Pihak dalam mcnghadapi kebakaran lahan dan hutan yang mcnyumbrn1g tcrjadinya pcrmasalahan pencemaran asap lintas batas;

dokumen-dokumen yang mirip
2013, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Peratura

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN, PENGUNDANGAN, DAN PENYEBARLUASAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBUK INDONESIA PERATURAN PRES1DEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGICUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN

Konvensi Internasional menentang Perekrutan, Penggunaan, Pembiayaan, dan Pelatihan Tentara Bayaran (1989) Pasal 1

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH KERAJAAN THAILAND MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG PENDIDIKAN TINGGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kepolisian Nasional Philipina (PNP), selanjutnya disebut sebagal "Para Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DI BIDANG PERMUSEUMAN

KEPPRES 178/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MALI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Konvensi untuk Perlindungan Individu mengenai Pengolahan Otomatis Data Pribadi (1981) Mukadimah

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KERJASAMA antara PEMERINTAH KOTA SURABAYA dengan UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA tentang PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA SURABAYA

ANTARA DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR, DAN PULAU-PULAU KECIL, KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN TENTANG

BAB V KESIMPULAN. Indonesia dibalik penundaan ratifikasi ini. Kesimpulan yang penulis sampaikan

ANTARA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN PEMERINTAB REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAB MALAYSIA 'MENGENAI KERJASAMA PENDIDIKAN DAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

Pasall. Pasal Para anggota Komisi akan mengabdi dalam kedudukan pribadi mereka. Pasal3

KEPPRES 146/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN PERDAGANGAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SUDAN

~j,r. ~~ )lr REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DENGAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH TENTANG

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Polandia, selanjutnya disebut Para Pihak :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1991 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PATEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN HIBAH UNTUK PENGENDALIAN TEMBAKAU DI INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

Isi Perjanjian DCA RI Singapura

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAN HIBAH KEPADA PEMERINTAH ACEH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINS! SUMATERA BARAT NOMOR: 11 / SB /2016 TENTANG. REKO!'vl EN DASI

PERSETUJUAN. ANT ARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA..,.DAN. PEMERrNT.~H NEGARA QATAR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ratifikasi Setengah Hati Undang-Undang Penanganan Bencana Asap Lintas Negara

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor : 12/M/SKB/VIII/2008 Nomor : 074/07/GST/2008 Nomor : 386/H28/KL/2008

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam (selanjutnya disebut "Para Pihak"),

NOMOR : 06/MOU/2015 NOMOR : B-30.1/KA/PK/9/2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK FEDERAL JERMAN TENTANG PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN TIMBAL BALIK PENANAMAN MODAL

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.19 TAHUN 1992 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOO Nomor 185, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Romania, selanjutmya disebut Para Pihak :

Sebelum meratifikasi AATHP, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Indonesia agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang rasional.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123/M/20 14 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPA TI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI

KEPPRES 112/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

MEMPERHATIKAN bahwa Pasal 17 Persetujuan mengatur untuk setiap perubahan daripadanya yang akan disepakati bersama secara tertulis oleh para Pihak;

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN IV PANDUAN PENYIAPAN LAHAN DENGAN PEMBAKARAN UNTUK MASYARAKAT ADAT/TRADISIOANAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERJANJIAN KERJASAMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNURJAWATENGAH 53 TABUI' 2017 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BADAN RESTORASI GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 55 /KPTS/013/2011 TENTANG

Transkripsi:

~ REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SA.LING PENGERTIAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINT AH MALAYSIA DALAM KERJASAMA UNTUK TINDAKAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN DAN HUTAN SERTA PENCEMARAN ASAP DI PROPINSI RIAU PEMERiNT/\11 REPUBLIK INDONESIA dan PEMERINT/\11 M/\L1\ YSIJ\ (untuk sclanjulnya masing-masing discbut scbagai "Pihak'" dan secant bcrsanw-sama dischut sebagai "Para Pihak''); BERi l/\sr/\t untuk mempcrkuat hubungan pcrsahabatan yang tclah 1c1:jalin antar Para Pihak dalam mcnghadapi kebakaran lahan dan hutan yang mcnyumbrn1g tcrjadinya pcrmasalahan pencemaran asap lintas batas; MERUJUK kepada Persetujuan Dasar Kerjasama Bidang Ekonomi dan Teknik antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Malaysia, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal I 6 Oktober 1973; MENGJNG/\T Pertemuan Komite Pengarah Tingkat Menteri Sub Regional untuk Penccmaran /\sap Lintas Batas yang diselenggarakan di Cebu, Philipina pada tanggal 9 Nopember 2006 dan Pertemuan Kedua Komite Pengarah Tingkat Menlcri Sub Regional untuk Pcncemaran Asap Lintas Batas yang diselenggarakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada tanggal 28 Pebruari 2007; MENG/\KUI mcluasnya dampak pencemaran asap lintas batas kc hidang ckonomi, pariwisata, kchidupan sosial dan kesehatan kedua negara, clan kc masyarnkat Propinsi Riau, Indonesia, dan seluruh wilayah regional; MEY /\KINI a<lanya kcbutuhan untuk mclaksanakan tindakan dan stratcgi pcncegahan untuk mcngurangi kebakaran lahan dan hutan di lahan gambut dan u111uk rncnccgah kerusakan lingkungan dan pencemaran asap lintas batas;

TELAH MENYEPAKA TI hal-hal sebagai berikut: PASALI TU JUAN Para Pihak, sesuai ketentuan dalam Memorandum Saling Pcngertian ini dan hukum, pcraturan. pcrundangan dan kebijakan nasional dari waktu ke waktu yang bcrlaku di tiap negara, menyetujui bahwa tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini adalah untuk mengidentitikasi dan melaksanakan secara bersama-sama tindakan jangka pcndck dan jangka panjang dalam mencegah kebakaran lahan dan hutan di Propinsi Riau. Indonesia. PASALII BIDANG KERJASAMA Para Pihak akan, bcrdasarkan hukum, peraturan, perundangan clan kcbijakan nasional clari waktu kc waktu yang berlaku di tiap negara, bekcrjasanrn di bidang-hidang scpcrti terscbut di bawah ini: (a) pcnccgahan kcbakaran (yang difokuskan pada program sosialisasi); (b) kapasitas kelembagaan untuk masyarakat, pctani, pcrusahaan pcrkcbunan <lan pemegang konsesi; ( c) proyek percontohan untuk pembukaan lahan tan pa bakar; (d) (e) (t) pemulihan lahan gambut yang rusak; peringatan dini dan pemantauan; dan bidang kc1jasama lain dalam tindakan pencegahan untuk mcngalasi kcbakaran lahan dan hutan dan asap di Propinsi Riau, Indonesia, yang akan disetujui bersama oleh Para Pihak. PASAL III AGEN PELAKSANA l. Untuk tujuan pelaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian, Para Pihak akan mcnunjuk Agen Pelaksana scbagai berikut: (a) Untuk Pemerintah Republik Indonesia: Kemcntcrian Negara Lingkungrn1 Hidup Republik Indonesia <lan Pemcrintah Dacrah Propinsi Riau: clan

(b) Untuk Pemerintah Malaysia: Kementerian Sumber J\sli dan /\lam Sckitar Malaysia dan Jabatan Alam Sekitar. 2. Agen Pelaksana akan melaporkan kepada Komite Pengarah atas pclaksanaan Memorandum Saling Pengertian. PASALIV KOMITE PENGARAH 1: Para Pihak akan membentuk Komite Pengarah untuk mengawasi dan mengk<~i pclaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian. Komitc Pcngarnh akan diketuai bersama oleh: (a) Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Pcningkatan Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Kcmcnterian Negara Lingkungan Hidup, Republik Indonesia: (b) Gubernur Propinsi Riau, Republik Indonesia; (c) Direktur Jendcral Jabatan Alam Sekitar, Kcmcntcrian Sumbcr Asli dan Alam Sckitar, Malaysia. 2. Prosedur Komite Pengarah termasuk waktu dan tempat pcrtemuannya akan disctujui bcrsama olch Para Pihak. PASAL V PELAKSANAAN Para Pihak sctuju untuk mclaksanakan tindakan-tindakan bcrikut ini untuk 1i1cningkatkan efektivitas dari kerjasama yang menguntungkan dan pendampingan dalam pcngelolaan kebakaran lahan dan hutan di Propinsi Riau, Indonesia: (a) mcngidentifikasi program, proyek dan/ atau kegiatan yang scsuai dalam pcncegahan kebakaran lahan dan hutan di Propinsi Riau sesuai dcngan Rcncana Aksi Indonesia dalam Mcnghadapi Pencemaran Asap Lintas Batas; (b) mengembangkan rencana kerja yang memasukkan tindakan jangka pendek dan jangka panjang dalam pcncegahan kcbakaran lahan dan hutan; (c) mcngembangkan prosc-lur kerja yang memasukkan mctodologi dan prosedur untuk pelaksanaan program, proyek dan/ atau kegiatan yang tclah diidentifikasi dalam kerangka ke~jasama;

