Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

dokumen-dokumen yang mirip
Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Otomatisasi Pengkondisian Suhu, ph, dan Kejernihan Air Kolam Pada Pembudidayaan Ikan Patin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

ALAT PEMBERI MAKAN IKAN NILA DI TAMBAK

BAB III METODE PENELITIAN

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. keras dan perangkat lunak serta unjuk kerja dari suatu prototipe alat kontrol

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OTOMATISASI PENGATUR KELEMBAPAN DAN SUHU PADA OVEN MENGGUNAKAN ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

Kata Kunci Metode nilai rata-rata, Irms, Vrms, Daya Nyata, Daya Semu I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

3 SENSOR SUHU BERBASIS BAHAN FERROELEKTRIK FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) BERBANTUKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535. Pendahuluan

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

PEMISAH LEMAK SUSU SAPI MENGGUNAKAN METODE SENTRIFUGASI

SKRIPSI. Monitoring Kadar ph Air Berbasis Mikrokontroler Arduino Dengan Tampilan LCD dan Grafik Komputer

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 3, No. 1, April 2012 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Input ADC Output ADC IN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DT-SENSE. Temperature & Humidity Sensor

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

Tri Santoso ( )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

Implementasi Fuzzy Logic Untuk Mengatur Banyak Air Pada Tanaman Mawar Berdasarkan Suhu Dan Kelembaban

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB III PERANCANGAN ALAT

Disain dan Implementasi Modul Akuisisi Data sebagai Alternatif Modul DAQ LabVIEW

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III. Perencanaan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Tugas Akhir SISTEM MONITORING LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS WEBSITE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

DAFTAR ISI BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 5

Transkripsi:

1 Perancangan Monitoring dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber Mudito A. Wardhana 1, M. Julius St. 2, dan Nurussa adah 2 Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua makhluk hidup. Penelitian sel sekarang masih menggunakan metode uji tabung. Metode ini mempunyai kelemahan yaitu penggantian cairan pada cawan petri seringkali terkontaminasi fungi dan cuci ulang ulang inkubator meninggalkan formaldehid yang sulit dihilangkan. Sehingga perlu dirancang sebuah media dimana sel bisa tumbuh dengan parameterparameter (suhu,, kelembaban, CO 2) yang dapat terdeteksi langsung dan dikontrol tanpa harus mengganti cairan cawan petri secara manual. Tujuan penelitian ini adalah merancang sensor yang mendeteksi perubahan dan kelembaban yang terjadi dalam sistem Live Cell Chamber. Penelitian ini memakai sensor Glass Electrode, sensor suhu dan kelembaban SHT 11 serta mikrokontroler ATMega 128 sebagai pengatur utama sistem. Hasil pengujian menunjukan bahwa sensor elektroda memiliki nilai keluaran sebesar ± 56mV per satuan. RPS menghasilkan tegangan 2,49 V pada = 7 dan tegangan berubah naik sekitar 0,37 V/ jika kondisi menurun (asam) dan turun 0,37 V/ jika kondisi naik (basa). Tingkat kesalahan 1,234% untuk meter dan 0,306% untuk sensor kelembaban ketika masingmasing dikalibrasi dengan alat ukur lain. Kata kunci : sel,, kelembaban, Glass Electrode, ATMega 128. P I. PENDAHULUAN ada dewasa ini banyak sekali penelitianpenelitian terhadap sel makhluk hidup. Penelitian saat ini kebanyakan masih menggunakan metode tabung uji dengan media penumbuhannya yaitu inkubator. Kedua metode diatas mempunyai kelemahan-kelemahan salah satu nya pemindahan sel pada waktu pengamatan akan bereaksi dengan udara luar yang menyebabkan kondisi sel berubah. Berdasarkan masalah yang ditemui diatas maka perlu dirancang suatu media yaitu Live Chamber Cell, adalah sistem culture sel dimana bisa diberi reaksi dan bisa diamati secara langsung 1) Mudito A. Wardhana adalah mahasiswa program sarjana Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (penulis dapat dihubungi melalui email: mudito_prosesor2008@yahoo.com). 2) Ir.M.Julius St., MS. dan Ir. Nurussa adah, MT adalah dosen pengajar program sarjana Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia (email: julius@brawijaya.ac.id; rossa@brawijaya.ac.id). oleh peneliti. Dalam media tersebut sel bisa diberi reaksi sesuai kondisi alaminya dan diharapkan bisa tumbuh sesuai perlakuan yang telah diberikan. Dalam hal ini sebuah sel bisa tumbuh sesuai kondisi aslinya jika 5 parameter dapat dipenuhi, antara lain parameter CO 2, parameter suhu, parameter kelembaban, parameter dan parameter nutrisi dalam bentuk aliran (flow). Dalam penelitian ini penulis mencoba merancang Live Chamber Cell dengan parameter yang bisa diubah-ubah sesuai sel yang diteliti dan dalam skripsi ini pembahasan akan dikhususkan pada sensor dan kelembaban pada sistem Live Chamber Cell. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini didasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yang dapat dirumuskan menjadi 2 permasalah utama, bagaimana merancang alat yang mampu menjaga kestabilan dan kelembaban secara otomatis menggunakan mikrokontroler serta bagaimana mengatur keluaran tegangan sensor agar mampu diproses oleh mikrokontroler. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merealisasikan alat yang dirancang adalah penentuan spesifikasi alat, studi literatur, perancangan dan pembuatan alat, pengujian alat, dan pengambilan kesimpulan. A. Perancangan dan Pembuatan Alat Perancangan pengatur -flow dan kelembaban terbagi dalam 2 bagian yaitu perancangan perangkat keras berupa pembuatan blok diagram lengkap sistem, perancangan modul pengukur kelembaban dengan ADC mikrokontroler ATMEGA 128, perancangan rangkaian pengondisi sinyal sensor, penentuan dan perhitungan komponen yang akan digunakan serta pembuatan rangkaian elektrik pengondisi sinyal sensor. Bagian yang kedua adalah perancangan perangkat lunak berupa diagram alir sistem pembacaan -flow dan kelembaban. B. Pengujian dan Analisis Pengujian diakukan pada setiap blok rangkaian dan hasil pada masing-masing blok diamati. Setelah pengujian tiap blok dilakukan kemudian pengujian dilakukan pada keseluruhan blok yang menjadi satu sistem Live Cell Chamber. Pengujian dilakukan dalam beberapa tahap: 1. Pengujian mikrokontroler

