah salah satu rukun-rukun Islam. Di dalam syariat, zakat ialah

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT DESA PAGARBATU KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP TENTANG ZAKAT RUMPUT LAUT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. 1. Syaikh Abu Bakar Jabir al-jazairi merupakan salah satu ulama yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu rukun Islam, zakat adalah fardlu ain dan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARDHAWI TENTANG ZAKAT INVESTASI

BAB II KONSEP ZAKAT. A. Definisi Zakat. Zakat adalah satu rukun yang bercorak sosial ekonomi dari ilmu rukun

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB I PENDAHULUAN. membayar zakat pulalah baru diakui komitmen ke-islaman seseorang. Hal ini

BAB II ZAKAT FITRAH DALAM ISLAM. Zakat menurut bahasa berarti nama : kesuburan, taharah : kesucian, barakah

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Syariah Jurusan Muamalah.

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ZAKAT FITRAH DALAM BENTUK UANG. Joni Zulhendra, Fakultas Hukum Universitas Tamansiswa Padang

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP FATWA MAJLIS TARJIH DAN TAJDID MUHAMMADIYAH NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG BUNGA

Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dari hasil pencarian atas penelitian-penelitian sebelumnya, baik. Qaradawi Oleh Noor Helyani Pada Tahun 2009.

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB I PENDAHULUAN. hukum secara global, yaitu untuk mengatur segala tingkah laku manusia

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan syari at yang ditetapkan oleh Allah kepada. Nabi Ibrahim. Dan hal ini juga diwajibkan kepada umat Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barakatu

ZAKAT FITRAH (HR. Abu Dawud : 1594, lafazh ini miliknya dan Ibnu Majah : Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani - 1 -

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PARA USTADZ DAN KIYAI SEBAGAI PRIORITAS UTAMA PENERIMA ZAKAT FITRAH DI DESA PULOKULON GROBOGAN

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

ANALISIS TENTANG PENYAMARATAAN PEMBAGIAN ZAKAT KEPADA ASNAF ZAKAT MENURUT PENDAPAT IMAM SYAFI I

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak

BAB I PENDAHULUAN. kepada kehidupan kekal bahagia di akhirat kelak.

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB III SEKILAS TENTANG MUHAMMADIYAH. A. Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya. Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 November 1912 Masehi di kota

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikaruniai keberhasilan dalam bekerja atas melimpahnya harta benda.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. diwajibkan untuk mempelajari mendalami serta mengamalkannya.

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

ANALISIS MAS}HLAH}AH TERHADAP ZAKAT BESI TUA

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

Transkripsi:

61 BAB IV ANALISIS FATWA MEJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH A. Analisis Fatwa Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tentang Pembagian Zakat Fitah Sebelum penulis menganalisis lebih lanjut terhadap pendapat Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinsn Pusat Muhammadiyah, maka lebih dahulu hendak diketengahkan pendapat para Ulama yang berbicara tentang pembagian zakat fitrah. Dengan sedikit mengemukakan pendapat para ulama tersebut diharapkan dapat menarik kesimpulan yang objektif untuk menempatkan aspek hukum dari pembagian zakat fitrah. Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam bab tiga skripsi ini bahwa pada intinya Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, Zakat fitrah wajib dibagikan kepada kaum miskin saja, berdasarkan Hadits riwayat Abu Daud. Pendapat Madzhab Syafi i mengenai penyamarataan pembagian zakat kepada asnaf zakat penulis temukan dalam kitab Al Majmu bahwa : يجب صرف الفطرة الي الاصناف الذين تصرف اليهم زكا ة المال 1 Zakat wajib dikeluarkan kepada delapan kelompok manusia, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal, berdasarkan QS At Taubah Ayat : 60. Zakat itu lebih disenangi bila dibagikan kepada semua kelompok yang disebutkan dalam firman 1 Zakarya Muhyiddin, Al-Majmu Jilid 6, Beirut :Darul Fikri, Tth, hlm 144

