BAB I PENDAHULUAN Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang

dokumen-dokumen yang mirip
Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

DAFTAR JUDUL NASKAH KUNO YANG ADA PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2014

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

oleh Bayu Dwi Nurwicaksono, M.Pd. Bahasa Indonesia untuk Broadcast Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta 2015

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Materi 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

Kumpulan Artikel Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

NASKAH RIWAYAT HIDUP ABDUL MANAF. Pengantar dan Suntingan Teks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Alfian Rokhmansyah, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

MAKALAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONEISA Diajukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kritik atas..., Silvy Riana Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

ANALISIS NILAI-NILAI BUDI PEKERTI DALAM PERHIMPUNAN PANTUN MELAYU KARYA HAJI IBRAHIM DATUK KAYA MUDA RIAU

SYATTARIYAH DI PADANG

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

NASKAH KH ANWAR RANJI WETAN MAJALENGKA. (Kajian Filologis) Proposal Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tulis terdiri dari dua bentuk, yaitu karya sastra tulis yang berbentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang kita pakai sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia

METODE EDISI: STEMMA

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Keadaan tersebut mengakibatkan adanya kontak bahasa sehingga. pengaruh bahasa lain masuk ke dalam bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Naskah kuno merupakan warisan budaya masa lampau yang penting dan patut

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

LAHIRNYA BAHASA INDONESIA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang Abstract

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

PERTEMUAN : I SEJARAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai cipta sastra karena teks yang terdapat dalam teks mengungkapkan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB IV STUDI PEMIKIRAN SYEKH H. KHATIB IMAM MAULANA. kemudian serta iman akan qadar baik dan buruk.

Lihat Musa, M. Yusuf. 1988: 131, Ya qub, Hamzah. 1988:11, Marzuki, M.Ag. Dr. 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sri Susilalwati 1, Hasanudddin WS 2, Nurizzati 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI SERAT CARETA SAMA UN: SUNTINGAN TEKS DISERTAI ANALISIS RESEPSI. Oleh MUHAMMAD HASAN NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan sastra di Indonesia diawali dari era sastra Melayu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANAN DAN FUNGSI Bahasa Indonesia. Karina Jayanti

KAJIAN KODIKOLOGI TERHADAP NASKAH KOLEKSI SURAU SYATTARIYAH DI PARIANGAN SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Akan tetapi, hingga saat ini masih sedikit peneliti yang memberikan 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata religi bukan merupakan hal baru dalam dunia pariwisata. Pada

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA. Yanti Trianita S.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Arsip dan Naskah Banten yang tersimpan di Luar Negeri. Titik Pudjisatuti 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Etimologi Istilah Filologi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB II DESKRIPSI NASKAH

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Daftar Pustaka (1992). Sastra Perang: Sebuah Pembicaraan mengenai Hikayat Perang Sabil. Jakarta: Balai Pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB II SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia itu sendiri. Dalam (9 Januari 2006), definisi

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Di dalam melakukan penelitian sebuah teori selalu disertai dengan metode.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya aksara Latin pada awal abad ke-20 secara perlahan-lahan menggeser penggunaan aksara Arab-Melayu di Nusantara. Campur tangan bangsa Eropa (Belanda) dalam mentransliterasikan bahasa Melayu ke aksara Latin ditandai dengan adanya ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen pada tahun 1901. Sebuah manuskrip dalam aksara Latin yang berjudul Tjajar Sapi berisi tentang pengetahuan mengenai vaksinasi dengan bahasa Melayu Riau bercampur bahasa Minangkabau merupakan tulisan pertama yang menggunakan aksara Latin, yang sekarang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden (Suryadi, 2006). Selanjutnya, perkembangan penggunaan aksara Latin disusul dengan didirikannya Commissie voor de Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) kemudian menjadi Balai Pustaka pada tahun 1917, penerbit pertama yang menerbitkan karya sastra berbahasa Melayu dengan aksara Latin. Karya yang menjadi penanda digunakannya bahasa Melayu adalah dengan diterbitkannya novel Abdul Moeis yang berjudul Salah Asuhan (1920) dan novel Siti Noerbaya Kasih Tak Sampai (1923) karya Marah Roesli oleh Balai Pustaka, yang dibuat oleh sastrawan yang berasal dari Minangkabau. Balai Pustaka pada saat itu dinaungi oleh pengarang-pengarang berpengaruh dari Minangkabau (sekarang sebagian besar masuk ke wilayah Provinsi Sumatera Barat). Mereka memiliki peran penting dalam perkembangan dan penyebaran bahasa pada saat itu (Junus, 2010:19). 1

