BAB II DASAR TEORI. jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital.

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

Common Channel Signalling

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

BAB II LANDASAN TEORI

Jaringan Telekomunikasi dan Informasi FEG2E3

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

MODUL-8 SIGNALING 1 Pendahuluan 2 Signaling Telepon Analog

B A B IX MODEL OSI (OPEN SYSTEMS INTERCONNECTIONS)

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

TUGAS AKHIR ANALISA PENSINYALAN PADA INTERKONEKSI MSC INDOSAT DENGAN MSC EXCELCOMINDO. Oleh. Yuliati JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )


Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANDRIAN SULISTYONO. GPRS dan UMTS ROAMING. Penerbit Telekomunikasikoe

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

Bab 9. Circuit Switching

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

SIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK

BAB II WIDE AREA NETWORK

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

DASAR TEORI. Merupakan jaringan packet-switched yang ditumpangkan (overlaid) ke jaringan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

OCHAN FRIMA SUGARA PURBA NIM :

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara hubungan bilateral dan unilateral. Bilateral adalah kerjasama

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KOMUNIKASI DATA. Oleh : 1. M. Faisal Risqiansyah Muhammad Ismail Nida Nurvira

Universal Mobile Telecommunication System

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

DASAR KOMUNIKASI DATA

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

Komputer, terminal, telephone, dsb

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT

IMPLEMENTASICOMMON CHANNEL SIGNALLING SYSTEM 7(CCS 7) UNTUK JARINGAN TELEKOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 23 / DIRJEN / 2004 TENTANG

Pemrograman Jaringan

Modul 4. Stuktur Jaringan SS& & Proses Pensinyalan

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TRANSPORT LAYER DEFINISI

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

Bab III Prinsip Komunikasi Data

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

A I S Y A T U L K A R I M A

TCP dan Pengalamatan IP

KOMUNIKASI. Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia. 2.1 Komunikasi Data

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

PENGANTAR TELEKOMUNIKASI

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

MODEL REFERENSI OSI & TCP/IP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB II LANDASAN TEORI

PENTERJEMAH REPORT SIGNALLING MESSAGE CCS #7

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

MAKALAH SWITCHING & SIGNALING

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur GSM Arsitektur sistem GSM terdiri atas tiga subsistem yang berinterkoneksi dan berinteraksi antar sistem serta dengan para penggunanya, melalui antarmuka jaringan. Masing-masing subsistem jaringan ini yaitu : a. Network Switching Sub System (NSS) b. Base Station Sub System (BSS) c. Operation and Support Sub System (OSS) GSM merupakan salah satu standar sistem selular digital. GSM menggunakan jalur pita sempit, yang dapat melaksanakan delapan panggilan secara serempak pada frekuensi radio yang sama. [1] GSM menggunakan jalur frekuensi 900 MHz, jalur frekuensi 1800 MHz dan jalur frekuensi 1900 MHz. Struktur sistem GSM diperlihatkan pada Gambar 2.1 dibawah ini. 6

7 Gambar 2.1 Struktur Sistem GSM [1] Jaringan GSM secara garis besar dibagi menjadi tiga sub-system yaitu: 2.1.1. Network Switching Subsystem (NSS) Network switching subsystem berfungsi sebagai switching pada jaringan GSM, manajemen jaringan dan sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan lainnya. [2] Komponen NSS pada jaringan GSM yang terdiri dari : 1. Mobile Switching Centre (MSC) MSC didesain sebagai switch ISDN (Integrated Service Digital Network) yang dimodifikasi agar berfungsi untuk jaringan seluler. MSC juga dapat menghubungkan jaringan seluler dengan jaringan fixed.

