HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang umumnya terjadi pada daerah siku (Setiawan, 2011). digunakan dalam permainan tenis dalam melakukan service, overhead

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga,

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

HUBUNGAN MASA KERJA PADA PEKERJAAN MENCETAK CONE ICE CREAM DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA DE QUERVAIN S TENDONITIS (DQT) DI SIBOLGA (MEDAN) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan juga tuntutan lingkungan agar dapat melakukan aktifitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkatan intra sel sampai aktual yang setiap hari dilakukan oleh. manusia untuk beraktifitas atau bergerak 1.

PROTOKOL STUDI KASUS. : RSUP Dr.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. : Tn. Biran Kusdomo. : Delanggu RT 03, RW 11,klaten

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. Nyeri bahu dapat berasal dari sendi itu sendiri, atau dari salah satu

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) teknologi. Seolah-olah hidup manusia sudah sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

PENATALAKSANAAN CEDERA TENNIS ELBOW ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu. Kualitas hidup menjadi variabel perkembangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan wanita makin dirasakan dalam berbagai sektor, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

PATOFISIOLOGI CEDERA

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT WORKSHOP PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA Oleh: Ali Satia Graha, M.Kes.

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

CEDERA PADA EXTREMITAS SUPERIOR SUFITNI. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu menarik perhatian bagi seseorang fisioterapis, problem permasalahan

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

BAB I PENDAHULUAN. beratnya latihan dan kontak badan antar pemain bertumpu pada fisik. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga permainan yang paling

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

RUPTUR TENDO ACHILLES

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

Carpal tunnel syndrome

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami pertumbuhan dan perkembangannya sehingga remaja berasal

HUBUNGAN ANTARA LINGKUP GERAK SENDI FLEKSI EKSTENSI SHOULDER TERHADAP UMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

HUBUNGAN SIKAP KERJA STATIS TERHADAP NYERI BAHU PADA PEKERJA MEMBATIK TULIS DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN SURAKARTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

KEIATAN BELAJAR SASARAN OLAHRAGA PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

ANATOMI PERSENDIAN. 2) Sendi engsel

EFEKTIVITAS MASASE FRIRAGE DALAM MENGATASI GANGGUAN/PENURUNAN RANGE OF MOVEMENT PEMAIN BULUTANGKIS YANG MENGALAMI CEDERA PERGELANGAN TANGAN

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS TENNIS ELBOW DEXTRA DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan Undang-Undang No. 23

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada olahraga bulutangkis terdapat teknik yang seringkali dilakukan untuk memasukkan kok/shuttlecock ke dalam bidang lawan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. berdiri yang di lakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga tenis meja merupakan olahraga yang cukup banyak. peminatnya di Indonesia. Dengan semakin banyaknya klub tenis meja di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun oleh: DHIAN KUSUMAWARDANI J110050035 PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010, telah ditetapkan misi pembangunan kesehatan, yaitu menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (Mardiman, 1999). Cedera menjadi suatu risiko bagi siapa saja yang berolahraga, terutama atlet. Umumnya cedera terjadi antara lain karena benturan (kontak fisik atau terjatuh) bisa juga karena melakukan gerakan yang salah berulang-ulang dalam waktu lama, atau bisa karena latihan yang berlebihan dan peralatan olah raga yang tidak ergonomis. Makin berisiko jenis olahraganya, makin serius cedera yang bisa terjadi. Bagian paling luar dari struktur tubuh kita adalah musculoskeletal yang berfungsi untuk menunjang tubuh, pelindung organ vital dan untuk pergerakan. Bagian inilah yang mudah terjadi cedera, bisa mengenai jaringan lunak (otot, ligamen, tendon) dan atau jaringan keras (tulang atau sendi) (Triono, 2009). Pada dasarnya ada dua jenis cedera yang biasa terjadi dalam dunia olahraga. Cedera (trauma) akut yang merupakan cedera berat terjadi secara mendadak, seperti cedera goresan, patah tulang karena terjatuh, dislokasi, atau 1

