BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan semakin kritis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

SKRIPSI HUBUNGAN KOMPONEN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP BEDAH DAN NON BEDAH RSUP. DR.

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN KATEGORI PASIEN DI IRNA PENYAKIT DALAM RSU TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan walau belum memenuhi standar. 2. Persepsi perawat terhadap motivasi lebih dari separuh memiliki motivasi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling dominan adalah sumber daya manusia (DepKes RI 2002).

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. World Health Organization (WHO) telah mencanangkan World

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena tenaga keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang paling lama kontak dengan pasien (Aditama, 2010). Kepala ruang memiliki peran sebagai first line manager di sebuah

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diperlukan pegawai yang profesional, bertanggung jawab, jujur

BAB I PENDAHULUAN. akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta

BAB I PENDAHULUAN. kiat keperawatan. Berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. rawat jalan dan gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberlakuan zona ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada 2015 nanti. ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. baik dari pihak penyedia jasa pelayanan kesehatan itu sendiri, maupun dari

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Namun seiring berkembangnya zaman, rumah sakit pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan profesional yang sistematik. Penerapan MPKP menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar masyarakat yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sejak tahun 1960-an. Hal ini terjadi sebagai bentuk respon ketidakpuasan terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU KEPERAWATAN DI UNIT KEPERAWATAN RSKB RAWAMANGUN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelayanan pasien rawat inap, dimana fungsi utamanya memberikan pelayanan

BAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas obat yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

BAB III ANALISA RUANGAN DAN MANAJEMEN RUANG VIP B DAHLIA DAN SUPER VIP ANYELIR IRNA AMBUN PAGI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Clinical Pathway, selanjutnya disingkat CP, merupakan konsep perencanaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan mengalami perubahan mendasar pada abad ke 21. Perubahan tersebut merupakan dampak dari perubahan kependudukan dimana masyarakat semakin berkembang yaitu dari segi pendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, serta menuntut dan semakin kritis terhadap berbagai bentuk pelayanan keperawatan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini (Agus Kuntoro, 2010). Masyarakat menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara mudah, cepat, akurat, dan dengan biaya yang terjangkau (Ilyas, 2004). Meningkatnya tuntutan masyarakat disarana kesehatan terutama dirumah sakit, secara berkesinambungan rumah sakit harus melakukan upaya peningkatan mutu pemberian pelayanan kesehatan, salah satunya adalah keperawatan dirumah sakit (Depkes RI). Berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor: 123/Menkes/SK/XI/2005 tentang registrasi dan praktek keperawatan, yang berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan khususnya dibidang asuhan keperawatan maka dibentuklah suatu tim Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) ini adalah SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional). 1

Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) adalah suatu tatalaksana struktur dan proses mandiri yang menjamin partisipasi semua perawat dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan definisi asuhan keperawatan, pemberian asuhan keperawatan, dan evaluasi dari asuhan keperawatan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Modul pelatihan SP2KP RSUP dr.m.djamil, 2012). Pelaksanaan SP2KP merupakan aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan, manajemen dan pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan profesional diri. Komponen pelaksanaan SP2KP terdiri dari aplikasi nilai-nilai profesional dalam praktik keperawatan, Manajemen dan pemberian asuhan keperawatan, dan Pengembangan profesional diri (Kemenkes RI, 2010). Pelaksanaan melibatkan kerjasama profesional antara kepala ruangan, perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta adanya CCM (Clinical Care Management). Perawat primer bertugas untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan perawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, merencanakan asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi (follow Up) perkembangan pasien. Perawat asosiet bertugas untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah dilaksanakan dan memastikan seluruh tindakan keperawatan sesuai dengan rencana. Clinical care management bertugas untuk membimbing PP dan PA dalam implementasi SP2KP untuk melakukan ronde keperawatan, memberi masukan saat diskusi kasus pada PP dan PA, bekerja sama dengan kepala ruangan, dan mengevaluasi implementasi SP2KP. 2

Banyak rumah sakit yang menerapkan model dan sistem SP2KP. Menurut hasil penelitian Rantung, dkk (2013) mengatakan bahwa manajemen dan pemberian asuhan keperawatan lebih baik diruangan SP2KP dari pada non-sp2kp. Pelaksanaan komponen SP2KP sangat penting untuk dilaksanakan terutama oleh perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien. Pelayanan keperawatan di rumah sakit, menuntut adanya peningkatan kualitas serta profesionalisme sumber daya manusia keperawatan (Muninjaya, 2004). Untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional salah satunya membutuhkan sebuah pendekatan manajemen keperawatan. Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan juga dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses keperawatan, sebagaimana juga proses manajemen terdiri atas kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (staffing), pengawasan (actuating), dan pengendalian (controling) (Gillies 1985, dalam Agus Kuntoro, 2010). Salah satu dari fungsi manajemen yaitu fungsi pengorganisasian adalah penentuan penggunaan metode penugasan. Metode penugasan tersebut digunakan dalam SP2KP (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional). Rumah sakit umum pusat DR.M.Djamil Padang didirikan pada tahun 1953, Rumah sakit ini adalah rumah sakit tipe B yang terdiri dari empat bagian instalasi rawat inap, yaitu Instalasi Kebidanan dan Anak, Instalasi Rawat Bedah, Instalasi Non Bedah, dan Instalasi Ambun Pagi. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit 3

