BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan

BAB I PENDAHULUAN ,5 ribu US$ (Kemenperin, 2014).

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

PENDAHULUAN Latar Belakang

11. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah subtansi hidup yang dapat diperbaharui yang memiliki

Dosen Pembimbing Tugas Akhir : Ir. Budi Setiawan, MT. Oleh : Sinta Aprillia Dwi Wardani ( ) Ivan Edo Nurhadist ( )

TINJAUAN PUSTAKA. dikelompokkan sebagai berikut:kingdomanimalia, FilumChordata, KelasAves,

untuk diaplikasikan dalam produk jelly, pasta, mayonnaise, es krim atau marshmallow. Gelatin dalam industri pangan bersifat sebagai pembentuk gel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA. daritubuhhewan, diperoleh setelah hewan tersebutmatidandikuliti. kerbaudandombasertakambingmemilikistruktur jaringan yang

Avaliable online at Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Kepulauan Indonesia dengan daerah continental dengan perairan

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

PENGANTAR. Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah di dalam tubuh (Kurniawan, 2006). Gelatin

BABI PENDAHULUAN. Sosis merupakan produk olahan hewani dengan nilai g1z1 yang tinggi

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BANDENG. Aylianawati. Surabaya, 21 Juni Abstrak. ikan bandeng. kolagen yang. 16,19% o C. 1.1 Latar Belakang. kuku, dan Bovine.

BAB I PENDAHULUAN. (41%), kulit sapi (28,6%), dan tulang (30%). Data dari Badan Pusat Statistik

Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK MUTU GELATIN DARI KULIT AYAM BROILER MELALUI PROSES PERENDAMAN ASAM DAN KOMBINASI ASAM-BASA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tingkat metabolisme yang tinggi. Ayam broiler sering dibudidayakan

4.1. Pengaruh Pra Perlakuan dan Jenis Larutan Ekstraksi terhadap Rendemen Gelatin yang Dihasilkan.

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

EKSTRAKSI GELATIN DARI KAKI AYAM BROILER MELALUI BERBAGAI LARUTAN ASAM DAN BASA DENGAN VARIASI LAMA PERENDAMAN

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

MODUL TEKNOLOGI PEMANFAATAN KULIT TERNAK. Oleh : Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

KUALITAS FISIK GELATIN HASIL EKSTRAKSI KULIT SAPI DENGAN LAMA PERENDAMAN DAN KONSENTRASI ASAM KLORIDA (HCl) YANG BERBEDA

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

I. PENDAHULUAN. yang berfungsi sebagai penstabil pada emulsi. Pada makanan, emulsifier berperan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengolahan menjadi produk lain yang bermanfaat, yaitu nonfood untuk kulit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dewi Hastuti, dkk. Pengenalan dan proses.. PENGENALAN DAN PROSES PEMBUATAN GELATIN

KARAKTERISTIK MUTU GELATIN DARI KULIT AYAM BROILER MELALUI PROSES PERENDAMAN KOMBINASI ASAM-BASA

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

PERBAIKAN NILAI TAMBAH LIMBAH TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp) MENJADI GELATIN SERTA ANALISIS FISIKA-KIMIA

PENGARUH KONSENTRASI CH 3 COOH & HCl SEBAGAI PELARUT DAN WAKTU PERENDAMAN PADA PEMBUATAN GELATIN BERBAHAN BAKU TULANG/KULIT KAKI AYAM

EFISIENSI PENGGANDAAN SKALA KAPASITAS BENCH PADA PRODUKSI GELATIN TULANG IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.)

