BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi bisa terjadi apabila ada korelasi yang baik antara penutur dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekedar memenuhi kebutuhan hiburan masyarakat dan kedua hal tersebut

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. Tindak tutur merupakan kajian yang banyak dibahas akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB V PENUTUP. kota Melbourne bertujuan untuk menelaah jenis, bentuk, fungsi,dan faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

BAB IV PENUTUP. Skripsi ini membahas tentang pematuhan dan pelanggaran maksim-maksim

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dari pemandu acara, suatu acara akan berjalan biasa sehingga para

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama. Tidak dapat. kebutuhan manusia satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pertelevisian merupakan dunia yang sangat cepat berkembang. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang ditayangkan selama dua puluh empat jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Salah satu contoh program yang menarik penonton adalah acara realitas. Acara realitas merupakan salah satu bentuk acara yang akhir-akhir ini sering dan banyak ditayangkan di televisi. Beragam acara realitas mengambil dan menampilkan kisah hidup seseorang yang kemudian diangkat menjadi tontonan di layar kaca. Di satu sisi, rasa penasaran penonton dipupuk dari kisah-kisah yang dekat dengan kehidupan penonton. Alur cerita dan setting kejadian yang ditayangkan selalu mendatangkan rasa penasaran penontonnya. Di sisi yang lain, cerita yang diangkat dalam acara realitas sering kali menangkap dilema dan kejadian tidak terduga. Kedua hal tersebut disatukan dalam sebuah program dengan konsep semua pelaku yang muncul dalam serial mengatakan, melakukan, dan menyampaikan sesuatu tanpa adanya panduan dari sutradara. Jika dilihat dari perkembangannya, acara realitas merupakan jenis acara yang sudah lama muncul dan menjadi program favorit dalam dunia pertelevisian. Di Amerika sendiri, acara realitas diawali dengan penayangan acara komedi yang mempunyai konsep mengerjai orang bertajuk Candid Camera (1948). Orangorang yang dikerjai ini akan menunjukkan tanggapan baik berupa kekesalan maupun rasa geli akibat humor yang muncul. Acara ini merupakan acara 1

2 hiburan yang mengangkat kejadian yang muncul dalam siatuasi tertentu dan terekam oleh kamera tersembunyi. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan kecanggihan dalam dunia pertelevisian, serta berkembangnya dinamika hidup manusia, acara realitas pun ikut berubah. Pada era 90-an dunia pertelevisian barat mulai diramaikan oleh acara realitas yang mengangkat kisah dramatis dari tokohtokoh yang terekam di dalamnya. Big Brother (2000) adalah salah satu dari banyak acara realitas yang sangat sukses dan paling banyak diperbincangkan kala itu. Kisah realitas yang diangkat adalah kisah manusia dari beragam latar belakang dikarantina dalam sebuah rumah besar. Acara realitas ini menjadi sangat terkenal karena belum pernah ada acara seperti ini dalam sejarah pertelevisian dunia Barat. Di Indonesia, acara realitas pada awalnya hanya berupa acara dengan konsep kuis dan kompetisi. Kuis Berpacu Dalam Melodi (1952) merupakan salah satu acara kuis lawas yang tayang perdana di Televisi Republik Indonesia (TVRI), sebagai pionir acara realitas berjenis kuis di Indonesia. Perubahan dan penambahan saluran televisi di Indonesia membuat acara realitas baru mulai bermunculan dan menjadi acara yang banyak ditunggu oleh penonton lokal. Perkembangan ini pulalah yang menjadi pintu gerbang masuknya acara realitas asing ke Indonesia. Salah satu acara realitas asing yang cukup berbeda dan sempat ditayangkan di Indonesia adalah Supernanny. Acara ini muncul perdana pada tahun 2004 di Inggris dan menjadi acara yang sangat diminati di negaranya. Acara ini menjadi terkenal semenjak penayangan perdana, sehingga turut disiarkan hingga ke