Pengakuan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, membuat aksara Arab-Melayu yang diperkirakan masuk ke Indonesia pada akhir abad ke-13 semakin mundur kejayaannya. Sementara itu penggunaan aksara Latin dan bahasa Indonesia semakin stabil dengan merdekanya Indonesia sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan itu disusul sehari kemudian dengan kelahiran Undang-undang Dasar Republik Indonesia (UUD) dengan mencantumkan bahasa negara adalah bahasa Indonesia (bertulisan Latin) pada pasal 36, serta peresmian penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada tahun 1976. Namun demikian, semakin berkembangnya penggunaan bahasa Indonesia dan aksara Latin ternyata tidak memutus sejarah panjang aksara Arab-Melayu di Indonesia. Pada akhir abad ke-20, tradisi penulisan dan penyalinan naskah dengan menggunakan tradisi tulisan tangan (manuscrip) masih berlangsung di Indonesia (Fathurahman, 2008:17). Sumatera Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang diketahui masih memiliki tradisi penulisan dan penyalinan naskah. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya manuskrip yang ditulis pada akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21. Sejalan dengan itu, aksara Arab-Melayu atau aksara Jawi tetap hidup dengan masih digunakannya tradisi penulisan dan penyalinan naskah. Pengarang-pengarang yang masih menggunakan tradisi tersebut di antaranya adalah H. Katik Deram (wafat pada tahun 2000), Buya Salih, dan Imam Maulana Abdul Manaf (1922-2006). Namun, di antara pengarang-pengarang tersebut, Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-khatib atau yang dikenal dengan Syekh Batang Kabung adalah pengarang yang 2

aktif menulis manuskrip menggunakan tradisi tulisan tangan hingga awal abad ke-21. Selain menggunakan tradisi tulisan tangan, Syekh Batang Kabung, selanjutnya akan disingkat SBK, menulis karya-karyanya dengan menggunakan aksara Arab-Melayu. SBK adalah seorang guru Tarekat Syattariyah di surau Nurul Huda, Batang Kabung, Koto Tangah, Tabing, Padang, Sumatera Barat. Di surau tersebutlah manuskrip baik yang ditulis SBK sendiri atau yang disalinnya dari manuskrip lain masih tetap mempunyai peran penting dalam proses belajar-mengajar mengenai sejarah Islam, syariat, dan ilmu tasauf (Yusuf (editor), 2006:12). Manuskrip termuda yang ditulis SBK adalah manuskrip yang rampung pada tahun 2002 dengan judul Kitab Riwayat Hidup Haji Imam Maulana Abdul Manaf Amin al-khatib dan pada tahun 2006 dengan judul Keterangan Sejarah Kampung Batang Kabung dan Sejarah Tampat Batu Singka. Fenenomena di atas setidaknya menggambarkan terjadinya dua fakta kebahasaan yaitu tradisi yang menggeser (aksara Latin), dan yang tergeser (penggunaan aksara Arab-Melayu). Dalam hal ini, SBK tidak menolak pada kenyataan bahwa masuknya penggunaan aksara Latin ke Nusantara memberikan pengaruh perkembangan kebahasaan yang lebih universal. Penerimaanya itu ditunjukkan dengan keikutsertaan SBK untuk mempelajari, menguasai, dan memahami penggunaan aksara Latin yang semakin ramai. Hal lain yang menarik adalah bahwa, sementara pengarang-pengarang asal Minangkabau telah beralih menggunakan aksara Latin, SBK tetap pada aksara lamanya. Meskipun SBK dapat menulis dengan menggunakan aksara Latin dengan baik, tetapi sampai pada tahun 2006 beliau masih tetap menggunakan aksara Arab- 3

