BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Perubahan Struktural dalam Proses Pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Perekonomian Indonesia

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA. Oleh: Emi Suwarni ABSTRACT. KeywordS: Structural changes, primary sector, secondary sector, tertier sector.

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

BAB I PENDAHULUAN. hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2013

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB IV ANALISIS SUB SEKTOR POTENSIAL DALAM MENDUKUNG FUNGSI KOTA CILEGON

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengedepankan dethronement of GNP, pengentasan garis kemiskinan,

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perubahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor kunci ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan skala hasil yang meningkat (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas), perdagangan dan jasa sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun yang membuat semakin tinggi atau semakin cepat proses peningkatan pendapatan nasional per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi ketersediaan tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi. Pola dari perubahan struktur ekonomi seperti ini memang merupakan suatu evolusi alamiah seiring dengan proses pembangunan dan industrialisasi. (Tambunan, 2001). Perubahan struktur ekonomi atau umum disebut dengan transformasi struktural menurut Kuznets dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan, dan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan. Dalam suatu perekonomian yang padat penduduk dan berorientasi pertanian, biasanya 70-80 persen penduduk berusaha di bidang pertanian. Transformasi struktural menyangkut ekspansi secara besar-besaran sektor-sektor non pertanian sedemikian rupa sehingga sektor pertanian secara pasti semakin menciut. Ini berarti mengurangi peranan sektor pertanian di dalam output nasional netto. Yang dikatakan sektor primer atau sektor pertanian meliput i sub sektor (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan Penggalian. Sektor sekunder atau yang sering disebut sektor industri meliputi sub sektor (1) Industri Pengolahan, (2) Listrik, Gas dan Air Bersih, (3) Bangunan. Sektor tersier atau sering disebut sektor jasa meliputi sub sektor (1) Perdagangan, Hotel dan Restoran, (2) Pengangkutan dan Komunikasi, (3) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perushaan, (4) Jasa-jasa. (BPS Sumatera Utara). Semua strategi pembangunan atau modernisasi mengarah pada perubahan struktural. Ini bukan semata-mata merupakan keinginan dari pemerintah atau para perencana pembangunan. Sejarah perekonomian memperlihatkan terjadinya pergeseran struktur dan sistem ekonomi suatu Negara yang mengalami pembangunan, dari sifat agraris-tradisional menjadi industrial-modern. Perubahan struktural mengandung arti yaitu : (1) Perubahan kontribusi (sumbangan) masing-masing sektor terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto); (2) Perubahan dalam hal penyerapan tenaga kerja oleh masing-masing sektor. Perubahan kontribusi sektor terhadap PDRB dalam transformasi struktural yaitu sumbangan sektor pertanian secara relatif akan menurun, sedangkan sektor industri dan jasa akan semakin besar peranannya dalam produksi nasional. Sedangkan dalam hal penyerapan tenaga kerja adalah bahwa tenaga kerja yang bekerja di sektor

pertanian secara persentase akan mengalami penurunan dalam jumlah lapangan kerja secara keseluruhan, sedangkan tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri dan jasa akan mengalami peningkatan. (Rahardjo, 1986). Beberapa ahli ekonomi seperti Kuznets dan Chenery telah melakukan penelitian di berbagai Negara di belahan dunia. Negara-negara industri saat ini terutama pada awalnya mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang perkonomian mereka dan memberikan sumbangan yang besar dibandingkan sektor industri dan jasa dalam pembangunan ekonomi. Seiring dengan perkembangan zaman, sektor primer (pertanian) kini tidaklah menjadi sektor utama dalam perekonomian mereka, tetapi telah mengalami perubahan dengan peralihan ke sektor sekunder (industri) dan tersier (jasa). Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollis B. Chenery (teori transformasi struktural). Teori Arthur Lewis pada dasarnya membahas proses pembangunan ekonomi yang terjadi di daerah pedesaan (rural) dan daerah perkotaan (urban). Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertaniandan perekonomian modern di perkotaan dengan insustri sebagai sektor utama. Di pedesaan, karena pertumbuhan penduduknya tinggi maka terjadi kelebihan suplai tenaga kerja, dan tingkat hidup masyarakatnya berada pada kondisi subsisten akibat perekonomian yang sifatnya juga subsisten. (Tambunan, 2001;60)

