BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

Pendidikan Agama Islam

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENDIDIKAN AKHLAK PRESPEKTIF PARA AHLI DAN KH. HASYIM ASY ARI DALAM KITAB ADABUL ALIM WAL MUTA ALLIM

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

DESKRIPSI LEARNING OUTCOME MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PROGRAM MATA KULIAH DASAR UMUM ( MKDU ) INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB V PENUTUP. tesis ini yang berjudul: Konsep Berpikir Multidimensional Musa Asy arie. dan Implikasinya Dalam Pendidikan Islam, sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. sebagai abdun dan khalifah Allah fi al-ardh yang berimplikasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup manusia. kearah kearifan ( wisdom), pengetahuan ( knowledge), dan etika ( conduct).

Karakteristik Pendidikan Islam; Sebuah Pengantar Terhadap Pendidikan Islam

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil dari proses pendidikan berupa manusia yang berkualitas. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB VI ANALISIS PEMIKIRAN TAQIYUDDIN AN-NABHANI TENTANG SISTEM MANAJEMEN HARTA DALAM BAITUL

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pendidikan Agama Islam

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

PENDIDIKAN PANCASILA (2 SKS)

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

PERAN DOKTER SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN DI MASYARAKAT

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

Bab II Pendidikan Islam

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Pendidikan Islam di Nusantara pada masa KH. Ahmad Dahlan sangat

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

Disediakan Oleh: Bahagian Pendidikan Islam Jabatan Agama Islam Selangor

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

TOPIK PERBINCANGAN. 2.2 Pandangan Semesta Tamadun Islam. 2.3 Konsep Tamadun Islam. 2.4 Sumber Tamadun Islam. 2.1 Pengenalan

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan penelitian yang berjudul PENDIDIKAN. ISLAM INTEGRATIF (Konsep Keilmuan Universitas Islam Negeri Sunan

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I. mengandung nilai-nilai rahmatan lil alamin, artinya ajarannya bersifat universal,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

LANDASAN SEJARAH. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya adalah pembentukan kepribadian dan sasaran serta tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang didasarkan kepada prinsip tauhid dalam rangka mengemban diri hanya kepada Allah SWT, simpulnya terletak pada Syahadah, dan Syahadah dari sisi pendidikan tidak lain adalah sebuah pernyataan pembebasan dari segala macam belenggu yang diciptakan oleh manusia sendiri. Pendidikan dalam Islam adalah usaha berproses yang dilakukan manusia secara sadar dalam membimbing manusia menuju kesempurnaan berdasarkan Islam. Mengenal tuhan, mempercayai dan menyerahkan diri kepada Tuhan, tidak harus menjadi dasar bagi setiap pendidikan yang hendak diberikan kepada generasi berikutnya. Meninggalkan dasar ini berarti melakukan sesuatu kelalaian yang amat besar, yang tidak kurang besar bahayanya dari pada berkhianat terhadap anak-anak yang dididik, walaupun sudah sempurna perhiasannya serta sudah lengkap ilmu pengetahuan untuk membekali hidupnya, semua itu tidak ada artinya apabila ketinggalan memberikan dasar ke-tuhan-an. Mohammad Natsir mengibaratkan tauhid sebagai sebilah pisau yang bermata dua. Pada satu sisi, ia menegaskan ke-esa-an Allah satu-satunya dzat yang diper-tuhan (Allah) oleh manusia, dan menjadi titik tolak dari seorang muslim dalam memandang hidupnya sebagai sesutau yang berawal dari Tuhan dan kembali lagi kepada tuhan, serta pemahaman bahwa manusia itu adalah hamba-hamba-nya yang menjalani kehidupan yang sementara di dunia ini, maka tauhid membawa implikasi-implikasi besar dalam

