BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
MENGANALISIS ASPEK-ASPEK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA. Sumarni. Jurusan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

MEMAHAMI HAKEKAT DAN ASPEK-ASPEK DALAM READING (MEMBACA)

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah pisah.aktivitas yang

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB II KAJIAN TEORI. Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. menyadarkan manusia akan potensi-potensi yang dimilikinya untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan kemampuan membaca dan perkembangan dimensi afektif anak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Riyadlul Ulum Tahun Pelajaran 2014/2015 ini tidak bisa terlepas dari penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif,

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Membaca Teks Percakapan Siswa Kelas V SDN Gindopo

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eka Fanovita Mulyani, 2015

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya) November 2013

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMAHAMAN WACANA FIKSI DAN NONFIKSI PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 SAMBUNGMACAN TAHUN AJARAN 2007/2008

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

MODUL 02 MEMAHAMI KEAGUNGAN AL-QUR AN DAN HIDUP BAHAGIA DENGAN AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS XI IPA SMA GUNUNG SARI MAKASSAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-nas. Sebagai pedoman bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

Modul ke: BAHASA INDONESIA MEMBACA UNTUK MENULIS. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu implikasi dari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928,

IMAS MASKIAH Program Studi Pendidikan Bahasa Dan sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

KALAM INSYA THALABI DALAM AL-QUR AN SURAT YUNUS (STUDI ANALISIS BALAGHAH) ARTIKEL. Oleh: DAHLIANI RETNO INDAH PURWANTI NIM: I1A213002

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan kian merambah kesegala bidang. Media elektronik sebagai

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan penegasan judul. pernah membaca, maka ia akan tertinggal oleh pengetahuan dan informasi

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca Membaca adalah salah satu dari empat ketrampilan. Seperti yang telah diutarakan pada sub bab A. Berikut ini akan dijelaskan apa sebenarnya pengertian istilah membaca, tujuan yang terkandung dalam kegiatan membaca, serta jenis-jenisnya. 1. Pengertian Membaca Membaca adalah usaha memahami bacaan sebaik-baiknya. Jika teks yang dilafalkan maka pembelajarannya jelas dan fasih. Sehingga komunikatif dengan pendengar, dan juga ditandai oleh suatu pemahaman teks 1. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dihati. Membaca adalah merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerjasama beberapa ketrampilan. Yakni mengamati dan memahami 2. Menurut Ronald Barker dan Robert Penangkapan dan pemahaman ide. 1 Amir, 199 hal. 2 2 Yasin Burhan. 1971 hal. 90 8

9 Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan 3. Menurut S. Ahmad S Harja Sujana Menyatakan membaca adalah merupakan kegiatan yang merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. Semua pengertian diatas benar, hanya masalahnya dari sudut manakah kita memandang dan dalam konteks apa? Membaca yang hanya terbatas pada pembunyian lambang tertulis dan pelafalan kata tanpa harus memahami tulisan dinamakan membaca permulaan. Membaca yang sudah berusaha untuk memahami bacaan dinamakan membaca lanjut 4. Jadi muara akhir kegiatan membaca adalah memahami. Membaca juga mementingkan ketepatan dan kecepatan. 2. Tujuan Membaca a. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memperoleh kesan umum dari suatu buku, memahami makna bacaan. Makna arti ( meaning ) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca, menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan berikut ini, kita kemukakan beberapa yang penting : 1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan yang telah diakukan oleh tokoh-tokoh. 3 HG. Tarigan, membaca suatu keterampilan berbahasa, 1985 hal. 7 4 Tim Penyusun kamus pusat Indonesia 2002 hal. 8