62 Allah SWT. Jika memungkinkan, dan tidak boleh dibagikan kepada kurang dari tiga kelompok karena yang disebut jamak itu harus sampai kepada tiga. Jika zakat hanya dibagikan kepada dua kelompok, kelompok yang ketiga adalah pengurus atau panitia zakat, dan sudah dianggap cukup apabila panitia itu hanya ada satu orang. Dari pendapat diatas, jumhur ulama berpendapat bahwa pembagian zakat fitrah kepada asnaf delapan. Akan tetapi golongan fakir dan miskin lebih diutamakan. Karena zakat fitrah adalah zakat juga, sehingga masuk pada keumuman ayat 60 dari surat At Taubah dan juga ditemukan hadits yang menerangkan tentang pembagian zakat fitrah, sehingga jumhur ulama berpendapat untuk lebih memprioritaskan golongan fakir miskin sebagai mustahiq zakat fitrah. 2 Menurut madzhab Maliki, sesungguhnya zakat fitrah itu hanyalah diberikan kepada golongan fakir dan miskin. Tidak kepada petugas zakat, tidak kepada orang muallaf, tidak kepada pembebasan perbudakan, tidak kepada orang yang berhutang, tidak untuk orang yang berperang, dan tidak pula kepada Ibnu Sabil yang kehabisan bekal untuk pulang, bahkan tidak diberi kecuali dengan sifat fakir. Apabila disuatu negara tidak ada orang fakir, maka dipindahkan ke negara tetangga dengan ongkos dari orang yang mengeluarkan zakat, bukan diambil dari zakat, supaya tidak berkurang jumlanya. Inilah pendapat dari madzhab Maliki sebagaimana dikutip oleh Yusuf Qardawi 3 2 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Jakarta : PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2006, hlm 965 3 Ibid, hlm 965

63 Madzhab Syafi i dan Jumhur Ulama berbeda pendapat dengan Mejelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, menurut mereka sesungguhnya zakat fitrah dan zakat maal adalah sama dalam hal pembagian zakat fitrah. Adapun dalil yang menunjukan bahwa zakat diberikan kepada delapan asnaf adalah surat At Taubah ayat 60. Mereka memaknai innamash shodaqotu sebagai keumuman shodaqoh sehingga zakat fitrah masuk dalam kategori ayat tersebut. Akan tetapi menurut Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah memaknai surat At Taubah ayat 60 menjelaskan pembagian zakat maal saja. Dengan demikian jelas dalam perspektif Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah tidak mengunakan surat At Taubah ayat 60 sebagai dasar penetapan hukum dalam pembagian zakat fitrah, melainkan hadits riwayat Abu Daud 4 : اللهوزةاطة ضرلالله " ا# "!سل : وا/وط%.).-, اداھ!+ ا*ة زة(!) وادھ #%$ ا*ة 5 ($ ا(ت. Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata: "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan porno dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Hari Raya) maka itu adalah zakat (fitri) yang diterima, dan barang siapa membayarkannya setelah shalat maka itu hanyalah berupa sedekah dari sedekah (biasa)". 4 Muhammadiyah, Tanya Jawab Agama, Suara Muhammadiyah, Edisi 1-15 Oktober 2008, hlm 40 5 Abu Daud. Sunan Abu Daud, jilid 1, Indonesia : Maktabah Dahlan, Tth, hlm 111