H. Yuniarifin, V. P. Bintoro, dan A. Suwarastuti Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Ekstraksi Gelatin dari Hidrolisa Kolagen Limbah Tulang Ikan Tuna dengan Variasi Jenis Asam dan Waktu Ekstraksi

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. TINJAUAN PUSTAKA. pengisi. Bahan pengisi pada tulang terdiri dari protein dan garam-garam mineral.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GELATIN DARI TULANG AYAM DENGAN METODE ASAM

OPTIMALISASI POTENSI CEKER AYAM (SHANK) HASIL LIMBAH RPA MELALUI METODE EKSTRAKSI TERMODIFIKASI UNTUK MENGHASILKAN GELATIN

Kualitas Viskositas dan Kekutan Gel Gelatin Kulit Domba yang Dihidrolisis Mengunakan Larutan NaOH

PENGARUH LAMA PERENDAMAN NaOH PADA PROSES PENGHILANGAN LEMAK TERHADAP KUALITAS GELATIN TULANG IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

Doni Muhammad Irawan, Indra Kristiana, Mahrus Ali Samudra Aditia PS Tekn. Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya, Malang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

PENENTUAN ENERGI SPESIFIK PROTOTIPE EVAPORATOR TIPE FALLING FILM PADA PROSES PEMEKATAN LARUTAN GELATIN. Oleh MOHAMAD SUJAI F

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ASAM SITRAT DALAM PEMBUATAN GELATIN TULANG IKAN BANDENG (CHANOS-CHANOS FORSKAL).

PENGARUH TAHAPAN DEGREASING PADA SIFAT-SIFAT ESKTRAK KOLAGEN YANG DIPRODUKSI DARI BAHAN BAKU TULANG SAPI

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Dilihat dari karakter fisiknya, murbei merupakan buah yang berasa segar manis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

DENGAN METODE ASAM, KARAKTERISASI DAN APLIKASINYA SEBAGAI THICKENER

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

SKRIPSI GELATIN DARI TULANG IKAN LELE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komponen organic 33 % Sumber : Hernaiawati, 2008

PEMBUATAN DAN ANALISIS SlFAT KlMlA GELATIN. DARl KULlT DAN TULANG IKAN CUCUT

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SlFAT FlSlK GELATIN. DARl KULlT DAN TULANG IKAN CUCUT OLEH OKTARINA INDRIALAKSMI

DENGAN METODE ASAM, KARAKTERISASI DAN APLIKASINYA SEBAGAI CLARIFIER

PENDAHULUAN. LatarBelakang. Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat

PENGARUH JENIS PELARUT DAN SUHU EKSTRAKSI KAKI AYAM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA GELATIN YANG DIHASILKAN

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat


KAJIAN PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP KEKUATAN GEL PRODUK GELATIN KULIT AYAM BROILER DIKAITKAN DENGAN POLA PROTEINNYA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelatin merupakan suatu polipeptida larut hasil hidrolisis parsial kolagen yang merupakan konstituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat hewan. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol ke bentuk gel, mengembang dalam air dingin, dapat membentuk film serta mempengaruhi viskositas suatu bahan. Sifat gelatin yang larut dalam air membuat gelatin dimanfaatkan dalam banyak industri baik industri pangan maupun non pangan untuk berbagai keperluan (Wahyuni, 2003). Gelatin dalam industri pangan dimanfaatkan sebagai pembentuk busa (whipping agent), pengikat (binder aggent), penstabil (stabilizer), perekat (adhesive), pembentuk gel (gelling aggent), peningkat viskositas (viscosity aggent), pengemulsi (emulsifier), dan pengental (thickener) (Poppe,1992). Gelatin di dalam industri non pangan seperti industri farmasi, digunakan sebagai bahan pembuat kapsul, pengikat tablet, dan mikroenkapsulasi. Selain itu, gelatin juga digunakan dalam industri fotografi dan kosmetik. Dalam industri fotografi, gelatin berfungsi sebagai bahan peka cahaya, dan pada industri kosmetik, gelatin digunakan untuk menstabilkan emulsi pada produk shampo, lotion, sabun, lipstik, cat kuku, busa cukur, dan krim tabir surya (Hermanianto, 2000). Kebutuhan akan gelatin meningkat seiring dengan banyaknya manfaat dan penggunaannya dalam berbagai bidang industri. Di Indonesia, meningkatnya kebutuhan gelatin belum banyak mendapat respon dari industri dalam negeri 1