10 2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik. 3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian bacaan. 4. Membaca untuk mengethaui serta menemukan kualitas kwantitas yang dimiliki oleh para pembaca. 5. Membaca untuk menemukan serta, mengetahui apa-apa yang tidak biasa menjadi bisa. 6. Membaca untuk menentukan ukuran-ukuran tertentu. 7. Membaca bisa memperoleh kesan umum dari buku atau tulisan singkat, menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan. b. Menurut Nurhadi Tujuan membaca dianggap juga sebagai modal dalam membaca 5. Bahkan menurut hasil penelitian, hubungan antara tujuan membaca dengan kemampuan membaca sangat signifikan. Inilah yang mendorong para ahli menyepakati bahwa tujuan membaca merupakan modal utama membaca berikut ini penjelasannya. Sebelumnya bahwa tujuan pebaca dalam menelusuri baris-baris bacaan (membaca) dapat mempengaruhi hasil membacanya. Contoh anda melihat seseorang berjalan tanpa tujuan, berbeda dengan orang 5 Prof. DR. HG Tarigan, membaca sebagai suatu ketrampilan berbahasa (angkasa Bandung 2008) hal.9-10

11 yang berjalan dengan tujuan yang jelas. Cara orang berjalan menuju ke pasar ( dengan tujuan yang jelas ), akan berbeda caranya dengan orang yang sedang berjalan-jalan menikmat pemandangan. Samasama punya tujuan di sini, hanya caranya berbeda. Berangkat dari pernyataan inilah para ahli membaca mencoba meneliti aspek tujuan membaca dalam kaitannya dengan proses dan kemampuan membaca. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat oleh para ahli dari beberapa penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa : 1. Gerakan bola mata waktu membaca berubah kecepatannya sejalan dengan perubahan tujuan membacanya. 2. Kemampuan seseorang dalam memahami bahan bacaan secara nyata dipengaruhi oleh tujuan membacanya ( tujuan yang jelas akan meningkatkan pemahaman bacaan, sedangkan tujuan yang kurang jelas akan menghambat pemahaman ). 3. Tujuan membaca yang terumuskan secara jelas akan mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. 4. Seseorang yang mempunyai daya baca tinggi ( baik ), mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang akan dicapainya 6. 6 Drs. Nurhadi, membaca cepat dan efektif (sinar baru Algesindo 2010)hal. 134

12 Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat oleh para ahli diatas telah menunjukkan secara jelas bahwa ada pengaruh tujuan membaca yang dominan dalam proses membaca, terutama terhadap hasil pemahaman apa yang dibaca. Ada manfaat yang bisa kita petik dari saran diatas sebagai berikut : a. Memahami adanya berbagai macam dan variasi tujuan membaca. b. Perlunya membangkitkan atau mendorong timbulnya berbagai tujuan. c. Perlunya latihan membaca bagi seseorang dengan tujuan membaca yang bervariasi. d. Perlunya membina dan mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan ragam tujuan membaca. e. Perlunya membangun perangkat tujuan membaca yang terbimbing untuk meningkatkan kemampuan membaca 7. 3. Aspek-aspek Membaca Telah diuraikan dimuka membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu : a. Ketrampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). 7 Drs. Nurhadi membaca cepat dan efektif (Sinar baru Algesindo 2010)hal. 135

13 Aspek ini mencakup : 1. Pengenalan bentuk huruf 2. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain) 3. Pengenalan hubungan / korespondesi pada ejaan dan bunyi ( kemampuan menyuarakan bahan tertulis to bark at print ) 4. Kecepatan membaca ketaraf lambat. b. Ketrampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup : 1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal). 2. Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan, relevensi / keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca). 3. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk). 4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan 8. 8 Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa (Angkasa Bandung 2008)hal. 12-13

14 Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai aspek-aspek serta jenisjenis membaca yang telah di singgung diatas, perhatikanlah skema-skema berikut ini : Skema I Ketrampilan mekanis (urutan lebih rendah) - Pengenalan bentuk huruf - Pengenalan unsur-unsur linguistik - Pengenalan hubungan bunyi dan huruf Aspek-aspek Membaca - Kecepatan membaca : lambat - Pemahaman pengertian sederhana Ketrampilan pemahaman (urutan lebih tinggi) - Pemahaman signifikasi / makna - Evaluasi / penilaian isi dan bentuk - Kecepatan membaca / fleksibel

