ANALISIS PENYEBAB RUNTUHNYA LOS PASAR PANJI KABUPATEN SITUBONDO (ANALYSIS OF THE CAUSES OF PANJI MARKET STALL COLLAPSE IN SITUBONDO)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA KERUSAKAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG A SMAN 10 PADANG AKIBAT GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

ANALYSIS OF THE STRUCTURE AND ELEMENTS OF THE BUILDING BEAM AS A RESULT OF STATIC LOAD EQUIVALEN BASED SEISMIC REGULATIONS IN 2012

KAJIAN PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI ENAM RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA TEMBUNG AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI RUANGAN

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

IDENTIFIKASI KEGAGALAN, ALTERNATIF PERBAIKAN DAN PERKUATAN PADA STRUKTUR GEDUNG POLTEKES SITEBA PADANG ABSTRAK

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

DESAIN ULANG STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG PLAZA HOTEL ROCKY PADANG PROYEK AKHIR. Oleh : HAZMAL HERMAN

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

KAJIAN STRUKTUR BAJA SEBAGAI ALTERNATIF REVIEW DESIGN STRUKTUR BETON BERTULANG (STUDI KASUS PADA GEDUNG LPTK FT UNY) PROYEK AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

ANALISIS DAN PENGUJIAN PERILAKU DARI VARIASI LUBANG PADA BATANG ELEMEN STRUKTUR BETON BERTULANG PENAMPANG PERSEGI TERHADAP BEBAN LENTUR

Bayu Dwi Satrio, Gema Putra Pratama, Sri Tudjono *), Hardi Wibowo *)

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Pengaruh variasi model sengkang terhadap kekuatan geser balok/kolom beton bertulang guna meningkatkan kekuatan elemen struktur gedung tahan gempa

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB V DESAIN STRUKTUR ATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

Pengembangan Model Sengkang Penahan Geser Pada Balok/Kolom Beton Bertulang Untuk Meningkatkan Daktilitas Struktur Gedung Tahan Gempa

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

*Koresponndensi penulis: Abstract

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

PERKUATAN KOLOM YANG MIRING AKIBAT GEMPA BUMI

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Balok

ABSTRAK. Kata kunci: gempa, aplikasi, tulangan lentur, tulangan geser, balok, proyek konstruksi. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH VARIASI BENTUK PENAMPANG KOLOM TERHADAP PERILAKU ELEMEN STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

ANALISIS KEKUATAN GIRDER AKIBAT KEMIRINGAN MEMANJANG JEMBATAN. Suyadi 1)

TINJAUAN PERENCANAAN SUPERSTRUKTUR HOTEL BERLANTAI 8 PANAKKUKANG BLOK F 5/9 MAKASSAR

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

Tabel 1. Hasil Gaya Dalam pada Balok 639 dan Kolom 501 untuk struktur 2D dan Struktur 3D

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK


PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

Naskah Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KEGAGALAN STRUKTUR DAN ALTERNATIF PERBAIKAN SERTA PERKUATAN GEDUNG BPKP PROVINSI SUMATERA BARAT ABSTRAK

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

Resty Rekmala., Pengujian Serta Analisis Perilaku Elemen Tekan Persegi Berkubang (Hollow) Terhadap 1

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

PERILAKU BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH TINGGAL SEDERHANA TAHAN GEMPA CEPAT BANGUN DENGAN SISTEM OPEN FRAME ABSTRAK


BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

TUGAS AKHIR RC

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Transkripsi:

ANALISIS PENYEBAB RUNTUHNYA LOS PASAR PANJI KABUPATEN SITUBONDO (ANALYSIS OF THE CAUSES OF PANJI MARKET STALL COLLAPSE IN SITUBONDO) 1 Lukman Rahmatullah, Ketut Aswatama, Ir.Krisnamurti Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 Email: Ketutaswatama@ymail.com Abstrak Pada tanggal 27 Oktober 2013, Sebuah los pasar pandji di Kabupaten Situbondo Jawa Timur runtuh dalam tahap pengerjaan atap. Untuk mengidentifikasi kegagalan bangunan tersebut maka dilakukanlah penilaian terhadap kegagalan bangunan tersebut. Namun dalam kasus ini beban gempa bukan sumber masalah utama dalam keruntuhan pasar Pandji Situbondo. Analisa yang digunakan adalah analisa hasil perencanaan dengan membandingkan hasil kondisi existing. Dari perbandingan hasil evaluasi kondisi existing bangunan dan hasil analisa struktur yang direncanakan cukup mampu menahan beban yang bekerja. Berdasarkan foto dilapangan terlihat jelas bahwa penyebab runtuhnya los pasar adalah Kurang terpenuhinya ketentuan Standar Nasional Indonesia tentang tata cara penyambungan tulangan antar elemen portal, baik antara pondasi dengan kolom, antara kolom dengan balok, ataupun antar balok rafter di puncak portal. Hal ini terlihat pada pola sambungan antar tulangan sambungan yang terbuka setelah runtuh. Serta Tulangan geser/ sengkang/ beugel yang dipasang, pada kenyataannya tidak mengikuti perencanaan dan aturan yang ada. Bahkan untuk beberapa bagian, jarak sengkang yang satu dengan yang lain berbeda dengan yang direncanakan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kegagalan struktur yang terjadi diakibatkan karena kesalahan dalam pemasangan sambungan di tiap elemen struktur utama. Serta kerusakan yang terjadi lebih disebabkan karena rendahnya kualitas pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dan kurangnya pengawasan selama proses pembangunan berlangsung sehingga realisasi dari struktur bangunan yang ada tidak sesuai dengan perencanaan awal. Kata Kunci: Existing, Kegagalan Struktur, Pasar, Sambungan Abstract On October, 27 th 2013, a market in Panji Situbondo district East Java, collapsed during the process of roof construction. To identify the failure of the building, the assessment executed toward the failure. In this case, the earthquake load is not the major problem sources of the Panji market collapse in Situbondo. The analysis used is an analysis of planning result by comparing the result of existing condition. Based on the comparison of the evaluation result of building existing condition and the analysis result of structure planned is capable enough to sustain the active load. According to photos in the field seems clearly that the causes of market stall collapse are less of fulfilling the stipulation of Indonesia National Standart about the procedure of reinforcement extension inter-portal element, whether between the foundation and column, between column and beam, or between rafter beam in the top of portal. It can be seen in the pattern of the reinforcement s extension that opened after the building fell out. The shear reinforcement/the prop/the beugel set did not follow the existence of plans and rules. Moreover for some parts,the prop distances between each other are different from the planned. Thus, the failure of the structure occurs because the assembling in each structure s elements is not suitable to the Standard National Indonesia. In addition, this damage is caused by the bad quality of realization of the workers by the organizer and the lack of control while the process of the construction is underway. Hence, it makes the construction of the building do not agree with the first planning. Keywords: Existing, Sructure failure, Market, Connection PENDAHULUAN Kegagalan bangunan yang terjadi dapat disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri. Faktor manusia itu dapat diakibatkan dari ketidaktahuan, kesalahan kerja (kecerobohan dan kelalaian) dan keserakahan. Kesalahan kerja (kecerobohan dan kelalaian) diantaranya salah dalam perhitungan dan kurang teliti, salah dalam membaca gambar, spesifikasi dan cacat konstruksi. Ditengah gencar dan semangatnya Pemerintah dalam membangun infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian daerah di seluruh Nusantara, kita dikejutkan dengan runtuhnya los pasar pandji Situbondo Jawa Timur pada tanggal 27 oktober 2013. Los pasar itu sendiri adalah bangunan pasar berbentuk rumah tanpa dinding. Untuk mengidentifikasi kegagalan bangunan tersebut maka dilakukanlah penilaian terhadap kegagalan bangunan tersebut. Dalam studi ini beban gempa bukan sumber masalah utama dalam keruntuhan pasar Pandji Situbondo. Maka perlu diadakan analisa lanjutan untuk mengetahui penyebab

