Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI DOPING CE TERHADAP SIFAT LISTIK MATERIAL EU 2-X CE X CUO 4+Α-Δ PADA DAERAH UNDER-DOPED

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

ANALISIS STRUKTUR DAN SIFAT MAGNET BAHAN SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ ELECTRON-DOPED

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

I. PENDAHULUAN. Superkonduktor merupakan suatu bahan dengan konduktivitas tak hingga, karena

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

METODE SOL-GEL RISDIYANI CHASANAH M

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup:

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

SUPERKONDUKTOR 1. Sejarah Superkonduktor 2. Teori Superkonduktor 2.1. Pengertian Superkonduktor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

Bab III Metodologi Penelitian

KARAKTERISASI I-V SEMIKONDUKTOR HETEROKONTAK CuO/ ZnO(TiO 2 ) SEBAGAI SENSOR GAS HIDROGEN

BAB I PENDAHULUAN. Komponen elektronika seperti diode, transistor dan sebuah IC. semikonduktor. Pada zaman sekarang perkembangan piranti elektronika

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

BAB IV PERHITUNGAN & ANALSIS HASIL KARAKTERISASI XRD, EDS DAN PENGUKURAN I-V MSM

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

4 Hasil dan pembahasan

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

SINTESIS DAN KARAKTERISASI BAHAN ORGANIK SUPERKONDUKTOR β-(bedt-ttf)2i3 DAN β -(BEDT-TTF)2ICl2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

BAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Pembuatan Nanopartikel CeO 2 dengan Metode Simple Heating : Efek Penambahan Massa Polyethyleneglycol (PEG) Terhadap Ukuran Kristal yang Terbentuk

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. Semikonduktor intrinsik : bahan murni tanpa adanya pengotor bahan lain. 2. Semikonduktor ekstrinsik : bahan mengandung impuritas dari bahan lain

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

NANOKRISTALISASI SUPERKONDUKTOR (Bi,Pb) 2 Sr 2 CaCu 2 O 8+δ DENGAN METODE PENCAMPURAN BASAH DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU KALSINASI DAN SINTER

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BPSCCO/Ag MENGGUNAKAN METODE PADATAN

pendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta

STRUKTUR BAHAN Y 1-X Pr X Ba 2 Cu 3 O 7-δ KERAMIK SUPERKONDUKTOR HASIL SINTESIS DENGAN REAKSI PADATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

Bahan Listrik. Bahan Superkonduktor

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metoda Lelehan

SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF

PENGARUH VARIASI PERLAKUAN DOPING Pb PADA Bi DALAM SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO TERHADAP EFEK MEISSNER DAN SUHU KRITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 Bahan Semikonduktor. By : M. Ramdhani

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

OPTIMASI KOMPOSISI MOLAR AWAL OFF-STOIKHIOMETRI PADA SINTESIS SUPERKONDUKTOR SISTEM Bi-2223

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

RANCANG BANGUN MESIN UJI KONDUKTIVITAS LISTRIK METODE FOUR-POINT PROBE

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

PENGARUH VARIASI MILLING TIME dan TEMPERATUR KALSINASI pada MEKANISME DOPING 5%wt AL NANOMATERIAL TiO 2 HASIL PROSES MECHANICAL MILLING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

PENGANTAR KIMIA MATERIAL (KI570) Diperiksa Oleh : Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si (Ketua Program Studi Kimia)

Pengaruh Temperatur Leleh Terhadap Rapat Arus Kritis Pada Kristal Superkonduktor Bi-2223 Dengan Menggunakan Metode Self-Fluks SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

3. Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

Bab 1. Semi Konduktor

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

Gambar 1.1 Alat uji konduktivitas listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat konsumsi tenaga listrik, yaitu gardugardu

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI RESISTIVITAS AIR AKIBAT RADIASI MATAHARI PADA JENIS WADAH LOGAM

The DC Electrical Resistivity Curves of Bismuth-2212 Ceramic Superconductors: Evaluation of the Hole-Carrier Concentrations per-cu Ion

BAB IX SUPERKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

KB 2. Teknologi Kereta Api Yang Berkecepatan Tinggi. Aplikasi superkonduktor dalam teknologi kereta Api supercepat adalah memanfaatkan

