BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan saat ini cukup pesat, dilihat dari volume

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

MANAJEMEN LIKUIDITAS. Andri Helmi M, SE., MM. Manajemen Dana Bank

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. Dana yang besar seringkali menjadi patokan oleh sebagian masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN LOAN TO ASSET RATIO PADA BANK UMUM DEVISA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

II. LANDASAN TEORI. penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001) adalah Untuk memotivasi karyawan

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 1 No. 2 Juni 2014 ANALISIS LIKUIDITAS BANK MANDIRI TAHUN Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpunan dana masyarakat. (Kuncoro, 2002:538) Setiap

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. aset keuangan (financial asset) atau tagihan-tagihan (claim) misalnya: saham,

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian pedesaan mempunyai peran sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat dalam sektor perbankan menuntut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

Sumber Dana dan Alokasi Dana dalam Perbankan

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. atas dana yang diterima dari nasabah. Sesuai dengan Undang undang RI nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Likuiditas adalah suatu hal yang fundamental bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat, keduanya memiliki peran yang besar dalam laju perekonomian masyarakat. Dalam definisinya, bank berarti sebuah badan usaha yang usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai macam bentuk investasi pada masyarakat. Pengertian tentang bank menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Pengertian bank yang tercantum dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang- Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Definisi di atas memberikan tekanan bahwa bank dalam melakukan usahanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat berupa simpanan merupakan

2 sumber dana bagi bank, sebagaimana yang dikatakan oleh Lukman Dendawijaya (2005:49) bahwa : dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (bisa mencapai 80% - 90% dari keseluruhan dana yang dikelola oleh bank). Demikian juga dari segi penyaluran dana, hendaknya bank tidak semata-mata bertujuan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya namun juga kegiatan penyaluran dana harus diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Definisi tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia, sejalan dengan fungsi bank sebagai financial intermediary. Untuk melaksanakan kedua fungsi tersebut, sebuah bank dituntut untuk memiliki strategi dalam menentukan kebijakan dalam rangka menghimpun dana dan menyalurkan kreditnya, karena kedua kegiatan itu berdampak terhadap besar kecilnya tingkat likuiditas sebuah bank. Dimana tingkat likuiditas merupakan kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan (Oliver G. Wood dalam Dahlan Siamat, 2004:153). Tingkat likuiditas merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan sebuah bank. Oleh karena itu, sebuah bank dituntut untuk mengatur jumlah penyaluran kreditnya agar tidak mengganggu tingkat likuiditasnya. Pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasional bank. Sulitnya pengelolaan likuiditas disebabkan dana yang dikelola bank sebagian besar adalah dana masyarakat yang sifatnya jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan

3 seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk suatu jangka waktu tertentu. Perkiraan kebutuhan likuiditas tersebut sangat dipengaruhi oleh perkiraan penarikan nasabah, sifat dan jenis sumber dana yang dikelola oleh bank. Sejalan dengan pemenuhan kebutuhan likuiditas bank, maka suatu bank dianggap likuid apabila memiliki sejumlah likuiditas sama dengan jumlah kebutuhan likuidnya, memiliki likuiditas kurang dari kebutuhannya tetapi memiliki surat-surat berharga yang dapat segera dialihkan menjadi kas, atau memiliki kemampuan memperoleh likuiditas dengan menciptakan utang. Sejalan dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, bank juga memiliki tujuan memperoleh keuntungan dari fungsinya tersebut berupa balas jasa yaitu bunga pinjaman kredit. Untuk memperoleh pendapatan dari kredit, maka bank tersebut harus memperbanyak penyaluran kreditnya pada masyarakat. Dan untuk mendukung penyaluran kreditnya suatu bank dituntut untuk menghimpun dana dari masyarakat sebesarnya-besarnya agar bank dapat menyalurkan kredit yang besar sehingga dapat memperoleh pendapatan bunga yang besar pula. Namun di sisi lain, bank harus mampu mempertahankan tingkat likuiditasnya dalam rangka menjaga kestabilan keuangan bank. Sehingga dana pihak ketiga yang telah diperolehnya tidak semata-mata disalurkan kembali dalam bentuk kredit namun juga ada sebagian yang harus ditahan untuk menjaga tingkat likuiditas bank. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati-hatian bank untuk menjaga kredibilitas bank di hadapan masyarakat bila suatu saat masyarakat yang menyimpan dana di bank tersebut ingin menarik dananya secara tiba-tiba.

