GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI

BAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia didunia sebesar 400 juta berada di Asia (Data Informasi &

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UPT PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

Jurnal Keperawatan, Vol.1 No.1, Januari

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

SKRIPSI PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF ANTARA LANSIA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN YANG MENDAPATKAN BRAIN GYM DI PSTW PUSPAKARMA MATARAM

STABILITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO. Abdul Muhith *) Abstrak

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN STATUS RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

204 Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan Darah di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Jambi

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI TIGA YAYASAN MANULA DI KECAMATAN KAWANGKOAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan membahas mengenai metode penelitian karya tulis ilimiah diantaranya adalah sebagai berikut :

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

GAMBARAN FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN KALIANCAR KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa

PERMAINAN STIMULASI OTAK MENINGKATKAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI KEGIATAN DI PANTI WERDHA

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah lanjut usia akan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke

GAMBARAN SKOR MMSE, CDT, TMT A DAN TMT B PADA LANSIA DI PANTI WERDHA AGAPE TONDANO

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, terutama. dari masyarakat dan ilmu pengetahuan masyarakat, akan

Ratna Wulandari. Program Studi DIII Keperawatan Blitar. Poltekkes Kemenkes Malang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 20,24 jiwa setara dengan 8,03 dari seluruh

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Tabel 1. Jumlah Penduduk Lansia (60+) Di Provinsi Jambi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

SENAM LANSIA MENINGKATKAN KAPASITAS INSPIRASI PARU DI PANTI SOSIAL WERDHA A YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

BAB IV METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Andriano H Sengkey Mulyadi Jeavery Bawotong

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman serba modern saat ini, manusia bekerja menjadi lebih hemat

Transkripsi:

GAMBARAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KESEIMBANGAN PADA WANITA LANJUT USIA Okatiranti, Indah Kurniaty Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas BSI Jalan Sekolah Internasional No.1-6 Antapani, Bandung 40282 Abstract - Increasing age will also causing a decreased organ function and physical changes. Cognitive abilities and the balance in the elderly will also decreased. The purpose of this research is to identify a picture of cognitive abilities and balance in older women. Research method is descriptive, subjects are taken by purposive sampling of 30 respondents in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung, data retrieval using Trail Making Test B research instruments for cognitive ability and standing with one leg eyes closed for balance, then the data is processed using distribution percentages and descriptive statistics. The research overview of cognitive abilities in older women in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung is 90% lack and 10 % good category. While the picture of the balnce of the elderly is 87% lack and 13 % good category. The conclusion of this research is almost all elderly women in The Elderly Social Institution Budi Pertiwi Bandung decreased cognitive abilities and balance. Keyword : Elderly, Cognitive, Balance Abstrak - Bertambahnya usia juga akan menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik. Kemampuan kognitif dan keseimbangan pada lanjut usia juga akan mengalami kemunduran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran kemampuan kognitif dan keseimbangan pada wanita lanjut usia. Metode penelitian adalah deskriptif, subyek penelitian yang diambil berdasarkan purposive sampling sebanyak 30 responden di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung, pengambilan data menggunakan instrumen penelitian Trail Making Test B untuk kemampuan kognitif dan Berdiri Satu Kaki Dengan Mata Tertutup untuk keseimbangan, kemudian data diolah menggunakan distribusi prosentase dan statistik deskriptif. Hasil penelitian gambaran kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi yaitu 90% kategori kurang dan 10% kategori baik. Sedangkan gambaran keseimbangan lansia yaitu 87% kategori kurang dan 13% kategori sedang. Kesimpulan adalah hampir seluruh wanita lansia di Panti sosial Tresa Werdha Budi Pertiwi Bandung mengalami penurunan kemampuan kognitif dan keseimbangan. Kata Kunci : Lansia, Kognitif, Keseimbangan PENDAHULUAN Indonesia masuk ke dalam lima besar negara di dunia yang mempunyai populasi lanjut usia (lansia) yang besar. Tahun 2003 jumlah lanjut usia di Jawa Barat adalah 2.742.551 jiwa dan pada tahun 2010 mencapai 2.880.548 jiwa (Dinas Kesehatan Propinsi Jabar, 2010), dari jumlah itu ada sekitar 264.080 jiwa yang dikategorikan lansia terlantar dan tersebar di 26 kabupaten/kota. KAJIAN LITERATUR Masalah fisik yang sering diderita kaum lanjut usia adalah penurunan kemampuan kognitif, gangguan keseimbangan, hipertensi, stroke, jantung koroner, gagal ginjal, diabetes mellitus, tumor, dan malnutrisi (Darmojo, 2009). Menurunnya kemampuan kognitif sering kali dianggap sebagai masalah biasa dan merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang berusia lanjut terutama lanjut usia wanita, 80

