PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN CILACAP BABI KETENTUAN UMUM.

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 107 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 79 /KUM/2013 TENTANG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyerasikan dan mensinergikan

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 49 TAHUN 2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR / 473 / /2010 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA SURABAYA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS. NOMOR 11 Tahun 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 145 /KPTS/013/2015 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI PURWOREJ O, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 7 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 246 /KPTS/013/2013 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 15 TAHUN 2006

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 147 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

BUPATI POLEWALI MANDAR

GUBERNUR LAMPUNG ' GUBERNUR LAMPUNG,

GUBERNURLAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG,

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI SUMENEP KEPUTUSAN BUPATI SUMENEP NOMOR : 188/30/KEP/ /2009 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) BUPATI SUMENEP

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 21 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

G U B E R N U R L A M P U N G

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN PEKALONGAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 29 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Materi Teknis RTRW Kabupaten Pidie Jaya Bab VIII

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 10 TAHUN 2014

ZâuxÜÇâÜ ]tãt UtÜtà GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN BUPATIPANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Perda No. 18 / 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, SOT BAPPEDA dan UPT Bappeda Kabupaten Magelang

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 23 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2003

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA STAF AHLI BUPATI BULUNGAN

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 87 /KUM/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

Sejalan dengan sifat peran serta masyarakat di atas, pada intinya terdapat 6 (enam) manfaat lain terhadap adanya peran serta masyarakat tersebut, anta

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN BUPATIPANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT BUPATI SUMEDANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI BULUKUMBA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

Transkripsi:

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 25 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2008 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah, diperlukan kebijaksanaan dan langkahlangkah yang terpadu untuk menangani masalah penataan ruang bagi keperluan pembangunan; b. bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang yang meliputi proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang diperlukan perumusan, pembinaan, pengerahan dan pengkoordinasian kebijakan serta pengendalian oleh Pemerintah Kabupaten c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah Kabupaten. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 1

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 8. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 2

11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); 13. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025; 17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Kabupaten ; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tahun 2005-2025; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tahun 2011-2031. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten. 2. Bupati adalah Bupati. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 4. Koordinasi adalah upaya mencapai suatu kesatuan sikap pandangan dan gerak langkah melalui kegiatan yang meliputi penentuan pembagian 3

pekerjaan, hubungan kerja dan penyalur tanggung jawab masing-masing unsur yang terlibat dalam penyelenggaraan suatu tugas untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dan /atau tumpang tindih. 5. Sinkronisasi adalah upaya menciptakan suatu kondisi diantara komponen-komponen yang memiliki gerakan secara selaras dan simultan ( tidak bertentangan atau menimbulkan konflik ) serta memiliki tujuan yang sama. 6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lain, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. 7. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 8. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat pemukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. 9. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. 10. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan suatu tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. 11. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang. 12. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. 13. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya mewujudkan tertib tata ruang. 14. Rencana Rinci Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RRTR adalah hasil perencanaan tata ruang pada kawasan yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan / atau kegiatan kawasan sebagai perangkat operasionalisasi rencana tata ruang wilayah. 15. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategis pemanfataan ruang wilayah negara. 16. Rencana Tata Ruang Pulau/ Kepulauan yang selanjutnya disebut RTR Pulau/Kepulauan adalah rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasional dari RTRWN. 17. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut dengan RTR Kawasan Strategis Nasional adalah rencana tata ruang yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosioal, budaya, dan / atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. 18. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi yang selanjutnya disingkat RTRWP adalah hasil perencanaan tata ruang yang merupakan penjabaran 4