Melayu dalam berkarya (Yusuf (editor), 2006:17). Hal inilah yang menjadi alasan utama dalam penelitian ini, yakni pemikiran atau gagasan SBK yang tetap mempertahankan aksara Arab-Melayu selama proses kepengarangannya. Dua puluh satu karya yang ditulis SBK dengan aksara Arab-Melayu, secara umum dapat dikatakan memiliki tema yang berbeda. Misalnya, tiga karya SBK yang diberi judul Fadilatus Suhur. Ketiga karya ini tidak membicarakan hal yang sama, tetapi setiap karyanya membicarakan hal atau topik yang berbeda, di antaranya berbicara mengenai teks kelahiran Nabi Muhammad (Fadilatus Suhur jilid ke-2, tanpa tahun), teks tentang bulan Ramadhan serta kelebihan beribadah di dalamnya (Fadilatus Suhur jilid ke-4, rampung pada tahun 1992), dan teks tentang bulan Muharam serta kelebihan hari Asyura (Fadilatus Suhur jilid ke-1, rampung pada tahun 1987). Tidak hanya perbedaan pada ketiga karya di atas, namun hal ini juga berlaku pada karya SBK lainnya, yang tiap-tiap karya membicarakan hal berbeda. Akan tetapi pada sisi yang lain, keseluruhan karya tersebut dapat dihubungkan dengan satu kategori yang sama, yaitu kategori karya yang memiliki nuansa religius Islam atau berada dalam satu jenis karya keagamaan. Selain benang merah yang dapat menghubungkan karya-karya SBK, terdapat sifat-sifat lain yang lebih khusus (terutama dalam aspek kebahasaannya), yang juga dapat menciptakan hubungan di antara karya-karya SBK. Sifat-sifat lain ini berupa aspek lingual yang digunakan SBK di dalam karya-karyanya. Adanya penggunaan bentuk-bentuk lingual yang dominan di dalam karya-karyanya menjadi gambaran adanya pilihan gaya yang teratur yang digunakan SBK. Salah satu sifat tersebut 4

adalah penggunaan kosakata dari bahasa Minangkabau. Tidak hanya pada pilihan penggunaannya saja, bahasa Minangkabau turut serta memberikan pengaruh terhadap kebahasaan karya. Fenomena kebahaasaan ini turut menjadi alasan bagi peneliti untuk melakukan studi terhadap karya-karya SBK. Kedua hal tersebutlah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk menjadikan penelitian ini ke arah yang lebih ilmiah. Dengan media stilistika untuk meneliti gaya bahasa yang digunakan SBK, akan dapat diketahui ideologi yang ia miliki dalam penggunaan aksara Arab-Melayu. Di samping itu, penelitian ini juga berdasarkan belum adanya pengkajian yang berkaitan dengan ideologi SBK dalam karyakaryanya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa rumusan sebagai berikut. a. Aspek lingual apa saja yang dapat menjadi aspek pembentuk gaya dan pembawa ideologi SBK di dalam karya-karyanya? b. Apa ideologi yang dimiliki SBK dalam menggunakan akasara Arab-Melayu pada karya-karyanya? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karya-karya SBK dengan menggunakan pendekatan stilistika yang meliputi hal-hal sebagai berikut. 5

a. Menjelaskan aspek lingual yang dapat menjadi aspek pembentuk gaya dan pembawa ideologi SBK di dalam karya-karyanya. b. Menjelaskan ideologi penggunaan aksara Arab-Melayu yang terdapat dalam karya-karya SBK. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk bahan dasar bagi peneliti selanjutnya. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan kajian dalam bidang linguistik. Secara lebih khusus, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah kajian stilistika terhadap karya-karya pengarang asal Minangkabau. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk peneliti dalam menerapkan ilmu linguistik interdisipliner. 1.5 Metode dan Teknik Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dan teknik yang dikemukakan oleh Sudaryanto (1993:26). Selain itu, sebagai metode pendamping dalam penelitian ini digunakan metode Filologi yang dikemukakan oleh Baroroh (1985:65). Dalam proses penelitian ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis data. Berikut ini adalah ketiga tahapan yang digunakan dalam penelitian ini beserta metode dan tekniknya. 6