160 kehidupan manusia. Dengan mengarahkan hidup hanya kepada Tuhan yang transenden, maka manusia secara individu telah menjalani proses pembebasan dari belenggu hawa nafsu, menumbuhkan asas-asas etika kehidupan yang kukuh dan memerdekakan manusia dari perhambaan kepada sesama mahluk. Menurut Mohammad Natsir, sisi pertama dari tauhid adalah memperkokoh kesadaran batin manusia, menumbuhkan spiritualitas yang mendalam dan juga menjadi basis etika pribadi. Sedangkan sisi kedua dari tauhid adalah berisikan penekanan kepada kesatuan universal umat manusia sebagai umat yang satu, berdasarkan persamaan, keadilan, kasih sayang, toleransi dan kesabaran. Jadi dalam konteks kemanusiaan Tauhid menegaskan prinsip humanisme universal yang tanpa batas, serta sumber atau rujukan didalam penyajian materi pendidikan kepada anggota keluarga yaitu ayat-ayat Al-Qur an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. 2. Secara Khusus Konsep pendidikan Islam menurut Mohammad Natsir Secara khusus yaitu setiap pendidikan harus berlandasan pada ajaran Islam dan didalam pendidikan tersebut tidak ada integrasi sekolah umum dengan madrasah. MohammadNatsir mengemukakan dalam tulisannya bahwa tidak ada dikotonomi antara pendidikan agama dengan pendidikan umum. Ia mengatakan bahwa dikotonomi pendidikan adalah warisan sejarah masa kemunduran Islam, dan tidak pernah ada dalam Islam. Baginya Islam itu ialah sumber segala perjuangan atau revolusi itu sendiri, sumber dari penentangan setiap macam penjajahan: eksploitasi manusia atas manusia; pemberantasan kebodohan, kejahilan, pendewaan dan juga sumber pemberantasan kemelaratan dan kemiskinan. Islam tidak memisahkan antara keagamaan dan kenegaraan. Nasionalisme hanyalah suatu langkah, suatu alat yang sudah semestinya didalam menuju kesatuan, persaudaraan manusia dibawah lindungan dan keridhaan Ilahi. Maka dari itu, Islam itu adalah primair. Bagi Mohammad Natsir, fungsi tujuan pendidikan adalah memperhambakan

161 diri kepada Allah SWT semata yang bisa mendatangkan kebahagiaan bagi penyembahnya. Hal ini juga yang disimpulkan oleh Prof. DR. H. Abuddin Nata, M.A, tentang tujuan pendidikan Islam menurut M. Natsir, bahwa pendidikan Islam ingin menjadikan manusia yang memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan konsep Islam terhadap manusia itu sendiri. Bahwa mereka diciptakan oleh Allah untuk menghambakan diri hanya kepada Allah semata. Oleh karenanya segala usaha dan upaya manusia harus mengarah ke sana, di antaranya adalah pendidikan. Proses pendidikan Islam menurut Mohammad Natssir haruslah berisi pelajaran yang bisa menghantarkan kepada tujuan pendidikan dalam Islam. yaitu menjadi khalifah di muka bumi ini sebagai bentuk ibadah kepada Allah dalam arti yang luas. Materi ini tidak terbatas pada pelajaran keagamaan tapi juga mencakup pelajaran ilmu pengetahuan umum dan teknologi (scient). Beliau berpendapat bahwa pendidikan bukanlah bersifat parsial, pendidikan adalah universal, ada keseimbangan (balance) antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat jasmani dan rohani, tidak ada dikotomis antar cabang-cabang ilmu. Beliau sangat tegas menolak teori dikotomi ilmu yang memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum. Makanya beliau menampik pemisahan pendidikan agama dan pendidikan umum. Dikotomi ilmu agama dan ilmu umum adalah teori yang lahir dari rahim sekularisme. Hal ini tentunya sesuai dengan pandangan al-qur an tentang manusia. Bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki unsur jasmani dan rohani, fisik dan jiwa yang memungkinkan ia diberi pendidikan. Selanjutnya manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah muka bumi sebagai pengamalan ibadah kepada Allah dalam arti seluasluasnya. Ia tidak akan bisa melaksakan tugas ini sebaik-baiknya kecuali dengan penguasaan yang baik terhadap kedua ilmu ini. Selain itu bahwa tujuan manusia adalah untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, tidak akan diperoleh dengan sempurna kecuali dengan keduanya. Pendidikan Islam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Mohammad Natsir menegaskan bahwa seseorang

