BAB II LANDASAN TEORI. diantaranya sebagaimana berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

Pendidikan Agama Islam

SUMBER AJARAN ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS. Nuryani, M. IAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB I. Pendahuluan. membimbing dan mendidik peserta didik berdasarkan hukum-hukum Islam. untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

KONSEP FILOSOFIS TENTANG ARTI PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya Offset, 2008), hlm Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Surabaya, 1997, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. ini, sebagai cermin tentang merosotnya etika dari pelaku pendidikan, baik

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. 2000), hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Islam Berbagai definisi tentang pendidikan Islam sangat beragam diantaranya sebagaimana berikut: Pendidikan dari sudut pandang manusia adalah proses sosialisasi, yakni memasyarakatkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan ketrampilan dalam kehidupan. 1 Pendidikan dapat diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan manusia yang berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia. 2 Pengertian pendidikan dari segi bahasa yang dimiliki ajaran Islam ternyata jauh lebih beragam, dibandingkan dengan pengertian pendidikan dari segi bahasa di luar Islam. Hal ini selain menunjukkan keseriusan, dan kecermatan ajaran Islam dalam membina potensi manusia secara detail, juga menunjukkan tanggung jawab yang besar pula. Yakni, bahwa dalam 1 Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 137. 2 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996ajaran Islam hlm. 10. 20

21 melakukan pendidikan tidak boleh mengabaikan pengembangan seluruh potensi manusia. Pengertian pendidikan dari segi istilah dalam Islam, tampak masih dipengaruhi oleh kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu. Nilai-nilai, ajaran dan norma yang ada di masyarakat harus ditanamkan kedalam diri manusia. Pendidikan tampak masih mengesankan pemaksaan. Hak ini menunjukkan masih kuatnya pengaruh ideologi pendidikan perenialis normatif yang bertumpu pada ajaran wahyu. Sementara itu, berbagai kebutuhan inividual manusia sesuai bakat, minat, dan kecenderunganya, belum mendapatkan perhatian yang semestinya. Hal ini agak kurang sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya mewujudkan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan individu. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen atau aspekya di dasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan, proses beljar mengajar, pendidik, peserta didik, hubungan pendidik dan peserta didik, kurikulum, bahan ajar, sarana prasarana, pengelolaan, lingkungan dan aspek atau komponen pendidikan lainya di dasarkan pada ajaran Islam. Itulah yang disebut dengan pendidikan Islam, atau pendidikan yang islami. 3 Islam memandang pendidikan proses yang terbaik dengan upaya mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif (tugas hidup) 3 H. Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 35-36.

22 sebagai khalifah Allah di muka bumi, untuk maksud tersebut manusia diciptakan lengkap dengan potensinya berupa akal dan kemampuan belajar. 4 Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan mewujudkan persatuan nasional. 5 Adapun para ahli pendidikan berbeda pendapat dalam memberikan rumusan mengenai definisi pendidikan agama Islam, diantaranya sebagai berikut: 1) Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 6 2) Menurut Zuhairini, dkk Pendidikan Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu peserta didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. 7 4 Hery Noer Ali, H. Munzier, Metode Agama Islam (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003), hlm. 11. 5 Muhaimin, et al, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 76. 6 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan (Bandung: Al-Ma arif, 1980), hlm. 19.

23 3) Menurut Hasan Langgulung, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, antara lain: a. Menyiapkan generasi muda untuk memegang perananperanan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan kelanjutan hidup masyarakat. b. Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua ke generasi muda. c. Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memlihara keuthuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban. 8 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dan pragmatis, berupa bimbingan baik jasmani maupun rohani dalam membantu peserta didik agar memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. 7 Zuhairini, et al, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 27. 8 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Agama Islam (Bandung : Al ma arif, 1980), hlm. 38.

24 B. Tujuan Pendidikan Islam Mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam ada beberapa rumusan pengertian yang digunakan oleh para tokoh pendidikan Islam, antara lain : 1) Menurut M. Athiyah Al Abrasyi, tujuan Pendidikan Islam adalah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, laki-laki maupun perempuan jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu akan kewajibandan pelaksanaannya, menghormati hakhak manusia tahu membedakan buruk dengan baik, menghindari yang tercela dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan. 9 2) Menurut Zuhairini, dkk. Tujuan pendidikan Islam adalah : - Penanaman rasa agama kepada murid - Menempatkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya - Memperkenalkan ajaran Islam yang bersifat global seperti rukun iman, rukun Islam, dan lain-lain. - Membiasakan anak berakhlak mulia dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis, seperti sholat, puasa, dan lain-lain. - Membiasakan contoh teladan yang baik. - Memupuk jiwa agama. 9 M. Athiyah Al-Abrasyi,Bahri Djohar, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hlm.103.