runtuhnya bangunan pasar tersebut. Dapat kita tinjau dari aspek struktural dari perencanaan maupun pada pelaksanaannya di lapangan. Rencana Kerja METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai analisa kegagalan bangunan pasar ini memerlukan data perencanaan dan data lapangan. Untuk mengetahui penyebab kegagalan struktur ini secara sistematik dilakukan dengan tahapan proses sebagai berikut: 1. Studi literatur 2 dengan dimensi 25 cm 25 cm. Pada setiap kolom dihubungkan oleh balok induk dengan dimensi 20 cm 25cm dan balok gewel 20 x 30 cm. Diameter tulangan utama kolom dan balok adalah Ø14 dan diamater tulangan sengkangnya Ø10. Kerusakan Elemen Struktural Bangunan ( Pondasi, Kolom, dan Balok) Kerusakan yang terjadi pada kolom merupakan kerusakan berat. Kerusakan yang terjadi pada kolom berupa hancurnya beton kolom serta pembengkokan beberapa tulangan utama kolom, seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. Dilakukan dengan mempelajari sejumlah buku referensi, peraturan, jurnal-jurnal dan artikel penelitian pendukung yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan tema penelitian ini. 2. Studi Kasus dan Kajian Analitis Studi kasus dan kajian analitis dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan dan pola perilaku elemen struktur bangunan Los Pasar Panji Situbondo. a. Analisa awal dilakukan secara visual berdasarkan data eksisting. Melakukan investigasi lapangan, melihat kerusakan yang terjadi, mengambil dokumentasi, mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisa selanjutnya. Gambar 1. Kerusakan sambungan pondasi kolom. Kerusakan yang terjadi pada balok merupakan kerusakan sedang, berupa hancurnya beton balok serta lepasnya ikatan antara kolom dan balok yang menunjukkan buruknya pengerjaan pemasangan tulangan. Kerusakan yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3. b. Perhitungan dan pemodelan struktur bangunan los pasar Panji Situbondo dengan menggunakan software SAP 2000 v.14. Dengan menggunakan datadata yang sudah ada, berdasarkan data perencanaan dan hasil investigasi lapangan. c. Membandingkan hasil antara analisa menggunakan program dengan kondisi yang terjadi dilapangan. 1. Analisa Analisa dilakukan untuk melihat penyebab kerusakan struktur bangunan Los Pasar Panji Situbondo yang terjadi pada tanggal 27 Oktober 2013 berdasarkan data yang diperoleh dan kajian yang dilakukan. Dan perlu adanya analisa terhadap gaya-gaya dalam pada sambungan balok kolom los pasa panji. Gambar 2. Kerusakan Pada Balok Evaluasi Kondisi Eksisting Bangunan Struktur bangunan los terbuka pasar ini terletak ditengah-tengah kompleks pasar umum panji Situbondo, terdiri dari 3 bangunan los pasar yang menggunakan tipe rangka yang terdiri dari atas elemen kolom dan balok. Geometrik bangunan pasar los ini berbentuk persegi panjang dengan dimensi tiap bangunannya 21 m 7 m, dan bangunan ini mempunyai 16 buah kolom tiap bangunannya Gambar 3. Kerusakan Parah Pada Sambungan balok-kolom Terlihat panjang penyaluran pada strktur di atas tidak memenuhi yang seharusnya panjang penyaluran pada sambungan besi tulangan pada kolom maupun balok adalah minimum 40d, dengan d = diameter tulangan balok atau kolom.

