Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada usia di bawah 40 dan 65 tahun. Frozen shoulder sering dijumpai

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST FRAKTUR 1/3 PROKSIMAL HUMERUS SINISTRA DI RS. AL Dr.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRACTURE SUPRACONDILER HUMERI SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA MERAH DAN

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION FRAKTUR RADIUS ULNA 1/3 DISTAL SINISTRA DI RST SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyusun menggunakan VDS, goniometer, dan interview. untukmenentukanhasil data yaitu sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST OPERASI MALUNION FRAKTUR PATELLA SINISTRA DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POST FRAKTUR COLLES SINISTRA DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSO.PROF.DR.R.

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST AMPUTASI ABOVE KNEE ET CAUSA BUERGER DISEASE

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TENDINITIS SUPRASPINATUS DEXTRA DI RSUD SRAGEN

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. maka setiap warga Indonesia berhak memperoleh derajat sehat yang setinggitingginya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dewasa ini meliputi seluruh aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

Disusun Oleh : IMTITSAL AULIA RAHMAH J

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR OS RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR OLECRANON SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RS. PROF.DR.SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. anamnesis. Anamnesis dilakukan dengan cara tanya jawab, dilakukan untuk

: Pensiunan PNS angkatan laut. : Waru surabaya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TRIGGER FINGER SINISTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASCA PEMASANGAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. motorik maupun sensoris. Di Amerika sekitar 8000 kasus spinal cord injury (SCI)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PASCA OPERASI FRAKTUR 1/3 PROKSIMAL ANTEBRACHII DEXTRA DI RSUD. Dr. HARDJONO S. PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER CAPSULITIS ADHESIVE DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

Tindakan keperawatan (Implementasi)

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLES 1/3 DISTAL SINISTRA DI RUMAH SAKIT TENTARA Dr SOEDJONO MAGELANG

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah pribadi pasien.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Permasalahan- permasalahan yang timbul pada pasen bernama Ny. N, usia 62 tahun dengan kondisi Post Fraktur 1/3 proksimal Humerus sinistra adalah adanya nyeri tekan dan gerak pada lengan atas kiri, penurunan LGS bahu kiri pasien yakni untuk gerakan fleksi Shoulder, ekstensi Shoulder, abduksi Shoulder, adduksi Shoulder, eksorotasi Shoulder, endorotasi Shoulder, dan penurunan kekuatan otot lengan kiri. Setelah mendapatkan tindakan Fisioterapi dengan menggunakan modalitas Infra merah dan Terapi Latihan sebanyak 6 kali terapi didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Penurunan rasa nyeri nyeri tekan pada lengan kiri pasien yang dibuktikan dengan grafik pengukuran nyeri menggunakan Skala VDS. Grafik 5.1 Diagram Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS 5 4 3 2 1 nyeri tekan pada bekas incisi 37

38 Dapat dilihat pada grafik 5.1 di atas, bahwa setelah mendapatkan tindakan enam kali terapi, terjadi penurunan rasa nyeri tekan pada lengan kiri pasien. Nyeri tekan pada saat T dengan nilai 4 (nyeri tidak begitu berat) kemudian pada saat T6 nyerinya berkurang dengan nilai 2 (nyeri sangat ringan). 2. Penurunan rasa nyeri gerak pada bahu kiri pasien yang dibuktikan dengan grafik pengukuran nyeri menggunakan Skala VDS. Grafik 5.2 Diagram Hasil Evaluasi Nyeri Gerak Menggunakan Skala VDS 6 5 Hasil Evaluasi Nyeri Gerak Menggunakan Skala VDS 4 3 2 fleksi shoulder abduksi shoulder eksorotasi shoulder 1 Dapat dilihat pada grafik 5.2 di atas, bahwa setelah mendapatkan tindakan enam kali terapi, terjadi penurunan rasa nyeri gerak pada bahu kiri pasien. Nyeri untuk gerakan fleksi Shoulder saat T dengan nilai 5 (nyeri cukup berat) kemudian pada saat T6 nyerinya berkurang dengan nilai 4 (nyeri tidak begitu. Nyeri untuk gerakan abduksi Shoulder saat T dengan nilai 5 (nyeri cukup berat) kemudian pada saat T6 nyerinya berkurang dengan nilai 4 (nyeri tidak begitu berat). Dan nyeri untuk gerakan eksorotasi Shoulder saat T dengan nilai 4 (nyeri

39 tidak begitu berat). kemudian pada saat T6 nyerinya berkurang dengan nilai 3 (nyeri ringan). 3. Peningkatan LGS pada bahu kiri pasien yang dibuktikan dengan grafik pengukuran LGS menggunakan Goniometer. Grafik 5.3 Diagram Hasil Evaluasi LGS Shoulder Sinistra Menggunakan Goniometer 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Hasil Evaluasi LGS Menggunakan Goniometer Fleksi Shoulder ekstensi shoulder abduksi shoulder adduksi shoulder eksorotasi shoulder endorotasi shoulder Dapat dilihat pada grafik 5.3 di atas yang menggambarkan adanya peningkatan LGS bahu kiri pasien. Untuk gerak fleksi Shoulder pada saat T= 85 kemudian meningkat hingga pada T6 menjadi 9. Untuk gerak ekstensi Shoulder pada saat T= 45 kemudian hingga pada T6 menjadi 45. Untuk gerak Abduksi Shoulder pada saat T= 4 kemudian mengalami peningkatan hingga pada T6= 45. Untuk gerak Adduksi Shoulder pada saat T= 45 kemudian hingga pada T6= 45. Untuk gerak Eksorotasi Shoulder pada saat T= 25 kemudian

