BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun komunikasi. Salah satu buah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU TAHUN 2016 MEWUJUDKAN KPI PUSAT DAN KPI DAERAH SEBAGAI REGULATOR PENYIARAN YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. shallallahu alaihi wa sallam, melalui wahyu Allah dan merupakan Nabi terakhir

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dipegang dan mana yang harus dibuang jauh-jauh. Oleh karena itulah

Fungsi Kontrol Publik Dalam Penyelenggaraan Penyiaran Di Indonesia Oleh: Akhmad Aulawi *

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 22 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

AZAS DAN TUJUAN PENYIARAN Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Penyiaran

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

BAB I PENDAHULUAN. massa baru bermunculan. Secara umum, media massa tergolong. media elektronik (televisi dan radio), serta media online.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL MURAKATA TELEVISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RANTAU TV (RAN TV) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

TV 96% Radio 38% Koran 8% Online 40% Internet

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RAN TV SEBAGAI TELEVISI SIARAN PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN

BAB I PENDAHULUAN. berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi I DPR RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

UPAYA PEMAJUAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kotak kecil yang dapat memunculkan gambar dan suara ini kerap disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN REMBANG RADIO CITRA BAHARI

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. ke komunikan. Media massa yang terdiri dari media cetak dan elektronik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB 4 METODE PERANCANGAN Masalah yang akan dikomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan informasi pun semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. Apalagi sesungguhnya yang esensial dari kultur ini pada hakikatnya sudah dikenal sejak lama sebelum kebudayaan tulis atau cetak menggesernya. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan. Beragam kemajuan yang telah dicapai di zaman modern saat ini membawa perubahan disegala bidang. Manusia mendapatkan segala kemudahan dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam hal teknologi komunikasi dan informasi, hasil kemajuan yang telah dicapai dibidang ini 1

2 secara langsung ataupun tidak langsung telah membawa pengaruh yang besar terhadap tatanan kehidupan sosial masyarakat. Perkembangan tekhnologi dan komunikasi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia. Penyiaran sebagai penyalur informasi dan pembentukan pendapat umum, penyampaian berita terkini, dengan menggunakan sentuhan sentuhan teknologi modern, baik melalui media cetak seperti buku, koran, majalah, tabloid, maupun media elektronik seperti radio, televisi, film, internet dan lain sebagainya. Televisi menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk memperoleh informasi di berbagai penjuru dunia. Adapun informasi yang diinginkan masyarakat mengenai daerah sekitar tentunya televisi yang ditonton adalah televisi lokal. Seperti masyarakat wilayah Jawa Barat menonton televisi lokal Jawa Barat, Sedangkan masyarakat Kalimantan Selatan menonton televisi yang menayangkan informasi informasi tentang Kalimantan Selatan pula. Siaran siaran televisi lokal yang ada khususnya di Kalimantan Selatan mulai beragam. Banyak konten yang dimuat dari siaran siaran baru, seiring berkambangnya produksi pertelevisian di daerah Kalimatan Selatan. Baik dari televisi nasional yaitu TVRI, maupun televisi swasta seperti Duta TV, Banjar TV, Kompas TV. Sehingga perlu adanya pengawasan yang khusus mengawasi siaran siaran televisi lokal Banjarmasin khususnya.

3 Masyarakat Banjarmasin mayoritas beragama Islam, dan dikenal sangat religius. Tentunya tontonan yang masyarakat Banjarmasin tonton juga lebih kepada tontonan yang bernuansa Islami, seperti ceramah ceramah agama, film film keagamaan, dan lain lain di samping siaran-siaran TV Nasional yang menyiarkan berbagai program-programnya yang beragam pula. Seiring berkembangnya industri pertelevisisan ini pun tentunya banyak mengalami kendala-kendala yang harus diperhatikan dari segi penayangan maupun isi siaran, baik dari masyarakat sendiri maupun lembaga yang bertanggung jawab terhadap siaran-siaran pertelevisian. Komisi Penyiaran Indonesi (KPI), yang lahir atas amanat Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat Provinsi). Anggota KPI Pusat dipilih oleh Dewan perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan KPI Daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Selain itu, anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Dalam pelaksanaan peranannya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat eselon II yang stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non-pns. KPI merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran

4 harus mengembangkan program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan yang diamanatkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran Pasal 3 : Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. 1 Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi KPI dibagi menjadi tiga bidang, yaitu bidang kelembagan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran. Bidang kelembagaan menangani persoalan hubungan antara kelembagaan KPI, koordinasi KPID serta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur penyiaran bertugas menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, penganduan masyarakat, advokasi dan literasi media. 2 Pengawasan isi siaran yaitu mengawasi tayangan televisi khususnya yang ada di Banjarmasin jika terdapat tayangan yang mengandung unsur kekerasan khususnya, kemudian akan ditindak lanjuti demi menciptakan tontonan yang sesuai dengan peraturan KPID. 1 Republik Indonesia, Undang-undang R.I. Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Jakarta: Dharma Bhakti), h.4. 2 KPI, Profil KPI, (Online), tersedia di http://www.kpi.go.id/index.php/2012-05-03-14-44-06/2012-05-03-14-44-38/profil-kpi. Diakses tanggal 7 desember 2015.