3 delapan belas negara termasuk Indonesia, pada tahun 2006. Konsep yang diambil oleh acara ini adalah rekaman kehidupan keluarga yang difokuskan pada komunikasi orang tua dan anak. Jika membicarakan komunikasi orang tua dan anak, maka penggunaan bahasa saat bertutur menjadi hal yang sangat disoroti dalam acara ini. Komunikasi orang tua dan anak merupakan sebuah proses komunikasi yang sangat erat kaitannya dengan konteks situasi tutur. Orang tua sering kali berujar kepada anak-anak mereka dalam konteks tertentu. Ujaran dengan fungsi menyuruh, memuji, melarang, dan beragam fungsi ujaran lainnya dituturkan sesuai dengan kebutuhan komunikasi orang tua dan anak. Kebutuhan komunikasi ini tidak bisa dilepaskan dari situasi tutur yang mendorong ujaran antara orang tua dan anak untuk muncul. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa karena konteks situasi ini pulalah, anak akhirnya mampu memahami maksud yang disampaikan orang tua melalui tuturannya. Penjabaran di atas memberikan gambaran bahwa ujaran yang dituturkan oleh orang tua dan anak adalah alat perantara untuk saling memahami satu sama lain. Di satu sisi, anak dalam usia tertentu semestinya mengerti alasan orang tua mengujarkan sesuatu baik dari sisi bentuk, makna, dan konteks ujaran tersebut. Di sisi yang lain, orang tua mengujarkan sesuatu kepada anak mereka bukan hanya karena mereka ingin melafalkan sesuatu. Para orang tua mempunyai maksud tertentu dalam ujaran yang diharapkan mampu dimengerti oleh anak-anak mereka. Ujaran yang dituturkan oleh orang tua layaknya sebuah tindakan fisik yang diwakili oleh ujaran yang di tuturkan kepada anak-anak mereka.

4 Dalam linguistik, pragmatik adalah ilmu yang menelaah bahasa tidak hanya dengan melihat struktur dan makna ujaran, tetapi juga keterkaitan ujaran dengan aspek eksternal bahasa, yaitu saat ujaran muncul dan digunakan dalam konteks situasi tertentu (Wijana, 1996:1). Dalam ilmu pragmatik, ujaran mempunyai kemampuan untuk mewakili bahkan untuk melakukan tindakan. Kemampuan ujaran untuk mewakili sebuah tindakan dikenal dengan istilah tindak tutur. Esensi tindak tutur pada dasarnya terletak pada tindakan yang direpresentasikan oleh ujaran. Ketika orang tua mengatakan tutup pintunya kepada anak mereka, ujaran ini bukan hanya sekedar rentetan kata yang didengarkan oleh lawan tutur. Ujaran ini memiliki sebuah daya yang mendorong lawan tutur layaknya tindakan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak. Namun, tindakan ini bukanlah sebuah kegiatan fisik, melainkan daya yang muncul dari rangkaian ujaran atau melalui kata-kata. Tindakan ini pada akhirnya akan memberikan efek kepada pendengarnya sehingga si pendengar atau lawan tutur tersebut bergerak untuk menutup pintu. Lebih jauh lagi, jika dikaitkan dengan komunikasi antara orang tua dan anak, ujaran yang dituturkan oleh orang tua tidak selamanya merupakan ujaran yang bersifat langsung. Keberadaan konteks situasi sangat memengaruhi penutur untuk menyatakan maksudnya secara langsung dalam tuturannya atau melalui bentuk yang tidak langsung (Wijana, 1996: 29). Ada kalanya orang tua, sebagai penutur, tidak langsung menuturkan maksudnya melalui kalimat yang dilontarkan. Petutur, yang dalam konteks situasi tutur ini adalah anak, didorong untuk memahami konteks kemunculan tuturan tersebut dan menangkap maksud tuturan orang tua.

5 Sebagai contoh adalah seorang ibu berkata tong sampah di dapur sudah penuh. Dilihat dari jenis tuturannya, maka tuturan ini digolongkan sebagai bentuk tuturan deklaratif. Jenis tuturan dengan bentuk deklaratif umumnya merupakan tuturan yang bersifat informatif bagi pendengarnya. Jika pemahaman akan tindak tutur hanya terbatas pada jenis atau bentuk tuturan saja, tanpa memperhatikan konteks yang akan mempengaruhi maksud tuturan, maka sebuah tuturan tidak akan mampu secara sempurna menyampaikan maksudnya. Contoh tuturan yang tertulis pada paragraf di atas memang memberikan informasi kepada lawan tutur bahwa tong sampah yang berada di dapur sudah penuh. Maksud secara tidak langsung dari pernyataan tersebut adalah sebuah instruksi. Petutur, dalam konteks situasi ujaran tersebut, merupakan orang yang selalu berkewajiban untuk membuang sampah dari dapur. Oleh karena itu, petutur semestinya bertindak untuk membuang sampah yang ada di dapur. Dengan demikian, ujaran yang mempunyai jenis ujaran tak langsung dapat dipahami bukan hanya dari bentuk ujaran tetapi dari fungsi dan maknanya. Suardana (2013) menulis bahwa pada kenyataanya, tindak tutur tidak langsung mempunyai makna implisit. Petutur perlu memahami fungsi yang tidak muncul secara eksplisit dalam tuturan. Keberhasilan dalam memahami tindak tutur baik secara eksplisit maupun implisit mampu menghilangkan hambatan komunikasi yang akan bisa dicapai oleh penutur dan petutur (Suardana, 2013: 35). Pemahaman tindak tutur didorong oleh pemahaman interlokutor terhadap konteks sosial dan psikologis yang mengikat mereka. Kedua konteks ini akan mampu menjadi pendorong bagi

