BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU - ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB III VISI, MISI DAN NILAI

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk

Rencana Strategis (RENSTRA)

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengawas utama kinerja pemerintahan. pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Terwujudnya akuntabilitas

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

Rencana kerja (Renja) 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RANCANGAN RKPD KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran dan Belanja Pendapatan Negara (APBN) memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam mewujudkan good governance. Hal ini tercermin dari kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS VALUE FOR MONEY PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2007

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah otonom sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Kabupaten Lamongan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD A. TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

Garut, Juni 2014 KEPALA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN GARUT. TOTONG, SE., M.Si. NIP

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen keuangan daerah tidak terlepas dari perencanaan dan

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Mewujudkan Pemerintahan yang baik ( Good Governance) diperlukan

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

BAB I PE NDAH ULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN,STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan, baik untuk pendistribusian barang atau jasa. Ketersediaan jalan yang baik dan stabil berpengaruh terhadap kelancaran arus lalu lintas. Tingginya pertumbuhan lalu lintas sebagai akibat pertumbuhan ekonomi dapat menimbulkan masalah yang serius apabila tidak diimbangi dengan perbaikan mutu dari sarana dan prasarana jalan yang ada. Pertumbuhan kendaraan yang begitu cepat berdampak pada kepadatan lalu lintas, sehingga perlu adanya peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan. Berdasarkan klasifikasi menurut fungsi jalan, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung segala aktifitas masyarakat. Sektor infrastruktur merupakan salah satu sektor vital untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang pada dasarnya merupakan sektor antara yang menghubungkan berbagai macam aktivitas ekonomi. Pembangunan prasarana jalan, sebagai salah satu sub sektor infrastruktur, memiliki fungsi aksesibilitas untuk membuka daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas untuk memacu

2 daerah yang telah berkembang. Sejak digulirkannya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merupakan tonggak reformasi dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya pemerintah daerah, dianggap masyarakat belum mampu memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kinerja birokrasi. Kinerja birokrasi publik di Indonesia masih banyak mendapat kritikan, dan harapan masyarakat akan terjadinya perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang lebih bersih, transparan dan akuntabel pun belum juga terealisasi. Upaya penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka memberikan kesejahteraan sebesarbesarnya kepada masyarakat mulai dievaluasi. Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan adanya suatu pengukuran kinerja terhadap para penyelenggara negara yang telah menerima amanat dari rakyat. Menurut Mahsun (2006:26) m eningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap pertanggungjawaban yang diberikan oleh penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Dengan kata lain, kinerja birokrasi kini lebih banyak mendapat sorotan, karena masyarakat mulai mempertanyaakan manfaat yang mereka peroleh atas kinerja instansi pemerintah. Konsep kinerja menurut Pasolong (2010:175) pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Hal ini sejalan

3 dengan pengertian kinerja menurut Prawirosentono dalam Sinambela (2012:5) adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masingmasing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Dilihat dari pengertiannya, dalam menentukan keberhasilan dan tercapainya tujuan organisasi mengetahui kinerja suatu birokrasi publik sangat penting. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja birokrasi publik diperlukan adanya pengukuran terhadap kinerja. Pengukuran kinerja akan melihat seberapa jauh kinerja yang telah dihasilkan dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan yang telah direncanakan. Dalam Mahsun (2006:33) pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia jasa dan barang-barang publik. Dengan adanya penilaian terhadap kinerja birokrasi kita juga dapat mengetahui sejauhmana efisiensi dan efektivitas organisasi publik yang ada di Indonesia dalam bekerja selama ini. Organisasi publik merupakan organisasi birokrasi pemerintahan yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab untuk melaksanakan urusan-urusan pemerintahan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, organisasi publik dalam hal ini yaitu instansi pemerintahan. Organisasi publik sering digambarkan sebagai suatu organisasi yang tidak produktif, tidak efisien, berkualitas rendah, minim inovasi, serta berbagai kritikan lainnya. Oleh sebab itu, keberhasilan organisasi publik dalam mencapai tujuan dinilai belum optimal.

4 Keberhasilan suatu organisasi publik dalam mencapai tujuan dapat dilihat dari kinerja yang dilakukan dalam mencapai target yang telah ditentukan. Menurut Pasolong (2010:175) kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Berdasarkan pendapat ini dapat diketahui bahwa kinerja organisasi publik merupakan suatu bentuk hasil atas kegiatan kerja yang dilakukan oleh suatu organisasi berdasarkan atas tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kinerja suatu organisasi publik maka diperlukan pengukuran atas kinerja yang dilakukan. Menurut Pasolong (2010:182) pengukuran ki nerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan, program, dan/atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Dengan demikian penilaian atas kinerja organisasi memiliki peran yang penting untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Pengukuran kinerja organisasi publik digunakan untuk mengetahui ketercapaian tujuan suatu organisasi. Masyarakat dapat menilai kinerja suatu organisasi publik berdasarkan hasil produk yang dikeluarkan oleh setiap instansi organisasi publik yang berupa barang atau jasa. Menurut Mahsun (2006:19), pemerintah merupakan organisasi sektor publik terbesar yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjunjung tinggi keinginan rakyat, melaksanakan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan sosial, menjalankan aspek-aspek fungsional dari pemerintahan secara efisien dan efektif sehingga bisa terwujud good governance yang sebenarnya. Adanya otonomi daerah merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan good governace khususnya bagi pemerintahan di daerah. Tujuan

