AMELIA ZULIYANTI SIREGAR, M.Sc, Ph.D

dokumen-dokumen yang mirip
KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

Decision Support System (DSS) Pemupukan Padi Lahan Rawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seminar Nasional: Inovasi untuk Petani dan Peningkatan Daya Saing Produk Pertanian, ISBN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN SELA DI ANTARA KELAPA PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT PROVINSI JAMBI

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERCEPATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN RAWA BERKELANJUTAN DAN LESTARI

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

KACANG TANAH DILAHAN LEBAK KALIMANTAN SELATAN UNTUK PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI PEDESAAN ABSTRAK

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pilihan yang sulit dihindari (Manwan, dkk dan Suryana. 2004). Hal ini

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

Pengelolaan Hara Terpadu untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Lahan Rawa Pasang Surut Sulfat Masam Potensial

Majalah Aplikasi Ipteks NGAYAH : Volume 5, Nomor 1, Juli 2014 ISSN: X

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN: Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

PRODUKTIVITAS PERTANAMAN JAGUNG DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dinamika Waktu Tanam Tanaman Padi di Lahan Rawa Lebak Pulau Kalimantan

PENDAHULUAN. Kacang Tanah merupakan tanaman polong polongan kedua terpenting

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan produksi perikanan adalah melalui budidaya (Karya

I. PENDAHULUAN. luas dan garis pantai yang panjang menjadi daya dukung yang sangat baik untuk

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya pelaku yang terlibat khususnya bidang produksi membuat harga-harga

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

AGROVIGOR VOLUME 5 NO. 2 SEPTEMBER 2012 ISSN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya

Perilaku Petani dalam Usahatani Padi di Lahan Rawa Lebak

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

KELOMPOK TANI PROGRAM INTENSIFIKASI SISTEM MINA PADI (INSISMINDI) 1) M. Zayin Sukri 2) dan Suwardi 3) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN JELAWAT Business Development of Jelawat Fish Cultivation

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

Ekonomi Pertanian di Indonesia

PENDEDERAN IKAN PATIN DI KOLAM OUTDOOR UNTUK MENGHASILKAN BENIH SIAP TEBAR DI WADUK MALAHAYU, BREBES, JAWA TENGAH

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dari Afrika. Tahun 1969, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan pangan semakin meningkat sejalan dengan pertambahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

GROUPER FAPERIK ISSN

PENGELOLAAN LAHAN BASAH DI INDONESIA YANG BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

nila dibedakan menjadi dua yaitu pakan

Transkripsi:

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DI LAHAN PADI PASANG SURUT AMELIA ZULIYANTI SIREGAR, M.Sc, Ph.D 1973052720012002 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Kegunaan Penulisan... 2 TINJAUAN PUSTAKA Ikan Nila... 3 Ikan Gurami... 4 Lahan Padi Pasang Surut... 5 Teknologi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) dan Gurami (Osphronemus Gouramy) Di Lahan Padi Pasang Surut 6 KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang Minapadi telah dipraktekkan oleh petani di Indonesia terutama di Jawa Barat sejak satu abad yang lalu. Minapadi merupakan salah satu subsistem usahatani padi-ikan di lahan sawah irigasi. Sistem usahatani ini bervariasi antardaerah, bergantung pada ketersediaan air irigasi, curah hujan, benih ikan, pasar dan status sosial ekonomi masyarakat umumnya, sehingga masih terbuka peluang untuk memperbaiki teknologinya (Suriapermana et al. 1989). Budi daya ikan bersama padi berbeda dengan system kolam atau air deras. Budi daya ikan pada sistem tersebut umumnya lebih dari satu jenis, sedangkan pada mina padi umumnya satu jenis ikan. Jenis ikan yang umum dibudidayakan dalam sistem minapadi adalah ikan mas (Cyprinus carpio), tawes (Puntius javanicus), nilem (Osteohilus hasselti), merah mata (Puntius orphiodes), nila (Tilapia nilatica), kancra (Labeobarbus trombroides) dan karper (Ctenopharyngodon idellus). Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis ikan adalah volume air, ketersediaan benih, pakan, pasar, dan kebiasaan petani. Pada minapadi, ketinggian air genangan tanaman padi terbatas antara 10-15 cm, dan pada bagian caren ketinggian airnya 20-30 cm (Suriapermana et al. 1989). Sistim usaha tani minapadi merupakan cara pemeliharaan (budidaya) ikan bersama padi atau memelihara ikan di sela-sela tanaman padi (Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992).Hal ini dimaksudkan agar keuntungan yang didapatkan dari cara ini, bersasaran hasil ganda, yaitu: dari padinya itu sendiri dan dari ikan disisi lain (Anonim, 1995). ada manfaat lain yang didapat melalui pemeliharaan