4 Disamping usahanya menjaga tingkat likuiditas dengan mempertahankan sebagian dana pihak ketiga, bank juga harus menyalurkan dana yang telah dihimpunnya tersebut dalam bentuk kredit untuk menghindari terjadinya pengangguran dana (idle money). Dalam penyaluran dana yang dilakukannya, sebuah bank harus memperhatikan berapa besar tingkat likuiditas yang akan terjadi bila melakukan penyaluran kredit untuk menghindari kemungkinan bank tersebut tidak mampu mengembalikan dana nasabah. Oleh karena itu, dalam pemberian kredit, bank harus menerapkan kebijakan pemberian kredit yang dapat menjaga likuiditasnya. Hal tersebut dilakukan sebagai jaminan bank pada masyarakat yang menyimpan dananya, dimana bank masih mampu untuk mengembalikan dana masyarakat kapanpun masyarakat ingin menarik dananya. Tingkat likuiditas sebuah bank harus diperhatikan secara seksama karena hal ini berkaitan dengan baik buruknya kinerja bank itu sendiri. Pihak Bank harus senantiasa memperhatikan setiap kegiatan operasionalnya baik itu dalam penghimpunan dana dari nasabah ataupun dalam hal penyaluran kredit pada nasabah, agar tidak terjadi kredit bermasalah. Oleh karena itu, jumlah kredit yang disalurkan sebuah bank harus sesuai dengan kemampuan bank tersebut. Perolehan dana pihak ketiga berkaitan dengan tingkat likuiditas, sebab besar kecilnya tingkat likuiditas sebuah bank tergantung kepada seberapa besar dana pihak ketiga yang diperolehnya yang dapat disalurkan dalam bentuk kredit. Sehingga terjadi sebuah opini yang menyatakan bila dana pihak ketiga yang diperoleh sebuah bank besar maka kredit yang disalurkan oleh bank akan mengalami kenaikan dan mengakibatkan tingkat likuiditas menjadi rendah karena

5 bank tidak memiliki dana yang cukup dalam kasnya. Sesuai dengan konsep Loan to Deposits Ratio (LDR) yang merupakan indikator dalam pengukuran likuiditas sebuah bank, dimana LDR merupakan hasil perbandingan jumlah kredit yang disalurkan dengan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun bank. PT Bank Yudha Bhakti merupakan salah satu Bank umum swasta yang ada di Indonesia yang dimiliki oleh Yayasan Bhakti Mulia. PT Bank Yudha Bhakti merupakan bank umum swasta non devisa yang dari tahun ke tahun terus tumbuh dan berkembang secara kesinambungan dengan tingkat pertumbuhan yang signifikan. Pendirian PT Bank Yudha Bhakti berawal dari keluarga besar TNI yang memiliki maksud untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan prajurit dengan mengutamakan bisnis di sektor-sektor yang mendukung peningkatan kualitas prajurit TNI. PT Bank Yudha Bhakti efektif berdiri pada tanggal 9 Januari 1990. Dalam kegiatan operasionalnya, PT Bank Yudha Bhakti tidak terlepas dari fungsinya sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan kredit. Kedua kegiatan tersebut merupakan hal yang akan mempengaruhi seberapa besar tingkat likuiditas yang dimiliki PT Bank Yudha Bhakti. PT Bank Yudha Bhakti harus senantiasa menjaga dana pihak ketiga yang diperolehnya agar tidak terlampau banyak disalurkan guna menjaga kestabilan likuiditas bank tersebut. Bila tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti terjaga maka dapat digolongkan sehat sehingga eksistensi PT Bank Yudha Bhakti dalam kegiatan ekonomi masyarakat sebagai financial intermediary dapat terus berjalan.