15 Skema II Membaca nyaring Membaca - Membaca survei Membaca efektif - Membaca sekilas - Membaca dangkal Membaca dalam hati Membaca Telaah isi - Membaca teliti - Membaca pemahaman - Membaca kritis - Membaca ide-ide Membaca intensif Membaca bahasa Membaca Telaah bahasa 9 Membaca sastra 9 Prof. DR. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan berbahasa (angkasa Bandung 2008)hal. 14

16 4. Hakikat Membaca Membaca salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena membaca seseorang akan daoat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya. Mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri. Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktivitas ekspresif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari 10. Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting. Sebab melalui pembelajaran membaca guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kwalitas anak didik 11. Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan, tersebut dipahami atau tidak. Melainkan lebih dari itu. Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis permulaan oleh sebab itu pembaca permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang memiliki kemampuan membaca yang memadai. 10 Amir (1996, hal 26) 11 Akhadiah (1992 : hal 29)

17 Disekolah dasar mebaca dan menulis adalah utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran disegala bidang. Menurut Nurhadi hakekat membaca ada dua yaitu membaca cepat dan keaktifan membaca. Membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan dan bahan bacaan. Artinya seorang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membaca. Penerapan kemampuan membaca cepat itu di sesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan. Efektif artinya peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara cepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang telah diperlukan. Pada beberapa kasus terbukti bahwa peningkatan kecepatan membaca akan diikuti oleh presentase pemahaman terhadap bacaan 12. 12 Drs. Nurhadi, Membaca cepat dan efektif (Sinar baru Algesindo 2010) hal. 39

18 5. Manfaat Membaca Cepat Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara cepat dan efektif. Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri bahan halaman buku atau bacaan. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memperhatikan atau membaca bagian yang tidak kita perlukan. B. Definisi Al-Qur an Asal Kata, Pengertian dan Nama-Namanya 1. Devinisi Al-Qur an Beberapa devinisi tentang Al-Qur an telah dikemukanan oleh beberapa ulama dari berbagai keahlian dalam bidang bahasa. Ilmu kalam, usul fiqih dan sebagainya. Dan devinisi-devinisi tersebut sudah tentu berbdeda satu sama lain, karena stressingnya (penekanannya) berbeda-beda, disebabkan oleh karena perbedaan keahlian mereka. Sehubungan dengan itu. Dr. Subhi al-salih merumuskan definisi Al-Qur an yang dipandang sebagai devinisi yang dapat diterima oleh para Ulama terutama ahli bahasa, ahli Fiqh, dan ahli Usul Fiqh. Artinya : Al-Qur an adalah firman Allah yang bersifat atau berfungsi mu jizat (sebgai bukti kebenarannya atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis didalam mushaf-

19 mushaf, yang dinukil atau diriwayatkan dengan jalan mutawatir dan yang dipandang beribadah membacanya 13. 2. Asal kata Al-Qur an Ada beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qur an. Diantaranya : a. Al-Syafi i salah seorang imam madzhab yang terkenal (150-204 H) berpendapat, bahwa kata Al-Qur an itu ditulis dan dibaca tanpa hamzah. (Al-Qur an tidak diambil dari kata-kata lain. Ia adalah nama yang khusus dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad). b. AlFarod seorang ahli bahasa yang terkenal pengarang kitab Ma anil Qur an berpendapat bahwa lafadz Al-Qur an tidak pakai hamzah dan diambil dari kata Aqrain Jama Qorona yang artinya indikator (petunjuk). c. Al-Asyari seorang ahli ilmu kalam, pemuka aliran suny (wafat 324 H) berpendapat, bahwa lafadz Al-Quran tidak pakai hamzah dan diambil dari kata Qorona yang artinya menggabungkan. d. Al-Zajjad pengarang kitab Ma anil Qur an (wafat 311 H) berpendapat, bahwa lafadz Al-Quran itu berhamzah, berwazah fu lan dan diambil dari kata... yang artinya penghimpunan. e. L-Lihyani, seorang ahli bahasa (wafat 215 H) berpendapat, bahwa lafadz Al-Quran itu berhamzah, bentuknya masadr dan diambil dari kata... yang artinya membaca. 13 Drs. Masjfuk Zahdi, pengantar ulumul Qur an (PT. Bina Ilmu 1987) hal. 1