8 2. Home Location Register (HLR) HLR merupakan database yang berisi data-data pelanggan yang tetap. Data-data tersebut antara lain : layanan pelanggan, service tambahan serta informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir (update). 3. Visitor Location Register (VLR) VLR merupakan database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan terutama mengenai lokasi dari pelanggan pada cakupan area jaringan. 4. Authentication Centre (AUC) AUC berisi database yang menyimpan informasi rahasia yang disimpan dalam bentuk format kode. AUC digunakan untuk mengontrol penggunaan jaringan yang sah dan mencegah pelanggan melakukan kecurangan. 5. Equipement Identity Register (EIR) EIR merupakan database terpusat yang berfungsi untuk validasi International Mobile Equipment Indentity (IMEI). 6. Inter Working Function (IWF) IWF berfungsi sebagai interface antara jaringan GSM dengan jaringan ISDN. 7. Echo Canceller Echo Canceller digunakan untuk sambungan dengan PSTN, berfungsi untuk mengurangi echo (gema).

9 2.1.2 Base Station Subsystem (BSS) Secara umum Base Station Subsystem (BSS) merupakan perangkat infrastruktur yang khusus menangani bagian radio selular dari GSM. BSS adalah komponen jaringan sistem GSM yang menyediakan jalur hubungan antara MS (Mobile Station) dengan MSC (Mobile Service Switching Centre) melalui interface radio. BSS berhubungan dengan MS melalui perantara udara (air interface) dan berhubungan dengan MSC melalui kabel 2 Mbit/s (MTL Message Transfer Link). Sehingga BSS termasuk perangkat yang bertanggung-jawab atas pengiriman dan penerimaan pada jalur radio dan mengelolanya. [2] Arsitektur BSS diperlihatkan pada Gambar 2.2 berikut ini. Gambar 2.2 Arsitektur BSS [2] BSS memiliki 3 komponen utama, sesuai dengan aturan arsitektur GSM, yaitu BTS (Base Tranceiver Station), BSC (Base Station Controller) dan TRAU (Transcoder and Adapter Unit). BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS melalui air interface, sedangkan BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hierarki berada dibawahnya, selain BTS

10 dan BSC ada perangkat tambahan yang diperlukan untuk menyesuaikan kecepatan dan protokol antara BSS dan NSS serta BSC dan MSC yaitu TRAU. 2.1.3 Operation and Support Subsystem (OSS) Operation and Support Subsystem (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center) adalah subsystem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Tiap-tiap network element mempunyai perangkat OMC-nya sendiri-sendiri, misalnya network element NSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element BSS mempunyai perangkat OMC sendiri, network element VAS juga memiliki perangkat OMC sendiri. Biasanya di banyak operator semua perangkat OMC ini diletakan di dalam satu ruangan OMC yang terpusat. [2] OMC pada umumnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Fault Management; memonitor keadaan/kondisi tiap-tiap network element yang terhubung dengannya. Dalam hal ini, OMC akan selalu menerima alarm dari network element yang menunjukkan kondisi di network element yang di monitor, apakah ada problem di network element atau tidak. b. Configuration Management; sebagai interface untuk melakukan/merubah konfigurasi network element yang terhubung dengannya. c. Performance Management; beberapa OMC ada yang dilengkapi juga dengan fungsi performance management, yaitu fungsi untuk memonitor performance dari network element yang terhubung dengannya.

11 d. Inventory Management; OMC juga dapat berfungsi sebagai inventory management, karena di database OMC terdapat informasi tentang aset yang berupa network element, seperti jumlah dan konfigurasi seluruh network element, dan juga kapasitas network element. 2.2 Common Channel Signaling System no. 7 (CCS7) Common Channel Signaling System no. 7 (CCS7) pada awalnya dirancang untuk jaringan telepon tetap. CCS7 juga merupakan dasar untuk sinyal lalu lintas dalam jaringan inti GSM dan berperan penting dalam jaringan 3G setelah melalui penyesuaian. Pemahaman CCS7 diperlukan untuk memahami konsep sinyal dalam jaringan nirkabel. CCS7 juga biasa dikenal sebagai Sistem Signaling 7 (SS7). Menurut definisi, sinyal adalah proses pengiriman informasi dalam jarak jauh untuk mengontrol setup, charging, dan memutus koneksi dalam jaringan komunikasi. Dahulu, digunakan beberapa jenis sistem sinyal yang berbeda. Beberapa contoh sinyal yang digunakan dalam jaringan core adalah: CCITT, R1, R2 CCITT (Jaringan National), CCITT C5, dan C6 CCITT (Jaringan Internasional). Sebelum CCS7, Channel Associated Signaling (CAS) adalah metode yang terlebih dahulu digunakan. Pada CAS, tiap kanal voice memiliki 1 kanal signaling masing-masing secara (exclusive associated), dengan menggunakan kanal fisik yg sama tetapi terpisah secara logika/timing berbeda. [3]