strategis dan arahan kebijkana pemanfataan ruang wilayah nasional dan pulau / Kepulauan ke dalam struktur dan pola ruang wilayah provinsi. 19. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut denga RTR Kawasan Strategis Provinsi adalah rencana tata ruang yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan / atau lingkungan. 20. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disingkat RTRWK adalah hasil perencanaan tata ruangyang merupakan penjabaran RTRWP ke dalam struktur dan pola ruang wilayah kabupaten. 21. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten yang selanjutnya disebut dengan RTR Kawasan Strategis Kabupaten adalah rencana tata ruang yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan /atau lingkungan. 22. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional, yang selanjutnya disebut BKPRN adalah badan yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang tugas pokoknya mengkoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan penataan ruang. 23. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang daerah. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang Lingkup Koordinasi penataan ruang daerah meliputi : a. Perencanaan tata ruang; b. Pemanfaatan ruang ; dan c. Pengendalian Pemanfaatan ruang. BAB III ORGANISASI Pasal 3 (1) Penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 menjadi tugas dan tanggungjawab Bupati. (2) Bupati dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk BKPRD. (3) Susunan keanggotaan BKPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri atas : a. Penanggung jawab : Bupati dan Wakil Bupati ; b. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten ; c. Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten ; d. Anggota : SKPD terkait penataan ruang, yang terdiri dari : 1. Asisten Pembangunan Sekretariat Daerah; 5

2. Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah; 3. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu; 4. Dinas Cipta Karya; 5. Dinas Bina Marga dan Pengairan; 6. Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan; 7. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi; 8. Dinas Perikanan dan Kelautan; 9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 10. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11. Satuan Polisi Pamong Praja; 12. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 13. Kepala Kantor Pertanahan. Pasal 4 (1) BKPRD dalam melaksanakan koordinasi penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3), mempunyai tugas : a. Perencanaan tata ruang meliputi : 1. Mengkoordinasikan dan merumuskan penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten; 2. Memaduserasikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah dengan Rencana Tata Ruang Kabupaten serta mempertimbangkan pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan melalui instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS); 3. Mengintegrasikan, memaduserasikan, dan mengharmonisasikan Rencana Tata Ruang Kabupaten dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Pulau / Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang berbatasan; 4. Mensinergikan penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten dengan Provinsi dan antar kabupaten yang berbatasan; 5. Mengkoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang kabupaten kepada BKPRD Provinsi dan BKPRN; 6. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi Rencana Tata Ruang Kabupaten ke Provinsi; 7. Mengkoordinasikan proses penetapan Rencana Tata Ruang Kabupaten; 8. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang. b. Pemanfaatan ruang meliputi : 1. Mengkoordinasikan penanganan dan penyelesaian permasalahan dalam pemanfaatan ruang kabupaten, dan memberikan rekomendasi guna memberikan pengarahan serta saran pemecahannya; 2. Memberikan rekomendasi guna memecahkan masalah dalam pemanfaatan ruang kabupaten; 3. Memberikan informasi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana tata ruang kabupaten; 6

4. Menjaga akuntabilitas publik sebagai bentuk layanan pada jajaran pemerintah, swasta, dan masyarakat; 5. Melakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasama penataan ruang antar kebupaten; 6. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang. c. Pengendalian pemanfaatan ruang meliputi ; 1. Mengkoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem kabupaten; 2. Memberikan rekomendasi perizinan pemanfaatan ruang kabupaten; 3. Melakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disintensif dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang kabupaten dengan provinsi dan dengan kabupaten terkait; 4. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan penataan ruang; 5. Melakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang ; 6. Mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang. (2) BKPRD menyelenggarakan pertemuan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan untuk menghasilkan rekomendasi alternatif kebijakan penataan ruang. (3) BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menyampaikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD dan rekomendasi secara berkala kepada Bupati. Pasal 5 BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), dapat : a. Menggunakan tenaga ahli yang diperlukan; b. Membentuk Tim Teknis untuk menangani penyelesaian masalah-masalah yang bersifat khusus; c. Meminta bahan yang diperlukan dari SKPD Kabupaten. Pasal 6 Pembentukan Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Daerah selaku Ketua BKPRD. Pasal 7 Bupati memerintahkan SKPD terkait untuk menindaklanjuti rekomendasi BKPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3). Pasal 8 BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dibantu : a. Sekretariat BKPRD; b. Kelompok Kerja. 7