Diagram Alur Metode Penelitian Data Perencanaan Mulai Mengambil Data Mutu Beton (fc ) Mutu Tulangan Baja (fy) Dimensi kolom dan Balok Menghitung Pembebanan Beban, Dimensi, fc, fy Di SAP 2000 Menghitung Kapasitas Beban Momen (Mu) Axial (Pu) Geser (Vu) Kapasitas > Beban Ya Cek Sambungan y ang Terpasang di Lapangan Jarak sengkang (s) Bengkokan tulangan (dt) Panjang peny aluran (Ld) Data Lapangan Tidak Pn < Pu Tidak Tidak Mn <Mu Vn < Vu Ya Ya Ya Tekan Lentur Geser Mutu tulangan baja (Fy) Dimensi : Luas Bangunan Kolom Utama Kolom Atas Balok Balok rafter = 240 Mpa = 210 cm x 70 cm = 25 cm x 25 cm = 20 cm x 20 cm = 20 cm x 25 cm = 20 cm x 30 cm Data penyelidikan di lapangan didapatkan sebagai berikut: Mutu beton (fc ) = 13 Mpa Mutu tulangan baja (Fy) = 340 Mpa Dimensi : Luas Bangunan = 210 cm x 70 cm Kolom Utama = 22 cm x 22 cm Kolom Atas = 20 cm x 20 cm Balok = 18 cm x 23 cm Balok rafter = 18 cm x 28 cm Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan, kemudian dilakukan perhitungan beban pada struktur los pasar panji. Lalu membandingkan kapasitas beban pada hasil perencanaan dengan kondisi eksisting di lapangan. Berikut hasil analisa struktur dengan menggunakan SAP 2000: Tabel 1. Pengecekan Gaya axial pada Setiap Kolom Los pasar Panji Elemen (cm) ɸ Pn Pu max Ket Perencanaan Kolom 25x25 13009,75 6331,68 Aman Kolom 20x20 14087,49 1244,19 Aman Terpasang Kolom 25x25 8552,86 6292,44 Aman Analisa Kuat Geser Kolom Kolom 20x20 13468,3 3674,59 Aman 3 Ya Aman s, dt, Ld > SNI 03-2487-2002 Tidak Prediksi Mekanisme Keruntuhan Kesimpulan Selesai Berdasarkan SNI 03-2847-2002 Pengecekan penampang geser harus berdasarkan pada:,dimana nilai Vr adalah besarnya gaya geser rencana yang dihitung berdasarkan dimensi, jumlah tulangan, dan jarak tulangan terpasang. Dari hasil perhitungan gaya geser, pada tabel dibawah ini menunjukkan hasil perhitungan gaya geser yang bekerja pada kolom serta kemampuan kolom untuk menanggung gaya geser yang terjadi. Geser Hipotesis Hipotesis dalam studi kasus ini adalah : 1. Dari keadaan di lapangan, kerusakan pada beberapa elemen seperti balok dan kolom mengalami gagal struktur diakibatkan oleh sambungan sendi yang tidak sesuai dengan SNI-03-2847-2002 sehingga tidak bisa menahan beban. 2. nya los pasar panji bukan karena faktor alam seperti gempa ataupun angin puting beliung. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Struktur Bangunan Data pada dokumen gambar perencanaan : Mutu beton (fc ) = 22,5 Mpa No Hasil 1 Rencana 2 Terpasang Tabel 2. Tabel Kuat Geser Kolom Kolom (cm) 25 x 25 20 x 20 25x 25 20 x 20 Daerah Vr (kn) Vu (kn) Ket Tumpuan 17,76 16,02 OK Lapangan 17,76 16,02 OK Tumpuan 19,23 18,93 OK Lapangan 19,23 18,93 OK Tumpuan 18,50 13,49 OK Lapangan 18,50 13,49 OK Tumpuan 20,43 20,55 Not OK Lapangan 20,43 20,55 Not OK Dari hasil analisa struktur yang dilakukan, terlihat bahwa hampir semua elemen struktur yang dianggap sebagai struktur rencana mampu menanggung beban lentur maupun beban geser yang bekerja.