2 2. Pengujian modul sensor SHT 11 3. Pengujian sensor 4. Pengujian pengondisi sinyal 5. Pengujian keseluruhan sistem III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT A. Blok Diagram Pengatur dan Kelembaban Gambar 1 menunjukkan blok diagram sistem pengatur dan kelembaban. 2) Perancangan rangkaian minimum ATMega 128 Mikrokontroler AVR Atmega 128 memiliki ADC internal dengan resolusi 8 hingga 10 bit, yang terhubung pada port F0-F7. Resolusi yang digunakan adalah 10 bit, sehingga akan menghasilkan keluaran ADC 0 sampai 1023 [6]. Gambar 3 menunjukkan rangkaian sistem minimum beserta port yang digunakan di mikrokontroler ATMega 128 Sensor Plant Penguat Penyangga Rangkaian Pengondisi Sinyal ATMega 128 Modul Humidity Sensor Display LCD Gambar. 1 Diagram blok sistem pengatur dan kelembaban Prinsip kerja sistem yang akan dirancang ini adalah sensor yang terdiri dari sensor (Glass Electrode) dan sensor kelembaban SHT 11 berfungsi membaca perubahan dan kelembaban yang tejadi dalam plant. Sinyal-sinyal keluaran dari sensor yang masih berupa sinyal analog di proses telebih dahulu melalui penguat penyangga dan rangkaian pengondisi sinyal agar sesuai dengan sinyal yang dibutuhkan untuk dapat dibaca oleh mikrokontroler ATMega 128. Dalam mikrokontroler ATMega 128 terjadi perubahan sinyal analog menjadi digital dan pemrosesan data sinyal untuk diteruskan ke aktuator dan kelembaban. B. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain: 1) Perancangan modul pengukur kelembaban Perintah untuk mengambil data dari sensor SHT11 adalah 0x05, perintah ini akan mengambil data kelembaban sensor untuk dikirim ke mikrokontroler. Pin SCL dan SDA dihubungkan ke PORTD.0 dan PORTD.1 mikrokontroler dengan resistor pull-up. Berdasarkan datasheet mikrokontroler ATmega128 (V OL(TWI) = 0,4 volt dan sink current = 3 ma), nilai R pull-up minimum didapatkan 1,533KΩ. Gambar 2 menunjukkan diagram blok pin yang digunakan pada sensor suhu dan kelembaban SHT 11. Gambar. 3 Rangkaian minimum ATMega 128 3) Perancangan rangkaian pengondisi sinyal sensor Perancangan rangkaian pengondisi sinyal berfungsi untuk menguatkan tegangan keluaran dari sensor menjadi tegangan 0-5V agar dapat dibaca oleh ADC mikrokontroler. ADC yang dipergunakan yaitu ADC 10 bit dengan tegangan referensi sebesar 5 V. Jadi tegangan maksimal yang dapat masuk ke dalam ADC adalah : V in(adc) = 5 x (1) = 4,995 V Untuk mendapatkan penguatan dan penambahan tegangan maka pada rangkaian digunakan rangkaian penguat pembalik, penguat penyangga (buffer) dan rangkaian penambah tegangan dengan menggunakan Op-Amp TL-072 karena mempunyai noise dan input bias yang rendah. Penguatan yang dibuat oleh rangkaian pengondisi sinyal ini sebesar 6,37 kali dengan tegangan offset sebesar 2,4975 V. Rangkaian pengondisi sinyal sensor ditunjukkan dalam Gambar 4. Gambar. 2 Diagram blok pin SHT 11