5 Pengaduan masyarakat menjadi salah satu pengawasan KPID sebagai lembaga pengawasan isi siaran. Yaitu membentuk masyarakat yang cerdas dan kritis terhadap tayangan yang mengandung kekerasan, dan kemudian diadukan sesuai fakta yang ada. Dalam hal ini KPID membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Siaran (KMPS). Stasiun televisi lokal dan televisi nasional memang beragam, baik televisi milik pemerintah maupun televisi swasta bersaing satu sama lain membuat program-program siaran yang menarik, berita-berita yang update, agar menjadi siaran yang paling diminati pemirsa atau masyarakat. Meski demikian, stasiun-stasiun televisipun harus memperhatikan aturan-aturan main dalam menyiarkan televisi sehingga bermanfaat bagi masyarakat, khususnya televisi lokal yang untuk masyarakat itu sendiri. Pengawasan-pengawasan ini dilakukan oleh lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pertelevisian dan radio. Dimana selain mengawasi siaransiaran televisi nasional maupun lokal, lembaga penyiaran ini juga menampung kritik, saran maupun aduan masyarakat terhadap siaran yang dianggap mengandung kekerasan atau bahkan tontonan yang tidak sehat bagi masyarakat, khususnya masyarakat Banjarmasin. Lembaga ini ialah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang bergerak menyeluruh atau menjadi pusat dari lembaga-lembaga yang ada di daerah, dan Komisi Penyiaran Indonesia

6 Daerah (KPID) yang bergerak di daerah-daerah, yang menjadii cabang dari lembaga pusat. Pengawasan KPID berupa pengawasan terhadap isi siaran yang ditayangkan disetiap stasiun televisi, berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Dipertegas dalam Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS). Adapun pengawasanpengawasan siaran televisi lokal tersebut tentunya juga tidak lepas dari peran serta masyarakat masing-masing daerah. Dalam menciptakan televisi lokal yang baik ditonton oleh masyarakat, masyarakat dituntut untuk menjadi penonton yang cerdas dan kritis. Dengan menyampaikan aduannya kepada lembaga yang bertugas yaitu KPI daerah, dan lembaga penyiaran daerah bertugas menampung dan menindak lanjuti aduan masyarakat. Penindak lanjutan aduan masyarakat terhadap siaran yang mengandung unsure kekerasan ini sesuai dengan fakta yang ada, jika aduan tersebut benar adanya maka stasiun televisi yang diadukan kemudian diberi peringatan, sehingga peranan KPID dan masyarakat agar sangat mempengaruhi dalam menciptakan tontonan televisi yang baik untuk ditonton oleh semua kalangan. Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana peranan KPID

7 Kalimantan Selatan sebagai lembaga yang mengawasi siaran televisi lokal. Yang mana penelitian ini penulis tuangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul Peranan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalimantan Selatan Dalam Mengawasi Siaran Televisi Yang Mengandung Kekerasan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yg dikemukakan di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Tontonan televisi apa saja yang mengandung kekerasan menurut KPID Kalimantan Selatan? 2. Apa saja yang dilakukan KPID Kalimantan Selatan dalam mengawasi siaran televisi lokal di Kalimantan Selatan? C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap penelitian ini, maka penulis memuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Peranan yang dimaksud disini adalah kegiatan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah dalam mengawasi siaran yang mengandung kekerasan untuk masyarakat Banjarmasin. 2. Mengawasi yang dimaksud adalah mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran.

8 3. Televisi yang dimaksud adalah televisi lokal yang ada di Banjarmasin yaitu Banjar TV dan Duta TV yang menagdung siaran kekerasan dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan September 2015. D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tontonan televisi apa saja yang mengandung kekerasan menurut KPID. 2. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan KPID Kalimantan Selatan dalam mengawasi siaran televisi lokal di Kalimantan Selatan. E. Signifikasi Penelitian 1. Memperbanyak pengetahuan penulis tentang siaran siaran yang bagus untuk ditonton. 2. Untuk menambah bahan bacaan di Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi khususnya dan Perpustakaan Institut IAIN Antasari Banjarmasin pada umumnya. 3. Sebagai bahan referensi mahasiswa KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ingin mengetahui peranan KPID dalam mengawasi siaran tv lokal di Banjarmasin. F. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulis menggunakan Sistematika Penulisan sebagai berikut :

9 Bab I Pendahuluan, yang di dalamnya berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, defenisi operasional, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teoritis, yang di dalamnya berisi tentang pengertian komunikasi massa, pengertian peranan, pengertian pengawasan, pengertian siaran, pengertian kekerasan. Bab III Metode Penelitian, yang di dalamnya berisi tentang jenis dan lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan pengolahan dan analisis data. Bab IV Laporan hasil penelitian, di dalamnya berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Penulis menyajikan data serta memberikan analisis terhadap data yang penulis kumpulkan dengan mengacu pada rumusan masalah yang penulis kemukakan. Bab V Penutupan, berisi kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan tentang hasil temuan yang penulis teliti untuk menjawab rumusan masalah serta memberikan saran-saran terhadap lembaga masyarakat yang terkait di dalamnya.