6 Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba melakukan penelitian untuk mengungkap seberapa besar pengaruh perolehan dana pihak ketiga dan seperti apa arah pengaruhnya terhadap tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Perolehan Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Likuiditas PT Bank Yudha Bhakti. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka permasalahan yang dapat didentifikasikan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Seberapa besar perolehan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun PT Bank Yudha Bhakti selama periode tahun 2001-2006? 2. Seberapa besar tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti selama periode tahun 2001-2006? 3. Seberapa besar pengaruh perolehan dana pihak ketiga terhadap tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji seberapa besar perolehan dana pihak ketiga dapat mempengaruhi tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bahkti selama periode tahun 2001-2006.

7 1.3.2 Tujuan Penelitian Sedangkan yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui seberapa besar perolehan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun PT Bank Yudha Bhakti selama periode tahun 2001-2006. 2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti selama periode tahun 2001-2006. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh perolehan dana pihak ketiga terhadap tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Kegunaan Teoritis 1. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu akuntansi. Dalam hal ini akuntansi keuangan. Dengan mengetahui pengaruh perolehan dana pihak ketiga terhadap tingkat likuiditas, maka bank dapat mengontrol strategi pemberian piutang. 2. Memberikan sumbangan bagi ilmu manajemen yaitu manajemen keuangan, dengan mengetahui seberapa besar tingkat likuiditas yang dimiliki oleh bank, maka bank dapat memprediksi seberapa risiko likuiditasnya. Dengan itu, maka bank akan dapat mengetahui besar keuntungan yang mereka peroleh jika mereka menyalurkan sejumlah dana pihak ketiganya dan mengetahui pengembalian modal atas aset yang mereka miliki.

8 3. Memberikan sumbangan pada ilmu ekonomi perbankan. Dengan perhitungan risiko likuiditas yang akurat, suatu bank dapat memiliki kinerja operasional yang bagus dan kompeten dalam melayani masyarakat, terutama dalam hal penyaluran kredit. Kegunaan Praktis 1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan tentang tingkat likuiditas pada sebuah bank beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Bagi bank yang bersangkutan, dapat memberikan masukan dalam kegiatan operasional sehari-hari 3. Bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian yang sejenis diharapkan skripsi ini dapat membantu sebagai salah satu bahan rujukan penelitian. 1.5 Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan perekonomian masyarakat. Peran penting tersebut adalah sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana (surplus) dan pihak yang memerlukan dana (deficit), serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Sebagai lembaga keuangan, bank tidak dapat berdiri sendiri dengan mengandalkan perolehan dana dari modal milik bank itu sendiri, tetapi juga diperlukan pihak-pihak lain untuk mendukung terkumpulnya dana dalam sebuah bank. Tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak dapat berfungsi

9 sama sekali. Dana yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari uang milik bank itu sendiri tetapi juga berasal dari pihak lain yang dititipkan pada bank dan sewaktu-waktu dapat diambil kembali baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Dana tersebut adalah dana masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan dana pihak ketiga atau simpanan masyarakat. Pengertian dana menurut Dahlan Siamat (1993: 84) adalah : uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Dan pengertian simpanan menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 yaitu : dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Menurut Jopie Jusup (1992:159) yang menjadi sumber dana pembiayaan adalah sebagai berikut : 1. Bank pemberi kredit Dana berasal dari modal sendiri dan dana yang diperoleh bank dari giro, tabungan, deposito, dan produk lain. 2. Pemerintah Dana berasal dari BI dalam bentuk Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Dalam kegiatan menghimpun dananya dari masyarakat, bank harus mampu memprediksi seberapa besar dana yang harus disalurkan dan seberapa besar dana yang harus ditahannya untuk menjaga tingkat likuiditasnya. Pengelolaan likuiditas merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan penyaluran kredit dalam sebuah bank. Sulitnya pengelolaan likuiditas disebabkan dana yang dikelola bank sebagian besar adalah dana masyarakat yang sifatnya