3 Gambar 6. Hasil Pengujian LCD Gambar. 4 Rangkaian Pengondisi Sinyal C. Perancangan Perangkat Lunak Perancangan perangkat lunak dibuat dengan program BASCOM AVR. Gambar 5 menunjukkan algoritma pemrograman utama. Mulai Dari hasil pengujian dapat dianalisis bahwa modul LCD dan perangkat lunak yang telah dibuat dapat bekerja sesuai spesifikasi yang ditentukan. B. Pengujian Sensor SHT 11 Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pembacaan suhu dan kelembaban udara oleh sensor SHT11 terhadap pembacaan suhu serta kelembaban oleh perangkat lain yang telah terkalibrasi. Gambar 7 menunjukkan diagram blok pengujian sensor suhu-kelembaban SHT11. Baca data sensor Data digital? Y Y Baca DataOut Kelembaban SHT11 Sub Program Aktuator T T Baca ADC Sensor Sensor Suhu dan Kelembaban SHT 11 ATMEGA 128 Gambar. 7 Diagram blok pengujian SHT11 DISPLAY LCD Hasil pengukuran kelembaban oleh sensor SHT11 dan perbandingannya dengan higrometer ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1 Hasil Pengujian Sensor SHT 11 Tampilan LCD Data Kelembaban dan Data Selesai Gb. 5 Algortima Program Utama IV. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian dilakukan per blok untuk dapat mengetahui permasalahan di tiap blok agar proses troubleshooting lebih mudah dilakukan. A. Pengujian Mikrokontroler dan LCD Pengujian modul LCD bertujuan untuk mengetahui keberhasilan LCD menampilkan tulisan. sesuai dengan perangkat lunak yang terdapat dalam mikrokontroler. Dalam pengujian ini, LCD dapat menampilkan tulisan PENGUJIAN pada baris pertama, LCD pada baris kedua, SKRIPSI pada baris ketiga dan TERIMA KASIH pada baris keempat. Hasil pengujian modul LCD ditunjukkan dalam Gambar 6. No Data Higrometer (%RH) Data Kelembaban SHT 11 ( %RH) Kesalahan ( %) 1 81 81,33 0,4 2 85 85,21 0,24 3 88 87,94 0,06 4 92 92,15 0,38 5 95 95,23 0,45 Rata-Rata Kesalahan 0,306 Data pengukuran Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata kesalahan pada pengukuran kelembaban oleh sensor SHT11 sebesar 0,306%. Nilai error ini muncul dikarenakan pembacaan yang tidak tepat pada higrometer untuk skala yang lebih kecil serta sensitivitas sensor SHT11 yang mampu mendeteksi perubahan kondisi dengan cepat. C. Pengujian Sensor Pengujian sensor bertujuan untuk mengetahui karakteristik sensor serta tegangan yang dihasilkan oleh elektroda dengan nilai pada beberapa larutan buffer. Nilai yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan kriteria probe ideal. Diagram blok pengujian sensor ditunjukkan dalam Gambar 8.