4 meningkat hingga pada T6 menjadi 3. Selanjutnya untuk gerak endorotasi Shoulder pada saat T= 9 kemudian hingga pada T6 menjadi 9. 4. Peningkatan kekuatan otot-otot lengan kiri pasien yang dibuktikan dengan grafik pengukuran LGS menggunakan Skala MMT. Grafik.5.4 Diagram Hasil Evaluasi Kekuatan Otot Shoulder Sinistra 4.5 4 Hasil Evaluasi Kekuatan Otot Menggunakan MMT 3.5 3 2.5 2 1.5 Fleksi shoulder ekstensi shoulder abduksi shoulder adduksi shoulder eksorotasi shoulder endorotasi shoulder 1.5 Dapat dilihat pada grafik 5.4 di atas, dapat simpulkan bahwa setelah enam kali terapi terjadi peningkatan group otot Shoulder sinistra. Untuk gerak fleksi Shoulder nilai kekuatan otot pada saat T= 2 kemudian mengalami peningkatan hingga T6 nilainya menjadi 3. Untuk gerak ekstensi Shoulder nilai kekuatan otot pada saat T= 3 kemudian pada saat T6 nilai kekuatan ototnya bertambah

41 menjadi 4. Untuk gerak abduksi Shoulder pada saat T= 2 yang mengalami peningkatan pada saat T6 nilainya berubah menjadi 3. Untuk gerak adduksi Shoulder pada saat T= 3 kemudian mengalami peningkatan hingga T6 nilainya berubah menjadi 4. Untuk gerak eksorotasi Shoulder pada saat T= 2 yang mengalami peningkatan pada saat T6 nilainya berubah menjadi 3. Dan untuk gerak endorotasi Shoulder pada saat T= 3 kemudian mengalami peningkatan hingga T6 nilainya berubah menjadi 4. B. Pembahasan 1. Pengurangan Derajat Nyeri Dengan modalitas Infra Merah Infra merah adalah suatu terapi yang menggunakan pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.7 4 juta Å. Tujuan pemberian penyinaran infra merah pada kasus ini adalah untuk mengurangi rasa nyeri. Efek thermal dari Infra merah mampu mempengaruhi syaraf sensoris. Pemanasan tersebut akan bersifat sedatif bagi ujung-ujung syaraf sensoris, tubuh akan rileks, dan sirkulasi darah lancar, sehingga mengurangi rasa nyerinya (Usman, 212). Rasa nyeri dapat timbul karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang disebut zat P yang menumpuk dijaringan. Penyinaran menggunakan sinar infra merah yang mempunyai efek panas yang dapat memperlancar peredaran darah sehingga pemberian nutrisi dan kebutuhan jaringan akan O2 terpenuhi dengan baik dan pembuangan

42 zat P akan lancar sehingga rasa nyeri berkurang atau hilang (Usman, 212). 2. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dengan Terapi Latihan Untuk meningkatkan lingkup gerak sendi terapis memberikan terapi latihan secara aktif berupa free active. Dengan adanya gerakan yang teratur dan terkoordinir mampu mengembalikan aktivitas fungsional bahu kiri pasien. Tujuan latihan adalah mencegah proses perlengketan jaringan untuk memelihara kebebasan gerak sendi, meningkatkan lingkup gerak sendi, memelihara ekstensibilitas otot dan mencegah pemendekan otot, memperlancar sirkulasi darah, dan rileksasi (Garisson, 24). Handling terapi pada tulang yang patah yakni 1/3 proksimal lengan atas dan ujung distal lengan atas. Terapi yang pertama ini diawali dengan latihan fleksi- ekstensi, abduksi- adduksi, eksorotasiendorotasi secara aktif oleh pasien itu sendiri pada shoulder sinistra dilakukan secara gantle dengan dosis 5-1X pengulangan. Hasil setelah diberikan Terapi Latihan terjadi peningkatan LGS lengan kiri pasien. 3. Peningkatan Kekuatan Otot Shoulder Sinistra dengan Terapi Latihan Untuk meningkatkan kekuatan otot terapis memberikan terapi latihan secara active resisted. Dengan adanya gerakan yang teratur oleh kekuatan otot penderita itu sendiri serta tahanan dari Terapis dapat meningkatkan kekuatan otot. Tujuan latihan adalah untuk meningkatkan kekuatan otot, memelihara lingkup gerak sendi, memelihara koordinasi dan ketrampilan motorik untuk aktivitas fungsional pada sendi bahu (Garisson, 24).

43 Handling terapi pada 1/3 proksimal lengan atas dan ujung distal lengan atas. Terapi yang diberikan diawali dengan latihan fleksi- ekstensi, abduksi- adduksi, eksorotasi- endorotasi secara aktif oleh pasien itu sendiri pada shoulder sinistra dengan dosis 5-1X pengulangan. Jika sudah ada peningkatan bisa dilanjutkan dengan memberikan sedikit tahanan. Setiap pelaksanaan terapi intensitas dan frekuensi latihannya bisa tingkatkan dan terapis selalu memantau perkembangan pasien, untuk program evaluasi terapi berikutnya. Hasilnya setelah diberikan Terapi Latihan terjadi peningkatan kekuatan otot lengan kiri pasien.