Anam Rufisa. Catatan Anak Kelinci. Penerbit. Ana Monica Rufisa

dokumen-dokumen yang mirip
JUDUL FILM: Aku Belum Mati tapi Tidak Hidup

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Si Fero yang Tinggi Hati

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Perjuangan Meraih Cita-cita

Sejatinya, semua manusia terlahir untuk dua hal, mendapatkan berita terbaik dan terburuk. Berita ini adalah sebuah misteri, ketika mereka terus

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Bab 5. Pengalamanku. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Pengalamanku. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

gak tau nih Men. Gua juga bingung Haris yang ditanya pun tidak punya jawaban.

Bab 1. Awal Perjuangan

It s a long story Part I

Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.

Satu Hari Bersama Ayah

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

Arif Rahman

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

PESAN UNTUK SANG ANAK AGUS BUDI SANTOSO

cs maulana Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Tak Ada Malaikat di Jakarta

LIBURAN BIMO DI YOGYAKARTA

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

Part 1 : Aku Menghajar Nenek-Nenek Dengan Cangkul

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

ZAIM YANG PENYAIR KE ISTANA

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Karina Sacharissa. Warna Dari pelangi. Penerbit Chaliccabook

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Adakah ada yang Akan Mendoakan Kita?

Aku belajar bahwa tawa dan airmata bukan sesuatu yangg memalukan, Aku mau menjadi rajawali yang siap setiap saat melewati badai hidup dan tak akan

Level 2 Pelajaran 12

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Ibu: Sang Manusia Pembelajar

Penerbit Kin S Gallery

Aktivitas untuk Belajar tentang Doa

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

Dalam sehari, dia menghancurkan semua harapanku. Dalam sehari, dia membuatku menangis. Dalam sehari, dia menjadi mimpi terburukku

Dillatiffa. Unfortunate

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari

Ayu Prameswary. Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks

Mula Kata, Bismillah

Pemilik jiwa yang sepi

Kring...kring...kring...pukul menunjukkan waktu 05:45 WIB.

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

Karya Kreatif Tanah Air Beta

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Indonesian Beginners

Tidak ditinggal Sendiri

Membangkitkan Anak Muda di Nain

AMINAH. udah hampir setengah jam Aminah mengurung

Luka-luka itu sering kuibaratkan sebagai kaca. Aku sering bosan dengan luka-luka. Ketika aku tahu bahwa kaca adalah temanku, maka kaca adalah

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

Apa Aku Bukan. Manusia?

PEDOMAN WAWANCARA. 3. Pernahkah anda melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan? tua/pasangan/orang-orang terdekat anda?

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Ramadan di Negeri Jiran

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Oleh: Windra Yuniarsih

Penantian Terakhir. Susi Retno Juwita. Penerbit Nulisbuku.com

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.7 Nabi Ya qub AS. dan Nabi Yusuf AS.

TUGAS BROADCASTING. Nim : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013

Selain kesini daftar kemana aja?

DIAN NANDA MUSTIKAWATI

Ternyata itu Korupsi

Jam hampir menunjukkan pukul wib. Diluar masih basah, suhupun dingin. Nyeri perutkku yang lagi kedatanagn tamu bulanan makin melilit.

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Transkripsi:

Anam Rufisa Catatan Anak Kelinci Penerbit Ana Monica Rufisa

Catatan Anak Kelinci Oleh: Anam Rufisa Copyright 2010 by Anam Rufisa Penerbit Ana Monica Rufisa Website: http://anamrufisa.tumblr.com/ Email: ana.rufisa@yahoo.com Desain Sampul: Ana Monica Rufisa Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 2

1 Antara Perut dan Hati SELAMAT PAGI, saudara-saudaraku yang bermanfaat, aku tersenyum menyambut pagi yang mulai agak siang. Aku heran, mengapa pagi ini orangorang lebih tergesa-gesa dari biasanya? Dan aku masih dengan baju dasterku. Sebagai orang yang terlambat bangun, aku seperti melewati banyak waktu yang terbuang. Mengapa kita tidak memperlambat segalanya sedikit saja dan menikmati hidup? Seperti aku di pagi yang agak siang ini. Sebetulnya aku bangun pukul 04.00 pagi, beribadah, lalu setelah itu si setan bantal berhasil membujukku untuk tidur lagi. Sampai tadi aku melihat matahari sudah mulai meninggi, aku berinisiatif untuk membuat minuman yang bisa menyembuhkanku dari pengaruh setan bantal. Ini akibat tugas makalahku yang akhirnya mengurangi jatah jam tidurku semalam. Aku harap hari ini libur. Dan aku bisa melanjutkan tidurku lagi Dasar otak bantal! 3

Apakah ini yang mereka sebut hidup? Tergesagesa setiap pagi? Seandainya mereka tahu bagaimana rasanya ketika anak angin membelai wajah saat mata terpejam sambil merenungkan ini dan itu. Seperti yang aku lakukakan sekarang. Merenung adalah sifatku. Namun, aku bukan pemalas, aku hanya melakukan ini jika perlu dan ada waktu. Hanya saja masalahnya adalah hidup memang seperti ini. Kebutuhan yang tak terbatas memberi kita sedikit waktu untuk sekadar merenung dan bertanya: Siapa kita? Robotkah? Atau kelincikah? Sudahkah kita menjadi manusia seutuhnya? Aku menguap, lalu menghabiskan teh manis hangatku yang tinggal seperempat gelas. Akhirnya aku mendapat kabar buruk kalau hari ini tidak libur. Baiklah, renungan pagi ini aku cukupkan saja. Sudah waktunya berurusan dengan sesuatu yang mereka sebut cikal bakal masa depan, apa lagi kalau bukan kuliah! 4