Perbandingan Analisa Struktur dengan Kondisi Real 4 Dari hasil analisa struktur yang telah dilakukan, terlihat bahwa hampir semua elemen struktur yang terpasang dilapangan belum sesuai dengan struktur rencana. nya bangunan los pasar panji yang terjadi dikarenakan adanya kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan yang tidak mengikuti peraturan yang ada seperti terlihat pada Tabel 3. Gambar 5 Mulai runtuh akibat beban berlebih Tabel 3. Perbandingan SK-SNI 03-2847-2002 dengan Kondisi Real No SK-SNI 03-2847-2002 Mutu Beton: Nilai fc' yang digunakan pada bangunan 1 yang direncanakan tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa. (Pasal 7.1.1) 2 3 Kondisi Real fc'= 13 Mpa ±50% tidak Bengkokan tulangan: mengikuti Bengkokan tulangan minimum sebesar 6db (Tabel 6) peraturan Sambungan: Tiap joint Daerah sambungan harus dilindungi dengan tidak diberi sengkang pengikat yang baik (pasal 9.9.1) sengkang Ket Not OK Not OK Not OK Pada ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 9.9 ayat 9.9.1. disebutkan bahwa pada pertemuan dari komponen-komponen rangka utama (misalnya pertemuan balok dan kolom), sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan sengkang pengikat yang baik. Ayat 9.9.2. menyebutkan sengkang pengikat pada pertemuan di atas dapat berupa beton eksternal atau sengkang pengikat tertutup internal, spiral, atau sengkang. Hal ini tidak ditemui pada sambungan antara kolom dengan pondasi, maupun pada sambungan antara kolom dengan balok rafter, dan sambungan antar balok rafter. Pada sambungan-sambungan tersebut jumlah sengkang terlihat sangat minim. Gambar 6. Seketika karena kurangnya tulangan sengkang. Los pasar panji runtuh ketika masih dalam tahap pemasangan genteng di atap bangunan los tersebut. Genteng yang ditaruh menumpuk pada satu sisi saja yaitu pada sisi kanan bangunan menyebabkan keruntuhan terhadap bangunan los pasar panji. Struktur los pasar panji di lapangan juga tidak sesuai dengan gambar rencana. Mutu beton yang dibawah standart menyebabkan kuat tekan beton yang seharusnya 22,5 Mpa menjadi 13 Mpa setelah dilakukan uji hammer test. Dan kurangnya sambungan tulangan balokkolom yang tidak sesuai SK-SNI 03-2847-2003 pada struktur bangunan los pasar panji juga salah satu faktor runtuhnya los pasar panji. Mekanisme Keruntuhan Agar lebih mempermudah menganalisa sistem keruntuhan yang terjadi pada bangunan los pasar panji. Analisa visual keruntuhan los pasar panji bisa dilihat dari beberapa gambar foto dilapangan dan divisualisasikan, sehingga bisa diperkirakan mekanisme runtuhnya los pasar panji seperti pada Gambar berikut : Gambar 7. Bagian tengah rata sama tanah Gambar 4. Los Pasar Sebelum runtuh Tidak berfungsinya sambungan antara kaki kolom dengan pondasi, yang merupakan awal penyebab kegagalan struktur. Dengan kata lain pada sambungan kolom dengan pondasi, kapasitas momennya tidak mampu menahan momen yang terjadi, ini terlihat pada kaki kolom yang runtuh terdapat batang-batang tulangan sambungan lewatan yang masih lurus, tidak ikut melengkung.