25 - Membimbing anak agar beramal sholeh. 10 3) Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan Islam adalah mendidik anak pemuda dan pemudi, dan orang dewasa, menjadi salah satu anggota masyarakat, yang sanggup hidup di kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada Allah, bangsa dan tanah airnya, bahkan sesama umat Islam. 11 4) Menurut Hasan Langgulung, tujuan pendidikan Islam yaitu : - Persiapan hidup didunia dan akhirat - Perwujudan sendiri sesuai dengan pandangan Islam - Persiapanuntuk mencapai warga Negara yang baik - Perkembangan menyeluruh dan pendidikan bagi pribadi belajar. 12 5) Ibnu Khaldun menyatakan: Bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan, yaitu: 1. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui tuhanya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan keatasnya. 2. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang di ungkapkan oleh pendidikan modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup. 10 Zuhairini, et al., Op. Cit., hlm. 44-45. 11 Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan Dan Pengajaran (Jakarta: Nida Karya Agung, 1980), hlm. 13. 12 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Agama Islam (Bandung: Al Ma arif, 1980), hlm. 179.

26 6) Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuanya kebahagiaan dunia akhirat. 7) Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Najid, mengatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam, adalah: untuk mendapatkan keridhaan Allah dan mengusahakan penghidupan. 8) Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan umum pendidikan Islam, adalah mempersiapkan seseorang bagi amalan dunia dan akhirat. Sedangkan Abdullah Fayad, mengatakan bahwa pendidikan Islam mengarahkan pada dua tujuan: 1. Persiapan untuk hidup akhirat, dan 2. Membentuk perorangan dengan ilmu pengetahun dan keterampilan untuk menunjang kesuksesanya hidup di dunia. 13 Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Islam bertujuan menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman tentang agama Islam sehingga menjadi muslim-muslim sejati yang terus berkembang (mengembangkan potensi) untuk dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 13 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 72.

27 C. Materi Pendidikan Islam Materi disebut juga dengan bahan ajar yaitu, Substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, pendidikan yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampikan pada anak didik. Ada persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh pendidik sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang pendidik agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. 14 D. Dasar-dasar Pendidikan Islam Menurut Ramayulis, dasar Ideal Pendidikan Islam adalah Identik dengan ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al Qur an dan Al Hadits.Kemudian dasar tadi dikembangkan dalam pemahaman para ulama dalam bentuk-bentuk : 50. 14 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm.

28 1) Al-Qur an Secara harfiah al-qur an berarti bacaan atau yang dibaca. Hal ini sesuai dengan tujuan kehadiranya, antara lain agar menjadi bahan bacaan untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan kandunganya. Adapun secara istilah al-qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah melalui perantaraan malaikat Jibril, yang disampaikan kepada generasi berikutnya secara mutawatir (tidak diragukan), dianggap ibadah bagi orang yang membacanya, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas. Al-Qur an diturunkan oleh Allah SWT, dengan fungsi antara lain agar menjadi petunjuk (al-hidayah), menjelaskan perbedaan antara yang hak dan yang batil (al-furqan), wasit atau hakim yang memutuskan berbagai perkara dalam kehidupan (al-hakim), keterangan atas semua perkara (al-bayyinah), obat penenang dan penyembuh jiwa (al-syifa ), serta ahmat bagi seluruh alam (rahmat lil alamin). Fungsi al-qur an sebagi sumber pendidikan agama Islam, lebih lanjut dapat dilihat dalam berbagai aspek sebagai berikut. Pertama, dari segi namanya, al-qur an dan al-kitab sudah mengisyaratkan bahwa al-qur an memperkenalkan dirinya sebagai kitab pendidikan. Al-Qur an secara harfiah berarti membaca atau bacaan. Adapun al-kitab berarti menulis atau tulisan. Membaca dan

29 menulis dalam arti seluas-luasnya merupakan kegiatan utama dan pertama dalam kegiatan pendidikan. Kedua, dari segi surat yang pertama kali diturunkan, yaitu ayat 1 sampai 5 surat al-alaq, juga berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Arti dari lima ayat surat al-alaq selengkapnya adalah : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. 15 Ketiga dari segi fungsinya, yakni sebagai al-huda, al-furqon, alhakim, al-bayyinah, dan rahmat lil alamin ialah berkaitan dengan fungsi pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Keempat dari segi kandungannya, al-qur an berisi ayat-ayat yng mengandung isyarat tentang berbagai aspek pendidikan. Visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, guru, dan berbagai komponen pendidikan lainnya dapat dirumuskan dari ayat-ayat al- Qur an. Kelima dari segi sumbernya yakni dari Allah SWT, telah mengenalkan diri-nya sebagai al-rabb atau al-murabbi, yakni sebagai pendidik, dan orang pertama kali didik atau diberi pengajaran oleh Allah SWT adalah Nabi Adam AS. 15 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 77