Kerangka pemikiran dari teori Chenery pada dasarnya sama seperti ide dasar yang melandasi teori Lewis, yakni memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses pembangunan ekonomi di Negara sedang berkembang. Hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin (1975) juga mengidentifikasi adanya perubahan dalam struktur perekonomian suatu Negara yang bergeser dari yang semula didominasi oleh sektor primer, seperti pertanian, ke sektorsektor nonprimer, seperti industri, perdagangan dan jasa. Pergeseran ini terjadi mengikuti peningkatan pendapatan per kapita yang membuat perubahan dalam pola permintaan konsumen dari makanan dan barang-barang kebutuhan pokok lain ke berbagai macam barang industri dan jasa, akumulasi kapital fisik dan manusia (SDM), perkembangan kota-kota dan pertumbuhan industri-industri di daerah perkotaan bersamaan dengan berlangsungnya migrasi penduduk ke kota-kota besar dari daerah pedesaan, dan penurunan laju pertumbuhan penduduk dan ukuran keluarga yang semakin kecil. Perubahan struktur ekonomi berbarengan dengan pertumbuhan PDB yang merupakan total pertumbuhan nilai tambah (NT) dari semua sektor ekonomi. (Tambunan, 2003;33). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin dalam Sukirno (2006,160) menunjukkan sepuluh jenis perubahan dalam struktur perekonomian yang berlaku dalam proses pembangunan Negara berkembang yaitu : Tabungan dan Pembentukan Modal, Pendapatan Pemerintah, Pendidikan, Struktur Permintaan Domestik, Struktur Produksi, Struktur Perdagangan, Penggunaan Tenaga Kerja, Urbanisasi, Tingkat Kelahiran dan Tingkat Kematian, Distribusi Pendapatan.

Pangsa output sektoral Terhadap pembentukan PDB Tersier Sekunder Primer Waktu (t) t = 0 Tingkat pembangunan t = n rendah pendapatan perkapita tinggi Gambar 1.1: Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan Ekonomi Ada beberapa penyebab terjadinya perubahan dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa, diantaranya adalah: 1. Perluasan sektor pertanian menyebabkan permintaan akan teknologi pertanian meningkat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan maka banyak bermunculan industri-industri yang menawarkan produk teknologi pertanian dan berkembang ke arah produk non pertanian.

2. Produktivitas dan pendapatan yang meningkat di bidang pertanian akan meningkatkan permintaan barang konsumen dan jasa yang tersedia pada sektor industri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perubahan struktur perekonomian antara lain: a. Perubahan struktur perekonomian disebabkan oleh sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya yaitu apabila pendapatan naik, elastisitas permintaan yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan (income elasticity of demand) adalah rendah untuk konsumsi atas bahan-bahan makanan. Sedangkan permintaan terhadap bahanbahan pakaian, perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri keadaannya adalah sebaliknya. Sifat permintaan masyarakat seperti ini ditunjukkan oleh Engels dan kemudian dikenal dengan Hukum Engels. Pada hakikatnya teori ini mengatakan bahwa semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan semakin sedikit proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli bahan pertanian. Akan tetapi sebaliknya, proporsi pendapatan yang digunakan untuk membeli produksi barang-barang industri menjadi bertambah besar. (Sukirno,2006:147). b. Perubahan struktur perekonomian disebabkan oleh perubahan teknologi yang terus-menerus berlangsung. Perubahan teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan menimbulkan perubahan struktur produksi yang bersifat compulsory dan inductive. Perubahan dalam struktur produksi yang bersifat compulsory adalah perubahan dalam menciptakan barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi

keperluan masyarakat yang baru, yang timbul sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi. Perubahan dalam struktur produksi yang bersifat inductive, yaitu kemajuan dalam hal menciptakan barang-barang baru yang menambah pilihan barang-barang yang dapat dikonsumsi masyarakat. Kemajuan teknologi akan mempertinggi produktivitas kegiatan-kegiatan ekonomi dan hal ini akan memperluas pasar serta kegiatan perdagangan. Perubahan-perubahan seperti ini akan menimbulkan kebutuhan untuk menghasilkan barang-barang baru. Dalam menganalisis transformasi struktural perekonomian dapat diketahui dengan melihat data berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu Negara. Demikian pula dalam menganalisis perubahan struktur perkenonomian tiap daerah dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan (ADHK) suatu daerah tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumatera Utara tahun 2008 sebesar Rp 106.172,36 milyar. Dengan sektor primer (pertanian) yaitu sebesar Rp 26.604,99 milyar atau sebesar 25,06 persen dari total PDRB Sumatera Utara seluruhnya. Mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 25.085,20 milyar tetapi secara persentase keseluruhan mengalami penurunan sebesar 0,08 persen. Sektor sekunder (industri) pada tahun 2008 sebesar Rp 32.168,82 milyar atau sebesar 30,3 persen dari total seluruh PDRB, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 30.914,42 milyar atau sebesar 30,97 persen dari total PDRB. Sedangkan sektor tersier (jasa) yaitu sebesar Rp 47.398,56 milyar atau 44,64 persen dari total PDRB,

meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp 41.275,40 milyar atau 43,88 persen dari total PDRB. Sektor primer, sekunder dan tersier tersebut mengalami peningkatan yang pesat dibandingkan tahun 1983, dimana sektor primer (pertanian) hanya sebesar Rp 7.334,68 milyar atau 30,25 persen dari total PDRB. Dari data tersebut sektor primer telah mengalami peningkatan sebesar Rp 19.270,31 milyar hingga pada tahun 2008. Sektor sekunder (industri) pada tahun 1983 sebesar Rp 6.143,26 milyar, berarti telah mengalami peningkatan sebesar Rp 26.025,56 milyar hingga pada tahun 2008. Dan sektor tersier (jasa) pada tahun 1983 sebesar Rp 10.767,50 milyar, meningkat sebesar Rp 36.631,06 milyar. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul Analisis Transformasi Struktural Perekonomian Sumatera Utara. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana peranan sektor pertanian terhadap struktur perekonomian Sumatera Utara? 2. Bagaimana peranan sektor industri terhadap struktur perekonomian Sumatera Utara? 3. Bagaimana peranan sektor jasa terhadap struktur perekonomian Sumatera Utara? 4. Bagaimana penyerapan tenaga kerja masing-masing sektor?

5. Bagaimana transformasi struktural perekonomian yang terjadi di Sumatera Utara? 1.3 Hipotesis Hipotesis adalah hasil kesimpulan sementara yang belum diuji kebenarannya. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka dapat diperoleh hipotesis sementara yaitu : 1. Sektor pertanian berperan positif terhadap struktur perekonomian Sumtera Utara. 2. Sektor industri berperan positif terhadap struktur perekonomian Sumtera Utara. 3. Sektor jasa berperan positif terhadap struktur perekonomian Sumatera Utara. 4. Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian secara persentase akan mengalami penurunan, sedangkan tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri dan jasa akan mengalami peningkatan. 5. Struktur Perekonomian Sumatera Utara mengalami perubahan dari sektor primer (pertanian) ke sektor tersier (jasa) dalam perekonomian Sumatera Utara. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perkembangan serta peranan sektor pertanian dalam struktur perekonomian Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui perkembangan serta peranan sektor industri dalam struktur perekonomian Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui perkembangan serta peranan sektor jasa dalam struktur perekonomian Sumatera Utara. 4. Untuk mengetahui bagaimana transformasi struktural perekonomian Sumatera Utara. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni. 2. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui transformasi struktural perekonomian Sumatera Utara. 3. Sebagai masukan maupun bahan kajian bagi kalangan akademisi dan peneliti lain yang tertarik untuk membahas topik yang sama.