12 2.2.1 Arsitektur Jaringan CCS7 Jaringan CCS7 adalah jaringan logis yang terpisah dalam jaringan telekomunikasi. Terdiri dari sinyal poin atau sinyal node yang terhubung dengan link pensinyalan. Jaringan CCS7 memiliki empat poin sinyal yang berbeda. [3] Service signaling points (SSP) adalah jaringan node yang menghasilkan pesan pensinyalan untuk mengirimkan panggilan atau transaksi (non-call) terkait informasi antara berbagai CCS7 node. Dalam jaringan wireline, saklar lokal bisa memiliki kemampuan SSP. Dalam jaringan nirkabel, BSCs dan MSC adalah SSPS. [3] Signaling Transfer Points (STP) adalah jaringan node yang menyampaikan sinyal informasi dari satu node sinyal ke node yang lain. Sebuah gabungan SP / STP adalah node yang memiliki kemampuan baik SP dan STP, yang dapat mengirim atau menerima pesan pensinyalan CCS7 serta pesan transfer dari satu SP ke SP yang lain. Signaling Control Points (SCP) adalah node yang mengandung database yang memungkinkan peningkatan layanan. CCS7 memiliki protokol arsitektur berlapis, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3. Susunan protokolnya terdiri dari empat tingkat. Setiap tingkatan saling terkait dengan Open System Interconnects (OSI) Layer 1 sampai 7. Tiga tingkat yang lebih rendah, disebut sebagai Message Transfer Part (MTP), menyediakan layanan handal untuk routing pesan melalui jaringan CCS7. [3]

13 Data Link Signaling (disebut sebagai MTP Level 1) sesuai dengan Physical Layer pada OSI yang mendefinisikan karakter fungsional, fisik dan pensinyalan elektrik data link serta sarana untuk mengaksesnya. Gambar 2.3 Arsitektur Protokol CCS7 [3] Signaling Link (MTP Level 2) sesuai dengan Layer 2 dari model OSI, bertanggung jawab dalam transmisi pesan yang bebas dari kesalahan antara dua node sinyal yang berdekatan dengan menggunakan teknik seperti message sequencing dan frame check sequence seperti Cyclic redundancy Check (CRC). Berikut format dari MTP level dua: Gambar 2.4 Frame MTP level 2 [3]

14 a. Flag (F) Indikasi awal dan akhir dari signal unit. b. Cyclic Redundancy Chech (CK) 16 bit checksum yang harus sama antara originating dan terminating. c. Signaling Information Field (SIF) Indikasi informasi info routing dan signaling yang digunakan di layer atasnya. d. Service Information Octet (SIO) Indikator service dan versi yang akan digunakan oleh layer diatasnya e. Length Indicator (LI) Menampilkan banyaknya oktet pada message tersebut. f. Forward Indicator Bit (FIB) Digunakan untuk error recovery dan nomor portabel untuk mengindikasikan database siap di query. g. Forward Sequence Number (FSN) Indikator sequence number signal unit. h. Backward Indikator Bit (BIB) Untuk error recovery. i. Backward Sequence Number (BSN) Digunakan untuk acknowledge-receipt dari signal unit. SS7 menggunakan 3 tipe untuk Signaling Unit: 1. Message Signal Unit; digunakan sebagai jalan semua data informasi termasuk yang berhubungan dengan call control, network management