2 robek pada ligament. Jenis kedua adalah cedera yang parah/berlaru-larut, cedera ini lebih sulit di deteksi dan biasanya sulit untuk di ketahui gejalagejala awalnya. Cedera berlarut disebabkan oleh benturan-benturan kecil yang terjadi pada bagian tubuh tertentu secara berulang-ulang selama kurun waktu tertentu dan secara perlahan dan lambat laun akan mengganggu aktivitas latihan (Paul, 1997). Cedera olahraga adalah segala bentuk ruda paksa/trauma sebagai akibat berolahraga. Cedera olahraga terjadi karena ketidakmampuan jaringan (otot, persendian, tendon, kulit) dan organ tubuh lainnya dalam menerima beban latihan pada saat berolahraga (Pamungkas, 2009). Hal dibenci seseorang yang gemar berolahraga adalah saat cedera. Pertama karena sakit, kedua karena tidak bisa bekerja sempurna, ketiga karena untuk sementara waktu tidak bisa melakukan hobi atau olahraga yang disukai tersebut dan yang keempat karena menjadi stress sendiri terutama jika waktu pemulihannya lambat (Apriyanto, 2009). Aktivitas olahraga bulutangkis terdiri dari berbagai jenis gerakan antara lain gerakan yang menggunakan lengan. Gerakan-gerakan ini bila dilakukan tidak terkontrol akan menimbulkan cedera. Tennis Elbow memang termasuk cedera siku dan banyak dijumpai pada pemain tennis yang melibatkan tangan dan pergelangan tangan secara berlebihan. Cedera ini tidak hanya menimpa atlet tennis, pemain bulutangkis, para ibu rumah tangga yang melakukan gerakan yang tidak biasa seperti mencuci dan memeras pakaian juga mengalaminya. Sopir truk, tukang kayu, olahraga angkat berat, olahraga

3 lempar bola, montir, pemahat, bahkan profesi dokter gigi pun tak lepas dari penyakit ini sehingga penggunaan tennis elbow kurang tepat apabila hanya di gunakan untuk olahraga tennis (Samuel, 2009). Kebanyakan nyeri pada tulang dan otot dimana saja termasuk pada siku terjadi akibat gerakan kuat yang berulang-ulang dan berkepanjangan. Gerakan di siku dilakukan oleh dua kelompok otot yang kerjanya saling berlawanan, yaitu kelompok otot fleksor yang melekat pada siku bagian sisi dalam (medial) untuk membengkokkan lengan bawah pada sendi siku dan kelompok otot ekstensor yang melekat pada siku bagian sisi luar (lateral) untuk meluruskan lengan bawah pada sendi siku (Siburian, 2008). Tennis Elbow merupakan salah satu kondisi cedera siku epicondylus lateralis humeri yang pada umumnya diderita pada orang berusia 30 th sampai 55 tahun. Banyak para ahli yang menganggap bahwa gerakan yang terusmenerus dan intensif dalam bentuk pronasi dan supinasi dengan tangan yang memegang raket menimbulkan over strain pada otot-otot ekstensor lengan bawah yang berorigo pada epicondylus lateralis humeri. Tarikan pada otototot tersebut akan menimbulkan microtrauma yang makin lama akan bertumpuk menjadi macrotrauma, sehingga akhirnya akan menimbulkan Tennis Elbow (Sufitni, 2004). Hasil penelitian oleh Mansour, 2004, dari 124 pemain bulutangkis putra rata-rata umur 23,8 tahun (10 52 tahun) di GOR Badminton Tehran diperoleh 12 pemain atau 9,7% yang terkena nyeri siku lateral (Epcondylitis Lateralis) dengan durasi latihan 9,4 jam setiap minggu selama 1688,4 jam

