METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Desember 2005 di perusahaan pemegang IUPHHK PT. Putraduta Indah Wood, Jambi. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah contoh tanah gambut, kantung plastik transparan, dan kertas label. Peralatan yang digunakan adalah antara lain ring sampel tanah, tali plastik, pita ukur, cangkul, oven, timbangan, kamera dan alat tulis. Metode Penelitian Pembuatan Petak Contoh Pembuatan petak contoh dilakukan pada areal tanah gambut bekas terbakar dan tidak terbakar. Pada areal tanah gambut bekas terbakar dibuat 3 petak contoh. Pada areal tanah gambut tidak terbakar juga dibuat 3 petak contoh. Jadi, dalam penelitian ini jumlah total petak contoh yang dibuat adalah 6 buah. Tiap plot contoh berukuran X. Gambar 1. Petak Contoh Penelitian Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara membuat tiga plot contoh yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 50 cm di dalam setiap petak
contoh penelitian. Pada setiap plot tersebut diambil contoh tanah dalam keadaan basah sebanyak ½ kg pada setiap kedalaman 0 15 cm, 15 30 cm, 30 45 cm, 45 60 cm. Peletakan plot contoh dilakukan secara purpossive pada setiap petak contoh. Plot Contoh, Jari-jari 50 cm Gambar 2. Plot Contoh, Plot Pengambilan Sampel Tanah Pengambilan Data Untuk Analisis Karakteristik Tanah Gambut 1. Analisis Tingkat Kematangan Tanah Gambut Analisis tingkat kematangan tanah gambut ini dilakukan dengan menggunakan 3 metode yaitu metode Uji Lapang dengan menggunakan Skala Humifikasi Von Post, metode Pengukuran Nilai Bulk Density (Kerapatan lindak) dan metode Uji Warna Pirofosfat. 1.1. Metode Uji Lapang dengan Menggunakan Skala Humifikasi Von Post (Tabel 3.) Metode ini dilakukan langsung pada saat pengambilan contoh tanah dilapangan. Menurut Andriesse (1988), barangkali, peneliti pertama yang mengklasifikasi gambut berdasarkan sifat fisik adalah Von Post, yang mengembangkan suatu metoda lapangan untuk menunjukan tahap dekomposisi. Skala Von Post menggambarkan adanya 10 tahap: gambut berwarna terang, berserat dan sedikit terdekomposisi dikategorikan sebagai H 1, sedangkan bahan berwarna gelap, bersifat koloid dan terdekomposisi sempurna diujung ekstrim yang lain dari skala tersebut dilambangkan sebagai H 10. Skala Humifikasi Von Post yang digunakan untuk analisis tingkat kematangan tanah gambut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Skala Humifikasi Von Post Lambang H1 H2 Deskripsi Gambut yang sama sekali belum terdekomposisi yang bila diperas akan mengeluarkan air yang hampir bening. Sisa-sisa tanaman dapat dengan mudah diidentifikasi. Tidak ada bahan-bahan yang bersifat amorf. Gambut yang hampir seluruhnya belum terdekomposisi, yang bila diperas mengeluarkan air yang bening atau kekuningan. Sisa-sisa tanaman masih dengan mudah dapat diidentifikasi. Tidak ada bahan-bahan yang bersifat amorf. H3 Gambut yang terdekomposisi sangat sedikit, yang bila diperas mengeluarkan air coklat yang bersifat mirip lumpur. Ketika diperas tidak ada gambut yang lewat diantara jari-jari tangan. Sisa-sisa tanaman masih dapat diidentifikasi dan tidak ada bahan-bahan yang bersifat amorf. H4 Gambut yang terdekomposisi ringan, yang bila diperas mengeluarkan air yang sangat berlumpur dan berwarna gelap. Tidak ada gambut yang melewati sela-sela jari, tetapi sisa-sisa tanaman sedikit bersifat seperti pasta dan telah kehilangan sebagian dari sifat-sifatnya yang dapat diidentifikasi. H5 Gambut yang terdekomposisi secara sedang, yang bila diperas mengeluarkan air yang sangat berlumpur dengan adanya gambut granuler amorf (bersifat seperti butiran) dalam jumlah yang sangat kecil yang lepas melewati sela-sela jari tangan. Struktur sisa-sisa tanaman sangat tidak jelas meskipun masih dimungkinkan pengenalan sifat-sifat tertentu. Residunya sangat lengket. H6 H7 H8 H9 H10 Gambut-gambut yang terdekomposisi dengan taraf antara sedang sampai lanjut, yang mempunyai struktur tanaman yang sangat tidak jelas. Ketika diperas, kira-kira 1/3 dari gambut tersebut lepas lewat sela jari tangan. Residunya sangat lengket, tetapi menunjukan struktur tanaman secara lebih jelas dibanding sebelum pemerasan. Gambut yang sangat terdekomposisi. Mengandung banyak bahan-bahan amorf, dengan struktur tanaman yang sangat sulit dikenal. Bila diperas, kirakira separuh dari gambut lepas lewat sela-sela jari. Air kalaupun ada, bila terlepas bersifat sangat gelap dan hampir seperti pasta. Gambut yang sangat terdekomposisi dengan bahan amorf yang berjumlah besar dan struktur tanaman yang sangat tidak jelas. Bila diperas, kira-kira 2/3 gambut akan lepas lewat sela-sela jari. Sejumlah kecil air yang bersifat seperti pasta mungkin dapat lepas. Bahan-bahan tanaman yang masih tersisa di tangan terdiri dari residu-residu seperti akar dan serat yang tahan terhadap dekomposisi. Gambut yang secara praktis telah terdekomposisi penuh, dimana hampir tidak ada struktur tanaman yang dapat dikenal. Bila diperasgambut ini mirip pasta yang seragam. Gambut yang terdekomposisi sempurna tanpa ada struktur tanaman yang dapat dikenali. Bila diperas, semua gambut basah akan lepas melewati antara jari-jari tangan. Keterangan : Arti dari Amorf adalah tidak jelas bentuknya. Penentuan tingkat kematangan tanah gambut dengan menggunakan Skala Humifikasi Von Post dilakukan dengan cara mengambil segenggam tanah gambut kemudian diremas dengan jari-jari sambil dirasakan dan dilihat bentuk dari tanah gambut tersebut kemudian dicocokkan sesuai dengan tabel Skala Humifikasi Von Post (Tabel 4).