15 dan maintenance. Signal Unit (SU) juga menyediakan information exchange (pertukaran informasi) yang diperlukan untuk service/layanan yang diberikan seperti Caller ID. 2. Link Status Signal Unit; menyediakan link status indication, sehingga link dapat dimonitor/diawasi dan system akan tahu kapan link out of service 3. Fill-In Signal Unit; menampilkan pengecekan error dan akan ditransmitkan saat MSU atau LSSU ada. Signaling Network (MTP Level 3) menyediakan fungsi yang berhubungan dengan routing message dan manajemen jaringan. MTP level 1, 2, dan 3 bersamasama tidak memberikan fungsi yang lengkap sebagaimana didefinisikan dalam Lapisan OSI 1 sampai 3. Signaling Connection and Control Part (SCCP) menawarkan perangkat tambahan ke MTP level 3. SCCP dan MTP bersama-sama disebut sebagai Network Service Part (NSP). [3] Pada level 4, ada beberapa user parts atau application parts. Bagian pengguna menggunakan kemampuan transportasi dari MTP atau NSP. ISDN User Parts (ISUP), memberikan sinyal kontrol yang diperlukan untuk mendukung panggilan ISDN. Transaction Capabilities Application Part (TCAP) memberikan kontrol sinyal untuk terhubung ke database terpusat. Mobile Application Part, yang merupakan pengguna dari TCAP, menyediakan kemampuan untuk mendukung mobilitas pengguna dalam jaringan nirkabel. [3]

16 2.2.2 Message Transfer Part (MTP) Menghadirkan sifat yang netral terhadap semua jenis user dalam arti pengiriman pesan antar user. User di sini diterapkan untuk setiap unit fungsional yang menggunakan kemampuan pengiriman dari MTP. Setiap MTP meliputi fungsi protokol dan coding untuk pensinyalan lewat SS7. Untuk fungsi MTP dan user part dapat dibagi menjadi 4 level. Level 1-3 untuk MTP dan sebagian SCCP. Sedangkan user part dimulai dari level 4. [3] Fungsi keseluruhan dari MTP adalah melayani komunikasi antar lokasi sebagai sistem transportasi yang menyediakan transfer sinyal yang handal, misalnya antara MSC, HLR, VLR, dan BSC. 1. MTP Level 1 (Signalling Data Link Function) Definisi dari karakteristik fisik, elektrik dan karakteristik fungsional dari link pensinyalan dan pengaksesannya. 2. MTP Level 2 (Signalling Link Function) Berisi semua fungsi dan prosedur untuk mengirim sinyal informasi dalam data link, serta pensinyalannya termasuk pengendalian error dan pemantauan link. 3. MTP Level 3 (Signalling Network Management) Mencakup fungsi penanganan message (message handling function), yang bertanggung jawab untuk routing dan fungsi manajemen jaringan pensinyalan (signalling network management) yang berfungsi untuk menangani pengendalian konfigurasi jaringan.

17 2.2.3 Signaling Connection and Control Part (SCCP) GSM memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan jaringan lain (interworking), maka pengalamatan yang disediakan oleh MTP-3 dalam bentuk DPC (Destination Point Code) dan OPC (Originating Point Code) maupun SPC (Signalling Point Code) tidak mencukupi. SCCP akan membantu pengalamatan ini berdasarkan pada global title. Hal ini merupakan kemampuan untuk menerjemahkan global title (dalam bentuk dialled digits) ke dalam kode titik pensinyalan dan Subsystem Number (SSN). Global title ini dapat mengindikasikan keseluruhan titik pensinyalan SS7 di seluruh dunia. Namun bila interworking tidak tersedia, maka cukup menggunakan MTP-3 dalam bentuk SPC saja, tidak perlu menggunakan global title. [4] SCCP menyediakan fungsi yang membantu MTP dalam routing (secara connectionless/datagram) untuk menyalurkan informasi pensinyalan dalam membangun hubungan dalam seluler. SCCP memiliki fungsi untuk: a. Mengontrol hubungan signalling secara logika dalam jaringan SS7. b. Transfer unit data pensinyalan melalui jaringan SS7 dengan atau tanpa menggunakan hubungan signalling secara logika. Seluruh message dari MTP didistribusikan ke SCOC (Signalling Connection Oriented Control) dan SCLC (Signalling Connectionless Control). Jika ditujukan ke SCOC akan dilanjutkan ke ISUP (ISDN User Part) dan jika ke SCLC akan diteruskan ke TCAP untuk selanjutnya ke MAP. SCCP mempunyai dua tipe protokol yaitu:

18 a. Connectionless Service Connectionless Service yang menyediakan kemampuan untuk mentransfer satu blok data dalam field data dari suatu unit data message tanpa resegmentation atau re-assemble. Panjang maksimum blok data adalah 256 oktet. b. Connection-oriented Service Connection-oriented Service yang menyediakan segmentasi dan reassemble tapi tidak ada re-sequence. Bila panjang blok data lebih dari 256 oktet, maka akan dibagi menjadi segmen-segmen data dan akan disusun kembali saat sampai di tujuan. Segmen-segmen ini akan dikirim dalam field data dalam suatu data. 2.2.4 Transaction Capabilities Application Part (TCAP) TCAP dan ISP (Intermediate Service Part) merupakan elemen elemen penyusun TC (Transaction Capabilities). Bila ditinjau dari OSI layer, maka ISP meliputi layer 4, 5 dan 6 (transport, session, presentation) sedangkan TCAP pada layer 7 (application). ISP dalam kaitannya dengan jaringan GSM tidak digunakan karena pelayanan jaringan yang didasarkan pada connectionless (routing secara datagram). [5] Ada dua jenis dialog yang disediakan oleh TCAP, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Bila menggunakan dialog terstruktur, pengguna TC (Transaction Capabilities) harus mengindikasikan salah satu dari ketiga kemungkinan berikut bila mengirimkan sebuah bagian pada entitas yang lain:

19 1. Dialog mulai (begin). 2. Dialog berlanjut (continue), dialog berupa full duplex. 3. Dialog berhenti (end), sisi pengirim tidak lagi mengirim komponen, selanjutnya sisi penerima juga menghentikan pengiriman komponennya. Dialog tak terstruktur mengindikasikan bahwa dialog antar pengguna TC hanya dilakukan pada satu arah (unidirectional). Pengguna TC mengirimkan komponen tanpa membutuhkan jawaban secara eksplisit terhadap komponen tersebut. 2.2.5 Mobile Application Part (MAP) Tujuan umum dari MAP yang direkomendasikan oleh CCITT adalah menyediakan penyambungan internasional. MAP juga dibutuhkan dalam jaringan nasional karena masing-masing entitas membutuhkan protokol MAP untuk bekerja dengan entitas lainnya dalam jaringan tersebut. [5] Fungsi MAP terutama untuk pertukaran informasi yang berkaitan dengan kemungkinan pelanggan atau terminal untuk roaming. MAP menggunakan TCAP, SCCP dan layanan MTP yang disediakan untuk transfer informasi antar elemen fungsional dengan fungsi MAP. [5]

20 2.2.6 ISDN User Part (ISUP) ISUP atau ISDN-UP adalah bagian yang mengontrol terbentuknya panggilan sebagai bagian dari protokol SS7. ISUP juga berfungsi mengatur terbentuk dan berakhirnya suatu panggilan, dan juga berfungsi menyiapakan nomor yang akan dipakai, status panggilan serta manajemen trunk. Pesan ISUP sendiri antara lain : Initial Address Message (IAM), Continuity Check Message (COT), Address Complete Message (ACM), Answer Message (ANM), Release Message (REL), Release Complete Message (RLC), Exit Message (EXM). [5] ISUP merupakan signaling yang digunakan antar perangkat switch. Call atau panggilan yang berujung (terminate) pada switch yang sama tidak menggunakan ISUP. Sebelum ISUP, jaringan PSTN menggunakan TUP (Telephone User Part) yang distandarisasi oleh ITU sebagai signaling yang mengatur panggilan. Saat ini ISUP digunakan pada jaringan ISDN maupun yang bukan ISDN. ISUP juga digunakan pada jaringan nirkabel GSM/UMTS maupun CDMAOne/CDMA2000. [5] 2.3 International Roaming Roaming merupakan salah satu layanan yang paling popular yang ditawarkan oleh jaringan wireless saat ini. Untuk pengguna bergerak, telah ditawarkan kemampuan untuk menggunakan mobile service diluar dari cakupan area penyedia jasanya dengan MS yang sama. Sebagai penyedia jasa, roaming memiliki kesempatan untuk melayani pengguna dari luar network sebaik pelanggan mereka yang dapat melakukan akses service dimana pun dan kapan