64 Hadits diatas merupakan hadits yang dijadikan dasar penetapan pembagian و ط %. ) ( lilmasakini zakat fitrah, yaitu terdapat dalam kalimat wathu matal, -. ) yang artinya sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Sehingga jelas dalam perspektif muhammadiyah menggunakan hadits riwayat Abu Daud sebagai pedoman dalam pembagian zakat fitrah. Dengan demikian perbedaan yang sangat mendasar dari Mejelis Tarjih dan pendapat Imam Syafi i adalah penggunaan dasar hukum. Ibnu Mardawaih meriwayatkan bahwa kaum munafikin merasa Rosulullah SAW tidak adil atas pembagian zakat yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW, semua itu didasari karena mereka tidak mendapatkan bagian zakat karena didasari kurangnya keadilan bagi mereka, dari peristiwa yang terjadi pada pembagian harta hasil rampasan perang hunain kemudian turunlah surat At Taubah ayat 60. Dimana dalam hal pembagian zakat bukan urusan Rosul lagi melainkan urusan Allah SWT. Oleh karena itu pembagian zakat tersebut terbatas hanya untuk beberapa golongan yang sudah ditetapkan dalam surat At Taubah ayat 60. 6 Dari penjelasan diatas penulis menganggap surat At Taubah ayat 60 ditujukan kepada pembagian zakat maal, karena tidak disinggung sama sekali mengenai maslah zakat fitrah. Karena ayat tersebut turun ketika Rosulullah SAW membagikan zakat hasil rampasan perang Hunain, para kaum munafikin tidak terima dan mencela Rosulullah SAW tentang pembagian zakat yang dilakukan Rosulullah SAW. Oleh karena itu dengan turunnya ayat tersebut pembagian zakat merupakan urusan Allah SWT. 6 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur an Di Bawah Naungan Al Qur an, jilid 5, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, hlm 368

65 Sedangkan madzhab Maliki berpendapat hampir sama dengan pendapat dari Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dimana hanya orang miskin yang mendapatkan bagian zakat fitrah. Akan tetapi menurut perspektif Mejelis Tarjih dan Tajdid, boleh memberikan kepada golongan lain sebagaimana dalam surat At Taubah ayat 60 dengan syarat golongan tersebut termasuk orang yang miskin. Sedangkan menurut madzhab Maliki zakat fitrah hanya diberikan kepada golongan miskin saja bukan kepada golongan lain. Dengan demikian, kedua pendapat diatas sama secara substansial. Akan tetapi dalam hal biaya operasional zakat fitrah madzhab Maliki berpendapat bahwa muzakki wajib memberikan biaya dalam operasional pengelolaan zakat fitrah karena jika mengambil dari bagian zakat fitrah maka akan mengurangi kadar nishob dari zakat fitrah itu sendiri. 7 Akan tetapi, menurut Mejelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah boleh mmengambil dari bagian zakat fitrah jika tidak ada dana lain dalam biaya operasional zakat fitrah. 8 Dari beberapa pendapat diatas, pada dasarnya Mejelis Tarjih dan Tajdid lebih mengarah kepada madzhab Maliki yaitu mengkhususkan zakat fitrah kepada golongan miskin. Karena tujuan dari zakat fitrah ialah mencukupkan kaum fakir dan miskin pada waktu memasuki hari raya idul fitri. Hal itu dimaksudkan agar kaum fakir dan miskin tercukupi kebutuhannya pada waktu hari raya. Menurut madzhab Maliki yang dikutip Yusuf Qardawi, Pengambilan biaya operasional dari zakat fitrah akan mengurangi kadar nishob dari zakat. Akan tetapi, 7 Yusuf Qardawi, Op Cit, hlm 964 8 Suara Muhammadiyah, Op Cit, hlm 41