PENGGUNAAN DOPAN Pb, Ba DALAM SINTESIS BAHAN SUPERKONDUKTOR Bi-Sr-Ca-Cu-O FASA 1223 MELALUI METODE PENCAMPURAN BASAH

Satuan Acara Perkuliahan Pengantar Kimia Material KI570 3 SKS

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN BARIUM TITANAT (BaTiO 3 ) DENGAN MENGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

Transkripsi:

Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ Pengaruh Konsentrasi Doping Ce (X) Terhadap Sifat Listik Material Superkonduktor Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ under-doped M. Saputri, M. F. Sobari, A. I. Hanifah, W.A. Somantri, T. Saragi, Risdiana* Departemen Fisika, Universitas Padjadjaran, Bandung *E-mail: Risdiana@Phys.unpad.ac.id Abstrak Telah di lakukan pembuatan dan karakterisasi sifat listrik bahan superkonduktor doping elektron Eu 2- xce x CuO 4+α-δ (ECCO) dengan variasi konsentrasi doping Ce sebesar 0.09, 0.10 dan 0.11. Proses sintesis dilakukan dengan menggunakan reaksi padatan dengan suhu sintering 1050 o C selama 16 jam dan suhu annealling 900 o C selama 10 jam. Karakterisasi sifat listrik bahan ECCO dilakukan dengan mengukur kebergantungan nilai resistivitas terhadap suhu menggunakan metode empat titik terminal (four point probe method) pada suhu 80 K 300 K. Hasil karakterisasi sifat listrik menunjukkan penurunan nilai resistivitas pada keadaan dasar (ρ 0 ) dan energi aktivasi (E a ) dengan bertambahnya konsentrasi doping Ce. Kata kunci: superkonduktor doping elektron, Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ, sifat listrik. 1. Pendahuluan Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki nilai resistivitas ketika berada dibawah suhu kritis (T c ) dan fenomena ini disebut sebagai superkonduktivitas. Suhu kritis adalah suhu ketika material tersebut pertama kali menunjukkan fenomena superkonduktivitas (Risdiana,2015). Fenomena ini pertama kali diamati oleh Heike Kammerlingh Onnes saat mengamati nilai resistivitas dari suatu kawat helium murni yang dicairkan. Sejak saat itu banyak berkembang penelitian tentang superkonduktor (Ismunandar, 2004) Pada tahun 1986 ditemukan suatu superkonduktor yang mampu memperlihatkan fenomena superkonduktivitas pada suhu tinggi (HTSC) dan terjadi pada single layer cuprates yang kemudian dikenal dengan superkonduktor berbasis cuprates 214. Salah satu superkonduktor berbasis cuprates 214 dapat di sintesis dari campuran Eu (Europium) dan Cu (cuprates) yang kemudian didoping dengan Ce (Cerium). Ketiga campuran ini akan menghasilkan suatu padatan superkonduktor ECCO. Untuk saat ini, penelitian superkonduktor ECCO doping elektron sangat terbatas, karena terdapat kesulitan untuk mengontrol kadar oksigen dalam bahan dan belum diketahui daerah pasti yang akan memperlihatkan fenomena superkonduktivitas. Pengontrolan kadar oksigen salah satunya bisa dilakukan melalui proses annealling, sehingga akan diketahui nilai δ yang memperlihatkan jumlah oksigen yang mampu di reduksi dari bahan saat proses annealling. Nilai δ dan konsentrasi doping akan mempengaruhi sifat listrik dari superkonduktor ECCO, sehingga pada penelitian ini diamati sifat listrik dari superkonduktor ECCO dengan variasi konsentrasi doping Ce dengan tetap memperhatikan nilai δ. Gambar 1.1 Diagram fasa superkonduktor berbasis cuprates 214 (Maryati, 2015) Gambar 1.1 merupakan diagram fasa superkonduktor doping elektron untuk bahan Nd 2- xce x CuO 4. Fenomena superkonduktivitas terjadi ketika nilai 0,10<x<0,2. Superkonduktor Nd 2- xce x CuO 4 memiliki sistem yang sama dengan superkonduktor ECCO. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai sifat listrik dari superkonduktor ECCO dengan variasi nilai konsentrasi Ce (x) sebesar 0.09, 0.10 dan 0.11. 2. Metode Metode penelitian yang dilakukan merupakan metode eksperimen melalui solid state reaction untuk membentuk padatan superkonduktor. Padatan superkonduktor yang telah berhasil disintesis dilanjutkan dengan proses karakterisasi menggunakan four point probe method untuk 302