(d) (e) mclaksanakan program, proyek dan/atau kegiatan yang telah diidcntilikasi dalam kerangka kerjasama; dan memantau dan mengawasi pelaksanaan program, proyek dan atau kegiatan yang tel ah di identifikasi untuk menjamin efektivitasnya. PASAL VI PENGATURANKEUANGAN Pcngaturan keuangan untuk pembiayaan program, proyek dan/ atau kegiatan ke1jasama yang dilaksanakan dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini akan clisetujui bersama oleh Para Pihak sesuai dengan ketersediaan dana. PASAL VII. KEIKUTSERTAAN PIHAK KETIGA Para Pihak, berdasarkan persetujuan bersama, dapat mengundang keikutscrtaan pihak kctiga dalam program, proyek dan/ atau kegiatan bcrsama yang scdang dilaksanakan bcrdasarkan Memorandum Saling Pengertian ini, termasuk tetapi tidak tcrbatas pada pendampingan teknis, keahlian dan pendanaan. Dalam melaksanakan program, proyek dan/ atau kcgiatan bersama tersebut, Para Pihak akan mcnjamin bahwa pihak kctiga mcmatuhi kctc:ntuc1n-kctcntuan dalam Memorandum Saling Pcngertian ini. I I PASAL VIII KETIDAKTERKAITAN DALAM URUSAN POLITIK Masing-masing Pihak akan, berusaha sebaik-baiknya, menjamin bahwa karyawannya, agennya atau pegawainya yang melaksanakan program, proyek dan/ atau kcgiatan dalam Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan terlibat dalam urusan politik ncgara Pihak lainnya. PASALIX PERLINDUNGAN ATAS HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL I. Pei limlunr,an alas hak kckayaan intclcktual akan ditcgakkan scsuai dcngan hukum, peraturah dan perundangan nasional Pam Pihak yang bcrlaku dan scsuai dengan perjanjian internasional lain yang ditandatangani olch Pam J>ihak.....~

0-2. Penggunaan nama, logo dan/ atau lambang resmi dari salah satu Pihak pada terbitan, dokumen, dan/ atau makalah, dilarang tanpa adanya pcrsetujuan secara tertulis dari tiap Pihak sebelumnya. 3. Dengan tetap.memperhatikan ketentuan dalam ayat I, hak atas kckaynan intclektual terkait dengan pengembangan tcknologi. dan pc11gc111ba11ga11 produk dan jasa yang dilaksanakan: (a) secara bersama oleh Para Pihak atau basil penelitian yang diperoleh melalui usaha keg!.:.m bersama oleh Para Pihak, akan dimiliki bersama oleh Para Pihak sesuai dengan ketentuan yang disetujui bcrsama; dan (b) Usaha sendiri dan terpisah dari Pihak atau hasil penelitian yang dicapai melalui usaha sendiri dan terpisah dari Pihak hanya akan dimiliki oleh Pihak yang tersebut. PASAL X KERAIIASIAAN 1. Masing-masing Pihak akan melaksanakan pengawasan terhadap kerahasiaan dan tidak mcnyebarluaskan dokumen, inforrnasi, dan data lain yang ditcri111a dari atau dibcrikan kcpada Pihak lain sclama pcriodc pclaksanaan dari Memorandum Saling Pengertian ini atau persetujuan lain yang dibuat dengan bcrclasarkan pada Memorandum Saling Pengertian ini. 2. Apabila salah satu Pihak ingin menyebarluaskan dokumen, in fonnrisi dan/ atau data rahasia yang dihasilkan dari program, proyek dan/ atau kcgiatan yang dilaksanakan dalam kerangka Memorandum Saling Pengertian ini kcpada Pihak_ ketiga lain, Pihak yang akan menyebarluaskan tersebut harus mcndapatkan ijin terlebih dahulu dari Pihak l<lin sebelum menyebarluaskannya. PASAL XI PENUNDAAN Masing-masing Pihak mcmpunya: hak, atas alasan keamanan nasional. kcpcntingan nasional, ketertlban umum atau kesehatan masyarakat untuk menuncla semcntara. baik sccara keseluruhan atau scbagian, pclaksanaan Memorandum Saling Pcngcrtian ini di