ikan di sawah, yakni dapat meningkatkan kesuburan tanah, serta dapat mengurangi hama dan penyakit pada tanaman padi. Menurut Ditjen Perikanan Budidaya KKP (2012) Sistim usaha tani mina padi ini, dapat difungsikan sebagai: 1) sebagai penyelang diantara dua musim tanam padi, atau bersama-sama atau budidaya ikan bersama padi, dan 3)sebagai pengganti palawija di persawahan. Jenis ikan yang paling baik dipelihara di sawah karena dapat tumbuh dengan baik meskipun di air dangkaldan lebih tahan terhadap sinar Matahari, adalah ikan Mas, ikan Nila, ikan Mujahir, ikan Bawal air tawar. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan

TINJAUAN PUSTAKA Ikan Nila Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungal Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik Ikan nila disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan (Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut: Kelas Sub-kelas Crdo Sub-ordo Famili Genus : Osteichthyes : Acanthoptherigii : Percomorphi : Percoidea : Cichlidae : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus. Terdapat 3 jenis nila yang dikenal, yaitu: nila biasa, nila merah (nirah) dan nila albino Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Sedangkan plankton/alga biru kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Tingkat kecerahan air karena plankton harus dikendalikan yang dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi disc). Untuk di kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20-35 cm (Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Ikan Gurami Ikan gurami Osphronemus gouramy Lac. adalah salah satu komoditas budidaya air tawar yang tergolong dalam famili ikan labirin (Anabantidae). Ikan ini tersebar di kawasan tropis mulai dari India sampai Semenanjung Malaya dan Indonesia. Ikan gurami bernilai ekonomi penting dan harganya di pasar cukup tinggi. Menurut Anonimous (2006), produksi ikan gurami di Indonesia tahun 1998, 1999 dan 2000 adalah 9.004 ton, 9.327 ton dan 13.339 ton. Produksi ikan gurami mengalami

pening-katan setiap tahunnya, namun belum dapat memenuhi permintaan pasar. Kendala yang sering dihadapi dalam usaha budidaya ikan gurami biasanya terjadi pada masa pembenihan dan pendederan. Selain itu, pemeliharaan benih ikan gurami yang dilakukan selama ini belum intensif sehingga produksi ikan ini masih rendah. Padat penebaran berhubungan dengan produksi dan pertumbuhan ikan (Hickling, 1971). Menurut Hepher dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan (critical standing crop) dan pada kepadatan tertentu pertumbuhan akan berhenti (carrying capacity). Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, peningkatan kepadatan harus disesuaikan dengan daya dukung (carrying capacity). Faktor-faktor yang mempengaruhi carrying capacity antara lain adalah kualitas air, pakan dan ukuran ikan. Pada keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan hasil (produksi). Lahan Padi Pasang Surut Salah satu areal alternatif yang memiliki prospek besar dari segi potensi luas maupun daya dukung agronomis untuk dijadikan sebagai areal produksi padi adalah lahan pasang surut. Di Indonesia luas areal pasang surut sekitar 20,1 juta hektar di tiga pulau besar, yaitu Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya, diperkirakan lebih dari 9 juta hektar berpotensi untuk dijadikan areal produksi pertanian. Namun demikian pemanfatannya memerlukan penerapan teknologi