10 jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Oleh karena itu, bank harus memperhatikan kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu. Beberapa penulis memberikan pengertian likuiditas dalam perspektif perbankan. Joseph E. Burns (dalam Dahlan Siamat,2004:153) mengemukakan bahwa likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu Oliver G. Wood, Jr dalam buku yang sama, mengemukakan pengertian likuiditas bank sebagai berikut : likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan. Bank harus memiliki kemampuan untuk mengelola manajemen likuiditasnya. Sejalan dengan itu, maka manajemen likuiditas ini bertujuan untuk menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada dalam posisi yang ditentukan oleh bank sentral, selain itu agar alat-alat likuid yang dimiliki bank dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow-nya juga untuk memperkecil terjadinya idle funds. Menurut terminologi yang berlaku umum di dunia perbankan, dapat disebutkan bahwa jenis-jenis alat likuid yang dimiliki bank adalah : 1. Kas atau uang tunai yang tersimpan dalam brankas bank tersebut 2. Saldo dana yang dimiliki bank tersebut pada bank sentral 3. Tagihan atau deposito pada bank lain, termasuk bank koresponden

11 4. Cek yang diterima, tetapi masih dalam proses penguangan pada Bank Sentral dan bank koresponden Dalam dunia Perbankan, keempat hal ini sering disebut posisi uang (money position) bank. Adapun beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas sebuah bank menurut Lukman Dendawijaya (2003:118-122) : Rasio-rasio yang biasa digunakan dalam memperhitungkan tingkat likuiditas sebuah bank antara lain Cash Ratio, Reserve Requirment, Loan to Deposit Ratio(LDR), Loan to Asset Ratio (LAR) dan Rasio kewajiban bersih Call Money. Dari kelima metode perhitungan likuiditas tersebut, metode yang digunakan oleh bank di Indonesia adalah Loan to Deposits Ratio (LDR). Loan to Deposits Ratio merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang diterimanya. Semakin tinggi LDR yang dimiliki bank (diatas 110%) maka tingkat likuiditasnya semakin kecil, hal ini berarti bank memiliki jumlah kredit yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga yang diterimanya dari masyarakat. Sebaliknya suatu bank memiliki tingkat likuiditas yang tinggi bila memiliki LDR yang rendah (dibawah 110%), yang berarti jumlah kredit yang disalurkan lebih kecil daripada jumlah dana pihak ketiga yang diperolehnya. Hal tersebut menandakan bank lebih berhati-hati dalam menyalurkan dananya untuk menjaga tingkat likuditas.

12 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian BANK Jumlah Dana Pihak Ketiga Jumlah Penyaluran Kredit Variabel X : Jumlah Dana Pihak Ketiga Variabel Y : Tingkat Likuiditas (Loan to Deposits Ratio) Keterangan : : Berpengaruh terhadap 1.5.2 Asumsi Asumsi atau anggapan dasar merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya yang dirumuskan secara jelas sebelum mengumpulkan data. Asumsi dirumuskan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pembahasan masalah.

13 Suharsimi Arikunto (2002:17) mengungkapkan bahwa : asumsi adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai sebagai dasar berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan pengertian asumsi tersebut, maka asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat likuiditas PT Bank Yudha Bhakti selain perolehan dana pihak ketiga dianggap konstan. Faktor-faktor tersebut antara lain : jumlah permodalan, kebijakan moneter pemerintah dan volume transaksi yang dilakukan antar bank. 2. Kebijakan penyaluran kredit PT Bank Yudha Bhakti selama periode tahun yang diteliti tidak mengalami perubahan dan kinerjanya berjalan dengan normal. 1.5.3 Hipotesis Sugiyono (2002:51) mengemukakan bahwa : Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : Perolehan Dana Pihak Ketiga Berpengaruh Terhadap Tingkat Likuiditas.

14 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat untuk penelitian adalah PT Bank Yudha Bhakti Cabang Bandung yang berada di Jalan Lombok No. 32 Bandung. Bank ini dijadikan objek penelitian untuk mengukur seberapa besar pengaruh perolehan dana pihak ketiga terhadap tingkat likuiditas sebuah bank. Penelitian tersebut dilakukan selama satu bulan yaitu tanggal 1 Mei 2007 sampai dengan 31 Mei 2007.