20 f. Dr. Subhi al salih pengarang kitab mabahits fi Ulumil Qur an mengemukakan, bahwa pendapat yang paling kuat adalah lafadz Al-Quran itu masda dan synoneem Muradif dengan lafadz Qiro ah, sebagaimana tersebut dalam A-Qiyamah : 17-18.... Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya dan membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu g. Beberapa orientalist antara lain G. Bergstaesser berpendapat, bahwa bahasa Arnia, Abbessynia dan Persia tidak sedikit pengaruhnya terhadap perbendaharaan bahasa Arab. Demikian pula di dalam Qur an terdapat kata-kata yang berasal dari bahasa asing tersebut, diantaranya kata-kata asing tersebut menurut Blachere adalah 14 :...Dan juga lafadz... Berasal dari bahasa Arnia yang mempunyai arti membaca. Sedang lafadz... semua dipakai oleh bangsa Arab untuk arti binatang yang mandul. 14 Drs. Masjfuk Zahdi, Pengantar Ulumul Qur an (PT. Bina Ilmu 1987) hal. 2-3

21 3. Pengertian Al-Qur an Al-Qur an sebagai kitab suci merupakan kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk disampaikan kepada umat manusia, sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam mencapai kebahagiaan dan keridhaan Allah di dunia dan di akhirat. 1. Pengertian Menurut Bahasa lain : Kata Al-Qur an ditinjau dari bahasanya terdapat beberapa pendapat antara a. Menurut pendapat Al Asy ari dan beberapa golongan yang lain, kata Qur an berasal dari kata Qorona yang berarti menggabungkan. b. Menurut pendapat para Qurro, kata Qur an berasal dari kata Qoroo-in yang berarti Qorina. c. Menurut pendapat Azzajaj kata Qur an sewazan dengan kata Fu laan yang berasal dari kata Qori atau Qoru yang berarti mengumpulkan atau himpunan. d. Menurut pendapat yang termashur, kata Qur an berasal dari kata Qoroah yang berarti bacaan 15. 15 Drs. Moh. Cahdziq Charisma, tiga aspek kemkjizatan Alqur an (PT. Bina Ilmu 1991) hal. 1

22 2. Pengertian Menurut Istilah Pengertian Al-Qur an menurut Kalamullah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai mu jizat dengan menggunakan bahasa Arab yang mutawir, diawali dengan surat Al-fatihah dan diakhiri surat An-Naas, serta membacanya termasuk ibadah. Dari kedua pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahw Al-Qur an adalah : a. Kalamullah : yaitu firman-firman Allah yang diwahyukan lafadznya bukan berasal dari perkataan Nabi Muhammad sendiri. Demikian juga kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-rasul sebelumnya tidak dinamakan Al-Qur an. b. Al-Kitab : yaitu kitabullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang pengertian istilahnya sama dengan Al-Qur an. c. Mu jizat : yaitu suatu peristiwa atau keistimewaan yang berada diluar jangkauan akal pikiran manusia pada umumnya. d. Mushaf : yaitu tulisan ayat-ayat Al-Qur an yang ditulis oleh sekretarissekretaris Nabi Muhammad SAW. e. Membacanya adalah ibadah : yaitu orang-orang yang membaca kitab suci Al- Qur an baik mengerti makna dan maksudnya atau tidak mengerti adalah mendapatkan pahala 16. 16 Drs. Moh Chadziq Charisma, tiga aspek kemukjizatan Al-Qur an (PT. Bina Ilmu 1991) hal. 2-3