yang ditandai dengan banyak lupa merupakan salah satu gejala awal demensia (Darmojo, 2007). Tahun 2005 di Indonesia jumlah penderita demensia sebanyak 500 ribu jiwa dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita demensia mencapai 1,5 juta jiwa, sedangkan di Jawa Barat jumlah penderita demensia pada tahun 2007 sebanyak 2500 jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita demensia mencapai 20.000 jiwa (Hawari, 2007). Keseimbangan pada lanjut usia juga akan mengalami kemunduran. Keseimbangan pada umumnya didefinisikan adanya keseimbangan pada sistem tubuh manusia, seperti keseimbangan sistem sensorik, sistem saraf pusat, dan muskuloskeletal (Darmojo, 2009). Gangguan keseimbangan merupakan salah satu gangguan neurologis yang penting pada lansia. Adanya gangguan keseimbangan pada lanjut usia akan menyebabkan jatuh pada lanjut usia. (Darmojo, 2009). Data tahun 2010 di Indonesia 25-35 % lanjut usia pernah mengalami jatuh, baik dirumah maupun di luar rumah, dan pada tahun 2010 insiden jatuh pada lanjut usia di daerah Jawa Barat sendiri sekitar 45-50 % dari populasi lanjut usia terutama yang tinggal di pegunungan (Notoatmodjo, 2007). Studi pendahuluan dilakukan di dua Panti Sosial di Bandung yaitu di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi dan Panti Sosial Tresna Werdha Nazaret. Peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap 10 orang lanjut usia. Tabel 1 Data Kemampuan Kognitif dan Keseimbangan di Panti Sosial Tresna Werdha Nama Panti Kemampuan Kognitif (Trail Making Test B) Keseimbangan (Berdiri Satu Kaki Dengan Mata Tertutup) Baik Kurang Baik Sedang Kurang PSTW Budi Pertiwi 2 8 0 3 7 PSTW Nazaret 7 3 2 5 3 Selain itu berdasarkan hasil wawancara kepada lansia wanita dan petugas Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi didapatkan bahwa sebagian dari lansia sering lupa nama-nama saudara mereka yang sering menjeguk ke panti, lupa tentang masa lalu, tanggal dan hari, salah menaruh barang-barang serta kesulitan dalam menghitung hal yang sederhana. Kejadian jatuh di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi dalam setahun lebih dari 4 kali. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Kemampuan Kognitif dan Keseimbangan pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung sebanyak 34 lanjut usia wanita yang tinggal di Panti Sosial tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling Kriteria inklusi meliputi sebagai berikut: 1. Berusia diatas 60 tahun sesuai dengan kriteria lanjut usia menurut WHO. 2. Sehat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan kognitif (MMSE normal). 3. Bersedia mengikuti penelitian. 4. Mampu menyelesaikan seluruh tes kemampuan kognitif dan keseimbangan. 5. Mampu membaca, menulis, dan berhitung. Masuk kriteria inklusi adalah sebanyak 30 orang wanita lanjut usia Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan instrumen. Menurut Lauten schlajer dkk (2008) menggunakan instrumen Trail Making Test B (TMT-B) Kategori TMT-B adalah Baik jika mampu mengerjakan instrumen kurang dari 180 detik dan Kurang jika mengerjakan instrumen lebih dari 180 detik. Menurut Priyo (2010) teknik pengumpulan data pada keseimbangan dapat menggunakan tes berdiri satu kaki dengan mata tertutup. Kategorinya adalah Baik jika mampu berdiri lebih dari 30 detik, Sedang jika berdiri 81

antara 10-30 detik, dan Kurang jika berdiri kurang dari 10 detik. Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Kemudian data ini diinterpretasikan menggunakan skala (Arikunto, 2006) sebagai 0 : Tak seorang pun dari responden 1% - 25% : Sebagian kecil 26% - 49% : Hampir setengahnya 50% : Setengahnya 51% - 75% : Sebagian besarnya 76% - 99% : Hampir seluruhnya 100% : Seluruhnya Penelitian ini dilakukan di Panti sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 13 Febuari 2011. Hasil Penelitian Karakteristik responden menurut usia dan tingkat pendidikan lansia di dapat data sebagai Tabel 2 Data Lansia Menurut Kriteria Usia Kriteria Usia Rentang Usia Jumlah % Lanjut Usia (Elderly) 60 74 tahun 14 46.67 Lanjut Usia Tua (Old) 75 90 tahun 16 53.33 Usia Sangat Tua (Very Old) > 90 tahun 0 0 Menurut tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar (53.33%) subjek penelitian merupakan wanita lanjut usia tua (old) dan 14 orang (46.67%) merupakan wanita lanjut usia (elderly). Tabel 3 Data Lansia(Subjek Penelitian) Menurut Kriteria Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah % SD 25 83.33 SMP 3 10 SMA 2 6.67 Menurut tabel diatas dapat terlihat bahwa hampir seluruhnya (83.33%) wanita lanjut usia berpendidikan SD, sisanya 3 orang (10%) berpendidikan SMP dan 2 orang (6.67%) berpendidikan SMA, dapat disimpulkan bahwa wanita lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung umumnya berpendidikan rendah tingkat Sekolah Dasar (SD). Hasil penelitian gambaran kemampuan kognitif pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung adalah sebagai 82