Vout Sensor (mv) Vout (mv) 4 Grafik Vout Sensor Terhadap Suhu Probe - TL 072P + Multimeter 250 200 GND GND Gambar. 8 Diagram blok pengujian sensor Hasil Pengujian Sensor pada Suhu Ruang 20 C ditunjukkan dalam Tabel 2 Tabel 2 Hasil Pengujian Sensor pada Suhu Ruang 20 C 150 100 50 0-50 4 7 10 Buffer Dari hasil pengujian Tabel 2 dapat dilihat jika asam akan menghasilkan tegangan sensor positif, sedangkan basa akan menghasilkan keluaran tegangan negatif. Dengan menggunakan hasil 4 didapat tegangan sebesar 168 mv. 4 dan 7 memiliki selisih 3 unit, maka keluaran tegangan tiap derajat adalah sebesar 56 mv/ pada suhu ruang 20 C. Hasil pengujian pengaruh suhu terhadap tegangan keluaran sensor ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pengujian Tegangan Keluaran Sensor Terhadap Suhu Buffer Tabel 3 menunjukkan bahwa tegangan keluaran sensor bergeser naik dari keluaran pada suhu yang lebih rendah. Grafik keluaran tegangan sensor berbanding terbalik dengan kenaikan dan pengaruh suhu terhadap respon tegangannya ditunjukkan dalam Gambar 9 dan Gambar 10. 200 100 0-100 -200 Pengukuran ke- (mv) I II III IV Rata-rata 4 168 168,4 168 170 168,6 7-7 -6-5 -6-6 10-170 -171-172,5-171,5-171,25 Pengukuran Rata-Rata Vout Pada Suhu- 10 (mv) 20 (mv) 35 (mv) 50 (mv) 4 162,1 168,6 180 190,2 7-2 -6-9 -8 10-166,2-171,25-184,5-195,5 Grafik Linieritas dan Tegangan 4 7 10 56 mv/ 168.6-6 -171.25 56 mv/ Gambar. 9 Grafik tegangan keluaran sensor pada suhu 20 C -100-150 -200-250 Gambar. 10 Grafik tegangan keluaran sensor terhadap suhu Penyimpangan pembacaan sensor ketika pada kondisi ideal keluaran 7 = 0 V dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu larutan buffer yang digunakan untuk pengujian tidak stabil akibat penyimpanan buffer yang kurang tepat, usia dari elektroda yang digunakan, serta suhu pengukuran tidak tepat sama dengan 25 C. D. Pengujian Rangkaian Pengondisi Sinyal Pengujian sinyal analog bertujuan untuk memeriksa kesesuaian data hasil penguatan pengondisi sinyal keluaran sensor dengan teori perhitungan. Diagram pengujian rangkaian pengondisi sinyal ditunjukkan dalam Gambar 11. Buffer 10 C ( 54.05 mv/) 35 C ( 61 mv/) Vin Rangkaian Pengondisi Sinyal V OUT Multimeter Gambar. 11 Diagram pengujian rangkaian pengondisi sinyal Hasil pengujian rangkaian pengondisi sinyal ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 4 Hasil Pengujian Rangkaian Pengondisi Sinyal 4 5 6 7 8 9 10 20 C ( 56 mv/) 50 C ( 64 mv/) Vin Vout Vout teori Penyimpangan teori Pengujian (V) (%) (mv) (V) 168 3,58 3,59 0,28 112 3,203 3,22 0,53 56 2,846 2,85 0,14 0 2,49 2,48 0,28-56 2,13 2,1 0,14-112 1,777 1,72 0,32-168 1,42 1,37 3,52 Penyimpangan rata-rata 1,156

5 Tabel 4 menunjukkan bahwa data yang didapatkan telah mendekati perencanaan sebelumnya. Error rata-rata adalah 1,156% dengan error terbesar pada 10 3,52%. Range pengukuran efektif adalah pada 4-9 dengan selisih keluaran per derajat mencapai ± 0,37 V. Adanya kesalahan hasil pengukuran rangkaian pengondisi sinyal disebabkan oleh tingkat akurasi dari komponen-komponen yang digunakan berbeda-beda. E. Pengujian Respon Time Keseluruhan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sistem dalam membaca perubahan kondisi yang terjadi terhadap lingkungannya. Diagram pengujian respon sensor ditunjukkan dalam Gambar 12. SHT11 Larutan ATMega 128 TIMER LCD DISPLAY Gambar. 12 Diagram pengujian respon sensor Hasil pengujian respon waktu sensor ditunjukkan dalam Tabel 5. Detik Ke- Tabel 5 Hasil Pengujian Respon Waktu Sensor 6 7 8 Kelembaban (%) 10 6.21 7.01 7.58 89 20 6.13 7.04 7.72 90 30 6.1 7.05 7.78 90 40 6.07 7.06 7.81 91 50 6.08 7.06 7.85 92 60 6.07 7.06 7.86 93 70 6.07 7.07 7.89 94 80 6.07 7.07 7.92 94 90 6.07 7.07 7.95 94 100 6.05 7.08 7.98 94 Grafik pengujian sensor dan kelembaban ditunjukkan dalam Gambar 13 dan Gambar 14. 10 8 6 RH (%) 96 94 92 90 88 86 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (s) Gambar. 14 Grafik pengujian respon sensor Pengujian respon sensor dilakukan dengan rentang waktu 100 detik. Dalam rentang waktu tersebut, hasil pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada sensor memiliki respon pembacaan awal yang cukup baik namun sedikit lambat untuk mencapai kestabilan. Pada sensor rata-rata mulai mencapai kestabilan pada waktu 70-100 detik. Untuk sensor SHT pembacaan sensor cenderung bertahap dan stabil. Pada pengujian tersendiri didapat nilai kestabilan pembacaan sensor baru tercapai dengan rentang waktu 3-4 menit dari awal pembacaan sensor. F. Kalibrasi dengan Meter Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan sistem pengukur dengan alat pengukur yang sudah ada yaitu Meter Jenway 3310 sebagai kalibrator alat. Hasil Pengujian meter ATMega 128 ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Hasil Pengujian Kalibrasi Meter Meter Jenway 3310 Meter ATMega 128 Error ( % ) 4 3,96 3,94 0,5 5 5,1 5,02 1,57 6 6,11 5,99 1,96 7 6,84 6,92 1,73 8 8,17 8,09 0,98 Rata-Rata Kesalahan 1,234 Gambar 15 dan 16 menunjukkan hasil pengukuran meter Jenway 3310 dan ATMega 128 pada buffer 7. 4 2 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (s) 6 7 8 Gambar. 13 Grafik pengujian respon sensor Gambar. 15 Pembacaan meter Jenway 3310 pada 7