mengetahui sifat listrik dari padatan superkonduktor tersebut. Persiapan alat dan bahan Penggerusan prefire penggerusan bahan tersebut. Tingkat kehomogenan bisa di amati dari indikator warna, ketika campuran tersebut sudah berwarna abu-abu maka itu dianggap sudah homogen. Gambar 2.2 (a) memperlihatkan campuran dari ketiga bahan sebelum digerus dan 2.2 (b) adalah campuran dari ketiga bahan ketika sudah digerus. Dari kedua gambar ini terlihat bahwa Gambar 2.1 (b) memperlihatkan warna yang lebih merata dibandingkan dengan Gambar 2.1 (a). Hal ini menunjukkan bahwa campuran tersebut telah homogen. sintering Pengerusan Pembuatan pelet Sintering 2 annealling Karakterisasi (a) Analisis data Gambar 2.1 Alur penelitian Gambar 2.1 memperlihatkan alur penelitian yang dilakukan. Tahap awal dari penelitian ini adalah mempersiapkan alat dan bahan berupa Eu 2 O 3 (Europium (III) Oxide), CeO 2 (Cerium (IV) Oxide) dan CuO (Copper (II) Oxide) yang masingmasing dengan kemurnian sebesar 99,9%. Setiap bahan tersebut diukur massanya untuk setiap variasi konsentrasi doping Ce (x) dengan menggunakan neraca digital. (b) Gambar 2.3 (a) Grafik proses prefire (b) kondisi bahan setelah diprefire (a) (b) Gambar 2.2 kondisi campuran dari ketiga bahan uatama (a) sebelum proses pengerusan (b) setelah proses penggerusan Bahan yang telah di ukur massanya, kemudian dimasukan ke dalam crussible dan digerus dengan menggunakan pestle. Proses penggerusan bertujuan untuk menghomogenkan campuran Bahan yang telah digerus kemudian diprefire dengan 4 tahap seperti yang diperlihatkan oleh Gambar 2.3 (a). Pada Gambar 2.3 (a) terlihat bahwa, suhu maksimal pada saat proses prefire adalah 900 o C dan berlangsung selama 20 jam. Proses prefire dilakukan untuk melepaskan gas dalam bentuk karbonat sehingga diperoleh bahan dalam bentuk oksida dengan kemurnian yang tinggi. Proses prefire dilakukan pada suhu 900 o C karena suhu melting dari Cu adalah 1326 o C. Bahan yang telah diprefire akan memiliki warna yang lebih gelap dan strukturnya lebih keras, seperti yang terlihat pada Gambar 2.3(b) 303