Tabel 4 Gambaran Kemampuan Kognitif pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung. Kriteria Kemampuan Kognitif Jumlah Prosentase ( P ) BAIK 3 10% KURANG 27 90% Menurut Tabel diatas didapat bahwa hampir seluruhnya (90%) wanita lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung memiliki kemampuan kognitif yang kurang, sedangkan sebagian kecil (10%) adalah wanita lanjut usia yang memiliki kemampuan kognitif yang baik Tabel 5 Gambaran Keseimbangan pada Wanita Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung. Kriteria Keseimbangan Jumlah Prosentase ( P ) BAIK 0 0% SEDANG 4 13% KURANG 26 87% Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung memiliki keseimbangan yang kurang, sebagian kecil (13%) memiliki keseimbangan yang sedang dan tidak ada seorangpun dari wanita lanjut usia tersebut memiliki keseimbangan yang baik. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang terdapat pada tabel diatas menunjukkan kemampuan kognitif pada wanita lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung hampir seluruhnya (90%) memiliki kemampuan kognitif yang kurang. Kemampuan kognitif yang kurang kemungkinan dikarenakan pendidikan terakhir lansia wanita di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi hampir seluruhnya berpendidikan SD (83.33%) sehingga berpengaruh terhadap daya ingat lansia. Menurut Akbar (1996), banyaknya jumlah lansia wanita yang mengalami kemampuan kognitif yang kurang dikarenakan faktor gaya hidup, ketika masih muda lanjut usia wanita biasanya kegiatannya lebih banyak di rumah, memasak di dapur, jarang membaca koran dan menonton berita ditelevisi. Selain itu kurangnya olahraga juga menjadi salah satu penyebab menurunnya kemampuan kognitif. Wanita lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi hanya melakukan olahraga dua kali dalam seminggu. Menurut penelitian Edward dan Larson (1994) dalam Darmojo (2009), bahwa lansia yang melakukan olahraga kurang dari tiga kali dalam seminggu akan mendapatkan sedikit sekali perubahan pada kebugaran fisik termasuk kerja sistem tubuh. Olahraga dapat memberikan keuntungan bagi lansia melalui banyak hal antara lain untuk kesehatan kardiovaskular, proses mental, keseimbangan dan daya ingat. Selain itu menurut Cotman (2005), banyaknya lansia wanita yang memiliki kemampuan kognitif yang kurang dikarenakan setelah mengalami menopouse jumlah estrogen mengalami penurunan. Estrogen pada wanita berfungsi untuk meregulasi ekspresi gen BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) untuk meningkatkan produksi BDNF, sehingga pada wanita yang telah menopause terjadi penurunan BDNF yang sangat penting dalam proses plastisitas sinaps di otak. Hasil penelitian yang terdapat di tabel 1.4, bahwa keseimbangan pada wanita lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Bandung hampir seluruhnya (87%) dari sampel mempunyai 83

keseimbangan yang kurang. Menurut Darmojo (2009), penurunan keseimbangan dapat diperbaiki dengan berbagai latihan keseimbangan. Latihan itu meliputi gerakan menyandar (leaning), berbalik (turning), dan mengangkat (lifting) dan gerakan seperti mendorong ke berbagai arah untuk menstimulasi tanggapan postural yang benar. Latihan ini juga bermanfaat untuk penguatan otot penyangga keseimbangan tubuh, kurangnya penerangan di panti sosial serta kurang hati-hati setiap melakukan kegiatan di panti sosial juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan bahkan bisa menyebabkan jatuh pada lansia wanita. PENUTUP Kesimpulan Hampir seluruhnya (90%) kemampuan kognitif dan keseimbangan (87%) lansia wanita di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi dalam kategori kurang. Saran Ada pun saran dari hasil penelitian ini sebagai Petugas Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi perlu merencanakan penyuluhan mengenai pencegahan penurunan kemampuan kognitif dan keseimbangan pada lansia. REFERENSI Akbar, IB. 1996. Optimalisasi Profil Fisio- Kemo-Psikologis dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Hidup Lanjut Usia Melalui Latihan Fisik Teratur. Universitas Padjajaran. Bandung. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Cotman, CW, Berchtold IVC, Adlar PA, Perreau VM. Exercise and The Brain. Dalam : Mooren FC, Volker K, editor. Molecular and Cellular Exercise Physiology. United States : Human Kinetics ; 2005. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2005. Menuju Indonesia Sehat 2010. Departemen Kesehatan R.I, Jakarta. Hardywinoto dan Setiabudhi, T. 2006. Panduan Gerontologi : tinjauan dari berbagai aspek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hawari, D. 2007. Sejahtera di Usia Senja. Fakultas ilmu kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Lautensch dkk. 2008. Effect of Physicalactivity on Kognitive Function in Older Adults at Risk for Alzheimer Disease : A Random Zed Trial. Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika, Jakarta. Nugroho, W. 2006. Keperawatan Gerontik. EGC, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Priyono. 2010. Jenis Latihan Pada Manula. Disediakan di Http://priyosport07.wordpress.com/20 10/06/02/jenis-latihan-pada-manula/ Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Jakarta.Menurut tabel diatas didapat bahwa hampir seluruhnya (87%) wanita lanjut usia di Panti Darmojo, R.B. dan Martono, H. Hadi. 2009. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Fakultas ilmu kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Bandung. 84