2 untuk diproduksi secara komersial, sehingga kebutuhan gelatin dalam negeri lebih banyak dipenuhi secara impor. Indonesia mengimpor gelatin dari negara-negara seperti Perancis, Jepang, India, Brazil, Jerman, China, Argentina dan Australia (Peranginangin, 2007). Gelatin pada umumnya berasal dari bahan baku tulang dan kulit ternak, seperti sapi dan babi. Penggunaan kedua bahan baku tersebut ternyata menimbulkan masalah tersendiri bagi para konsumennya. Penggunaan tulang dan kulit sapi dikhawatirkan akan menimbulkan kontaminasi Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE) meski telah terdapat pernyataan dari Scientific Steering Committeee of The European Union bahwa resiko tersebut mendekati nol (Schrieber, 2007), sedangkan penggunaan bahan dari babi akan menimbulkan masalah bagi para pemeluk agama Islam dan Yahudi (Peranginangin, 2007). Penelitian dengan memanfaatkan kulit dan tulang berbagai spesies ikan sebagai alternatif bahan baku gelatin telah dilakukan. Produk gelatin yang berasal dari ikan kurang menarik perhatian masyarakat karena faktor alergi dan fishy odour atau bau amis (Nieuwenhuizen, 2006). Selain itu, gelatin yang berasal dari ikan diketahui memiliki kekuatan gel yang rendah sehingga pemanfaatannya dalam berbagai bidang industri masih terbatas. Kekuatan gel merupakan salah satu sifat penting pada gelatin selain kadar protein. Karena sifat inilah yang membuat gelatin banyak dimanfaatkan di berbagai bidang industri (Wahyuni, 2003). Alternatif lain untuk menghasilkan gelatin dengan kualitas yang lebih baik dari ikan adalah menggunakan kulit ayam sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Kulit ayam banyak tersedia di rumah potong ayam, pasar tradisional, maupun supermarket. Sejauh ini pemanfaatan kulit ayam masih terbatas untuk

3 dibuat kripik. Terbatasnya informasi dan ketersediaan teknologi pengolahan yang tepat membuat potensinya belum dimanfaatkan secara optimal. Ekstraksi gelatin dari kulit ayam merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis hasil samping dari produk kulit ayam. Kandungan kolagen yang tinggi pada kulit ayam, yaitu 38,9% (Cliche, 2003) sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku alternatif gelatin. Beberapa penelitian mengenai gelatin yang diekstrak dari kulit maupun tulang ayam telah dilakukan. Pada penelitian Prayitno (2007) dilakukan perendaman ceker ayam dengan asam asetat, sitrat, laktat dan HCl dengan konsentrasi 5% selama 12, 24 dan 36 jam. Rendemen kolagen tertinggi dihasilkan dari perendaman dengan larutan asam laktat dengan persentase 36,82% selama 36 jam. Hasil penelitian Abustam (2008) menunjukkan penggunaan asam cuka 1% sebagai bahan perendaman menghasilkan gelatin dari kulit kaki ayam yang baik dengan karakteristik : rendemen 12,9%, kekuatan gel 261,44 g bloom, dan viskositas 5,01 cp dengan waktu perendaman selama 24 jam. Penelitian Miwada dan Simpen (2007) menunjukkan gelatin dari kulit kaki ayam Broiler dengan metode ekstraksi termodifikasi menggunakan asam asetat 1,5% sebagai bahan curing yang dikombinasikan dengan ekstraksi pelarut menggunakan campuran kloroform dan metanol (50 : 50) menghasilkan gelatin dengan nilai ph 6,82, nilai rendemen 74%, viskositas 7,07 poise, dan kadar lemak 5,19%. Berdasarkan penelitian Norizah et.al, (2013) ekstraksi gelatin dari kulit ayam dengan metode perendaman campuran basa NaOH 0,15% dan asam (asam sulfat 0,15% dan asam sitrat 0,7%) masing-masing selama 2 jam, kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi

4 waterbath pada suhu 45 o C selama 24 jam menghasilkan gelatin dengan rendemen 16% dan kekuatan gelatin 355 g bloom. Proses perendaman sangat menentukan karakteristik gelatin yang dihasilkan. Penentuan jenis pelarut pada proses perendaman merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan produk gelatin secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan pelarut yang sesuai pada proses perendaman untuk menghasilkan gelatin dari kulit ayam dengan kualitas yang baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Norizah (2013), diketahui bahwa perendaman dengan kombinasi pelarut basa dengan asam mampu menghasilkan gelatin dengan karakteristik yang baik, terutama kekuatan gel gelatin yang tinggi. Perendaman dengan basa bertujuan untuk melarutkan protein non kolagen. Basa pada proses perendaman hanya mampu mengubah struktur triple helix kolagen menjadi double helix, sedangkan asam mampu mengubah struktur triple helix kolagen menjadi single helix. Perendaman bahan baku gelatin dengan asam, basa atau kombinasi asam basa memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk melemahkan struktur kolagen, demineralisasi, melarutkan protein non-kolagen, dan menghidrolisis ikatan peptida kolagen yang dikonversi menjadi gelatin. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini akan digunakan dua proses perendaman untuk menghasilkan gelatin, yaitu proses asam dan kombinasi asam-basa. Basa yang digunakan adalah NaOH, sedangkan asam yang digunakan adalah asam asetat, asam sitrat, dan asam laktat. Ketiga asam tersebut dipilih, karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prayitno (2007) ketiga asam tersebut dapat menghasilkan kolagen yang merupakan dasar dari pembentukan gelatin, selain itu ketiga asam tersebut bersifat

5 aman dan tidak korosif. Penelitian yang dilakukan ini mempelajari pengaruh perendaman kulit ayam Broiler dengan NaOH sebelum perendaman menggunakan berbagai jenis larutan asam, yaitu asam asetat, asam sitrat, dan asam laktat, sehingga dapat ditentukan proses perendaman mana yang dapat menghasilkan gelatin terbaik dari kulit ayam Broiler untuk selanjutnya dibandingkan dengan gelatin komersial. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti diantaranya, adalah : 1. Bagaimana pengaruh perendaman kulit ayam dengan pelarut basa (NaOH) sebelum perendaman dengan berbagai pelarut asam organik (asam asetat, asam sitrat, asam laktat) terhadap rendemen, ph, viskositas, dan kekuatan gel gelatin dari kulit ayam Broiler? 2. Perlakuan manakah yang memberikan hasil gelatin dari kulit ayam Broiler terbaik ditinjau dari rendemen, ph, viskositas, dan kekuatan gel gelatin? 3. Bagaimana karakteristik gelatin terbaik dari kulit ayam Broiler yang meliputi kadar air, kadar lemak, kadar abu, kadar protein, ph, kekuatan gel, viskositas, dan gugus fungsi dibandingkan dengan gelatin komersial? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mempelajari pengaruh perendaman kulit ayam dengan basa (NaOH) sebelum perendaman dengan berbagai asam organik yang berbeda (asam asetat, asam

6 sitrat, asam laktat) terhadap rendemen, ph, viskositas, dan kekuatan gel gelatin dari kulit ayam Broiler. 2. Menentukan perlakuan terbaik dalam menghasilkan gelatin dari kulit ayam Broiler ditinjau dari rendemen, ph, viskositas, dan kekuatan gel gelatin. 3. Mengetahui karakteristik gelatin dari kulit ayam Broiler yang meliputi kadar air, kadar lemak, kadar abu, kadar protein, ph, kekuatan gel, viskositas, dan gugus fungsi dibandingkan dengan gelatin komersial. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat mengenai metode pengolahan kulit ayam sebagai bahan baku alternatif pembuatan gelatin.