66 menurut mejelis tarjih tidak menutup kemungkinan untuk mengambil dari zakat fitrah jika memang tidak ada dana lain. Hal itu dilakukan karena demi kemaslahatan. 9 Zakat fitrah diwajibkan ketika Rosulullah SAW mengumumkan pada tahun kedua Hijriyah. Nabi mengumumkan kewajiban tersebut pada dua hari sebelum hari raya puasa (idul fitri), dan nabi Muhammad SAW membagi zakat fitrah kepada faqir miskin saja, seperti halnya membagi zakat harta sebelum diturunkan ayat 60, bahkan nabi Muhammad SAW sangat mementingkan fakir miskin sebagai orang yang berhak menerima bagian dari zakat. 10 Zakat fitrah selain berfungsi melengkapi puasa Ramadhan, juga berfungsi menyambut lebaran Idul Fitri. Karena itu, fungsi kedua dari zakat fitrah adalah berbagi kebahagiaan dengan orang miskin. Dua hikmah ini, tertuang dalam hadits riwayat Ibnu Abbas: اللهوزةاطة ضرلالله " ا# "!سل : وا/ وط%.).-, اداھ!+ ا*ة زة (!) و ادھ #%$ ا*ة 11 ($ ا(ت. Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata: "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan porno dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Hari Raya) maka itu adalah zakat (fitri) yang diterima, dan barang siapa membayarkannya setelah shalat maka itu hanyalah berupa sedekah dari sedekah (biasa)". hlm 13 9 Yusuf Qardawi, Op Cit, hlm 964 10 T. M Hasby Ash Shidiqiey, Pedoman Zakat, Semarang : PT. Pustaka Rizki Putra, 1999, 11 Abu Daud, Op Cit, hlm 111

67 Fungsi kedua dari zakat fitrah ini meniscayakan pendistribusian zakat tersebut untuk kaum miskin, agar di hari raya idul fitri mereka juga merasakan kebahagiaan seperti yang lainnya, tidak bersedih karena tidak bisa makan di hari itu. Meskipun di dalam ayat tentang zakat disebutkan ada 8 kelompok mustahiq zakat, namun khusus untuk yang zakat fitrah diperuntukkan kepada golongan miskin. Dengan demikian, menurut penulis golongan miskin yang berhak menerima bagian zakat fitrah. Dengan meihat fungsi dan peran zakat fitrah yaitu mencukupkan mereka pada hari raya idul fitri. Bahkan nabi Muhammad SAW lebih mementingkan golongan fakir dan miskin sebagai orang yang berhak menerima bagian zakat fitrah. B. Analsis Metode Istinbath Hukum Mejelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah terhadap orang yang berhak menerima zakat fitrah Istinbath merupakan sistem atau metode para ulama guna menemukan atau menetapkan suatu hukum. Istinbath erat kaitannya dengan ushul fiqh, karena ushul fiqh adalah cara atau metode ijtihad yang dilakukan para ulama dalam menentukan suatu hukum.

68 Dalam menetapkan hukum, Mejelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah selalu mendasarkan pada dalil pokok Al-Qur an dan Sunnah. 12 Kemudian untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baru selain persoalan yang berhubungan dengan ibadah mahdah dan tidak terdapat nash sharih dalam Al Qur an dan Hadits, digunakan ijtihad dan istinbath dari nash yang ada melalui persamaan illat. Oleh karena itu, ijtihad merupakan metode yang digunakan Muhammadiyah dalam menetapkan hukum dalam Islam. 13 Dalam menetapkan hukum suatu masalah, Mejelis Tarjih mengkaji hukum dengan menempuh tiga jalur yaitu : 14 1. Al-Ijtihad Al-Bayani yaitu menjelaskan hukum yang kasusnya telah terdapat dalam nash Al Qur an dan Hadits. 2. Al-Ijtihad Al-Qiyasi yaitu menyelesaikan kasus baru, dengan cara menganalogikannya dengan kasus yang hukumnya telah diatur dalam Al Qur an dan Hadits 3. Al-Ijtihad Al-Istislahi yaitu menyelesaikan kasus baru yang tidak terdapat dalam Al Quran dan Hadits, dengan cara menggunakan penalaran yang didasarkan atas kemaslahatan. Dalam hubungannya dengan pembagian zakat kepada golongan miskin. Pada dasarnya Mejelis Tarjih dan Tajdid muhammadiyah dalam beristinbath menggunakan jalur Al-Ijtihad Al-Bayani yaitu menjelaskan hukum yang kasusnya telah terdapat dalam nash Al Qur an dan Hadits. Yakni dengan menggunakan dalil 12 Asjmuni Abdurrahman, Manhaj Tarjih Muhammadiyah Metodologi Dan Aplikasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002, hlm. 97. 13 Fathurrahman Djamil, Metode Ijtihad Mejelis Tarjih Muhammadiyah, Jakarta : Logos Publishing House, 1995, hlm. 70. 14 Ibid, hlm 78