I 1' mana penundaan tersebut akan berlaku langsung setelah pemberitahuan dibcrikan kepada Pihak lainnya mclnlui saluran diplomatik. PASALXII PERBAIKAN. PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN I. Salah satu pihak dapat meminta secara tertulis pcrbaikan. pcrubahan atau penambahan atas keseluruhan atau sebagian dari Memorandum Saling Pcngertian 1111. 2. Perbaikan, perubahan atau penambahan yang disctujui olch Para Pihak akan dibuat secara tertulis dan merupakan bagian tidak tcrpisahkan dari Memorandum Saling Pcngcrtian ini. 3. Perbaikan, perubahan atau penambahan tersebut berlaku pada saat tanggal yang dapat ditentukan oleh Para Pihak. 4. Perbaikan, perubahan atau penambahan tidak akan mempengaruhi hak dan kcwajiban yang timbul dari atau berdasarkan Memorandum Saling Pcngcrtian ini scbelum atau sampai dengan tanggal dilakukannya pcrbaikan, pcrubahan atau pcnambahan. PASAL XIII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Segala perbedaan atau perselisihan antara Para Pihak mengenai pcnal'siran dan/ atau pelaksanaan dan/ atau penerapan dari ketentuan dalam Memorandum Saling J>cngertian ini akan <lisclcsaikan sccara bcrsahabat mclalui saluran diplomalik. tanpa 1111.:rujuk pada Pihak kctiga atau pcngadilan intcrnasional. PASALXIV MULAI BERLAKU DAN PENGAKHIRAN I. Memorandum Saling Pengertian ini akan rnulai bcrlaku pada tanggal penandatanganar dan akan tetap berlaku untuk jangka waktu lima (5) tahun. 2. Memorandum Saling Pengertian ini dapat diperpanjang dcngan pcrsetujuan bersama dari Para Pihak.

. - -........-.._. '. ~-- 0 "'."l!r" - 3. Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Pasal ini, salah satu pihak dapat mengakhiri berlakunya Memorandum Saling Pengertian m1 dengan memberitahukan ~ihak lainnya mengenai niat pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini dengan pemberitahuan secara tertulis melalui saluran diplomatik, selam_bat-lambatnya enam (6) bulan sebelumnya. 4. Pengakhiran Memorandum Saling Pengertian ini tidak akan mempengaruhi keabs~han dan masa berlaku dari program, proyek dan/ atau kegiatan yang sedang berlangsung s«impai dengan selesainya program, proyek dan/ atau kegiatan terse but. SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan dibawah ini, telah diberikan kuasa oleh masing-mas.ing Pemerintahnya, telah menandatangani Memorandum Saling Pengertian 101. DIBUAT di Jakarta, Indonesia pada tanggal tiga bulan!uni tahun 2008, dalam dua (4) naskah asli, masing-masing dua (2) dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Seluruh naskah mcmiliki kcabsnhan ya ng sama. Apabila tcrjadi pcrbedaan penafsiran antara kedua naskah, maka naskah dalam Bahasa Inggris yang akan berlaku. UNTUK PltMERINTAH REPUBLIK INDONESIA UNTUK PEMERINT AH MALAYSIA Signed Signed MASNELLYARTI HILMAN - DAl'OK SUBOH MOHD. YASSIN Kemcntcrian Lingku~~an Hidup, Kementerian Sumbcr Asli dan Republik Indonesia Alam Sckitar, Malaysia