21 pun. Karena permintaan terhadap roaming terus meningkat, maka dibutuhkan sebuah standardisasi untuk komunikasi antara jaringan home dan jaringan visitednya. [6] Dewasa ini, telah dikembangkan sebuah bagian dari standardisasi GSM, yaitu Mobile Application Part (MAP). GSM MAP telah ditingkatkan untuk memastikan seamless roaming generasi jaringan berikutnya. Saat ini, dengan tipe MS yang mendukung GSM 900/1800/1900, memungkinkan pelanggan untuk menjelajah di jaringan visited-nya pada frekuensi radio yang berbeda. Telepon UMTS terbaru cocok dengan jaringan GSM/GPRS. Inilah yang membuat pelanggan 3G roaming di jaringan GSM/GPRS ketika mereka berada di luar cakupan area 3G. Ini merupakan fitur yang sangat penting sebagai penyebaran awal jaringan 3G yang tidak mungkin mencakup seluruh wilayah karena keterbatasan biaya. [6] Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, roaming adalah kemampuan sebuah pelanggan yang bergerak melakukan atau menerima panggilan suara, mengirim atau menerima data, dan menggunakan tambahan service menguntungkan lainnya di jaringan yang di kunjunginya, di luar cakupan area geografis dari jaringan asalnya. Jaringan asal biasa disebut Home Public Land Mobile Network (HPLMN) dan jaringan yang dikunjungi biasa disebut Visited Public Land Mobile Network (VPLMN). Pada konteks international roaming, HPLMN dan VPLMN menunjukkan dua negara yang berbeda. [6]

22 2.3.1 Struktur Dasar Roaming Untuk memungkinkan pelanggan roaming, harus memuat struktur dasar roaming berikut: 1. Koneksi Inter-PLMN (Gambar 2.4), koneksi ini terdiri dari: a. Link CCS7 ( untuk trafik SCCP MAP) antara VPLMN dan HPLMN. Link-link berikut mewajibkan pertukaran informasi antara HLR di jaringan asal dan VLR di jaringan yang dikunjungi. b. Link interconnect untuk melewatkan circuit-switched suara dan data antar HPLMN dan VPLMN. c. Interkoneksi Packet-switched untuk melewatkan paket data antara HPLMN dan VPLMN. Gambar 2.5 Koneksi Inter-PLMN [6] 2. Perjanjian. Untuk memungkinkan pelanggan roaming dan menggunakan layanan di VPLMN, diperlukan sebuah perjanjian kerjasama roaming antar dua jaringan (HPLMN dan VPLMN). Perjanjian kerjasama ini bisa dalam bentuk bilateral antara dua roaming partner atau bisa juga kerjasama tidak