69 Hadits Shohih yang dijadikan dasar oleh Mejelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah dalam penetapan pembagian zakat fitrah, hadits tersebut yaitu : " ا# "!س ل : ض رل الله الله و زة ا طة وا/ وط%.).-, اداھ!+ ا*ة زة (!) و ادھ #%$ ا*ة 15 ($ ا(ت. Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas, ia berkata: "Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari kata-kata yang sia-sia dan porno dan sebagai makanan bagi orang-orang miskin. Barang siapa membayarkannya sebelum shalat (Hari Raya) maka itu adalah zakat (fitri) yang diterima, dan barang siapa membayarkannya setelah shalat maka itu hanyalah berupa sedekah dari sedekah (biasa)". Hadits di atas menunjukkan bahwa maksud utama zakat fitrah adalah mencukupkan orang-orang fakir pada hari raya. Hal ini dapat dilihat pada kalimat ( ) wathu matal lil masakini yang artinya dan sebagai makanan و ط %. ), -. bagi orang-orang miskin. Mejelis Tarjih dan Tajdid menisbatkan hadits tersebut bahwa zakat fitrah dibagikan hanya untuk golongan miskin. Maksudnya, zakat fitrah yang ditunaikan muzakki diperuntukkan kepada golongan miskin. Dengan kata lain, hanya orang miskin yang berhak menerima bagian dari zakat fitrah. Penggunaan Al Qur an maupun Hadits sebagai sumber utama hukum Islam tidak hanya diyakini oleh Muhammadiyah saja, tetapi juga diyakini oleh seluruh umat Islam dalam berbagai madzhab dan aliran. Al Qur an merupakan rujukan utama dalam menetapkan hukum. Sedangkan Hadits berfungsi sebagai 15 Abu Daud, Op Cit, hlm 111

70 penjelas terhadap Al Qur an. Oleh karena itu penjelasan dari Nabi tidak boleh bertentangan dengan apa yang dijelaskan dalam Al Qur an. 16 Dalam pembagian zakat fitrah, banyak kalangan ulama memakai Al Qur an surat At Taubah ayat 60 sebagai dasar ketentuan golongan yang berhak menerima bagian zakat fitrah. Ayat tersebut yaitu :!"# &'()*+ $ %!"# (/ '+12%% & -!"# 45 67 3"# :;< = 3"# 869!"#? :;<!9"# > G"# > DEF8 @&ABC6 17 BI;< K HIJ+ Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dari penelusuran penulis, ayat tersebut merupakan salah satu ayat am yakni masih menunjukkan pengertian yang meliputi seluruh satuan pengertian yang dipahami. 18 ash ).ا$ت shodaqotu) Jika Hal ini ditunjukkan pada lafal terdapat lafal jamak atau mufrod yang dima rifatkan dengan Al-Jinsiyah maka lafal tersebut merupakan lafal am. Sehingga, perlu adanya thakhshish yakni mengkhususkan dari lafal am ke lafal khash. Dalam hal ini, ayat am tersebut hlm 314 16 Ibid, hlm 71 17 Departemen Agama, Op. Cit, hal. 196. 18 Syaikh Muhammad Al-Khudhari Biek, Ushul Fikih, Jakarta : Pustaka Amani, 2007,

71 telah ditakhshish oleh hadits riwayat Abu Daud yang telah dijelaskan di atas dengan lafal و ط ع م ة ل ل م س اك ين (wathu matal lil masakini). Dengan demikian, dasar yang paling tepat dalam menentukan golongan yang berhak menerima bagian zakat fitrah adalah dalil yang khas yaitu hadits riwayat Abu Daud yang ditunjukkan dengan lafal و ط ع م ة ل ل م س اك ين (wathu matal lil masakini). yang artinya zakat fitrah sebagai makanan orang miskin pada waktu hari raya idul fitri.