Pasal 9 (1) Susunan Keanggotaan Sekretariat BKPRD sebagaimana dimaksud Pasal 8 huruf (a), terdiri atas : a. Sekretaris : Sekretaris Bappeda; b. Anggota : terdiri dari 1. Surveyor dan Pengumpul Data; 2. Petugas Komputer/Pengolah Data; 3. Penyusun Laporan. (2) Sekretariat BKPRD sebagaimana dimaksud ayat (1), mempunyai tugas : a. Menyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD; b. Menyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD; c. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD; d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok kerja dalam BKPRD; e. Mengolah data dan informasi untuk mendukung pelaksanaan tugastugas BKPRD; f. Menyiapkan dan mengembangkan informasi tata ruang kabupaten; g. Menyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang kabupaten; h. Menerima pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran dalam penyelenggaraan penatan ruang. (3) Sekretariat BKPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada sekretaris BKPRD. Pasal 10 Kelompok Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b, terdiri atas : a. Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang; b. Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Pasal 11 (1) Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf a, mempunyai susunan keanggotaan terdiri atas : a. Ketua : Kepala Bidang Prasarana dan Tata Ruang pada Bappeda Kabupaten ; b. Sekretaris : Kepala Bidang Pengawas dan Pengendalian pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten ; c. Anggota : SKPD terkait penataan ruang, yang terdiri dari : 1. Kantor Pertanahan Kabupaten ; 2. Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan; 3. Bappeda; 4. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 5. Dinas Bina Marga dan Pengairan; 6. Jabatan Fungsional Perencana; 8

(2) Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a, mempunyai tugas sebagai berikut : a. Memberikan masukan kepada BKPRD dakam rangka pelaksanaan kebijakan penataan ruang kabupaten; b. Melakukan fasilitas penyusunan rencana tata ruang dengan mempertimbangkan instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); c. Melakukan fasilitas penyusunan program dan pembiayaan dalam rangka penerapan rencana tata ruang; d. Melakukan fasilitas pengintegrasian program pembangunan yang tertuang dalam rencana tata ruang dengan rencana pembangunan jangka panjang dan menengah; e. Menyiapkan bahan dalam rangka memperoleh persetujuan substansi teknis rencana tata ruang kabupaten; f. Menginventarisasikan dan mengkaji permasalahan dalam perencanaan serta memberikan pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD. (3) Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada ketua BKPRD. Pasal 12 (1) Kelompok Kerja Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b, mempunyai susunan keanggotaan terdiri atas : a. Ketua : Kepala Bidang Tata Ruang dan Permukiman pada Dinas Cipta Karya Kabupaten ; b. Sekretaris : Kasubag Evaluasi dan Dokumentasi Hukum pada Bagian Hukum Setda Kabupaten ; c. Anggota : SKPD terkait penataan ruang, yang terdiri dari : 1. Satuan Polisi Pamong Praja; 2. Dinas Cipta Karya; 3. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Dinas Bina Marga; 5. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi; 6. Jabatan Fungsional Perencana. (2) Kelompok Kerja Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 huruf b, mempunyai tugas ; a. Memberikan masukan kepada ketua BKPRD dalam rangka perumusan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan tata ruang kabupaten; b. Melakukan fasilitas pelaksanaan pemantauan terhadap penegakan peraturan daerah tentang rencana tata ruang; c. Melakukan fasilitas pelaksanaan evaluasi terhadap penegakan peraturan daerah tentang rencana tata ruang; 9

d. Melakukan fasilitas pelaksanaan pelaporan terhadap penegakan peraturan daerah tentang rencana tata ruang e. Melakukan fasilitas pelaksanaan perizinan pemanfaatan ruang; f. Melakukan fasilitas pelaksanaan penertiban pemanfaatan ruang; g. Menginventarisir dan mengkaji permasalahan dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta memberikan alternatif pemecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD. (3) Kelompok Kerja Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang dalam melaksanakan tugas sebagimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Ketua BKPRD. Pasal 13 Pembentukan BKPRD, Sekretariat BKPRD dan Kelompok Kerja BKPRD Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 8 ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB IV PELAPORAN Pasal 14 Bupati melaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang Kabupaten kepada Gubernur dengan tembusan Menteri Dalam Negeri disampaikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan April dan Agustus. BAB V PENDANAAN Pasal 15 (1) Pendanaan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (2) Pendanaan pelaksanaan koordinasi penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati. 10