Gambar 8. Tulangan Sambungan Kolom-Pondasi (kondisi lapangan) Bukti adanya kesalahan pengerjaan tergambar pada Gambar 8, terlihat bahwa tulangan sengkang tidak mengikat pada sambungan tulangan antara kolom dan sloof. Dan juga kurangnya panjang penyaluran pada penulangan kolom dan balok. Tulangan geser/ sengkang/ beugel yang dipasang, pada kenyataannya tidak mengikuti perencanaan dan aturan yang ada. Bahkan untuk beberapa bagian, jarak sengkang yang satu dengan yang lain berbeda dengan yang direncanakan. Dan juga terutama tulangan sengkang pada bagian tumpuan dan Joint kolom dan balok. Sehingga pada bagian tersebut tidak mampu menahan beban geser yang bekerja padanya. 5 sebesar 0,87 cm pada los tengah dan 0,72 cm pada los kiri. 2. Pada sambungan antar balok rafter pada puncak bangunan, telah terlihat adanya retakan di sisi bawah sambungan pada beberapa portal, yang mengindikasikan terjadinya kegagalan awal pada sambungan antar balok rafter. Pada saat pemeriksaan genteng beton belum terpasang. 3. Pada beberapa kaki kolom ditemukan adanya retakan, yang juga mengindikasikan peluang gagalnya sistem struktur jika genteng beton terpasang. 4. Hasil pengujian dengan menggunakan alat Rebar Detector menunjukkan jarak antar tulangan utama terluar pada kolom adalah antara 14 s/d 18 cm, dan jarak sengkang antara 19,5 cm s/d 22,5 cm. Hal ini menunjukkan kondisi dimensi kolom beton terpasang pada kedua los pasar tersebut mirip dengan kondisi los pasar yang runtuh. Karena terjadinya deformasi yang saling menjauh pada puncak kolom dengan rata-rata pertambahan jarak sebesar 0,87 cm pada los tengah dan 0,72 cm pada los kiri. Dan Adanya retakan ada sambungan balok rafter, maka sebaiknya bangunan los pasar yang masih berdiri dihancurkan karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan atau perkuatan struktur. KESIMPULAN Gambar 9. Jarak Sengkang pada Kolom (kondisi lapangan) Hasil pemeriksaan dan pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa dimensi rafter dan dimensi kolom sesuai dengan rencana, namun apabila dilakukan pengecekan dengan membongkar plasteran pada balok rafter dan kolom maka terjadi perubahan asumsi dimensi balok rafter beton yang menahan beban yang bekerja adalah 18 cm x 28 cm, dengan deff yang menurut gambar perencanaan adalah 23 cm berubah menjadi sekitar 21 cm dan dimensi kolom yang bekerja menahan beban adalah 23 cm x 23 cm, sehingga deff kolom yang pada gambar rencana 20,5 cm berubah menjadi 18,0 cm. Selain meninjau bangunan yang sudah runtuh, perlu juga meninjau bangunan los pasar yang masih berdiri. Karena kemungkinan los pasar yang masih berdiri juga mengalami kerusakan pada elemen struktur utama. Hasil peninjauan terhadap los pasar yang masih berdiri adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terjadi deformasi pada kolom ke arah luar bangunan dilakukan pengukuran terhadap jarak as to as antara kaki kolom dengan puncak kolom. Hasil pengukuran menunjukkan terjadinya deformasi yang saling menjauh pada puncak kolom dengan rata-rata pertambahan jarak Berdasarkan perbandingan hasil evaluasi kondisi existing bangunan dan analisa struktur yang direncanakan cukup mampu menahan beban yang bekerja padanya. Namun pada kenyataanya bangunan los pasar runtuh karena tidak berfungsinya sambungan pada elemen struktur utama. Adapun beberapa penyebab keruntuhan bangunan los pasar panji, sebagai berikut : a) Tidak ditemui sengkang pengikat pada sambungan antara kolom dengan pondasi, maupun pada sambungan antara kolom dengan balok rafter, dan sambungan antar balok rafter. Pada sambungan-sambungan tersebut jumlah sengkang terlihat sangat minim. b) Tidak tercapainya kuat tekan beton pada kolom dan balok yaitu 13 Mpa. c) Tidak dicapainya dimensi aktual balok rafter ataupun kolom yang sesuai gambar rencana. d) Pada point a,b,c menunjukkan bahwa tidak adanya pengawasan yang baik selama proses pembangungan kontruksi berlangsung. Saran a) Sebaiknya jika merencanakan suatu bangunan harus jelas dan lengkap tiap detail gambar perencanaanya, sehingga pihak pelaksana bisa melaksanakan pembangunan sesuai gambar rencana yang ada. b) Bangunan los pasar yang masih berdiri tidak memungkinkan untuk difungsikan

dan sebaiknya dihancurkan supaya tidak runtuh dikemudian hari. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian ini. Daftar Pustaka [1]. SNI 03 2847 2002. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur BetonUntuk Bangunan Gedung. Bandung.2002 6 [2].Fauzan, Febrin A.I, dkk., Analisa Kerusakan Struktur Bangunan Gedung A SMAN 10 Padang Akibat Gempa 30 September 2009, Universitas Andalas, Padang, 2010. [3].Paulay, T and Park, R, Reinforced Concrete Structures, Wiley & Sons Ltd, New Zealand,1975. [4].Nawy, P. E. & Edward, G. Beton Bertulang. Bandung: PT Refika Aditama, 1998. [4].Vis,W.C. dan Kusuma, G.H., Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991- 03, Seri Beton 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1993.