162 yang telah tertanam nilai kebenaran tauhid akan berani hidup ditengah-tengah dunia, tapi ia pun berani mati untuk memberikan bakti darmanya bagi kehakiman Ilahi di hari akhir. Karena hidup dan matinya telah diperuntukkan bagi Allah Rabbul alamin semata. Sebab konsep pendidikan Islam yang mengandung tata nilai Islam merupakan pondasi struktural pendidikan Islam. Sebagaimana yang diterangkan dalam Al- Qur an, Hadits dan dalam kehidupan Rasulullah SAW, setidaknya ada lima sikap dasar dalam dimensi iman, yaitu: pertama, meyakini; kedua, mengikrarkan dengan lisan; ketiga, yang ber-fitrah Islami; keempat, apa yang dipikirkan secara Islami; kelima, iman juga berdimensi dakwah (amar ma ruf nahi munkar). Apa yang dipikirkan secara Islami harus diamalkan secara benar-benar dengan berakhlak Islami. Karena belum beriman seseorang jika belum teruji dalam kenyataan (empirik) dan berhasil dalam menghadapi ujian, cobaan dan tantangan dengan tidak tergeser keyakinannya, fikrahnya, sikapnya dan amalnya, Karena keimanan merupakan pengondisian dalam pengalaman empirik di tengah-tengah kehidupan sosial. Bahkan dapat dikatakan bahwa nilai iman dan amal shaleh adalah ikatan yang tidak bisa di pisahkan satu sama lainnya. Karena keduanya menjadi barometer jatuh bangunnya kemanusiaan dan peradaban. Amar ma ruf nahi munkar adalah berjuang untuk merealisasikan ajaran Islam menjadi tata kehidupan yang adil dalam Ridha-Nya. Dari kelima dimensi iman di atas, maka jelaslah bahwa tauhid menyatukan aktivitas manusia sehari-hari dalam ketundukannya kepada Allah SWT. Sedangkan pengalaman empirik-rasional-intuitif, terikat pada ke-esa-an Allah SWT, atau dengan kata lain bersatunya iman, ilmu dan amal shaleh sebagai sistem kehidupan dalam diri seorang muslim yang tidak terpisahkan. Munculnya dikotomi antara pendidikan agama dan pendidikan umum, tidak saja menggoyahkan integritas konsepsi pendidikan Islam, tetapi juga memperlihatkan wajah pendidikan yang terkotak-kotak. Mohammad Natsir menyadari bahwa kebahagiaan dunia dan akhirat tidak didapat melalui penguasaan ilmu agama semata, tetapi juga ilmu pengetahuan umum (sains) dan teknologi yang merupakan perangkat untuk mengemban perintah Allah.

163 Oleh karenanya, dalam sekolahan yang didirikannya PENDIDIKAN ISLAM memadukan pendidikan Islam dengan pendidikan umum. Beliau ingin membuktikan kepada Belanda dan masyrakat bahwa pendidikan dan perguruan Islam mampu bersaing dengan pendidikan konvensional lainnya mencetak output yang berkualitas. B. IMPLIKASI dan REKOMENDASI Pendidikan adalah proses yang membantu manusia dalam memperoleh ketenangan dan kesempurnaan dalam hidup, karena pendidikan merupakan proses yang komprehensif, yang melatih emosional, intelektual dan sensual secara simultan. Dengan harapan umat Islam dapat belajar dari sejarah dan melaksanakan proses yang mempunyai dasar secara luas yang diberikan kepada manusia dalam Al-Qur an dan As-Sunnah. Pendidikan islam merupakan paradigm ilmu menuntut pengembangan yang terus menerus, baik secara teori maupun prakteknya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Oleh karena itu sudah menjadi tugas bersama bagi seluruh umat Islam, khususnya para ulama-ulama, para cendikiawan muslim untuk berupaya merumuskan dan mewujudkan pendidikan yang integral antara pendidikan agama dengan pendidikan umum, yang memiliki karakter, metodologis, terampil, memiliki nilai agamis, ilmiyah, edukasi dan bertanggungjawab. Maka dari itu saran penyusun; 1. Bagi pendidik yang memiliki hak mengembangkan kurikulum berbasis Islam ada baiknya jika setiap pendidikan mengintegrasikan pada agama dengan pendidikan umum, terutama bagi pendidikan yang bernuansa Islami. 2. Bagi orang yang mencari ilmu dan selalu ingin belajar, hendaknya tidak memilah dan memilih ilmu, karena sebenarnya tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum. 3. Bagi masyarakat, pedagogik dan tarbiyah saling berkaitan dalam kehidupan sehari, karena pada dasarnya pedagogik dan tarbiyah adalah sama yaitu

164 mangajarkan cara mendidik anak agar anak tersebut menjadi lebih dewasa dan siap untuk hidup bersosial dan menjadi manusia yang bertakwa kepada tuhannya. 4. Bagi generasi Islam hendaknya paham bahwa ilmu agama dan ilmu umum adalah sebuah sistem yang saling membutuhkan, tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, karena semua ilmu berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah SWT. 5. Hasil penelitian bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan keilmuwan dilingkungan pendidik dan tenaga pendidikan agar senantiasa menjadikan manusia yang lebih bertakwa dan beriman kepada sang pencipta. Integrasi pendidikan antara pendidikan agama dan pendidikan umum adalah sebuah keharusan, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Supaya tidak tertinggal dari kehidupan global dan perkembangan zaman yang semakin modern, dengan senantiasa menjadikan Al-Qur an dan As-Sunnah sebagai rujukan utama.