BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap masalah yang ada pada penelitian ini. Menurut ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya secara lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan berbagai pihak, meliputi kepentingan perusahaan (klien) dan

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

INTERNAL AUDIT CHARTER

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2004:5)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Guna mencapai tujuan tersebut, dilakukan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mereka harus menjadikan perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi yang disajikan oleh unit-unit organisasi yang ada dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu organisasi profesi setiap anggota. komitmen profesi. Harsanti (2001) menyatakan bahwa komitmen dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dapat memperoleh kesuksesan hanya dengan mengadopsi teknologi baru dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian ini pada Air Minum Dalam Kemasan. (AMDK) PDAM Tirtawening Bandung serta pembahasan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak dan kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain, serta adanya kejujuran

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dan sesuai dengan kode etik auditor. Tuntutan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

PEDOMAN SISTIM PENGENDALIAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha-usaha koperasi memiliki lingkup usaha yang bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan berdampak pada gaya kepemimpinan manajemennya. Pada koperasi-koperasi kecil dengan aktivitas usaha yang sedikit dan sederhana, umumnya pimpinan atau manajemen masih mampu mengawasi sendiri semua aktivitas perusahaan dengan hanya dibantu oleh beberapa tenaga yang masih dapat diawasi secara langsung dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Namun dengan adanya perkembangan yang semakin pesat dari usaha koperasi yang kecil menjadi usaha koperasi yang besar, maka semakin besar pula aktivitas yang terjadi pada koperasi tersebut, baik aktivitas intern maupun aktivitas ekstern. Hal ini akan membuat pimpinan tidak dapat lagi secara langsung mengawasi aktivitas perusahaan, karena tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab harus didelegasikan kepada pihak lain. Aktivitas usaha perusahaan atau koperasi yang semakin kompleks menuntut pihak manajemen untuk menyiapkan dan menerapkan struktur pengendalian intern pada perusahaan, yang tentunya akan sangat berguna dalam menjaga keamanan harta dan kekayaan perusahaan itu sendiri. Pengendalian terhadap kebijakan-kebijakan dan semua kegiatan yang telah diprogramkan manajemen sangat diperlukan. Tujuan pengendalian pada dasarnya adalah untuk memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh pihak 1

manajemen. Dengan demikian para manajer, karyawan, dan seluruh unsur yang ada dalam perusahaan dirangsang dan diarahkan untuk melakukan apa yang ditetapkan pimpinan dan dikoreksi bila ada sesuatu yang menyimpang dari tujuan manajemen. Menurut Undang-Undang Nomor 25/1992 pasal 38 dan 39 tentang pokokpokok perkoperasian, pengawas pada koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota serta bertanggung jawab kepada rapat anggota. Tugas pengawas adalah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi oleh pengurus serta membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengawas berfungsi sebagai internal auditor karena pengawas merupakan orang dalam koperasi yang diberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Peranan internal auditor dirasakan sangat penting keberadaannya, karena para internal auditor yang nantinya akan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan pemeriksaan intern dalam menilai suatu efektivitas prosedur yang telah digariskan dan telah disepakati oleh semua pihak yang terkait dalam perusahaan. Pemeriksaan intern diperlukan untuk menelaah dan menilai kegiatankegiatan koperasi guna memberikan saran-saran kepada pihak manajemen. Menurut Eric (1975) independensi didefinisikan sebagai suatu hubungan antara internal auditor dengan kliennya yang mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga temuan dan laporan yang diberikan hanya dipengaruhi oleh bukti-bukti yang ditemukan dan dikumpulkan sesuai dengan aturan atau prinsip-prinsip 2

profesionalnya (Rijasa, 2006). Sedangkan Kell et.al (1989) menyatakan, independensi merupakan suatu sikap internal auditor yang bertindak secara objektif dan integritas (Rijasa, 2006). Objektivitas merupakan sikap yang tidak memihak atau tidak memasukkan kepentingan pribadi dalam mempertimbangkan fakta. Internal auditor harus mengetahui dengan jelas tugasnya sebagai pemeriksa untuk melakukan penilaian dan bersedia tetap patuh pada prinsipnya serta dapat mengatasi keadaan yang dapat menyeretnya keluar dari objektivitasnya. Integritas berhubungan dengan prinsip moral yang jujur, memandang dan mengemukakan fakta seperti apa adanya. Independensi seorang auditor mencakup tiga aspek yaitu (1) independensi sikap mental independen (independence in fact) berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta-fakta dan adanya pertimbangan yang objektif dan tidak memihak, (2) independensi penampilan (independence in appearance) berarti adanya kesan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit, auditor harus menjaga kedudukannya sedemikian rupa sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan objektivitasnya, (3) independensi dari sudut keahlian (independence in competence) yaitu berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya (Halim, 2001). Di dalam suatu koperasi apabila internal auditornya sudah menerapkan prinsip independensi dalam melaksanakan tugas pemeriksaan intern terhadap seluruh aktivitas koperasi, maka kualitas laporan audit yang dihasilkannya akan semakin berkualitas. Laporan audit yang berkualitas dapat dijadikan sebagai 3

acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menindaklanjuti laporan audit tersebut. Tindak lanjut yang tepat dari manajemen akan berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas penerapan struktur pengendalian intern dari koperasi tersebut. Keahlian profesional dan pengalaman kerja seorang internal auditor sangat diperlukan dalam melakukan pemeriksaan intern. Menurut Hayes Roth, dkk (1983) keahlian didefinisikan sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah-masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan (Rijasa, 2006). Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya kompleksitas kerja. Menurut Tubs (1992) seorang auditor yang berpengalaman, maka auditor tersebut menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, dan auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan-kekeliruan yang tidak lazim (Rijasa, 2006). Apabila dalam melakukan pemeriksaan intern, internal auditor yang ahli dan berpengalaman akan bekerja dengan lebih teliti, mengetahui dengan cepat kekeliruan-kekeliruan yang terjadi dan tepat waktu dalam melaksanakan tugas pengawasan (audit). Maka hasil laporan audit yang berkualitas dapat dijadikan sebagai acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat untuk mengambil tindakan korektif, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas struktur pengendalian intern dari koperasi tersebut. Dalam Standar Umum dan Spesifik untuk praktik profesional audit internal salah satunya terdapat Pelaksanaan Pekerjaan Audit. Pekerjaan audit harus meliputi perencanaan audit, 4

pemeriksaan dan evaluasi informasi, pengkomunikasian hasil-hasil, dan tindak lanjut. Para internal auditor di dalam melaksanakan pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan harus selalu berpedoman dengan Standar yang berlaku. Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya dengan menguji pengaruh independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas pada koperasi di Kota Denpasar. Koperasi juga memiliki struktur pengendalian intern seperti badan usaha lainnya untuk mencapai tujuan satuan usaha dalam menjalankan aktivitas kegiatannya. Alasan dianalisisnya independensi dalam penelitian ini dikarenakan sikap independensi harus dimiliki oleh internal auditor di dalam melaksanakan pengawasan, sehingga independensi berpengaruh terhadap penerapan efektivitas struktur pengendalian intern. Keahlian profesional dipilih dikarenakan pengetahuan tentang suatu lingkungan, pemahaman dan keterampilan sangat penting. Pengalaman kerja digunakan dalam penelitian ini, karena dengan pengalaman yang dimiliki akan menambah daya tanggap dan ketelitian seseorang, sedangkan Pelaksanaan pekerjaan audit sangat menentukan efektivitas dari struktur pengendalian itu sendiri, yang sesuai dengan standar umum dan khusus untuk praktek kerja internal auditor. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada Koperasi di Kota Denpasar. 5

2) Apakah independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada Koperasi di Kota Denpasar. 1.2 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh signifikan independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas secara simultan terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada Koperasi di Kota Denpasar. 2) Untuk mengetahui pengaruh signifikan independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas secara parsial terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada Koperasi di Kota Denpasar. 1.3 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Bagi khasanah ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas terhadap efektivitas penerapan 6

struktur pengendalian intern, yang nantinya dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang berkepentingan. 2) Bagi penyelesaian operasional dan kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau pertimbangan bagi peningkatan operasional perusahaan berkaitan dengan pengaruh independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada Koperasi di Kota Denpasar. 1.4 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang menunjang pembahasan terhadap masalah yang ada pada skripsi ini, yaitu mengenai pengertian audit, tipe atau klasifikasi audit, tujuan audit, pengertian dan jenis auditor, pengertian internal auditor, pengertian independensi, aspek-aspek independensi, pengertian 7

keahlian profesional, komponen keahlian profesional, pengertian pengalaman kerja, pengertian pelaksanaan pekerjaan, pengertian struktur pengendalian intern, tujuan dan konsep struktur pengendalian intern, unsur-unsur struktur pengendalian intern, media informasi tentang struktur pengendalian intern, pengertian efektivitas, hubungan independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern, pembahasan penelitian sebelumnya, dan rumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan populasi dan sampel, penentuan responden, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang gambaran umum koperasi, deskripsi responden secara umum, dan penyajian pembahasan penelitian yang berkaitan dengan pengaruh independensi, keahlian profesional, pengalaman kerja, dan pelaksanaan pekerjaan pengawas terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada koperasi di kota denpasar dengan menggunakan 8

analisis regresi berganda serta melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan simpulan mengenai uji hipotesis penelitian dari hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang diharapkan dapat memberikan masukan positif pada semua pihak. 9