yang sesuai dengan kondisi dan sifat lahan (Widjaja, dkk, 1992;Manwan, dkk, 1992 dan Ismail, dkk, 1993).Lahan pasang surut memiliki karakteristik yang khas, yaitu sistem pengairan yang mengandalkan pasang dan surutnya air sungai, tanahnya bereaksi masam sampai sangat masam, mempunyai lapisan pirit (FeS2) yang merupakan sumber racun besi bagi tanaman, tanahnya miskin hara dengan heterogenitas yang sangat tinggi sehingga bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Sedangkan menurut Anwar, dkk., (2001), lahan pasang surut biasanya dicirikan oleh : (1). ph tanah rendah, (2). Genangan yang dalam, (3). Akumulasi zat-zat beracun ( besi dan aluminium), (4). Salinitas tinggi, kekurangan unsur hara, (5). Serangan hama dan penyakit, serta (6). Tumbuhnya gulma yang dominan. Teknologi Budidaya Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dan Gurami (Osphronemus Gouramy) Di Lahan Padi Pasang Surut Ekosistem lahan rawa mempunyai prospek untuk pengembangan perikanan yang pada tahap awal ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tani. Pada lahan rawa pasang surut, pengembangan ikan terutama pada lahan yang terluapi pasang. Usaha tani ikan di lahan lebak dapat dilakukan dengan sistem kolam ataupun mina-padi (ikan-padi) khususnya untuk lebak dangkal dan lebak tengahan, baik secara mono maupun polikultur. Pemeliharaannya dapat dilakukan dengan sistem shelter, hempang atau pen. Jenis ikan yang mampu hidup dengan baik di lahan rawa pasang surut adalah nila dan jelawat (ikan budi daya) serta betok (ikan liar), sedangkan yang dapat dikembangkan di lahan rawa lebak adalah sepat silam, jelawat, patin, lampan, dan tawes (Ismail et al. 1993).

Sistim usaha tani memelihara ikan bersama padi di sawah atau Minapadi telah dikembangkan di Indonesia sejak satu abad yang lalu (Ardiwinata, 1987) dan merupakan salah satu tipe budidaya ikan di sawah, dimana ikan dan padi ditanam secara bersama-sama (Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992).Sedangkan sawah yang sesuai untuk usaha tani ini adalah sawah yang berpengairan teknis maupun setengah teknis (Mujiman, 1987). Tupan et al, (2013) mengatakan bahwa sistim budidaya Minapadi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi di sawah; sebagai penyelang diantara dua musim tanaman padi dan atau pemeliharaan ikan sebagai pengganti palawija di persawahan. Karena dapat memperkaya media tanam dengan pupuk organik dan meningkatkan produksi plankton yang menjadi sumber makan ikan, dan itulah sumbangsih ikan pada usaha tani terpadu ini (Simanjuntak, 2013). Bahkan menurut Montazeri (2012) minapadi adalah salah satu teknologi lahan pertanian untuk perbaikan kualitas lingkungan hidup sebagai antisipasi anomali iklim, karena minapadi ini adalah budidaya terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu: peningkatan pendapatan petani melalui peningkatan produksi padi 10%; peningkatan keragaman hasil pertanian karena menghasilkan ikan; meningkatkan kesuburan tanah dan air ( mengurangi pupuk 30%); juga dapat mengurangi hama penyakit Wereng Coklat pada tanaman padi. Sistim usaha tani Minapadi digolongkan menjadi : 1. Budidaya Ikan Sebagai Penyelang Tanaman padi Pemeliharaan ikan sebagai penyelang, dilakukan setelah tanah sawah dikerjakan sambil menunggu penanaman padi.lamanya pemeliharaan biasanya 20-30 hari,