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten. Ditetapkan di pada tanggal 6 Juni 2014 BUPATI KARAWANG, ttd ADE SWARA Diundangkan di pada tanggal 6 juni 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARAWANG, ttd TEDDY RUSFENDI SUTISNA BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN : 2014 NOMOR : 25. 11

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG SUSUNAN KEAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO JABATAN DALAM KEDINASAN KEDUDUKAN DALAM JABATAN 1. 2. Bupati Wakil Bupati PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB 3. Sekretaris Daerah Kabupaten KETUA 4. Kepala BAPPEDA Kabupaten SEKRETARIS 5. Asisten Pembangunan Sekda Kabupaten 6. Asisten Pemerintahan Sekda Kabupaten 7. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten 8. Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten 9. Kepala Dinas Binamarga dan Pengairan Kabupaten 10. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten 11. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten 12. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten 13. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten 14. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten 15. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten BUPATI KARAWANG, ttd ADE SWARA 12

LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG SUSUNAN KEAN SEKRETARIAT BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO JABATAN DALAM KEDINASAN KEDUDUKAN DALAM SEKRETARIAT 1. Kepala BAPPEDA Kabupaten KETUA 2. Tim Survey dan Pengumpul Data (10 orang) 3. Tim Komputerisasi/ Entry Data (5 orang) 4. Tim Penyusun Laporan (5 orang) BUPATI KARAWANG, ttd ADE SWARA 13

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG SUSUNAN KEAN KELOMPOK KERJA PERENCANAAN TATA RUANG DAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO JABATAN DALAM KEDINASAN 1. Kepala Bidang Prasarana dan Tata Ruangpada BAPPEDA Kabupaten 2. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten 3. Kasi Pengaturan dan Penataan Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten 4. Kasi Sarana dan Prasarana pada Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten 5. Kasubbag. Program pada BAPPEDA Kabupaten 6. Kasubbag Program dan Pelaporan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten 7. Kasi Penyusunan Program pada DinasBina Marga dan Pengairan Kabupaten 8. Puguh Tri Hutomo, ST, M.Eng, Fungsional Perencana pada Bappeda Kabupaten KEDUDUKAN DALAM POKJA KETUA SEKRETARIS BUPATIKARAWANG, ttd ADE SWARA 14

LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG SUSUNAN KEAN KELOMPOK KERJA PENGENDALIAN DAN PEMANFAATAN TATA RUANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO JABATAN DALAM KEDINASAN 1. Kepala Bidang Tata Ruang dan Permukiman pada Dinas Cipta Karya Kabupaten 2. Kasubbag Evaluasi Dokumentasi Hukum Setda Kabupaten 3. Kasi. Penegakan Peraturan Daerah pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten 4. Kasi.Pemanfaatan Ruang pada Bidang Tata Ruang dan Permukiman Dinas Cipta Karya Kabupaten 5. Kasi. Pengawasan dan Pengendalian Tata Ruang serta Permukiman pada Dinas Cipta Karya Kabupaten 6. Kasubid. Pengendalian Lingkungan pada Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten 7. Kasi. Pemanfaatan pada Bidang Pemeliharaan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten 8. Kasi. Pertambangan Umum dan Air Bawah Tanah pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten 9. Kasubbag Administrasi pada Bagian Pertanahan Setda Kabupaten 10. Kasi. Sarana dan Prasarana Budidaya pada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten 11. Fahmi Ardiansyah, ST, MT, Fungsional Perencana pada Bappeda Kabupaten KEDUDUKAN DALAM POKJA KETUA SEKRETARIS BUPATI KARAWANG, ttd ADE SWARA 15