5 diterapkanya otonomi daerah menurut Mardiasmo dalam Sinambela (2012: 29), untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah dan secara luas adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut berada pada organisasi publik yang ada di daerah melalui kinerjanya. Keberhasilan dari suatu otonomi daerah sangat ditentukan oleh kinerja organisasi publik di daerah. Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan daerah otonomi baru hasil pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang dan saat ini baru berusia enam tahun. Kabupaten ini sedang berupaya dan bekerja keras meningkatan pembangunan di segala bidang. Upaya yang dilakukan bertujuan meningkatkan pemerataan pembangunan ditiap sektor ekonomi, agar tidak tertinggal dengan kabupaten induknya. Upaya pembangunan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperluas kesempatan kerja, dan meratakan hasil-hasil pembangunan keseluruh kecamatan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tulang Bawang Barat telah menyusun prioritas tahunan belanja daerah berdasarkan isu strategis pembangunan dan telah mengacu pada kebijakan pembangunan nasional serta kebijakan pembangunan Provinsi Lampung. Berdasarkan Permendagri Tahun 2010 No. 054 isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting/keadaan yang apabila tidak

6 diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan prioritas pembangunan sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan etika birokratis. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) tahun 2011-2016 prioritas pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah: 1. Percepatan pembangunan infrastruktur 2. Pemerataan kualitas pendidikan 3. Peningkatan akses pelayanan kesehatan 4. Pemberdayaan ekonomi lokal 5. Pengembangan iklim investasi dan peluang usaha sebagai upaya mengurangi angka pengangguran 6. Peletakan dasar tata kelola pemerintahan sebagai wujud reformasi 7. Birokrasi 8. Peningkatan kualitas pelayanan publik. Berdasarkan prioritas di atas, percepatan pembangunan infrastruktur merupakan prioritas pertama yang diupayakan dalam pembangunan daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Penyusunan prioritas pembangunan oleh Bappeda Tulang Bawang Barat tersebut menyesuaikan dengan kebutuhan daerahnya dan dengan anggaran

7 yang ada. Prioritas pembangunan juga didasarkan pada potensi yang ada di daerah tersebut. Peningkatan daya dukung sarana dan infrastruktur di wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat akan meningkatkan kenyamanan masyarakat dalam melakukan aktivitas kehidupan termasuk aktivitas perekonomian. Dengan sarana dan infrastruktur wilayah yang baik maka aktivitas masyarakat akan semakin hidup dan berkembang serta dapat meningkatkan iklim investasi. Kondisi jalan di kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu : Tabel 1.1 Kondisi jalan Kabupaten Tulang Bawang Barat NO Kondisi Jalan Kabupaten Provinsi Jumlah 1 Baik 286 km - 256 km 2 Sedang 24,25 km - 24,25 km 3 Rusak 21,17 km 33,93 km 54,56 km 4 Rusak Berat 200,68 km 66,31 km 266,99 km Sumber: Dokumen Renstra Dinas pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2011-2016 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui kondisi jalan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagian besar dalam kondisi rusak berat. Sebagaimana pentingnya jalan sebagai suatu penunjang perekonomian masyarakat maka kondisi tersebut menjadi suatu kendala yang harus ditangani secara serius oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hal ini yang menjadikan pembangunan infrastruktur jalan Di Kabupaten Tulang Bawang Barat menjadi prioritas pembangunan. Dengan prioritas program pekerjaan umum yaitu Pembangunan jalan yang dibutuhkan di tingkat kabupaten maupun kecamatan dan pemeliharaan jalan setiap tahun untuk jalan yang rusak. Dalam hal ini, organisasi publik yang berperan

8 melaksanakan program perencanaan percepatan pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu dinas Pekerjaan Umum. Tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum adalah melaksanakan urusan pemerintahan dibidang Pekerjaan Umum berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dinas pekerjaan umum dalam menjalankan fungsinya mengacu pada rencana strategi yang telah dibuat. Melihat latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil ruang lingkup kinerja Dinas pekerjaan umum terutama dalam pembangunan infrastruktur jalan. Selain sebagai evaluasi kinerja terutama pada Dinas Pekerjaan Umum juga sangat penting penelitian ini dilakukan untuk menjadi bahan evaluasi para aadministrasi publik. Oleh karena itu, maka penulis akan melaksanakan penelitian yang berjudul Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Dalam Mewujudkan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Jalan. B. Rumusan Masalah : 1. Bagaimana kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mewujudkan pembangunan Infrastruktur jalan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mendeskripsikan dan menganalisis kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur jalan.

9 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis dan praktis. 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Administrasi Negara bidang kajian Organisasi Publik yang berkenaan dengan kinerja. 2. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kinerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupten Tulang Bawang Barat, sekaligus menjadi saran yang membangun bagi pihak Dinas Pekerjaan Umum dalam meningkatkan kinerja.