sampai pada saat benih siap untuk ditanam. Pada sistim ini, biasanya hanya dilakukan untuk pendederan benih ikan (ukuran 1-3 cm) dengantujuan: setelah umur 20-30 hari, hasil dederan berubah menjadi anak ikan yang siap ditebarkan di kolam (ukuran 3-5 cm atau benih glondongan). 2. Budidaya Ikan Bersama Padi Merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang dilakukan bersama dengan tanaman padi.lamanya pemeliharaan adalah sejak benih padi ditanam sampai dengan penyiangan pertama, penyiangan kedua, atau sampai tanaman padi berbunga (mulai terbentuk), bahkan sampai pengeringan. Hasil panenan dapat berupa ikan berukuran 100 gram/ ekor 3. Budidaya Ikan Sebagai Pengganti Palawija Pemeliharaan ini dilakukan sebagai pengganti tanaman palawija dalam pola pergiliran padi palawija padi.tujuannya untuk mengembalikan kesuburan tanah sawah.pada umumnya, pemeliharaan ikan sebagai palawija, dilakukan setelah dua kali masa tanam padi berturut-turut, atau padi-padi-ikan (Anonim 1985).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Usaha tani ikan di lahan pasang surut dilakukan dengan sistem kolam ataupun mina-padi. 2. Sistim budidaya Minapadi merupakan cara pemeliharaan ikan di sela-sela tanaman padi di sawah. 3. Minapadi adalah salah satu teknologi lahan pertanian untuk perbaikan kualitas lingkungan hidup sebagai antisipasi anomali iklim, karena minapadi ini adalah budidaya terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah. 4. Sistim usaha tani Minapadi digolongkan : Budidaya Ikan Sebagai Penyelang Tanaman padi, Budidaya Ikan Bersama Padi, Budidaya Ikan Sebagai Pengganti Palawija. Saran Saran saya untuk teknologi budidaya ikan nila (oreochromis niloticus) dan gurami (osphronemus gouramy) di lahan padi pasang surut ini lebih di perhatikan oleh pemerintah dan dilakukan penyuluhan kepada para petani lebih mendalam mengenai manfaat dari sistem mina-padi.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1985. Petunjuk Budidaya Ikan di Sawah, Proyek Peningkatan Produksi Perikanan Jawa Barat, UPP Budidaya Air Tawar, 1985. Anonimous. 2006. Aspek pemasaran budidaya pendederan dan pembesaran ikan gurami. Http://www.bi.go.id/ sipuk/im/ind/ikan gurami/pemasaran. htm. Anwar, K., M. Alwi, S. Saragih, A. Supriyo, D. Nazemi, dan K. Sari. 2001. Karakterisasi Dinamika Tanah dan Air untuk Perbaikan Pengelolaan Lahan Pasang Surut. Laporan Akhir Hasil Penelitian. Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa. Banjarbaru. Hlm. 27-28. Balai Informasi Pertanian Irian Jaya, 1992. LIPTAN no 11/ 1992. Nopember 1992 Dinas Perikanan daan Kelautan Provinsi Bengkulu, 2012. Laporan Panen Perdana Minapadi Kegiatan Dirjen Perikanan Budidaya Di Desa Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Tahun 1992. Hepher, B., dan Y. Pruginin. 1981. Commercial fish farming with special reference to fish culture in Israel. John Willey and Sons, New York. 261 hal. Hickling, C.F. 1971. Fish culture. Faber and Faber, London. 348 hal. Ismail, I.G.; Alihamsyah; Widjaja Adhi, I.P.G.; Suwarno; Herawaty, T.; Thahir, R dan Sianturi, D.E. 1993. Sewindu Penelitian Pertanian di Lahan Rawa : Konstribusi dan Prospek Pengembangan. Proyek Swamps II. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Manwan, I., Ismail, I.G., Alihamsyah, T., dan Partohardjono. 1992. Teknologi Pengembangan Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut. Dalam : Prosiding Pertemuan Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak, Cisarua 7 9 Maret 1992. Suriapermana. S., I. Syamsiah, P. Wardana, dan A.M. Fagi. 1989.Petunjuk praktis sistem usahatani padi ikan dan padi-ikanitik di lahan sawah. Balittan Sukamandi. Widjaya Adhi I.P.G; K. Nugraha; D.S. Ardi dan A.S. Karama, 1992. Sumberdaya Lahan Pasang Surut, Rawa, dan Pantai : Potensi, Keterbatasan, dan

Pemanfaatan. Prosiding Pertemuan Nasional Pengembangan Lahan Pertanian Pasang Surut dan Rawa. Cisarua, 3 4 Maret 1992.