SURFACE PLASMON RESONANCE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

Disusun oleh : MIRA RESTUTI PENDIDIKAN FISIKA (RM)

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Kumpulan Soal Fisika Dasar II.

Kontrol Motor SHOT 602 Sebagai Pendukung Eksperimen Surface Plasmon Resonance (SPR)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

UNIVERSITAS INDONESIA

PolarisasiCahaya. Dede Djuhana Kuliah Fisika Dasar 2 Fakultas Teknik Kelas FD2_06 Universitas Indonesia 2011

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA Fisika

Macam-macam berkas cahaya: 1. Berkas mengumpul (Konvergen) 2. Berkas Menyebar ( divergen) 3. Berkas Sejajar.

Antiremed Kelas 12 Fisika

HANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017

Fisika Optis & Gelombang

Sifat-sifat gelombang elektromagnetik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

BAB III GROUND PENETRATING RADAR

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

Antiremed Kelas 12 Fisika

KUMPULAN SOAL UJIAN NASIONAL DAN SPMB

A. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.

Dualisme Partikel Gelombang

BAB 24. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

GETARAN DAN GELOMBANG STAF PENGAJAR FISIKA DEP. FISIKA IPB

PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI

LATIHAN UJIAN NASIONAL

INTERFERENSI GELOMBANG

Elyas Narantika NIM

Fisika Dasar I (FI-321)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

Kajian Awal Identifikasi Perbedaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Menggunakan Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

SPEKTROMETER. I. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan mampu menggunakan spectrometer untuk menentukan panjang gelombang cahaya

#2 Dualisme Partikel & Gelombang (Sifat Partikel dari Gelombang) Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

PENENTUAN SUDUT DEVIASI MINIMUM PRISMA MELALUI PERISTIWA PEMBIASAN CAHAYA BERBANTUAN KOMPUTER

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

#2 Dualisme Partikel & Gelombang Fisika Modern Eka Maulana, ST., MT., MEng. Teknik Elektro Universitas Brawijaya

FONON I : GETARAN KRISTAL

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version :

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

Gelombang Elektromagnetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

TUGAS. : Fitrilina, M.T OLEH: NO. INDUK MAHASISWA :

Apakah Gelombang Elektromagnetik?? Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium

BAB II CAHAYA. elektromagnetik. Cahaya dapat merambat dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x

Uji Kemurnian DNA Melon (Cucumis melo L.) Kultivar Gama Melon Basket Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Gelombang Elektromagnetik

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

Sipenmaru Besaran-besaran di bawah ini yang BUKAN merupakan besaran turunan adalah: a. Momentum b. Kecepatan c. Gaya d. Massa e.

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Peristiwa Pelangi Menurut Pandangan Fisika

GETARAN DAN GELOMBANG

PENGETAHUAN (C1) SYARIFAH RAISA Reguler A Tugas Evaluasi

KISI-KISI SOAL UJI COBA. Menurut medium perambatannya, gelombang

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

Antiremed Kelas 12 Fisika

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Hukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan

PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

: 1. KARAKTERISTIK GELOMBANG 2. PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG TEGAK

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

C. Kunci : E Penyelesaian : Diket mobil massa = m Daya = P f s = 0 V o = 0 Waktu mininiumyang diperlukan untuk sampai kecepatan V adalah :

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PENGUKURAN DI LABORATORIUM (POLARIMETRI)

BAB 23. CAHAYA : OPTIK GEOMETRIK

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

Copyright all right reserved

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

Transkripsi:

SURFACE PLASMON RESONANCE Pribadi Mumpuni Adhi, Rahmat Mukti Ibrahim, Panji Achmari, Almas Hilman Muhtadi, Zamzam Ibnu Sina 10208069, 10208043, 10208040, 10208068, 10208098 Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia Email : cometmetalics@gmail.com Asisten : (Putu Eka Pramudita/10207048) Tanggal Praktikum : (23-04-2011) Abstrak Surface Plasmon Resonance (SPR) adalah osilasi yang terkuantisasi dari elektron-elektron dari medium konduktif. Apabila suatu logam disinari dengan gelombang cahaya, bila kondisi k x = k sp maka fenomena SPR dapat terjadi dan dapat diamati. Pada praktikum ini digunakan prisma agar SPR dapat diamati, sehingga dapat ditentukan kurva dispersinya. Untuk bahan metal didapatkan nilai konstanta dielektrik (ε) bernilai negatif karena ω < ω p. Kata Kunci : Dielektrik, Konfigurasi Kretschmann, Prisma I. Pendahuluan SPR (Surface Plasmon Resonance) merupakan fenomena resonansi antara gelombang cahaya dan elektron-elektron pada permukaan logam yang menghasilkan osilasi elektron-elektron di permukaan logam yang terkuantisasi. SPR dapat terjadi pada bidang batas metal/dielektrik ketika sebuah berkas sinar datang dari medium dielektrik dengan sudut datang yang lebih besar dari sudut kritis. Dalam kondisi seperti itu, di bidang batas persambungan dielektrik/logam akan terbentuk gelombang evanesen yang menembus masuk ke dalam medium logam. Jika kondisi resonansi terpenuhi akan terjadi resonansi antara gelombang evanesen dan elektron-elektron bebas di permukaan yang menghasilkan medan listrik lokal dan penetrasi gelombang evanesen yang jauh lebih besar. Syarat kondisi terjadinya SPR yakni apabila K ix = K sp atau vektor gelombang cahaya yang merambat sepanjang bidang batas sama dengan vektor gelombang plasmon permukaan (SP). Vektor gelombang SP hanya ditentukan oleh tetapan dielrktrik dari metal dan bahan dielektriknya yang mempunyai hungungan K sp = c d m d m = 2 d m d m (1) Gambar 2. Kurva Dispersi [2] Gambar 1. Pemantulan Cahaya Pada Dua Material yang berbeda [1] Dari kurva terlihat bahwa kondisi K ix = K sp tidak pernah terpenuhi. Fenomena SPR tidak dapat teramati hanya dengan menyinari suatu bidang batas metal/dielektrik. Digunakan prisma sehingga

kurva dispersi gelombang cahaya dapat diubah kemiringannya dan menghasilkan suatu perpotongan dengan kurva dispersi gelombang SPR. m =1 2 p (6) Ada uda cara yang umum digunakan untuk membangkitkan SPR. Cara yang pertama menggunakan konfigurasi Otto dan cara yang kedua menggunakan konfigurasi Kretschmann. Pada konfigurasi Otto, lapisan dielektrik berada di antara prisma dan lapisan metal. Sedangkan pada konfigurasi Kretschmann, lapisan logam berada kontak langsung dengan prisma sedangkan lapisan dielektriknya menutupi lapisan logam tersebut. Pada praktikum ini digunakan konfigurasi Kretschmann. Dimana ω p merupakan frekuensi angular dari bahan yang digunakan (dalam kasus ini dari perak atau emas). II. Metode Percobaan Disusun alat percobaan seperti pada gambar berikut ini Gambar 3. Konfigurasi Otto dan Kretschmann Kx dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut k x = c p sin i (2) Hal ini terjadi karena gelombang cahaya yang datang mengalami pemantulan internal total. Agar terjadi perpotongan kurva dispersi, sudut datang cahaya haruslah mememnuhi persamaan berikut sin i = 1 p m u m u (3) atau dapat juga ditulis menjadi 1 p sin 2 i = 1 m 1 d (4) dengan θ i dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut i =45 arcsin 0 sin 450 p (5) n p n p merupakan indeks bias prisma yang bernilai 1.505. Permisivitas bahan metal yang digunakan dapat ditentukan dengan menggunakan model Drude [3] sehingga didapatkan persamaan Gambar 4. Susunan Alat Digunakan dua bahan metal yaitu perak dan emas. Konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Kretschmann. Kemudian dengan menggunaka bantuan software komputer bisa didapatkan spektrum dari SPR dengan mengkombinasikan sudut prisma yang berbedabeda. III. Data dan Pengolahan Menggunakan bahan perak: ω p = (2.321 x 2π) x 10 15 λ min (nm) θ p θ i 830.53 42.50 43.34 735.85 43.00 43.67 677.56 43.50 44.00 632.79 44.00 44.34 599.52 44.50 44.67 575.01 45.00 45.00 553.48 45.50 45.33 535.02 46.00 45.66 508.19 47.00 46.33