Beberapa kali aku bertanya-tanya bagaimana teman-temanku menilaiku. Apakah mereka menganggapku seorang yang percaya diri? Seorang yang hanya banyak membicarakan teori? Seorang yang sangat berarti? Ataukah hanya manusia yang tak tahu diri? Sayangnya, tak ada cara yang lebih objektif untuk mendapatkan jawabannya. Aku membuka pintu kelas. Lalu mendengar teman-temanku berkata padaku, Hari ini kita gak jadi presentasi, dosennya gak masuk! APA?????!!!! Air muka kecewa juga terlihat di muka teman-temanku yang sudah datang jauh-jauh dari rumah ke kampus. Kalau tahu begini, mereka tidak perlu pergi pagi-pagi dan berjejalan di dalam bus! Dengan wajah menyerupai pas foto KTP, semua mahasiswa pulang. Pulang tanpa membawa satu catatan pun, kecuali sepatu kotor (karena pagi ini jalanan begitu becek, bekas hujan semalam). Inikah hasil dari begadang semalaman? Hati sebelah kananku berkata aku harus memanfaatkan 5

waktu untuk tidak pulang dan pergi ke perpustakaan. Tapi hati sebelah kiriku membujukku untuk pulang ke kosan dan melanjutkan tidur. Siapa yang menang? Ternyata yang menang adalah perut. Aku mengajak kedua temanku makan siang, walaupun masih belum siang! Waktu tidak bisa menahan perut manusia yang lapar. Jika kau bimbang pada hatimu, maka coba kau tanyakan pada perutmu! Itulah filosofiku hari ini. Dan jangan ditiru! 6

2 satu pertanyaan, satu alasan... Tiga tahun yang lalu. Ketika aku sulit menetapkan hati untuk menentukan satu pilihan. Sebuah pilihan yang berat aku rasa. Pilihan yang akan menjadi penentu di hari depan. Pilihan yang akan menjadi kendaraan untuk mewujudkan impian. Tapi apakah kalian tahu? Saat aku berhasil mengalahkan bimbang hingga akhirnya aku menentukan satu pilihan, saat itu pula aku hilang harapan Mama gak setuju kalo kamu ngambil jurnalistik Kamu kan perempuan, jangan kerja yang berat-berat. Jadi guru aja ya, Aku masih ingat percakapan yang begitu dalam antara aku dan ibuku. Demi masa depan katanya. Memangnya masa depan jurnalis itu seburuk apa sih? Sifat labilku masih sangat mendominasi pada saat itu. Dua malam aku tak bicara banyak di rumah. Hanya shalat, makan, mandi, mengangkat telepon, 7

belajar, belajar, dan belajar. Tiap hari pergi ke tempat bimbel. Di rumah pun aku terpaksa mengakrabkan diri dengan soal-soal latihan, ini semua aku lakukan agar aku bisa masuk ke perguruan tinggi negeri. Tapi entah kenapa semangat belajarku waktu itu terasa mengambang. Ya, karena aku masih belum tahu, mau kuarahkan ke mana ikhtiarku ini? Aku gak mau jadi guru kataku sambil lalu. Aku mengambil handuk, di situ ada mama yang sedang memasak untuk makan malam. Mama purapura tak mendengar. Pa, aku gak mau jadi guru aku mencoba mencari sekutu. Aku berharap dapat dukungan, tapi Guru itu mulia Turutin aja apa kata mamamu ternyata ayahku setali tiga uang, sama saja. Yang bisa aku lakukan hanyalah berdoa, memohon petunjuk-nya. Suatu hari, papaku menjemputku seperti biasa di tempat bimbel. Ia tersenyum sambil memberikan 8

helm. Ia berbisik, Mama masak sop iga kesukaanmu Ada cumi goreng tepung juga Aku diam saja. Aku masih ngambek. Tapi aku tak kuasa menahan haru. Di belakang punggung papa, air mataku jatuh tanpa diperintah. Aku rapatkan kaca helmku. Aku genggam erat jaket papaku. Aku menangis dalam diam. Isakanku tersamarkan oleh suara bising jalan. Papa, pilihan ini terlalu berat... Masih terekam jelas, ketika Ujian Nasional hari pertama, aku termasuk salah satu anak yang dengan sombongnya menolak tawaran kunci jawaban dari teman. Ketika anak-anak lain berkumpul di WC sekolah sambil kasak-kusuk membagikan kunci jawaban, aku dan teman-temanku memilih membentuk lingkaran dan berdoa. Hanya Tuhan kekuatanku. Hanya Tuhan penolongku. Ujian dimulai. Enam puluh menit kemudian, dengan langkah yang pasti, aku mengumpulkan lembar jawaban dan keluar dengan perasaan lega. Aku pulang dengan membawa senyum percaya diri. 9

Aku kaget, di depan gerbang sekolah papa sudah menunggu dengan motornya. Seumur-umur, papa tidak pernah menjemputku ke sekolah. Kok Papa jemput? Tumben deh kataku sambil menyambut helm yang disodorkannya. Supaya kamu selamat sampai rumah, besok kan masih ada ujian lagi itu katanya. Dan setibanya di rumah, kalian tahu? Mamaku telah menyiapkan teh hangat untukku, yang ketika itu memang sedang turun hujan (aku dan papa kehujanan). Ya Allah, aku tidak pernah sebahagia ini. Aku sadar. Orang yang selama ini menyokongku habis-habisan adalah mama dan papa. Tapi kenapa aku tidak mau menuruti pilihan yang mereka pilihkan untukku? Menjadi guru? Ya, aku rasa ini bukan suatu masalah. Akhirnya aku memantapkan hati untuk menjadi guru, aku memilih jurusan Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri. Lalu, ketika menginjak tahun ketiga, aku tak percaya, mamaku ternyata masih meragukan pilihanku. 10