30 Kedudukan Al-Qur an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat Al-Qur an. Firman Allah : Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(qs. An Nahl : 64) 2) As-Sunnah (Hadits) Secara harfiyah as-sunnah adalah jalan hidup yang dijalani atau dibiasakan, apakah jalan hidup itu baik atau buruk, terpuji atau tercela. Adapun pengertian as-sunnah, menurut para ahli hadist adalah sesuatu yang didapatkan dari Nabi SAW yang terdiri dari ucapan, perbuatan, persetujuan, bersifat fisik atau budi, atau biografi, baik pada masa sebelum kenabian ataupun sesudahnya. Sunnah menurut para ahli hadist sama dengan pengertian hadist. Sunnah sebagai sumber pendidikan agama Islam dapat dipahami dari beberapa aspek. Pertama Nabi Muhammad SAW sebagai yang memproduksi hadist menyatakan dirinya sebagai guru. Kedua Nabi Muhammad SAW tidak hanya memiliki kompetensi pengetahuan yang mendalam dan luas dalam ilmu agama, psikologi, sosial, ekonomi, politik, hukum, dan budaya, melainkan juga memiliki kompetensi kepribadian

31 yang terpuji, kompetensi ketrampilan mengajar (teaching skill) dan mendidik yang prima, serta kompetensi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi yaitu seorang pendidik yang profesional. Ketiga, ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekkah pernah menyelenggarakan pendidikan di Darul al-arqan dan ditempat-tempat lain secara tertutup. Keempat, sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yanng paling berhasil mengemban risalah Ilahiah, yakni mengubah manusia dari jahiliah menjadi beradab, dari tersesat menjadi lurus, dari kegelapan menuju terang benderang, dari kehancuran moral menjadi berakhlak mulia. Keberhasilan ini terkait erat dengan keberhasilannya dalam bidang pendidikan. Kelima, di dalam teks atau matan hadist Nabi Muhammad SAW dapat dijumpai isyarat yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. 16 Amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW dalam proses perubahan hidup sumber utama pendidikan Islam karena Allah SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi Umatnya. Firman Allah: Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab : 21). 16 Ibid., hlm. 79

32 3) Sejarah Islam Kemajuan dalam bidang pendidikan di masa lalu dapat dijadikan pelajaran dan bahan perbandingan untuk pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang. Adapun kemunduran dalam bidang pendidikan dimasa lalu dapat dijadikan bahan peringatan, tidak terulang kembali dimasa sekarang dan yang akan datang. Sejarah perjuangan para Nabi di masa lalu dalam rangka membimbing dan membina umat juga dapat digunakan sebagai sumber pendidikan. 4) Pendapat Para Sahabat dan Filsuf Sahabat adalah orang yang lahir dan hidup sezaman dengan Nabi serta menyatakan beriman dan setia kepadanya. Para sahabat adalah orang yang pertama kali belajar dan menimba pengetahuan dari Nabi Muhammad SAW. Adapun Filsuf Adalah orang yang berpikir secara mendalam, sistematik, radikal, universal, dan spekulatif dalam rangka mengemukakan hakikat atau inti tentang sesuatu. 5) Ijtihad Karena Al-Qur an dan Hadits banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum dalam Islam menggunakan Ijtihad untuk menetapkan hukum tersebut. Ijtihad ini terasa sekali kebutuhannya setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dan beranjaknya Islam mulai keluar

33 dari tanah arab, karena situasi dan kondisinya banyak berbeda dengan di tanah Arab. 17 Islam adalah agama bagi seluruh umat manusia, tidak hanya untuk ras atau golongan tertentu. Islam adalah agama universal. Wajar apabila seorang muslim memiliki rasa terikat diri untuk mendakwahkan Islam dan menyebarkan agama ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Sudah seharusnya bagi seorang muslim untuk mendakwahkan Islam, sesuai dengan kemampuannya, kepada orang yang sudah beragama Islam maupun yang belum memeluk Islam (non muslim). Mendakwahkan Islam adalah merupakan komitmen muslim yang memiliki nilai kemanusiaan tinggi. Mengajak kepada aqidah tauhid, membimbing ke jalan yang lurus dan membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Di dalam melaksanakan misi dakwah, meskipun dapat dilaksanakan sendiri-sendiri oleh setiap individu muslim adalah merupakan suatu kebaikan, terlebih dalam dunia modern ini, untuk melaksanakannya secara kolektif dan terorganisasi dengan memanfaatkan segenap potensi yang dimiliki. Dakwah Islam apabila dilakukan secara kolektif dan profesional, InsyaAllah, akan dapat memberikan hasil lebih efisien, efektif, dan memuaskan. 17 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kalam Mulia, 2002), hlm. 54-60.