BAB I PENDAHULUAN. tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang. dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan disetiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pembelajaran matematika itu penting, Karena pada. dasarnya tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran matematika sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan orang dalam bahasa matematika melalui tabel, grafik, diagram,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Matematika ialah suatu ilmu yang berkaitan dengan penalaran atau berfikir

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran

penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam penerapan matematika. Namun, sampai saat ini masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL TUGAS TERSTRUKTUR DAN KUIS SKRIPSI

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai

BAB I PENDAHULUAN. wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika memegang peranan penting dalam semua aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan Sumber daya insani yang sangat diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, logis dan analisis, yang dicirikan. yang benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengetahuan dasar matematika dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Matematika sebagai salah satu ilmu dasar ini telah berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dan bukan cara menghafal konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Untuk itu, pemerintah berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih siswa untuk berpikir

BAB I PENDAHULUAN. SD sampai dengan SMP. SD merupakan awal proses peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu hal yang kurang diperhatikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dalam berbagai bidang. Hal ini dikarenakan matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai dasar untuk memahami ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Wajib belajar 9 tahun menjadi kebutuhan mendasar bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntunan dunia yang semakin kompleks mengharuskan siswa harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan proses belajar mengajar didalam kelas, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, namun media tersebut hanya digunakan oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Permendikbud nomor 58 tahun 2014 matematika merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prosedur dan metode yang benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

siswa itu sendiri artinya hasil belajar siswa dipengaruhi langsung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya. nasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 3 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkompeten. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kita masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Menurut Education For

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Dua dimensi yang harus dipahami oleh guru yaitu: (1) guru harus menetapkan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

I. PENDAHULUAN. analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah yang memuat pengetahuan dasar dan teknologi. Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Tujuan pembelajaran matematika adalah: (1) mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindakatas dasar pemikiran logis, rasional, cermat, jujur dan efektif; (2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; (3) menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengembangkan kemampuan berfikir dan (5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin. Dimana belajar matematika tidak ada artinya jika dihafalkan saja, matematika baru mempunyai makna apabila dimengerti dan mampu menggunakannya. Dalam hal ini siswa belajar matematika tidak hanya dengan menerima dan menghafalkan saja, tetapi harus belajar secara bermakna, bermakna merupakan suatu cara belajar 1

dengan pengertian dari pada hafalan. Untuk mempelajari matematika hendaknya dilakukan secara bertahap, berurutan, serta mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar apabila belajar itu dilakukan secara kontinu. Pengembangan kemampuan berfikir dalam pembelajaran matematika didukung oleh pemerintah yang terwujud dalam kompetensi dasar kurikulum 2013 yaitu matematika perlu diberikan kepada semua siswa dari mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, sistematis, kritis, dan kreatif. Dimana berpikir logis adalah proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional dan masuk akal sedangkan berpikir kritis adalah berpikir yang memeriksa, menghubungkan dan mengavaluasi semua aspek dari situasi atau masalah. Dan berpikir kreatif merupakan pola berpikir kita yang didasari dengan pemehaman yang mendalam tentang konsep-konsep yang telah diketahui sebelumnya kemudian memberikan sesuatu perubahan. Dalam hal ini peneliiti mengambilan suatu penelitian yang berpikir kreatif, karena belum tercapai secara maksimal. Hal ini ditemukan di SMP Negeri 1 Tomilito, berkaitan dengan pembelajaran matematika di kelas VIII terungkap permasalahan bahwa siswa belum terbiasa dalam menyelesaikan soal matematika yang bersifat terbuka seperti, menyelesaikan soal-soal matematika pada materi Kubus dan Balok, Menurut siswa selama ini soal yang mereka peroleh adalah soal-soal yang sebelumnya sudah pernah diberikan oleh guru. Dalam proses melaksanakan pembelajaran, guru cenderung prosedural dan lebih menekankan pada hasil belajar. Siswa belajar sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru 2

dan soal-soal yang diberikan kepada siswa hanya soal-soal yang langsung pada pemakaian rumus yang sudah ada atau soal tertutup. Akibatnya, siswa kurang berkesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan produktivitas berfikirnya. Pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013 mengedepankan pembelajaran yang lebih terpusat pada siswa dalam proses pembelajaran. Akan tetapi sering ditemui guru sering kali hanya memberikan soal-soal yang hanya tercantum dalam buku paket, sehingga siswa tersebut kurang terbiasa dalam berfikir kreatif, serta menganalisis soal yang berhubungan dengan materi sebelumnya Berbagai fakta yang ditemukan dalam pembelajaran matematika, yang menjadikan siswa tersebut kurang berpikir kreatif. (1) perasaan takut gagal, karena biasanya siswa yang mengalami kegagalan dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan oleh guru hukumannya lebih berat dibandingkan dengan hadiah untuk keberhasilannya dalam menyelesaikan soal tersebut. (2). Terlalu terpaku pada kebiasaan-kebiasaan guru dalam memberikan soal dan penyelesaiannya, misalnya soal yang diberikan oleh guru sama dengan contoh soal dalam setiap pembelajaran, makanya siswa tidak mendapat inovasi yang baru dalam setiap menyelesaikan setiap soal yang diberikan oleh guru. (3). Dalam pembelajaran matematika selalu tegang kadang tidak diselingi dengan bermain, padahal dalam bermain sambil belajar matematika siswa akan menemukan banyak hal yang baru, dan apabila diberikan tugas siswa cenderung lebih mengharapkan hadiah. Contoh kecilnya, misalkan siswa diberikan tugas dan dimasukkan kegurunya minggu depan, maka siswa tersebut akan mengerjakan tugas, tetapi 3

apabila tugas tersebut tidak harus dikumpul atau hanya sebagai latihan maka tugas tersebut tidak akan dikerjakan oleh siswa tersebut. Berdasarkan uraian dan pemikiran di atas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan formasi judul Deskripsi Kemampuan Siswa Berpikir Kreatif Dalam Menyelesaikan Soal Matematika pada materi Kubus dan Balok Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tomilito. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang teridentifikasi diatas adalah : 1. Kemampuan berpikir kreatif siswa rendah pada pembelajaran matematika. 2. Siswa yang kurang mampu dalam mengerjakan soal dengan baik. Mereka hanya terpaku dengan contoh soal yang diberikan guru.. 3. Soal yang diberikan kepada siswa hanya soal langsung pada pemakain rumus yang sudah ada tidak diajak lebih berfikir kreatif. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan masalah dan identifikasi masalah di atas, dengan mengingat keterbatasan waktu maka penelitian ini dibatasi pada kemampuan siswa berpikir kretif dalam menyelesaikan soal-soal matematika ditinjau dari guru dan siswa pada Materi Kubus dan Balok di SMP Negeri 1 Tomilito 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Kemampuan Siswa Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Kubus dan Balok Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara. 4

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Dilihat dari rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa berpikir kreatif pada mata pelajaran matematika. 1.5.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap guru mata pelajaran untuk dapat mengetahui tingkat kreatifitas siswa khususnya pada pelajaran matematika 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk belajar dan lebih proaktif dalam proses pembelajaran sehingga mampu mengatur waktu belajar dengan baik 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang berpikir kreatif matematika siswa 5