6 interlokutor untuk menuturkan ujaran yang sesuai baik dari sisi jenis, fungsi dan maknanya. Orang tua maupun anak-anak selalu berharap bahwa dalam setiap penuturan mereka mampu dipahami sepenuhnya oleh lawan bicara mereka. Untuk itu, secara tidak sadar orang tua dan anak akan memilih menggunakan tindak tutur tertentu yang mampu mewakili tindakan yang ingin mereka lakukan. Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa tindak tutur memegang peran penting dalam proses komunikasi situasi tertentu. Namun, penelaahan mengenai tindak tutur bukanlah hal yang sederhana. Tindak tutur juga berkaitan dengan kerjasama dan kesantunan yang terjalin antara penutur dan petutur. Wierzbicka (1999) memberikan penjelasan bahwa setiap penutur mempunyai cara yang khas dalam mengujarkan sesuatu. Kekhasan penuturan tergantung pada nilai-nilai yang dianut penutur dan sejauh mana penutur memahami konteks tuturan. Dalam konteks situasi tuturan antara orang tua dan anak, kerjasama dan kesantunan adalah salah satu aspek yang akan muncul. Kerjasama dan kesantunan antara orang tua dan anak tidak hanya terbatas pada kerjasama dalam bentuk sikap dan fisik tetapi juga dalam ujaran. Ketika orang tua dan anak mengujarkan sesuatu, mereka menuturkan sesuatu dalam jumlah dan kadar tertentu. Kerjasama dalam memberikan informasi akan bertautan dengan kesantunan yang muncul. Penjelasan di atas memaparkan mengenai pentingnya penelaahan tindak tutur dalam situasi tutur tertentu, tidak terkecuali dalam komunikasi orang tua dan anak. Tidak jarang orang tua mengujarkan berbagai macam hal seperti perintah kepada anak mereka. Sayangnya, ujaran ini hanya mendapatkan tanggapan yang berujung kepada ketidakpatuhan. Tidak jarang pula anak-anak memberikan tanggapan yang

7 bertujuan untuk melawan tuturan orang tua. Akibat dari keadaan ini, tidak sedikit orang tua pada akhirnya hanya bisa marah. Apapun yang mereka sampaikan tidak dipatuhi oleh anak. Lebih buruk lagi, tidak jarang anak-anak menjadi individu yang berani memberikan tanggapan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua seperti umpatan dan kelakuan kasar. Hal ini merupakan pelanggaran buruk terhadap tindak tutur, prinsip kerjasama bahkan kesantunan. Dalam acara realitas Supernanny, permasalahan yang sering kali muncul adalah anak-anak yang tidak mau menuruti orang tuanya. Tidak jarang pula dari tayangan acara ini diperlihatkan anak-anak dengan berani memukul orang tuanya meskipun orang tuanya tersebut sudah melarang bahkan menyuruh mereka untuk berhenti. Acara realitas ini ingin menujukkan bahwa penggunaan bahasa atau tuturan yang tepat sangatlah penting. Tuturan yang diujarkan sesuai dengan konteksnya merupakan alat yang tepat dan efektif untuk membuat anak-anak mampu mendengarkan ujaran orang tuanya dengan baik. Melihat bahwa ujaran yang dituturkan oleh orang tua erat kaitannya dengan aspek situasi dan tindak tutur, maka teori tindak tutur cocok untuk menelaah ujaran-ujaran yang muncul dalam acara realitas Supernanny. Menurut Saeed (2000: 203), tindak tutur menunjukkan bahwa tuturan merupakan bagian dari penggunaan bahasa yang sarat dengan tujuan menyampaikan gagasan sosial. Dengan demikian perlu digarisbawahi bahwa penuturan sebuah ujaran akan mampu memberikan efek tindak tutur jika penutur dan petutur sama-sama memahami aspek sosial yang terjalin di antara mereka. Melalui aspek sosial