4 atau 70,35 hari (±2,5 bulan). Oleh Apriantoyo et all, 2007, sebagian sampel yang diteliti adalah pebulutangkis semi profesional, dimana mereka berlatih lima hari dalam seminggu dengan jumlah jam latihan 5,1 jam perhari. Sehingga total latihan adalah 25,5 jam perminggu. Jumlah jam latihan mereka jauh lebih banyak bila dibanding dengan sampel dari penelitian terdahulu Fahlstrom, 2002, yang menggunakan olahragawan dari Swedia, dimana total jam berlatih 8,3 jam perminggu. Penelitian Apriantoyo et all ( 2007), memperlihatkan bahwa lebih dari 50% (83 olahragawan bulutangkis) dari 163 olahragawan yang mengembalikan kuesioner pernah cedera dalam rentang 1 tahun (Januari 2005 - Januari 2006). Hasil ini menunjukan bahwa bulutangkis cukup berisiko untuk menyebabkan cedera dan hal ini sependapat dengan penelitian Hensley et all (1979), Hoy et all (1994), (Mills 1977). Dari penelitian Apriyanto et all (2007), memperlihatkan juga bahwa cedera saat pertandingan lebih tinggi sebanyak 66% dibandingkan dengan saat latihan 34%. Data ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Jorgensen et all, 1990, dengan menggunakan olahragawan bulutangkis yang berlatih untuk tujuan rekreasi dimana paling banyak cedera pada saat berlatih 71% sedangkan saat bertanding 29%. Penelitian Hawkins et all (2001) dan Inklaar (2000), mengemukakan bahwa jenis cedera pada olahragawan bulutangkis bisa dikatakan termasuk cedera ringan yaitu nyeri otot 38,6 % dan otot tertarik 37,3%.

5 B. Identifikasi Masalah Dilihat dari segi anatomi tangan, pergelangan tangan, dan jari merupakan bagian dari extremitas atas yang bentuknya sangat rumit sehingga mudah sekali terkena injury. Sebagai organ komunikasi, tangan mempunyai fungsi sebagai organ motoris dan sensoris. Walaupun tangan, pergelangan tangan dan jari terdiri dari banyak sendi tetapi fungsinya satu sma lain saling mempengaruhi (Mudatsir, 1996). Lengan merupakan anggota tubuh yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari manusia karena fungsinya sangat kompleks. Manusia banyak menggantungkan produktifitasnya pada kemampuan lengan/tangan sehingga tidak sedikit yang mengalami kelainan pada lengan/tangannya akibat penggunaan yang berlebihan. Salah satu jenis cedera olahraga yang terjadi adalah Tennis Elbow. Bulutangkis merupakan olahraga yang banyak menggunakan kemampuan lengan dimana penggunaan tangan dan pergelangan tangan digunakan secara berlebihan dan berulang-ulang. Tennis Elbow disebabkan oleh pembebanan yang berlebihan pada otot-otot ekstensor serta suatu trauma langsung. Penyakit ini ditandai adanya keluhan rasa sakit di siku bagian lateral yang kadang-kadang menjalar ke lengan bawah dan punggung tangan. Rasa nyeri muncul apabila melakukan aktivitas tangan, gerakan ekstensi pergelangan tangan melawan beban/tahanan, dilakukan penguluran kearah fleksi dan radial deviasi pada pergelangan tangan (Suharto, 2000).

6 C. Pembatasan Masalah Untuk membantu mencapai sasaran pembahasan sebagaimana yang diharapkan serta meghemat waktu, biaya dan tenaga yang ada dan karena banyaknya masalah yang ditemukan maka penulis membatasi masalah penelitian hubungan antara aktivitas bermain bulutangkis dengan kecenderungan terkena tennis elbow di GOR Bulutangkis Dirgantara Kartasura. Dimana pemain bulutangkis di tujukan pada pemain bulutangkis putra dan bukan atlit level nasional atau semi profesional tapi pemain yang hanya bertujuan untuk rekreasi atau menjaga kesehatan ikut dalam klub bulutangkis dan rutin bermain bulutangkis. D. Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara aktivitas bermain bulutangkis dengan kecenderungan terkena tennis elbow di GOR Bulutangkis Dirgantara Kartasura? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara aktivitas bermain bulutangkis dengan kecenderungan terkena tennis elbow di GOR Bulutangkis Dirgantara Kartasura

7 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak antara lain : 1. Manfaat bagi Peneliti Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan diri dan mengabdikan diri pada dunia kesehatan, khususnya di bidang fisioterapi dimasa yang akan datang. 2. Manfaat bagi Pendidikan Hasi dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi pembaca dan dikembangkan kedalam penelitian yang lebih mendetail dalam wadah fisioterapi terutama pada penyakit tennis elbow. 3. Manfaat bagi Pemain Bulutangkis Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang cedera olahraga terutama cabang Bulutangkis yang banyak menggunakan gerakan lengan sehingga dapat lebih berhati-hati dalam bermain.