Bahan yang telah melewati proses prefire, kembali digerus untuk memperoleh struktur yang lembut. Setelah digerus bahan disintering sebanyak 2 kali. Proses sintering ini merupakan proses pembentukan kristal induk dari bahan. Setelah diprefire dilanjutkan dengan proses sintering. Proses sintering ini bertujuan untuk membentuk kristal induk atau memperkuat ikatan antar atomnya. Proses sintering ini dilakukan 2 kali, dengan perlakuan yang sama yaitu di panaskan pada suhu 1050 o C selama 16 jam. Bahan yang telah disintering 2 kali kemudian di pelet dengan menggunakan hydrolic-presure sehingga menghasilkan padatan seperti Gambar 2.4. (2.1) δ = ( 1 - ) ( ) Massa awal merupakan massa bahan sebelum dilakukan annealling, massa akhir merupakan massa bahan setelah annealling. Mr sampel merupakan nilai molekul relatif total bahan dan Mr O 2 merupakan nilai molekul relatif dari oksigen yaitu 15,9994. Karakterisasi sifat listrik dari padatan superkonduktor dilakukan dengan menggunakan metode empat titik terminal (four point probe method). Gambar 2.6 Preparasi bahan Gambar 2.4 Bahan setelah di pelet Bahan yang telah berbentuk pelet kemudian di annealling dengan menggunakan annealling device. Untuk melakukan proses pengukuran sifat listrik, terlebih dahulu bahan harus memiliki 4 garis indium pada permukaannya seperti yang terlihat pada Gambar 2.6 dan setelah itu bahan di aliri dengan arus listrik. 3. Hasil dan Pembahasan Bahan yang telah diannealling, dihitung nilai δ yang merupakan jumlah oksigen yang tereduksi selama proses annealling. Proses perhitungan dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan 2.1. Tabel 3.1 Nilai δ untuk bahan ECCO dengan suhu annealling 900 o C selama 10 jam. Gambar 2.5 Perlakuan saat annealling Gambar 2.5 memperlihatkan suhu dan rentang waktu untuk proses anneallling, dengan suhu maksimalnya adalah 900 o C selama 10 jam. Nilai δ merupakan perbandingan antara massa setelah annealling dan sebelum annealling, yang bisa ditentukan dengan persamaan di bawah ini: Ce (x) δ 0,09 0,0355 0,10 0,0225 0,11 0,0643 Tabel 3.1 ini memperlihatkan bahwa nilai δ maksimum adalah pada bahan dengan konsentrasi doping 0,11 dan nilai δ minimum adalah pada bahan dengan konsentrasi doping 0,10. Hal ini juga menunjukkan bahwa proses annealling bisa dilakukan untuk mereduksi kadar oksigen (δ), tapi belum efisien karena kadar oksigen (δ) yang tereduksi masih kecil. 304

( cm) Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016 3.1 Pengaruh Konsentrasi Doping Ce (X) terhadap Nilai Resistivitas (ρ). Data yang diperoleh dari karakterisasi sifat listrik dengan menggunakan metode empat titik terminal (four point probe method) adalah nilai resistivitas Grafik Perubahan untuk berbagai Nilai Resistivitas variasi ( ) suhu. terhadap Suhu (T) untuk Bahan ECCO (Eu x Ce 2-x CuO 4- + ) 5 4 3 2 1 0 100 200 300 T (K) Eu 1.91 Ce 0.09 CuO 4 + = 0,0355 Eu 1.90 Ce 0.10 CuO 4 + = 0,0225 Eu 1.89 Ce 0.11 CuO 4 + = 0,0643 ρ o = konstanta resistivitas K = konstanta (8,617x10-5 ev/k). Dengan menggunakan regresi linear y = a t x + b t dan berdasarkan hukum Mott diketahui bahwa y = ln, x =, a t = dan b t adalah ln. Dengan membuat sebuah grafik hubungan antara ln terhadap maka nilai E a dan ρ 0 bisa ditentukan. Gambar 3.1 Grafik Perubahan nilai resistivitas (ρ) terhadap perubahan suhu (T) Gambar 3.1 memperlihatkan hasil karakterisasi sifat listrik ECCO pada suhu 4K 300K untuk variasi nilai konsetrasi doping Ce (x) sebesar 0.09, 0.10 dan 0.11. Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa semakin tinggi nilai suhu, nilai resistivitasnya menurun. Hal ini menunjukkan bahwa pada keadaan normal, bahan ECCO bersifat sebagai semikonduktor. Berdasarkan teori, nilai resistivitas tersebut akan menurun pada suatu nilai suhu tertentu yang disebut sebagai suhu kritis (T c ). Nilai suhu kritis salah satunya di pengaruhi oleh sifat dari setiap bahan penyusunnya. Gambar 3.1 ini juga memperlihatkan bahwa doping Ce(x) mempengaruhi nilai resistivitas dari bahan ECCO. Semakin tinggi konsentrasi doping Ce(x), nilai resistivitasnya semakin berkurang. 3.2 Energi Aktivasi (E a ) dan Konstanta Resistivitas (ρ o ). Energi aktivasi adalah energi minimal yang dibutuhkan oleh elektron untuk mengalami proses eksitasi dan konstanta resistivitas adalah nilai resistivitas yang dimiliki oleh bahan tersebut tanpa dipengaruhi oleh lingkungan. Nilai energi aktivasi dan konstanta resistivitas bisa ditentukan melalui persamaan 3.1 dibawah ini. (3.1) ln = keterangan : ρ = resistivitas + ln E a = energi aktivasi Gambar 3.2 Grafik perubahan nilai Ln 1/ρ terhadap 1/T Dari Gambar 3.2 akan diperoleh nilai a t dan b t yang dapat digunakan untuk menentukan nilai E a dan ρ 0 yang akan menggambarkan sifat listrik dari superkonduktor ECCO. Pada perhitungan nilai E a dan ρ o, dilakukan pencuplikan data dari 80-100 K untuk suhu rendah dan 220-240 K untuk suhu tinggi. Tabel 3.2 Energi aktivasi (E a ) dan konstanta resistivitas (ρ 0 ) untuk ECCO under-doped T (K) Ce (x) Ea (ev) ρ o (Ωcm) 0,09 0,0062 2,2001 80-100 0,10 0,0057 0,9281 0,11 0,0045 0,5020 0,09 0,0629 0,0371 220-240 0,10 0,0609 0,0187 0,11 0,0586 0,0104 Tabel 3.2 memperlihatkan bahwa semakin tinggi nilai suhu maka nilai energi aktivasi akan meningkat sedangkan konstanta resistivitasnya akan berkurang. energi aktivasi merupakan energi yang harus dilewati oleh suatu elektron untuk tereksitasi. semakin tinggi nilai suhu maka semakin besar nilai energi termal yang diberikan pada bahan tersebut. semakin tinggi energi termal maka semakin banyak elektron yang akan tereksitasi ketingkat energi yang lebih tinggi sehingga sifat konduktivitasnya (σ) akan semakin baik, sehingga nilai resistivitasnya akan menurun. ketika semakin banyak elektron yang aka tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, 305