pemerintah yang menjadi rumah sakit rujukan untuk wilayah sumatera bagian tengah dan juga sebadgai rumah sakit pendidikan dan penelitian. Alur pelayanan pasien rawat inap adalah melalui IGD untuk kasus-kasus emergensi, sedangkan untuk kasus-kasus berencana pasien harus mendaftar terlebih dahulu di bagian pendaftaran masing-masing instalasi rawat inap setelah mendapat rujukan dari praktik dokter, poli klinik, poli khusus, atau bagian yang lainnya. Kasus dan kondisi pasien akan menentukan dimana tempat pasien akan dirawat (Profil RSUP DR. M. Djamil 2015). Ambun pagi merupakan salah satu ruang rawat inap di rumah sakit DR. M. Djamil Padang. Pada ruangan ini metode SP2KP diterapkan mulai dari awal tahun 2012. Jumlah tenaga pelaksana keperawatan yang ada di Ambun pagi sebanyak 59 orang yang aktif dengan latar belakang pendidikan S1 sebanyak 4 orang, DIII 54 orang dan SPK 1 orang, ditambah 1 orang pengelola perawatan, 1 orang Ka.SPF, 1 orang penanggung jawab logistik dan 3 orang kepala ruangan yang mempunyai latar belakang pendidikan S1 1 orang dan D3 Keperawatan 2 orang, sedangkan perawat yang pernah mendapatkan pelatihan SP2KP berjumlah 7 orang. Jumlah kapasitas tempat tidur ruangan Ambun pagi adalah sebanyak 84 tempat tidur. Ambun pagi mempunyai 3 kelas rawatan, yang masing-masing kelas rawatannya dikepalai oleh seorang kepala ruangan, yang mempunyai masa kerja lebih dari 5 tahun dan telah pernah mengikuti pelatihan manajemen kepala ruangan. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan digunakan SP2KP. 4

Penelitian oleh Ana rohmiyati (2009) tentang pengalaman perawat dalam menerapkan MPKP (Model Praktek Keperawatan Profesional). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang MPKP. Dalam pelaksanaannya perawat banyak menemukan hambatan-hambatan dari segala aspek. Hambatan tersebut adalah kurangnya jumlah tenaga keperawatan, dukungan manajemen yang kurang, kurangnya supervisi,kurang motivasi, belum adanya penghargaan atau reward, serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana untuk terlaksananya kegiatan diruangan MPKP. Berdasarkan studi pendahuluan di Ruangan Ambun pagi, saat ini Penerapan proses keperawatan profesional masih belum optimal, serta mayoritas perawat yang masih banyak DIII keperawatan. Metode pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas. Berdasarkan wawancara dengan 2 orang perawat diruangan Ambun Pagi pada bulan Desember 2015. Menurut perawat 1 diperoleh informasi bahwa perawat tersebut belum memahami mengenai SP2KP. Dalam melaksanakan SP2KP perawat hanya mengerjakan instruksi dari kepala ruangan tanpa ia mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan yang benar pada SP2KP. Perawat 2 mengatakan sudah memahami SP2KP. Pelaksanaan SP2KP di ruangan ini belum maksimal, belum dilaksanakannya ronde keperawatan dalam melaksanakan implementasi keperawatan. Dalam timbang terima pun perawat belum optimal dalam memperkenalkan dirinya. 5

Untuk mengetahui atau memahami secara mendalam mengenai proses pelaksanaan dan hambatan pelaksanaan SP2KP dibutuhkan metode pengkajian mendalam. Hal ini dapat dipenuhi dengan metode penelitian kualitatif. Menurut Afiyanti & Rachmawati (2014), tujuan studi fenomenologi ini adalah mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menganalisis data secara mendalam, lengkap, dan terukur untuk memperoleh intisari (essence) pengalaman hidup individu dalam bentuk cerita, narasi, dan bahasa / perkataan masing masing individu. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa perlu menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi untuk mengetahui persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP diruangan Ambun Pagi RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2016. B. RUMUSAN MASALAH Perawat perlu memahami secara mendalam dalam melaksanakan SP2KP agar kedepannya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. Selain itu belum banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP di RSUP DR. M. Djamil Padang. Diperlukan studi eksploratif untuk mendapatkan pemahaman perawat mengenai sistem tersebut. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini merumuskan pertanyaan : Bagaimana persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP di ruangan Ambun Pagi RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2016. 6

C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengeksplorasi, memahami dan mendapatkan makna dari persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP diruangan Ambun pagi RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2016. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Diperolehnya gambaran pengetahuan dan keterampilan perawat tentang SP2KP di ruangan Ambun Pagi. b. Tereksplorasinya pengalaman perawat dalam melaksanakan SP2KP di ruangan Ambun Pagi. c. Tereksplorasinya gambaran tentang hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan SP2KP di ruangan Ambun Pagi. d. Diperoleh gambaran tentang dukungan dalam melaksanakan SP2KP di ruangan Ambun Pagi. 7

D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan daapat bermanfaat bagi : 1. Bagi RSUP dr.m.djamil Padang Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam melakukan evaluasi pelaksanaan SP2KP terutama oleh perawat pelaksana dan mengidentifikasi pelaksanaan SP2KP untuk dapat menjadi acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan khususnya keperawatan. 2. Bagi peneliti Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai persepsi perawat tentang pelaksanaan SP2KP. 3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar pada penelitian selanjutnya terutama hal terkait perkembangan dalam lingkup manajemen keperawatan terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan SP2KP. 8