8 tersebut, hambatan dalam menangkap gagasan dari sebuah tuturan tidak perlu muncul. Acara realitas Supernanny merupakan gambaran yang baik dari penggunaan tuturan yang sesuai dengan konteks situasi tutur serta teknik penggunaan ujaran yang tepat dalam komunikasi antara orang tua dan anak. Dengan mempertimbangkan keterkaitan fakta yang terjadi pada acara realitas Supernanny dengan teori tindak tutur dalam pragmatik, peneliti mempunyai pandangan bahwa serial realitas Supernanny layak untuk diangkat sebagai objek penelitian tindak tutur. 1.2 Rumusan Masalah Pada bagian latar belakang telah dijelaskan bahwa komunikasi orang tua dan anak menggunakan tuturan-tuturan yang dipengaruhi oleh konteks situasi tuturan. Tindak tutur memegang peranan penting dalam pemahaman penutur dan petutur terhadap ujaran yang muncul. Dengan adanya tindak tutur, maksud yang disampaikan oleh penutur akan bisa ditangkap dengan baik oleh petutur. Kerjasama dan kesantunan penutur menjadi aspek penting lainnya karena situasi tutur tertentu akan menentukan maksim kerjasama dan kesantunan dalam tuturan. Merujuk penjelasan tersebut, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

9 1) Apa sajakah jenis tindak tutur yang muncul dalam serial realitas Supernanny? 2) Apa sajakah fungsi tindak tutur yang muncul dalam serial realitas Supernanny? 3) Apa sajakah makna tindak tutur yang muncul dalam serial realitas Supernanny? 4) Bagaimanakah hubungan prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan dalam acara realitas Supernanny? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Kedua tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menemukan, menelaah, menganalisis, dan menjelaskan tuturan yang muncul dalam serial realitas Supernanny dari segi tindak tutur. Tuturan yang muncul dalam serial ini merupakan tuturan yang sarat dengan situasi tutur. Secara khusus, tuturan yang sarat dengan konteks situasi tutur tersebut akan ditelaah dari sisi jenis, fungsi, dan makna tindak tutur serta prinsip kerjasama dan kesantunan. Kekhususan tuturan tersebut dapat dipaparkan dalam tujuan khusus penelitian ini.

10 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menelaah tuturan yang muncul dalam serial realitas Supernanny melalui teori tindak tutur, teori pinsip kerjasama, dan kesantunan. Secara khusus, penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Menjelaskan jenis tindak tutur berdasarkan hubungan dari bentuk ujaran dengan maksud penutur melalui ujaran yang dituturkan. Hubungan dari bentuk dan maksud ini bisa saja berkesesuaian melalui bentuk dan maksud yang muncul dalam bentuk yang sama atau bentuk dan maksud mempunyai bentuk yang berbeda. 2. Menganalisis fungsi tindak tutur yang muncul dalam acara realitas Supernanny. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat fungsi-fungsi tindak tutur melalui berbagai konstruksi tuturan. Melalui analisis ini akan terlihat fungsi yang muncul melalui tuturan dalam serial tersebut. 3. Memaparkan makna tindak tutur yang muncul melalui tuturan dalam serial Supernanny. Makna yang akan dijelaskan meliputi lokusi, ilokusi, dan perlokusi dari ujaran yang muncul dalam serial tersebut. 4. Menelaah penggunaan maksim-maksim yang berkaitan dengan prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan dalam acara realita Supernanny. Melalui penelaahan ini akan ditemukan maksim apa saja yang digunakan dalam percakapan serta keterkaitan prinsip kerjasama terhadap prinsip kesantunan.

11 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun secara praktis. Kedua manfaat tersebut akan dijabarkan dalam penjelasan berikut. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam model kajian pragmatik terutama dalam hal pengaplikasian teori tindak tutur, prinsip kerjasama, dan kesantunan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai tindak tutur, prinsip kerjasama, dan kesantunan dalam konteks situasi yang spesifik, yaitu komunikasi orang tua dan anak. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan sumbangan pemikiran dalam hal penggunaan bahasa yang tepat dalam komunkasi antara orang tua dan anak dari sudut pandang linguistik. Dalam penelitian ini dibahas mengenai jenis, fungsi, dan makna tindak tutur untuk menjelaskan daya yang dikandung oleh tuturan. Disamping itu, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan turut menjadi masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Dengan demikian, pembaca penelitian ini bisa memahami dinamika dalam komunikasi orang tua dan anak.