maka nilai energi total yang dibutuhkan akan semakin tinggi, sehingga pada suhu tinggi nilai energi ektivasinya akan berkurang sedangkan nilai konstanta resistivitasnya akan berkurang, Tabel 3.2 juga memperlihatkan bahwa Penambahan doping Ce akan menyebabkan penurunan nilai energi ektivasi (E a ) dan konstanta resistivitasnya (ρ o ), hal ini berlaku untuk suhu rendah maupun pada suhu tinggi. Hal ini memungkinkan untuk ditemukannya fenomena superkonduktivitas pada superkonduktor ECCO under-doping pada konsentrasi Ce yang tinggi. Tabel 3.2 membuktikan bahwa konsentrasi doping Ce(x) mempengaruhi sifat listrik dari superkonduktor ECCO seperti energi aktivasi dann kosntanta resistivitasnya. Kesimpulan Konsentrasi doping Ce (x) pada bahan superkonduktor ECCO akan mempengaruhi sifat listrik dari bahan tersebut, mulai dari nilai resistivitas (ρ), energi aktivasi (E a ) dan konstanta resistivitas (ρ o ). Semakin tinggi konsentrasi doping Ce (x) maka nilai resistivitas (ρ), energi aktivasi dan konstanta resistivitas (ρ o ) akan berkurang (Ea), hal ini berlaku untuk suhu rendah maupun suhu tinggi. Ucapan Terimakasih Penulis berterima kasih kepada Prof. Yoji Koike telah yang telah memberikan kesempatan melaksanakan penelitian di Laboratorium Low Temperatur and Superconductivity, Graduate School of Applied Physics, School of Engineering, Tohoku University. Daftar Pustaka Risdiana. (2015).Pengenalan Bahan superkonduktor Sifat Dasar dan Karakteristiknya. Sumedang: Unpad Press. Ismunandar dan Cun Sen.(2004). Mengenal Superkonduktor. Bandung: Institut Teknologi Bandung Maryati, Yati. (2015). Pembuatan dan Karakterisasi Sifat Listrik dan Magnetik Over-doped Superkonduktor Doping Elektron Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ. Sumedang: Unpad 306