23 4. Asal Nama Al-Qur an Al-Qur an yang sebenarnya merupakan kumpulan intisari dari kitab-kitab wahyu Allah yang terdahulu juga sekaligus sebagai penyempurnaan, menjadi mu jizat terbesar diantara mu jizat-mu jizat yang lain karena sifatnya rasional. Kata Al-Qur an adalah nama yang langsung diberikan oleh Allah dan dijelaskan didalam kitab suci tersebut. Hal ini dapat diperiksa dalam ayat-ayat berikut :... Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al-Qur an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui (An Naml : 6) 17. C. Hubungan Antara Penerapan Tehnik Membaca Cepat dengan Kemampuan Siswa Dalam Membaca Al-Qur an di MI. Sabilal Muttaqin Belajar adalah suatu keharusan atau suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya dan salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya. Dalam proses pembelajaran terkadang terjadi kegaagalan dalam komunikasi. Artinya, materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru tidak dapat diterima oleh siswa secara optimal. Dari sini menggunakan komunikasi 17 Drs. Moh Chadziq Charisma, tiga aspek kemukjizatan Al Qur an (PT. Bina Ilmu 1991) hal. 3-4

24 antara guru dan siswa bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifitas proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik dan siswa pun tidak akan merasa jenuh dan bosan. Berbagai macam pendidikan salah satunya seperti penerapan tehnik membaca cepat agar siswa bisa membaca dengan mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Kecepatan membaca biasanya dikaitkan dengan tujuan membaca dengan begitu murid cepat paham dengan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dengan penerapan membaca cepat dapat mempermudah guru dalam membaca materi pelajaran, sehingga siswa bukan hanya mendengar tetapi siswa bisa langsung mempraktikkan membaca cepat Al-Qur an Ada empat metode mengembangkan kecepatan membaca. Yaitu : 1. Metode Kosakata Yaitu metode mengembangkan kecepatan membaca melalui pengembangan kosakata. Artinya metode ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan. 2. Metode Motivasi ( Minat ) Memotivasi para pemula ( pembaca yang mengalami hambatan dalam kecepatan membacanya ) 18. 18 Drs. Nurhadi, membaca cepat dan efektif (Sinar baru Algesindo 2010) hal. 54

25 3. Metode Bantuan Alat Dikembangkan untuk meningkatkan kecepatan dan kecermatan membaca anak didik. Melatih kecepatan membaca dengan bantuan alat. Contoh : ketika membaca ( melihat baris-baris bacaan ) dengan bantuan alat berupa pensil atau ujung jari. 4. Metode gerak mata Yaitu metode yang paling banyak dipakai dan dikembangkan orang saat ini baik untuk pengajaran membaca permulaan, maupun bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kecepatan membacanya. Dari keterangan keempat metode yang pernah dikembangkan saat ini, dalam belajar diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa dalam penerapan tehnik membaca cepat. Siswa bisa lebih cepat mengingat dan memahaminya. Jadi antara guru dan siswa tidak ada kesalah pahaman 19. D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis, yang dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya. Penerapan membaca cepat memungkinkan siswa untuk dapat memahami apa yang telah disampaikan oleh guru sehingga tidak mudah untuk melupakan apa 19 Drs. Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Sinar Baru Algesindo 2010) Hal. 55-56

26 yang mereka pelajari, disini siswa diberikan cara tehnik membaca cepat Al- Qur an agar mereka bisa menerapkannya. 1. Hipotesis nihil atau hipotesis nol yang berlambangkan (Ho). Hipotesis ini mengatakan tidak ada hubungan (pengaruh) antara variabel independen (x) dengan variabel dependen (y) maka hipotesis nihil dalam penelitian ini adalah Tidak ada pengaruh (pengaruh) antara tehnik mebaca cepat terhadap kemampuan siswa di MI. Sabilal Muttaqin. 2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yang berlambangkan (Ha). Hipotesis ini menyatakan ada hubungan (pengaruh) antara variabel independen (x) dengan variabel dependen (y) maka hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah Adanya pengaruh (hubungan) antara tehnik membaca cepat terhadap kemampuan siswa MI. Sabilal Muttaqin 20. 20 Drs. S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta 2010 PT. Rineka Cipta) hal. 67-68