23 langsung melalui roaming broker. Perjanjian kerjasama ini mencakup beberapa operasional dan aspek bisnis termasuk interkoneksi, pemecahan masalah, tarif, penggunaan data, dan pergantian mekanisme. 3. Billing. VPLMN mengeluarkan rekaman penggunaan semua layanan yang digunakan oleh pelanggan roaming dan ke HPLMN pelanggan roaming berdasarkan syarat dan kondisi yang telah disepakati pada perjanjian roaming. 4. Testing. Test interworking dilakukan sebelum peluncuran komersial. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan pengguna dapat melakukan akses untuk semua layanan yang telah disediakan dalam perjanjian roaming. Mengacu pada permintaan dan tes berkala juga dilakukan untuk menjamin kemampuan roaming mengingat perubahan yang terus menerus dalam jaringan dan layanan. 2.3.2 Layanan Roaming Layanan roaming yang dapat dinikmati dalam jaringan yang dikunjungi tergantung pada tiga faktor yaitu kemampuan Mobile Station (MS), daftar perjanjian layanan yang disepakati dalam perjanjian, dan tingkat berlangganan. Handset tersedia secara komersial umumnya mendukung kemampuan jaringan berikut:

24 a. GSM Gambar 2.6 Contoh Handset GSM b. GSM + GPRS Gambar 2.7 Contoh Handset GSM + GPRS c. GSM + GPRS + 3G Gambar 2.8 Contoh Handset GSM + GPRS + 3G

25 d. GSM + GPRS + 3G + 4G Gambar 2.9 Contoh Handset GSM + GPRS + 3G + 4G 2.3.3 Jaringan Signaling Inter-PLMN Salah satu syarat untuk hubungan roaming internasional adalah konektivitas antara Home Public Land Mobile Network (HPLMN) dan Visited Public Land Mobile Network (VPLMN) untuk membangun sinyal dan layanan pembawa, misalnya, suara dan data. [6] Gambar 2.10 menunjukkan bahwa HPLMN terhubung dengan VPLMN melalui international Public Switched Telephone Network (PSTN) untuk layanan pembawa. Koneksi terdiri dari 64 Kbps-circuit-switched suara atau link data. Sinyal diperlukan untuk ISUP panggilan dan juga untuk memungkinkan agar roaming dapat dilakukan melalui jaringan logis yang terpisah. [6] Jaringan sinyal membawa pesan MAP menggunakan SCCP dan MTP. Suatu HPLMN dan VPLMN yang terhubung baik secara langsung atau melalui jaringan sinyal internasional. Operator GSM biasanya menggunakan hub internasional untuk menghindari point-to-point CCS7 link yang lebih mahal. Namun, operator GSM juga terhubung langsung ke jaringan mitra yang membawa lalu lintas roaming, misalnya, negara-negara tetangga. Operator GSM biasanya

26 bermitra dengan lebih dari satu operator di luar negeri untuk memastikan keandalan. Berikut gambar 2.10 menjelaskan mengenai diagram jaringan roaming. [6] Gambar 2.10 Jaringan Global Roaming [6] Jaringan sinyal internasional terdiri dari gateway SCCP dan STP. Dalam jaringan sinyal international ini mengangkut MAP sinyal pesan antara PLMN. Sebuah perjanjian kerjasama end-to-end harus ada antara PLMN yang bekerja sama. Gambar 2.11 menunjukkan PLMN di negara asal terhubung ke PLMN 1 dan 2 negara X dan PLMN 2 negara Y. Tidak ada kesepakatan roaming antar PLMN di negara asal dan PLMN 1 negara Y. Untuk roaming internasional, jaringan node dalam sebuah VPLMN perlu berkomunikasi dengan orang-orang dari HPLMN pelanggan. Sebagai contoh, jaringan visited perlu melakukan verifikasi jika pelanggan asing mencoba untuk masuk ke jaringan berwenang dan telah berlangganan layanan roaming.

27 Gambar 2.11 Jaringan Signaling Inter-PLMN [6] 2.3.4 Komunikasi Antara VPLMN VLR dan HPLMN HLR Saat roamers menyalakan/switch on Mobile Station (MS) untuk pertama kalinya dalam sebuah VPLMN, VLR memulai prosedur update lokasi dengan HLR roamer. Informasi yang hanya tersedia untuk VLR VPLMN saat ini adalah IMSI dari pelanggan roamer tersebut. VLR menggunakan IMSI tersebut untuk memperoleh informasi routing (SCCP addressing) untuk berkomunikasi dengan HLR. Alamat asal dikenal sebagai Mobile Global Title (MGT) atau E.214 address. [6] Saat merespon VLR, HLR menyisipkan E.164 address-nya di CgPA (Calling Party Address) dari pesan SCCP. Bagian E.164, sebagaimana