487.65 48.00 46.99 470.61 49.00 47.66 457.51 50.00 48.32 435.56 52.00 49.64 421.96 54.00 50.97 410.52 56.00 52.28 Tabel 1. Data Praktikum dengan Bahan Perak Panjang gelombang minimum dapat ditentukan dengan mencari di saat nilai intensitasnya minimum, seperti pada gambar berikut ini. Gambar 5. Cara Mencari Panjang Gelombang Minimum Dengan memplot antara vektor gelombang k x dengan ω maka dapat dihasilkan kurva dispersi yang tersaji pada gambar (6). ω 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 500 550 600 650 700 750 800 5.00E+015 4.50E+015 4.00E+015 3.50E+015 3.00E+015 2.50E+015 2.00E+015 1.50E+015 1.00E+015 5.00E+014 0.00E+000 5.00E+006 1.00E+007 1.50E+007 2.00E+007 k Gambar 6. Kurva Dispersi Bahan Perak Dengan menggunakan persamaan (4) dapat ditentukan permisivitas bahan dielektrik dalam kasus ini adalah udara. Sehingga didapatkan nilai ε udara = 1/1.021 = 0.979 Gambar 7. Grafik untuk Menentukan ε d pada Percobaan dengan Bahan Perak. Menggunakan bahan emas ω p = (2.068 x 2π) x 10 15 λ min (nm) θ p θ i 883.14 42 43.01 824.81 42.25 43.17 786.93 42.5 43.34 752.35 42.75 43.51 729.22 43 43.67 706.88 43.25 43.84 691.08 43.5 44.00 675.53 43.75 44.17 662.61 44 44.34 652.37 44.25 44.50 634.52 44.75 44.83 618.98 45.25 45.17 596.73 46.25 45.83 571.14 48 46.99 541.78 52 49.64 Tabel 2. Data Praktikum dengan Bahan Emas Dengan memplot antara vektor gelombang k x dengan ω maka dapat dihasilkan kurva dispersi yang tersaji pada gambar (8).

ω 4.00E+15 3.50E+15 3.00E+15 2.50E+15 2.00E+15 1.50E+15 1.00E+15 5.00E+14 0.00E+00 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 k Gambar 8. Kurva Dispersi Bahan Emas Dengan menggunakan persamaan (4) dapat ditentukan permisivitas bahan dielektrik dalam kasus ini adalah udara. Sehingga didapatkan nilai ε udara = 1/0.284 = 3.521 dengan menggunakan bahan perak maupun emas tidak sesuai dengan referensi. Pada referensi nilai permisivitas udara adalah 1. Hal ini disebabkan karena bentuk dari grafik yang dihasilkan tidak linear. Gradien garis juga apabila sesuai dengan persamaan (4) nilainya harusnya adalah 1, tetapi niali yang didapatkan tidak sama dengan 1. Oleh karena itu nilai permisivitas yang didapatkan tidak sesuai. Bila dibandingkan antara gambar (7) dan gambar (9), maka gambar (7) bentuknya lebih linear dibandingkan dengan gambar (9). Oleh karena itu hasil yang didapatkan pada percobaan dengan perak lebih mendekati referensi. Ketika medium 2 adalah bahan metal. Pada bahan metal mengandung banyak elektron bebas sehingga konsekuensinya frekuensi angular ω < ω p dan konstanta dielektriknya ε m nilainya menjadi negatif. Secara umum hal ini mengimplikasikan ketika ω < ω p maka tidak ada medan elektromagnetik yang dapat merambat pada bahan meta [2] l. Gambar 9. Grafik untuk Menentukan ε d pada Percobaan dengan Bahan Emas IV. Analisis Bentuk kurva dispersi terlihat pada gambar (6) dan (8). Bentuknya memang tidak persis seperti pada referensi gambar (2), tetapi melihat dari bentuknya dapat dianalisis bahwa kurva dispersi yang didapatkan hanya sebagian kecil tidak secara keseluruhan. Bentuk grafiknya melengkung seperti itu karena grafiknya tidak linear. Apabila linear maka gradien garis adalah kecepatan cahaya (c), sedangkan pada SPR nilai verktor gelombang (k x ) dipengaruhi oleh sin (θ i ) seperti pada persamaan (2). Nilai permisivitas udara yang didapatkan baik V. Kesimpulan Dari praktikum ini dapat daiambil kesimpulan : 1. SPR dapat terjadi apabila k x = k sp 2. Prisma digunakan agar kurva gelombang SPR dapat berpotongan dengan kurva gelombang cahaya 3. Hasil yang didapatkan untuk permisivitas udara tidak tepat karena bentuk kurva yang dihasilkan tidak linear. 4. Pada bahan metal didapatkan nilai konstanta dielektrik bernilai negatif. Pustaka [1]Schasfoort and Tudos (editor). 2008.Handbook of Surface Plasmon Resonance. RSC Publishing [2] Raether, H. 1986. Surface Plasmons on Smooth and Rough Surfaces and On Gratings. Springer [3] Yeh, Pochi. Optical Waves in Layered Media. John Wiley & Sons, Inc