1.1. Metode Pengukuran Nilai Bulk Density (Kerapatan lindak) Metode Pengukuran Nilai Bulk Density (Kerapatan Lindak) tanah gambut dilakukan dengan cara mengambil contoh tanah pada setiap plot contoh kemudian kerapatan lindak dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Kerapatan Lindak = Berat tanah setelah dikeringkan Volume tanah saat pengambilan sampel Ring tanah digunakan untuk mengambil contoh tanah tersebut pada berbagai kedalaman yaitu 0-15 cm, 15 30 cm, 30 45 cm, 45 60 cm. Kriteria tingkat kematangan tanah gambut berdasarkan nilai Bulk Density dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Bahan-bahan Organik Berdasarkan Derajat Dekomposisi (Sumber : Soil Taxonomy) Sifat Fisik Tanah Fibrik Hemik Saprik Bulk Density < 0.1 0.07 0.18 >0.2 1.3. Metode Uji Warna Pirofosfat Penentuan tingkat kematangan tanah gambut dengan Metode Uji Warna Pirofosfat dilakukan dengan cara membawa setiap contoh tanah ke Laboratorium LIPI Cibinong. Contoh-contoh tanah tersebut di uji dengan cara menempatkan 1 g pirofosfat dan 4 ml air ke dalam wadah plastik berukuran l dan dibiarkan beberapa menit untuk mengalami kesetimbangan. Half syiringe yang distel pada tanda 5 cc (volume 2.5 cc) di isi dengan bahan tanah lembab sampai penuh rata. Dalam pengisian tersebut tanah dimampatkan oleh spatula, tetapi tidak sampai ada kandungan air dalam tanah tersebut yang keluar dari half syringe. Bahan tanah tersebut kemudian di transfer ke wadah yang menampung larutan pirofosfat dan di aduk secara seksama dengan menggunakan pengaduk kopi yang terbuat dari kayu. Setelah itu, ditutup dan biarkan satu malam, kecuali bila warna cairan tersebut berubah cepat dan terlalu gelap atau mempunyai chroma yang terlalu tinggi untuk bahan-bahan hemik. Temperatur yang digunakan berada diantara 15 dan 32 0 C. Setelah itu, di pagi berikutnya di aduk kembali.
Dengan menggunakan tweezer, sepotong kertas khromatografik dimasukkan secara vertikal sedalam kira-kira 1 cm dan dibiarkan sampai potongan kertas uji tersebut telah terbasahi 2 cm di atas permukaan yang mirip lumpur (kira-kira 5 menit, tapi ini bisa lebih lama bila penutupnya dipasang). Setelah itu, potongan kertas uji tersebut diambil dengan memakai tweezers dan disobek, kemudian bagian yang ditempeli tanah di buang. Potongan kertas tersebut kemudian disimpan di atas sepotong blotting paper dan ditekan secara perlahan dengan memakai tweezer untuk membuat kontak yang erat. Setelah beberapa menit potongan kertas tadi diambil dengan memakai tweezer dan bandingkan warna pada sisi di dekat blotting paper dengan Munsell Soil Colour Charts. Bila sejumlah sampel yang berurutan diserapkan (diblot) secara sistematik ke blotting paper tersebut, maka akan diperoleh suatu catatan komparatif pada lembaran blotting paper. 2. Analisis Kimia Tanah Gambut Analisis kimia tanah gambut dilakukan dengan cara menyerahkan contoh tanah yang telah dikompositkan ke Laboratorium Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Laboratorium Departemen Tanah melakukan analisis sifat-sifat kimia contoh tanah tersebut. 3. Kadar Air Pengukuran kadar air tanah dilakukan pada setiap contoh tanah yang diambil dalam berbagai kedalaman. Penentuan kadar air tanah menggunakan rumus sebagai berikut: Kadar Air = Berat Basah Berat Kering Berat Kering X 100% Pengeringan dilakukan dengan metode oven pada suhu 105 0 Cselama1 x24jam.