28 didefinisikan dalam rekomendasi ITU-T E.164, digunakan untuk mengidentifikasi negara dan PLMN atau PLMN dan HLR, di mana pelanggan roamer terdaftar. Saat menerima tanggapan awal dari HLR, sebuah VLR mengawali informasi routing untuk komunikasi selanjutnya dengan HLR HPLMN dari CgPA saat respon diterima. Ini berarti bahwa VLR mampu mengalamatkan HLR menggunakan MGT E.214 yang awalnya berasal dari IMSI pelanggan roamers dan alamat HLR E.164. Sebuah MGT E.214 translation ini dilakukan baik pada level aplikasi atau level SCCP dalam VLR menggunakan routing tabel. Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.12, MGT adalah panjang variabel. Dalam MGT, Country Code (CC) berasal dari Mobile Country Code (MCC). National Destination Code (NDC) berasal dari Mobile Network Code (MNC) atau dari MNC dan beberapa digit awal Mobile Station Identifier Number (MSIN). Gambar 2.12 Turunan MGT untuk IMSI Pelanggan Roamers [6] Setiap PLMN terdiri dari satu HLR logis. Dalam implementasinya, satu fisik HLR meliputi seluruh jaringan yang mungkin tidak layak. Dalam sebagian besar implementasi, lebih dari satu HLR mungkin ada, dikelompokkan di bawah satu HLR logis. Gateway SCCP / GMSC di tepi jaringan memutuskan untuk rute

29 pesan yang diterima oleh VPLMN ke HLR berdasarkan MGT di SCCP Called Party Address. Seperti ditunjukkan dalam gambar 2.13, VLR 5 berasal dari SCCP Called Party Address (CdPA) dari IMSI pelanggan roamers tersebut. MSC gateway di HPLMN memutuskan untuk routing pesan ke HLR 3 dengan melihat angka NDC dan MSIN. [6] Gambar 2.13 Routing Berdasarkan MGT [6] 2.4 Sistem Smart Call Assistant (SCA) SCA merupakan suatu sistem yang secara signifikan memudahkan pelanggan inbound roaming melakukan panggilan telepon baik lokal maupun internasional dengan cara mengoreksi kesalahan format panggilan yang dilakukan oleh pelanggan inbound roaming secara otomatis. SCA menggunakan informasi utama dari pelanggan inbound roaming yang diberikan dari home network, seperti profile pelanggan di HLR. Kesalahan format panggilan yang dilakukan oleh pelanggan inbound roaming biasanya disebabkan oleh: 1. Format panggilan internasioal berbeda-beda untuk setiap Negara. 2. Di beberapa Negara, satu operator memiliki lebih dari satu kode akses berdasarkan kualitas layanan dan harga yang ditawarkan.

30 3. Di beberapa Negara juga, caller ID yang diterima dari nomor PSTN lokal tidak dalam format internasional. Jika pelanggan menyimpan nomor tersebut kedalam phonebook-nya, lalu pelanggan mencoba menelpon nomor tersebut, maka panggilan tidak akan tersambung. Dalam arsitektur GSM, penempataan SCA dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut: Gambar 2.14 Struktur Sistem GSM dengan SCA Dalam struktur sistem GSM, SCA berperan sebagai SCP (Signalling Control Point), sehingga setiap panggilan yang dilakukan inbound roamer dari MSC akan melalui SCA terlebih dahulu, MSC akan meneruskan panggilan tersebut ke server SCA untuk melakukan pengecekan format panggilan, lalu SCA akan melakukan pencarian di database-nya untuk untuk mengolah format panggilan tersebut apakah perlu dikoreksi atau tidak, hal ini berbeda dengan sistem tanpa menggunakan SCA, panggilan yang masuk ke MSC akan langsung terhubung ke gateway.