6 Gambar. 16 Pembacaan meter ATMega128 pada 7 VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengujian dan analisis sistem pengatur dan kelembaban Live Cell Chamber, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sensor elektroda yang digunakan memiliki keluaran 56 mv per satuan. 2. Tegangan keluaran sensor elektroda dipengaruhi oleh suhu. Semakin naik suhu yang diukur, tegangan keluaran semakin bergeser naik daripada keluaran pada suhu yang lebih rendah. 3. Rangkaian Pengondisi Sinyal (RPS) untuk berfungsi pada jangkauan pengukuran efektif 4 9 derajat, dengan kesalahan rata-rata 1,156%. 4. RPS menghasilkan tegangan 2,49 V pada = 7 dan tegangan berubah naik sekitar 0,37 V per satuan jika kondisi menurun (asam). Sebaliknya tegangan turun 0,37 V per satuan jika kondisi naik (basa). 5. Hasil pengukuran kelembaban dan derajat keasaman () dalam Live Cell Chamber dapat ditampilkan dengan baik pada display LCD dan memiliki tingkat kesalahan 1,234% pada range 4-8 derajat untuk meter dan 0,306% pada range 81-95% RH untuk sensor kelembaban ketika masingmasing dikalibrasi dengan alat ukur lain. B. Saran Saran-saran dalam pengimplementasian maupun peningkatan unjuk kerja sistem ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Meningkatkan tingkat akurasi pengukuran dengan menggunakan sensor elektroda dengan akurasi dan sensitivitas yang lebih tinggi. 2. Menggunakan rangkaian instrumentasi untuk mengurangi noise dan meningkatkan impedansi masukan rangkaian pengondisi sinyal. 3. Merancang sistem dengan rangkaian penguat integral untuk mempercepat respon pembacaan sensor. 4. Menambahkan indikator yang dapat menunjukkan saat pembacaan sensor telah mencapai kestabilan. DAFTAR PUSTAKA Dailey, Michael E. Maintaining Live Cells on the Microscope Stage. http://microscopyu.com/articles. H. Galster. 1991, Measurement: Fundamentals, Methods, Applications, Instrumentation. New York: VCH Publishers Lucena, Samuel E. de. 2006. The Electronic Detail Of A Digital Ph-Meter. Sao Paulo State University. Brazil Seitz, Jason. 2009. Analog Designing with Electrodes. National Semiconductor Corporation. CA. United States Sensirion, 2007. SHT 11 Datasheets and Info. http:// www.sensirion.com/sensors. diakses pada 7/09/2012 jam 01:00 GMT Atmel. 2010. 8-bit AVR Microcontroller with 128Kbyte in System Programmable Flash. http:// www.atmel.com /Images/ doc2467.pdf. Diakses pada22/12/2012. Malvino, AP. 1987. Prinsip-prinsip Elektronika, Jilid 2, Cetakan ketiga, terjemahan Prof. M. Barmawi, Jakarta : Erlangga Pujiono. 2012. Rangkaian Elektronika Analog. Graha Ilmu. Yogyakarta Mudito A. Wardhana, Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Juli 2013, Perancangan pengatur -Flow dan kelembaban dalam Live Cell Chamber, Dosen Pembimbing: Ir. M. Julius St., MS. dan Ir. Nurussa adah, MT.